Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FINA MEIRISTANTI

NIM : 857165413
KELAS : 3A BI
MATA KULIAH : PEND. BAHASA INDONESIA DI SD
TUGAS : Tugas Tutorial 1

1. Bahasa adalah alat komunikasi yang mendasar dalam kehidupan manusia.


Keberadaannya memungkinkan kita untuk berkomunikasi, berbagi ide, pengetahuan, dan
emosi. Bahasa memungkinkan kita untuk bekerja sama, memahami satu sama lain,
mengajarkan budaya, melestarikan sejarah, dan mengembangkan masyarakat. Tanpa
bahasa, komunikasi dan peradaban manusia akan sangat terbatas. Bahasa juga
memungkinkan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, sehingga
memainkan peran kunci dalam perkembangan dan pemeliharaan masyarakat manusia.
Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia karena memainkan peran kunci dalam
komunikasi, pemahaman, dan interaksi sosial. Ini memungkinkan manusia untuk berbagi
informasi, pemikiran, perasaan, dan pengalaman. Dengan berkomunikasi melalui bahasa,
kita dapat mengajar, belajar, bekerja sama, membangun hubungan, dan mentransfer
pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahasa juga merupakan sarana
ekspresi budaya, identitas, dan kreativitas. Dengan kata lain, bahasa memungkinkan
manusia untuk berfungsi dalam masyarakat dan mengembangkan peradaban.

2. Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa yang diperoleh


secara alami, informal, dan melalui kegiatan berbahasa langsung.

Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh
seorang anak. Bahasa pertama itu bisa hanya satu bahasa atau dua bahasa yang dikuasai
anak secara bersamaan.

Bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama.

a. Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan
kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang
membuat anak mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru orang lain karena
banyak juga ungkapan kreatif yang dimunculkan anak ketika berbahasa, yang
belum pernah dicontohkan sebelumnya. Jadi, kalau bukan karena kemampuan
bawaan, mustahil anak dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa yang
komponen dan aturannya begitu rumit dalam waktu yang begitu singkat.

b. Menurut behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang


diberikan lingkungannya. Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya sebagai
penerima pasif. Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaan
dan lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungan, serta peniruan yang
dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya.

c. Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak


ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak, kalau si anak
sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya. Dengan kata lain,
anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar penguasaan
bahasanya dapat berkembang secara optimal.

3. Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu,
pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di
dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat , atau kepercayaan
tentang hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.

Metode, pada umumnya metode diartikan sebagai 'cara mengajar'. Sebenarnya pengertian
yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada
hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan.

Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu.

4. Fungsi kurikulum bagi sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) bagi sekolah yang
bersangkutan berfungsi sebagai (a) alat untuk mencapai tujuan, (b) pedoman bagi guru
dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta sebagai
pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, (c) pedoman supervisi bagi kepala sekolah
yaitu untuk memperbaiki/menciptakan situasi belajar yang baik dan membantu guru
memperbaiki situasi belajar, serta sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum. Di
samping itu sebagai pedoman mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, (2) bagi sekolah
tingkat di atasnya, kurikulum berfungsi (a) untuk keseimbangan proses pendidikan, dan
(b) penyiapan tenaga baru.

Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal
hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.

Fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orang tua anak didik serta pemakai lulusan
adalah sebagai berikut. Dengan memahami kurikulum, orang tua akan mengetahui
program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Untuk memperlancar
pelaksanaan program tersebut orang tua perlu juga memikirkan sarana apa saja yang
diperlukan. Demi keberhasilan anak-anaknya orang tua bersedia membantu sekolah untuk
mengadakan sarana-sarana tersebut di bawah koordinasi Ketua Komite Sekolah (dahulu
BP3), sedangkan bagi pemakai lulusan dengan memahami kurikulum yang sedang
dilaksanakan tidak segan-segannya ikut membantu memperlancar pelaksanaan program
dan akan memberikan kritik/saran untuk menyempurnakan program pendidikan yang
sedang direncanakan/dilaksanakan.

5. Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI terdiri atas
empat aspek sebagai berikut.

o Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah,


bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah,
kotbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman,
serta perintah yang didengar dengan memberikan respons secara tepat serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra
berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak,syair
lagu, pantun, dan menonton drama anak.

o Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan teman,


keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri,
kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh-tokoh, kesukaan /ketidaksukaan,
kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan, serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita
anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan drama
anak.

o Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai
teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedi, serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra
berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan
menumbuhkan budaya membaca.

o Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan
jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan
tanda baca dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan
kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Komponen menulis juga diarahkan
untuk menumbuhkan kebiasaan menulis.

Lima komponen utama standar kompetensi yaitu antara lain:


o Standar Kompetensi
o Kompetensi Dasar
o Hasil Belajar
o Indikator
o Materi Pokok

Anda mungkin juga menyukai