NIM : 857165413
KELAS : 3A BI
MATA KULIAH : PEND. BAHASA INDONESIA DI SD
TUGAS : Tugas Tutorial 1
Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh
seorang anak. Bahasa pertama itu bisa hanya satu bahasa atau dua bahasa yang dikuasai
anak secara bersamaan.
Bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama.
a. Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan
kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang
membuat anak mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru orang lain karena
banyak juga ungkapan kreatif yang dimunculkan anak ketika berbahasa, yang
belum pernah dicontohkan sebelumnya. Jadi, kalau bukan karena kemampuan
bawaan, mustahil anak dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa yang
komponen dan aturannya begitu rumit dalam waktu yang begitu singkat.
3. Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu,
pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di
dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat , atau kepercayaan
tentang hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.
Metode, pada umumnya metode diartikan sebagai 'cara mengajar'. Sebenarnya pengertian
yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada
hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan.
Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu.
4. Fungsi kurikulum bagi sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) bagi sekolah yang
bersangkutan berfungsi sebagai (a) alat untuk mencapai tujuan, (b) pedoman bagi guru
dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta sebagai
pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, (c) pedoman supervisi bagi kepala sekolah
yaitu untuk memperbaiki/menciptakan situasi belajar yang baik dan membantu guru
memperbaiki situasi belajar, serta sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum. Di
samping itu sebagai pedoman mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, (2) bagi sekolah
tingkat di atasnya, kurikulum berfungsi (a) untuk keseimbangan proses pendidikan, dan
(b) penyiapan tenaga baru.
Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal
hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orang tua anak didik serta pemakai lulusan
adalah sebagai berikut. Dengan memahami kurikulum, orang tua akan mengetahui
program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Untuk memperlancar
pelaksanaan program tersebut orang tua perlu juga memikirkan sarana apa saja yang
diperlukan. Demi keberhasilan anak-anaknya orang tua bersedia membantu sekolah untuk
mengadakan sarana-sarana tersebut di bawah koordinasi Ketua Komite Sekolah (dahulu
BP3), sedangkan bagi pemakai lulusan dengan memahami kurikulum yang sedang
dilaksanakan tidak segan-segannya ikut membantu memperlancar pelaksanaan program
dan akan memberikan kritik/saran untuk menyempurnakan program pendidikan yang
sedang direncanakan/dilaksanakan.
5. Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI terdiri atas
empat aspek sebagai berikut.
o Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai
teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedi, serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra
berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan
menumbuhkan budaya membaca.
o Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan
jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan
tanda baca dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan
kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Komponen menulis juga diarahkan
untuk menumbuhkan kebiasaan menulis.