Anda di halaman 1dari 12

PENJELASAN BATASAN MOTIVASI, DAN MEMBANDINGKAN MOTIVASI

DARI BERBAGAI PREFEKTI, PROSES MOTIVASI MERAIH SESUATU,


DAN KONTEKS HUBUNGAN MOTIVASI DALAM KONTEKS SOSIAL,
SERTA MOTIVASI DALAM MEMBANTU SISIWA YANG BERPRESTASI
RENDAH

Oleh :
kelompok 5
KELOMPOK 5
1. Muhammad Arif
2. Agus
3. Sri Utami
4. Cahya Fajria Utami
A. Pengertian Motiviasi
Motivasi adalah, proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
Artinya, perilaku yang bermotivasi adalah periperilaku yang penuh energi, berarag,
dan bertahan lama.
1. Perspektif tentang motivasi

a). Prespektif behavioral


Prespektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci
dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau
negatif yang dapat dimotivasi perilaku murid.

b). Prespektif humanistis


Prespektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengmbangkan
kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan koalitas positif (seperti
peka terhadap orang lain). Prespektif ini berkaitan dengan pendangan Abraham
Maslow bahwa kebutuhan dasar tentu harus di puaskan dahulu sebelum memuaskan
kebutuhan yang lebih tinggi.
c). Prespektif kognitif
Perspektif Kognitif. Menurut murid memandu motivasi mereka. Belakangan ini I
minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif (Pintrich & Schunk, 2002).
Minat ini berfokus pada ide- ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai
sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan,
terutama perspesi bahwa usaha adalah fak tor penting dalam prestasi), dan keyakinan
mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka.

d). Prespektif Sosial


Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya
memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah (Baker, 1999;
Stipek, 2002). Dalam sebuah studi berskala luas, salah satu faktor terpenting dalam
motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan
mereka dengan guru bersifat pisitif atau tidak.
B. Berbagai Proses Penting Motivasi Untuk Meraih Sesuatu

1). Motivasi Ekstrensik


Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk
mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan
dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan
nilai yang baik. Perspektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik dalam
prestasi ini, sedangkan pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan
pada arti penting dari motivasi intrinsik dalam prestasi.
C. Motivasi dalam Konteks Sosiokultural

1). Motif Sosial


Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman
dengan dunia sosial. Perhatian terhadap motif sosial muncul dari katalog
kebutuhan (atau motif) yang disusun Henry Murray (1938), yang mencakup
kebutuhan akan afiliasi atau keterhubungan, yakni motif untuk merasa cukup
terhubung dengan orang lain.

2). Hubungan Sosial


Hubungan murid dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor,
dan orang lain, dapat mempengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.
3). Orang Tua
Telah dilakukan riset tentang hubungan antara parenting dengan motivasi
murid. Studi-studi tersebut mengkaji karakteristik demografis, praktik
pengasuhan anak, dan provisi pengalaman spesifik di rumah (Eccles,
Wigfield, & Schiefele, 1998).
a). Karakteristik demografis
Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin
percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah
penting. Mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam pendidikan
anak dan memberi stimuli intelektual di rumah (Schneider & Coleman,
1993).
b). Faktor Pengasuhan Anak
Walaupun faktor demografis dapat memengaruhi motivasi murid, faktor
yang lebih penting adalah praktik pengasuhan anak oleh orang tuanya
(Eccles, 1993; Eccles, Wigfield, & Schiefele, 1998).
b). Faktor Pengasuhan Anak
Walaupun faktor demografis dapat memengaruhi motivasi murid, faktor yang lebih penting
adalah praktik pengasuhan anak oleh orang tuanya
(Eccles, 1993; Eccles, Wigfield, & Schiefele, 1998).

c). Guru
Nel Noddings (1992, 1998, 2001) percaya bahwa murid kemungkinan besar akan berkembang
menjadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa diperhatikan. Karenanya guru
harus mengenal murid dengan baik. Para periset telah menemukan bahwa murid portif dan
perhatian akan lebih termotivasi untuk belajar ketimbang murid yang merasa punya guru
yang tidak suportif dan tidak perhatian (McCombs, 2001; Newman, 2002; Ryan & Deci,
2000).
D. Motivasi untuk Siswa yang Berprestasi Rendah Dan Sulit Didekati

1. Murid yang Tidak Bersemangat


Murid jenis ini mencakup: (1) murid berprestasi rendah dengan
kemampuan rendah yang kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan punya
ekspektasi prestasi yang rendah; (2) murid dengan sindrom kegagalan; dan
(3) murid yang terobsesi untuk melindungi harga dirinya dengan
menghindari kegagalan.

2. Murid Berprestasi Rendah dengan Ekspetasi Kesuksesan yang rendah


Murid jenis perlu terus-menerus diyakinkan bahwa mereka Murid
Berprestasi tantangan yang telah bisa mencapai tujuan dan ini untuk Anda
tentukan untuk mereka dan Anda perlu mencapai sukses.
3. Murid dengan Sindrom Kegagalan
Sindrom kegagalan adalah murid memiliki ekspektasi rendah untuk meraih kesuksesan
dan menyerah saat menghadapi kesulitan awal.
Sejumlah strategi dapat dipakai untuk meningkatkan motivasi murid yang sindrom
kegagalan. Yang amat bermanfaat adalah metode pelatihan ulang (retraining) kognitif,
seperti retraining kecakapan, retraining atribusi, dan strategi alami training.
Kesimpulan
Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu
kegiatan, guna mencapai keinginan atau tujuan. Motivasi sangat penting dalam menjalani
kehidupan karena dengan adanya motivasi kita akan terus berjuang untuk mencapai cita-cita dan
tujuan yang ingin kita capai.
Motivasi bukan hanya dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri atau orang di sekitar
kita, tetapi juga dapat diberikan kepada para karyawan untuk mengembangkan rasa semangat
dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang sebagai gaji ataupun
penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang terlah dicapai oleh seorang karyawan
dalam pekerjaannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai