TUGAS MAKALAH ILMU KALAM-dikonversi-dikonversi
TUGAS MAKALAH ILMU KALAM-dikonversi-dikonversi
Bandung
2021/1443
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, atas kemudahan,
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Ilmu
Tauhid dan Pemikiran Kalam yang berjudul “Kerangka Berpikir dalam
Ilmu Kalam”.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyeselaian makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna .Harapan penulis semoga makala ini dapat
memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan
bersama serta bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.
Bandung, 26 September 2021
Penulis
Yunita Mardila
ii
Daftar Isi
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Tujuan
Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai ilmu kalam
dan melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah yang
benar serta memperluas wawasan dan pengetahuan bagi
penulis dan pembacanya.
2. Manfaat
1
Untuk mempermudah dalam meringkas referensi dan
menambah bagi saya sendiri serta memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
2
BAB II
RUMUSAN MASALAH
3
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kerangka Befikir
a) Rasional
Aliran yang menganut paham atau pemikiran yang
mengandalakan rasio, mempunyai daya akal yang kuat serta
memberikan interpretasi secar liberal terhadap tulisan-tulisan al
qur’an dan hadits .berpikir tradisional berlandasan yang
primitive dengan keadaan dan kondisi alam serta kebiasaan adat
yang sering mereka lakukan.
Ciri-ciri pola pikir rasional mempunyai kedudukan yang
tinggi,manusia bebas berkehendak,mengatakan sabda tuhan atau
kalam bukan lah bersifat kekal.
b) Tradisional
Pola pikir tradisional mereka penganutnya tidak banyak
menemui kesulitan-kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman yang terjadi dalam masyarakat teknologi
modern, mempunyai kedudukan yang rendah sehingga mereka
tidak banyak menemui kesulitan, menganggap tuhan dapat di
lihat oleh manusia, mengatakan bahwa sabda adalah sifat, dan
sebagai sifat tuhan mestilah kekal,berpegang pada
logika,berpegang pada harfi dari tulisan ayat-ayat al qur’an dan
hadis. Sehingga hubungan kerangka rasional dan tradisional
sangat erat kaitannya dengan segala keputusan berdasarkan akal
dan kebisaan yang mereka lakukan, adakalanya tidak dapat di
pisahkan satu sama lain.
2. Peranan Akal dan Wahyu
Menurut rangka berfikir rasional dan tradisional .kemampuan
sebagai pemikir yang dikeluarkan untuk melontarkan keberanian
dalam permasalahan dan berpegang pada logika akan lebih sesuai
dengan jiwa dan pemikiran, intinya memerintah manusia agar
berpikir menggunakan akal dalam usaha memperoleh pengetahuan
dan tentunya wahyu sebagai petunjuk bagi akal, sebagai tolak ukur
4
kebenaran dan kebatilan,sebagai alat menemukan solusi ketika
permasalahan datang.
3. Ciri-ciri aliran teologi antroposentris
Manusia yang mempunyai kebebasan mutlak tanpa campur
tangan, pola hubungan manusia dengan alamnya terbatas, paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dalam kebijakan yang
diambil,berpandang negatif terhadap dunia,mempunyai kepribadian
realita impersonal,menganggap realitas transenden yang bersifat
intrakosmos dan impersonal.
4. Ciri-ciri aliran teologi teosentris.
Manusia yang tidak mempunyai pilihan, memiliki sifat tidak
bisa diganggu gugat, mempunyai akal yang berkedudukan tinggi,
manusia statis(sering terjebak dalam kepasrahan, menyebutkan
iman cukup dalam hati saja, tuhan tidak bersifat yang sesuai sifat
makhluknya, menganggap ilmu tuhan bersifat huduts (baru), tidak
mengetahui Sesutu sebelum terjadi.
5. Ciri-ciri aliran teologi konvergensiatau sintesis
Manusia yang beersifat supra sekaligus intrakosmos personal.
Sayang dan jahat, lenyap dan abadi, tampak dan abstrak, cirri dari
aliaran teologi ini cermin asma dan sifat-sifat realitas mutlak .
5
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Persoalan akal dan wahyu menjadi polemik dan perdebatan antara
aliran teologi islam. Paham atau pemikiran yang mengandalkan
rasio.sehingga mereka menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Ilmu kalam membahas sekitar kepercayaan tentang tuhan,
membicarakan tentang wujud Allah. dengan kepercayaan para salaf
dan ahli sunnah disiplin dalam memahami ilmu kalam adanya
sumber secara langsung mauapun secara langsung seperti al
Qur’an,hadtis,pemikiran manusia dan insting.
2. Saran
Arti pentimg ilmu kalam bukan dan jangan dilihat dari sejarah
awal keberdaanya yang lebih dominan berperan untuk memahami
ilmu kalam utamanya lebih lebih di maksudkan untuk
menanamkan akidah di kalangan umat. Saya menyusun makalah ini
sangat menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini banyak
sekali kekurangan. Untuk itu kami meminta kepada para pembaca
semuanya untuk memberikan saran dan kritikannya supaya dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
6
Daftar Pustaka