Anda di halaman 1dari 3

Critical review Jurnal Teknik Evaluasi Perencanaan

Mata Kuliah/Kelas : TEP Kelas C

Judul : Participatory Rural Apraisal in Deliberation of


Development Planing
Penulis : Ahmad Mustanir
Tahun terbit : 2017
Volume : 163
Reviewer : Dicki Avicki
NRP : 5015201039

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasalkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
di temukan beberapa kasus bahwa perencenaan pembangunan pada era saat ini
tidak berjalan dengan baik. Banyak program pemerintah yang tumpang tindih.
Pengambilan keputusan selalu berdasarkan masalah yang di gali secara
berulang-ulang. Saran program lebih banyak di tentukan oleh orang tertentu
dan tidak melibatkan masyarakat.
2. Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menilai sejauh mana Teknik PRA di gunakan
dalam merumuskan program perencanaan pembangunan di desa.
B. Metode penelitian
Pada penelitian ini wilayah penentilitaannya berada di desa Tonrong Rijang
kecamatan Baranti, Kab Sindenreng Rappang, Prov. Sulawesi Selatan dengan
pendekatan deskriptif Kealitatif

C. Hasil Penelitian
Penelitian menunjukkan bahwa istilah PRA sebagai metode dalam program
perencanaan partisipatif tidak diakui oleh masyarakat sebelumnya. Sementara beberapa
metode yang merupakan bagian dari PRA telah umum digunakan dalam pembahasan
perencanaan pembangunan di desa.
Dari identifikasi masalah hingga pembentukan program, prinsip-prinsip dasar
PRA seperti: saling belajar dan berbagi pengalaman, keterlibatan seluruh orang,
pelaksanaan triangulasi dan kelangsungan program cenderung diabaikan. Program-
program yang didirikan sebagian besar berasal dari saran para tokoh masyarakat yang
didasarkan pada penilaian subjektif tanpa melakukan triangulasi di lapangan
sebelumnya. Keterlibatan masyarakat sangat minim di mana orang-orang yang
menghadiri pertemuan desa hanya terlibat. Hanya ada tokoh masyarakat dan aparatur
desa tertentu yang diundang ke pertemuan desa. Proses saling belajar dan berbagi
pengalaman juga sangat minim karena program yang disarankan dalam pembahasan
perencanaan pembangunan tidak dibahas lebih dalam berdasarkan kajian di masing-
masing bidang.
Pada pembahasan perencanaan pembangunan, tidak ada alat yang jelas
digunakan sehingga jauh dari prinsip-prinsip partisipatif PRA. Berdasarkan hasil
penelitian, pembentukan program yang tidak menggunakan metode PRA
mengakibatkan tumpang tindih program. Identifikasi masalah untuk mengetahui
kebutuhan masyarakat dilakukan berulang kali setiap kali program baru akan dibuat.
Rencana pengembangan yang disarankan yang telah disampaikan sebelumnya biasanya
akan disampaikan lagi dalam pertemuan yang berbeda.
D. Lesson Learned
Dari penelitian di atas cukup banyak hal yang penting untuk kita ketahui sebagai
perencana dimana penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip PRA yang merupakan
konsep yang digunakan dalam pengambilan keputusan pembangunan tidak hanya
dengan mengikutkan masyarakat dalam perumusan perencanaan pembangunan. PRA
pada dasarnya merupakan sebuah metoda yang mengedepankan keterlibatan
masyarakat dalam proses pembangunan. Namun pada penelitian ini telah membahas
lebih dalam bahwa prinsip-prinsip PRA sangat penting untuk di pahami oleh seorang
perencana. Dalam penelitian di atas di termukan bahwa “musyawarah di lakukan di
tingkat desa” dan hal tersebut mengurangi keterlibatan masyarakat, dengan kata lain
dalam menerapkan konsep PRA sangat lah penting untuk benar-benar masuk ke dalam
lingkungan masyarakat paling dalam (RT dan RW). Masyarakat pada tingkat ini lah
yang sebenarnya mengetahui dan memahami akan permasalahan yang ada lingkungan
mereka sendiri.
Sumber

Ahmad Mustanir; Participatory Rural Apraisal in Deliberation of Development Planing;


ICODAG,2017

Anda mungkin juga menyukai