Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran dasar- Dasar Layanan Kesehatan (peluang usaha/bekerja di bidang layanan kesehatan) melalui model Problem Based Learning dengan media powerpoint dan audio visual Penulis Pris Hindhi Subekorini Tangal Oktober 2023 Situasi 1. Hal hal yang terjadi selama proses pembelajaran a. Latar belakang penggunaan model Prolem Based Learning Selama proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan masih berfokus pada pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi, akibatnya minat belajar siswa menjadi rendah hal ini terlihat dari siswa kurang aktif dan tidak fokus dalam proses pembelajaran, siswa lebih cendrung ngobrol dan bercanda dengan temannya dari pada mendengarkan penjelasan dari guru atau bahkan tidur di dalam kelas. Selain itu Guru belum maksimal dalam pemanfaatan Model, Media dan metode pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran masih monoton dan belum bervarisi. Metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi sehingga siswa kurang aktif dan keingintahuan siswa yang rendah dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang guru lakukan dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa siswa bosan mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan menggunakan metode ceramah. Selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis, tinggal menyalin dari buku teks. Informasi yang lain dikarenakan siswa berada di pondok sehingga sudah lelah dengan banyaknya kegiatan dipondok. Untuk mengatasi latar belakang masalah tersebut maka guru berusaha untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan mencoba menerapkan model Problem Based Learning dengan metode diskusi dan media powerpoint serta audio visual sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa. b. Setelah menggunakan model Problem Based Learning Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru untuk mengatasi minat belajar siswa yang rendah dengan mencoba menerapakan model Problem Based Learning. Dimana menurut Kamdi (2007:77) berpendapat bahwa: Model Problem Based Learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memilki keterampilan dalam memecahkan masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari, et al., (2019) dalam jurnalnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar dan minat belajar peserta didik Selama proses pembelajaran siswa aktif dibuktikan dengan tingginya keingintahuan siswa pada materi peluang usaha. Dalam kegiatan diskusi siswa semangat melakukan kerjasama dengan siswa lain dalam kelompoknya dalam menyelesaikan tugas serta siswa mampu melakukan analisis terhadap permasalahan yang terdapat dalam LKPD (lembar kegiatan peserta didik) dan berusaha mengumpulkan hasil pekerjaannya tepat waktu. Dalam kegiatan menampilkan hasil pekerjaannya melalui presentasi kelompok dengan menggunakan powerpoint siswa terlihat percaya diri, menggunakan bahasa yang baik dan juga mampu menjawab ataupun menanggapi pertanyaan dari kelompok lain. Dari hasil penilaian yang dilakukan guru terhadap siswa yang meliputi penilaian observasi terhadap sikap siswa, penilaian ketrampilan pada saat siswa melakukan unjuk rasa presentasi hasil, serta penilaian pengetahuan dengan soal formatif diperoleh hasil : Pada penilaian sikap didapatkan hasil bahwa sebanyak 45% (9 siswa) memiliki kriteria sangat baik , 35 % (7 siswa) memiliki kriteria baik, 20%(4 siswa) memiliki kriteria cukup dan 0% memiliki kriteria kurang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan kerjasama, tanggung jawab, kemampuan komunikasi yang sangat baik. Pada penilaian ketrampilan didapatkan hasil bahwa sebanyak 45% (9 siswa) memiliki kriteria sangat baik dalam melakukan unjuk rasa presentasi, 40 % (8 siswa) memiliki kriteria baik, 15%(3 siswa) memiliki kriteria cukup dan 0% memiliki kriteria kurang. Hal ini menunjukkan siswa memenuhi 4 kriteria dalam melakukan kegiatan unjuk rasa dalam presentasi hasil karyanya. Pada penilaian pengetahuan didapakan hasil ada peningkatan pengetahuan siswa. awalnya sebanyak 9 siswa yang tidak tuntas, tetapi setelah pembelajaran dengan PBL terdapat 1 siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 5% dari jumlah siswa. Dari informasi yang diperoleh siswa yang belum mencapai KKTP dikarenakan kurang berbaur dengan kelompoknya dan juga baru sembuh dari sakit sehingga kurang focus dalam mengikuti pembelajaran.
2. Membandingkan dengan perencanaan RPP
3. Kesimpulan (yang telah berhasil dan belum berhasil)