MANAGEMENT
Procurement
Pengadaan
Penerimaan
Penyimpanan
Pemusnahan
Pengendalian
1. Efisien
2. Efektif
Prinsi 3. Terbuka & bersaing
p 4. Transparan
5. Adil/tidak diskriminatif
6. Akuntabel
Langkah Proses Pengadaan
1. Mendata jenis obat yg akan diadakan
2. Menentukan jumlah masing-masing jenis
obat yg akan dibeli sesuai dgn
anggaran yg tersedia
3. Memilih metode pengadaan
4. Memilih supplier
5. Memonitor pengiriman barang
6. Menerima barang dan memeriksa
kesesuaian dgn dukumen (No batch, ED
dll)
Good Pharmaceutical Procurement
Practice
Kualifikasi PEMASOK
TUJUAN :
◦ Memastikan Obat yang di distribusikan adalah obat yang telah
resmi terdaftar di Badan POM - Legal
◦ Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat yang sampai ke
tangan konsumen adalah obat yang efektif, aman dan dapat
digunakan sesuai tujuan penggunaan
◦ Mencegah masuknya Obat Sub-standar dan kadaluwarsa
◦ Mencegah masuknya obat Palsu dan illegal
◦ Menjamin “traceability” obat, jika ada recall dari BPOM atau
pihak lain.
◦ Menjamin penggantian obat secara komersial jika obat
kadaluwarsa atau ada kerusakan
◦ Menjamin terhubungnya informasi untuk monitoring efek
samping obat
Kualifikasi PEMASOK
Sebelum memulai kerjasama dengan pemasok baru, fasilitas
distribusi harus melakukan pengkajian guna memastikan calon
pemasok tersebut sesuai, kompeten dan dapat dipercaya
untuk memasok obat dan/atau bahan obat. Dalam hal ini,
pendekatan berbasis risiko harus dilakukan dengan
mempertimbangkan:
a) reputasi atau tingkat keandalan serta keabsahan
operasionalnya
b) obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap
pemalsuan
c) penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
yang biasanya hanya tersedia dalam jumlah terbatas
d) harga yang tidak wajar
Kualifikasi PEMASOK
Identitas Pemasok :
PBF
Ada Surat Ijin PBF (bukan PBF Cabang)
Ada Apoteker Penanggung Jawab PBF
Sertifikat CDOB (akan lebih baik)
Sumber : UNHCR)
Lanjutan...
Sumber : UNHCR)
Lanjutan...
Sumber : UNHCR)
Lanjutan...
Sumber : UNHCR)
Lanjutan...
Sumber : UNHCR)
Sumber : MDS-3
Rumus Metode Konsumsi
(yang telah disederhanakan) :
Keterangan :
CT = Kebutuhan per periode
waktu
CE = Perhitungan standar
pengobatan
T = Lama kebutuhan (bulan/
tahun)
Kasus 4
Kalimantan tengah merupakan wilayah yang masih banyak
terdapat hutan yang lebat, sehingga pasien gigitan ular di wilayah
sampit saja cukup tinggi. sebuah RS di Kalimantan setiap bulannya
menerima pasien digigit ular sebanyak 5 orang/ bulan. Standar
pengobatan untuk gigitan ular, yaitu :
Anti bisa ular diberikan 2 botol untuk 1 hari, terapi selama 3 hari
Asam traksenamat diberikan 3 x Injeksi 500 mg, selama 3 hari
Ketorolac injeksi 3% diberikan 2 ampul untuk 1 hari, selama 3
hari
Cefotaxim injeksi diberikan 2 x injeksi 1 g, selama 3 hari
= (30 x 1 bulan) + 7 – 1
= 36
Anggaran yang harus dikeluarkan = 36 x
Rp. 600.000 = Rp. 21.600.000
Metode Kombinasi
Metode kombinasi merupakan kombinasi metode konsumsi
dan metode epidemiologi.
C kombinasi
= (CA + CE) x T + SS – Sisa stock
= (5000 + 1500) x 1 bulan + 3250 – 5000
= 4750 botol RL
Kelebihan metode
konsumsi:
Data konsumsi akurat (metode
paling mudah).
Tidak membutuhkan data
epidemiologi maupun standar
pengobatan.
Jika data konsumsi dicatat
dengan baik, pola preskripsi tidak
berubah dan kebutuhan relatif
konstan.
Kekurangan metode
konsumsi:
Data konsumsi, data obat dan data jumlah
kontak pasien kemungkinan sulit untuk
didapat.
Tidak dapat dijadikan dasar dalam mengkaji
penggunaan obat dan perbaikan pola
preskripsi.
Tidak dapat diandalkan jika terjadi
kekurangan stok obat lebih dari 3 bulan,
obat yang berlebih atau adanya kehilangan.
Pencatatan data morbiditas yang baik tidak
diperlukan.
Kelebihan metode
epidemiologi:
Perkiraan kebutuhan mendekati
kebenaran.
Program-program yang baru
dapat digunakan.
Usaha memperbaiki pola
penggunaan obat dapat didukung
oleh standar pengobatan.
Kekurangan metode
epidemiologi:
Memerlukan waktu yang banyak dan tenaga
yang terampil.
Data penyakit sulit diperoleh secara pasti dan
kemungkinan terdapat penyakit yang tidak
termasuk dalam daftar/tidak melapor.
Memerlukan sistem pencatatan dan pelaporan.
Pola penyakit dan pola preskripsi tidak selalu
sama.
Dapat terjadi kekurangan obat karena ada
wabah atau kebutuhan insidentil tidak
terpenuhi.
Variasi obat terlalu luas.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan :
Pencatatan dilakukan pada setiap proses
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi :
pengadaan (surat pesanan, faktur)
penyimpanan (kartu stok)
penyerahan (nota atau struk penjualan)
pencatatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan
Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan :
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan
eksternal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang
digunakan untuk kebutuhan manajemen
Apotek, meliputi keuangan, barang dan
laporan lainnya.
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan
yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.
Laporan Keuangan Apotek
Laporan
• Laporan pajak tahunan,
Tahuna laporan neraca dan rugi-laba
n
Pelaporan Obat Obat
Tertentu
Reference
(WHO, UNHCR. 2006. Drug
Management Manual)
Management Sciences for Health.
2012. Managing Access to
Medicines and Health
Technologies. MDS-3