Anda di halaman 1dari 2

TUGAS DR WIDODO

1. Manajemen persediaan yang baik dapat menjadi senjata baru bagi perusahaan
dalam menghadapi konsumen. Kadang kala lebih dari 50% produk yang disimpan adalah
produk yang jarang sekali permintaannya. Hal ini harus menjadi pertimbangan untuk
menentukan jumlah persediaan yang tepat untuk produk-produk tersebut. Apabila hal ini
dibiarkan, maka akan merugikan perusahaan karena banyak dana yang tertanam dalam
produk tersebut. Pada kenyataannya, menjaga persediaan bukanlah hal yang mudah apalagi
melibatkan jumlah item yang banyak. Sangat sulit menyelesaikan persoalan kapan dan
berapa item yang harus dibeli. Diperlukan keputusan yang tepat dalam penentuan kebijakan
sistem persediaan yang sesuai untuk perusahaan. Salah satu jenis produk yang memiliki
banyak jumlah item yaitu obat. Obat merupakan komponen yang sangat penting dalam
upaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Obat berfungsi sebagai komponen utama
dalam penyembuhan penyakit.

Ketersediaan dan kualitas obat harus selalu terjaga sebagai salah satu jaminan
terhadap kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu,
persediaan obat harus maksimal dalam memenuhi setiap kebutuhan. Keberadaan obat
merupakan kondisi pokok yang harus terjaga ketersediaannya. Apotek merupakan tempat
dimana obat bisa diperjualbelikan kepada konsumen yang membutuhkan. Setiap pasien
yang menerima resep obat dari dokter akan mengambil atau membeli obat sesuai dengan
resep dokter tersebut di apotek yang ada di rumah sakit tempat dia berobat. Apotek akan
selalu memerlukan persediaan obat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu,
tujuan persediaan obat adalah untuk menjaga pelayanan obat di apotek tetap berjalan
dengan baik. Penelitian terhadap sistem persediaan obat ini bertujuan untuk menentukan
kebijakan persediaan (jumlah pemesanan optimal, titik pemesanan kembali, interval waktu
pemesanan), serta menghitung nilai total cost dan service level dari obat-obat yang
digunakan. Pendekatan yang dilakukan menggunakan tiga metode yaitu Economic Order
Quantity (EOQ), Joint Replenishment, dan Sistem (Q,r) serta mengevaluasi ketiga metode
perencanaan persediaan dengan pendekatan simulasi untuk memilih metode terbaik
dengan kriteria nilai service level tertinggi dan total cost terendah.

Contoh soal

RS Ibnu Sina pada tahun depan membutuhkan antibiotik B sebanyak 22.000 unit. Harga
beli bahan baku per unit Rp 3.000. Biaya pemesanan untuk setiap kali melakukan transaksi
pemesanan kisaran Rp. 100.000, sedangkan carrying cost sebesar 20% dari nilai rata – rata
persediaan.

a. Berapakah nilai Economic Order Quantity (EOQ)?

b. Berapakah kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun ?

Jawabannya:

a. EOQ = √(2 x 22.000 x 100.000) : (3.000x20%) = √7.333.333 = 2.708 unit

b. Pemesanan yang dilakukan dalam setahun terakhir = 22.000/ 2.708 = 8 X Pemesanan


2. ROP A: kebutuhan obat 1 bulan adalah 1000 unit (Q), Lead Time (LT) 5 hari, Safety Stock
(SS) negatif.
LT unit = 5 x 1000 unit = 5000 unit
Maka ROP = LT + SS
= 5000 + 0 = 5000 unit.
Maka Perusahaan A akan melakukan pemesanan kembali jika bahan baku tersebut
jumlahnya di angka 5000 unit.

ROP B: kebutuhan obat 1 bulan 1000 unit (Q), Safety Stock (SS) 20, Lead Time (LT) negatif
SS unit = 1000 x 20% = 200 unit
Maka ROP = LT + SS
= 0 + 200 = 200 unit
Maka Perusahaan B akan melakukan pemesanan kembali jika bahan baku tersebut
jumlahnya di angka 200 unit.

Anda mungkin juga menyukai