Anda di halaman 1dari 151

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM TRIASE DI INSTALASI


GAWAT DARURAT RSUD KABUPATEN EMPAT LAWANG

DISUSUN OLEH : dr.


MARMAH OKTARIA
NIP.
199310062019032010

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XI
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN
2021
ii
iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... ix

BAB I PROFIL ORGANISASI DAN PESERTA ...............................................................


A. Gambaran Umum RSUD Kabupaten Empat Lawang....................................1
B. Profil Peserta..................................................................................................7
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ..............................................................................
A. Identifikasi Isu.................................................................................................9
B. Argumentasi Core Issue...............................................................................13
C. Gagasan Pemecahan Isu.............................................................................14
D. Matriks Rancangan Aktualisasi....................................................................15
E. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi...................................................33
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI ..........................................................................
A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal..................................................36
B. Pelaksanaan Aktualisasi...............................................................................36
C. Kendala dan Solusi...................................................................................... 82
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA
CATATAN BIMBINGAN OLEH MENTOR
CATATAN BIMBINGAN OLEH COACH
SURAT PERSETUJUAN MENTOR
v
LAMPIRAN OUTPUT KEGIATAN
BIODATA PESERTA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang 1


1.2 Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Empat Lawang 6
3.1 Screenshoot WhatsApp menhubungi Mentor 37
3.2 Matriks Rancangan Aktualisasi 38
3.3 Konsultasi dengan Mentor 38
3.4 Diskusi dengan Mentor 39
3.5 Konsultasi dengan Direktur RSUD 39
3.6 Persetujuan Kegiatan Aktualisasi 40
3.7 Penetapan Jadwal Konsultasi dengan Mentor 40
3.8 Rancangan Aktualisasi 41
3.9 Lembar Notulensi Bimbingan Mentor 41
3.10 Catatan Konsultasi dengan Mentor 42
3.11 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Direktur 42
3.12 Surat Persetujuan dan Surat Tugas dari Direktur 43
3.13 Lembar Persetujuan Aktualisasi dari Mentor 43
3.14 Screenshoot WhatsApp menghubungi Kepala IGD 45
3.15 Konsultasi dengan Kepala IGD 46
3.16 Kepala IGD menandatangani Surat Izin Pelaksanaan Kegiatan 46
3.17 Penetapan Jadwal Konsultasi dengan Kepala IGD 47
3.18 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Kepala IGD 47
3.19 Surat Izin Pelaksanaan Kegiatan dari Kepala IGD 48
3.20 Merancang Leaflet 50
3.21 Konsultasi dengan Mentor mengenai Leaflet 50
3.22 Konsultasi dengan Direktur mengenai Leaflet 51
3.23 Mencetak Leaflet 51
3.24 Rancangan Leaflet 52
3.25 Rancangan Leaflet disetujui Mentor 52
vi
3.26 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Mentor mengenai Leaflet 53
3.27 Lembar Notulensi Konsultasi tentang Leaflet dengan Direktur 53
DAFTAR GAMBAR

3.28 Rancangan Leaflet disetujui Direktur 54


3.29 Leaflet Sistem Triase 54
3.30 Menyusun Materi dalam bentuk Powerpoint 56
3.31 Rancangan Jadwal 56
3.32 Membuat Permohonan Peminjaman Ruang dan Alat 57
3.33 Membuat Undangan dan Daftar Hadir 57
3.34 Membagikan Undangan kepada Kepala IGD 57
3.35 Membagikan Leaflet sebelum Pemaparan 58
3.36 Sharing Knowledge tentang Sistem Triase IGD 58
3.37 Dokumentasi Video Sharing Knowledge 58
3.38 Rancangan Leaflet dengan Publisher 59
3.39 Materi dalam Powerpoint 59
3.40 Surat Balasan Konfirmasi Peminjaman Ruang dan Alat 60
3.41 Undangan dan Daftar Hadir 60
3.42 Notulen Kegiatan Sharing Knowledge 62
3.43 Daftar Hadir Peserta Sharing Knowledge 62
3.44 Merancang Pedoman Alur Triase 65
3.45 Konsultasi dengan Mentor tentang Pedoman Alur Triase 65
3.46 Konsultasi dengan Direktur tentang Pedoman Alur Triase 66
3.47 Mencetak Pedoman Alur Triase dalam bentuk Poster ke Percetakan 66
3.48 Pemasangan Pedoman Alur Triase di IGD 67
3.49 Rancangan Pedoman Alur Triase 68
3.50 Mentor menyetujui Rancangan Pedoman Alur Triase 68
3.51 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Mentor tentang 69
Pedoman Alur Triase
3.52 Lembar Notulensi Konsultasi tentang Pedoman Alur Triase 69
dengan Direktur

3.53 Direktur menyetujui Rancangan Pedoman Alur Triase 70


3.54 Merancang Maklumat Pelayanan 72
vii
3.55 Konsultasi dengan Mentor tentang Maklumat Pelayanan 72
DAFTAR GAMBAR

3.56 Konsultasi dengan Direktur tentang Maklumat Pelayanan 73


3.57 Mencetak Maklumat Pelayanan 73
3.58 Pemasangan Maklumat Pelayanan 74
3.59 Rancangan Maklumat Pelayanan 74
3.60 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Mentor tentang 75
Maklumat Pelayanan
3.61 Mentor menyetujui Rancangan Maklumat Pelayanan 75
3.62 Lembar Notulensi Konsultasi Maklumat Pelayanan dengan 76
Direktur
3.63 Rancangan Maklumat Pelayanan disetujui Direktur 76
3.64 Membuat Form Triase 78
3.65 Menjelaskan tentang Form Triase 79
3.66 Membuat Surat Tugas Tim Evaluator Form Triase 79
3.67 Form Triase 80
3.68 Form Triase yang diisi Tenaga Kesehatan IGD 80
3.69 Surat Tugas Tim Evaluator 81

DAFTAR TABEL

viii
Tabel Keterangan Halaman

1.1 Sumber Daya Manusia di RSUD Kabupaten Empat Lawang 3


2.1 Analisis AKPK 12
2.2 Matriks Rancangan Aktualisasi 16
2.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 33
3.1 Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal 36
3.2 Kendala dan Solusi 82

ix
1

BAB I PROFIL ORGANISASI DAN PESERTA

A. GAMBARAN UMUM RSUD KABUPATEN EMPAT LAWANG


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang adalah rumah
sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang yang berada di Kota
Tebing Tinggi Ibu kota Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.
Pembentukan RSUD Kabupaten Empat Lawang berdasarkan Peraturan
Bupati Empat Lawang Nomor 17 Tahun 2010 tanggal 10 Juni 2010 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan
Peraturan Bupati Empat Lawang Nomor 18 tahun 2010 tanggal 15 Juni 2010
tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Empat Lawang yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Empat Lawang.
Pembangunan pertama RSUD Kabupaten Empat Lawang yang
berlokasi di Desa Terusan Baru Kecamatan Tebing Tinggi dimulai pada tahun
2008 dengan membangun Gedung Instalasi rawat jalan, instakasi gawat
darurat (IGD) dan perkantoran dan tahun 2009 dilanjutkan dengan
pembangunan
Gedung Kebidanan dan Gedung rawat inap kelas III serta Master Plan berupa
Studi Kelayakan, Studi analisis dampak lingkungan dan perencanaan fisik.
Pada tahun 2011, sesuai dengan arahan Bapak Gubernur Sumatera Selatan
melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan persetujuan
Bupati Empat Lawang, Pembangunan RSUD Kabupaten Empat Lawang
direlokasi sementara dengan memanfaatkan Puskesmas Rawat Inap Tebing
Tinggi yang berada di Kelurahan Kupang Kecamatan Tebing Tinggi dengan
alasan-alasan dan pertimbangan teknis lainnya. Lokasi Rumah Sakit Umum
Daerah Kab.Empat Lawang di Jln. Tebing Benteng No.1 Kelurahan Kupang
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera
Selatan dengan luas lahan kurang lebih 1.000 m 2 mempunyai dengan luas

bangunan sekarang : 769 m2. Pada tahun 2017 RSUD Kabupaten Empat
Lawang kembali dibangun di jalan Noerdin Panji KM 5 Tebing Tinggi
2

Kabupaten Empat Lawang hingga sekarang dengan status Badan Layanan


Umum Daerah.

Cakupan area pelayanan meliputi kecamatan Tebing Tinggi, Salling,


Muara Saling, Talang Padang, Pendopo, Pendopo Barat, Sikap Dalam, Ulu
Musi, Paiker, Muara Pinang dan Lintang Kanan dengan batas sebagai
berikut :
1) Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Musi Rawas Prov. Sumsel
2) Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Kepayang Prov. Bengkulu
3) Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Lahat Prov. Sumsel
4) Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Lahat Prov. Sumsel

Gambar 1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang

Secara teknis unit pelayanan di RSUD Kabupaten Empat Lawang


berpedoman pada kebijakan yang telah dikeluarkan dari instansi vertikal di
jajaran pemerintah daerah, kementerian dalam negeri, dan kementerian
kesehatan. Sedangkan untuk menjamin mutu pelayanan berpedoman pada
standar akreditasi rumah sakit yang dilakukan oleh badan independen yaitu
Komite Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia.
Sarana, prasarana, dan fasilitas yang ada pada rumah sakit umum
daerah kabupaten Empat Lawang disesuaikan dengan standar pelayanan
pada masing-masing unit atau instalasi. Dalam perkembangan teknologi maka
pelayanan di RSUD Kabupaten Empat Lawang juga didukung dengan
3

pemanfaatan ilmu teknologi. Fasilitas pelayanan yang sudah dapat dilakukan


di RSUD Kabupaten Empat Lawang, yaitu :
1) Fasilitas pelayanan rawat jalan (poliklinik) meliputi poliklinik umum,
poliklinik penyakit dalam, poliklinik obstetri dan ginekologi, poliklinik
bedah, poliklinik anak, poliklinik penyakit mata, poliklinik penyakit
telinga hidung tenggorokan (THT), poliklinik patologi anatomi dan
poliklinik gigi

2) Fasilitas Pelayanan Instalasi Gawat Darurat


3) Fasilitas pelayanan rawat inap dan rawat intensif, meliputi ruang
rawat inap bedah, ruang rawat inap penyakit dalam, ruang rawat
inap anak, ruang rawat inap kebidanan (termasuk kamar bersalin),

ruang perawatan intensif (ICU), dan ruang rawat inap VIP.

4) Instalasi Kamar Operasi

5) Instalasi Radiologi, Farmasi dan Laboratorium

Sumber Daya Manusia (SDM) di RSUD Kabupaten Empat Lawang


merupakan kunci dalam keberhasilan pelayanan kesehatan yang dihasilkan
oleh RSUD Kabupaten Empat Lawang. Setiap personel SDM didasarkan pada
kompetensi yang dibutuhkan/ sesuai dengan profesi, mampu bekerja secara
tim dan berintegritas pada institusi, Bangsa dan Negara. Setiap pegawai yang
bertugas di RSUD Kabupaten Empat Lawang akan menjalani kredensial
terhadap aspek kompetensi. Sumber Daya Manusia yang tersedia di RSUD
Tebing Tinggi tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Sumber Daya Manusia di RSUD Kabupaten Empat Lawang


KATEGORI SDM JUMLAH

SDM Pelayanan Medik Dasar Dokter Umum 9

SDM Pelayanan Medik Dasar Dokter Gigi 1

SDM Pelayanan Medik Spesialis Dasar Penyakit dalam 2

SDM Pelayanan Medik Spesialis Dasar Kesehatan anak 2


4

SDM Pelayanan Medik Spesialis Dasar Bedah 1

SDM Pelayanan Medik Spesialis Dasar Obstetri & ginekologi 3

SDM Pelayanan Medik Spesialis Anestesiologi 2


Penunjang

SDM Pelayanan Medik Spesialis Radiologi 1


Penunjang

SDM Pelayanan Medik Spesialis Lain Mata 1

SDM Pelayanan Kefarmasian Apoteker 3

SDM Pelayanan Kefarmasian Asisten Apoteker 9

SDM Pelayanan Keperawatan D3 Keperawatan 68

SDM Tenaga Keteknisan Medis Terapis gigi dan mulut 4

SDM Pelayanan Kebidanan D3 Kebidanan 70

SDM Pelayanan Kebidanan Profesi Bidan (Bd) 4

SDM Pelayanan Gizi Nutrisionis 7

SDM Pelayanan Laboratorium D3 Analis Kesehatan 9

SDM Pelayanan Keterapian Fisik Fisioterapi 2

SDM Tenaga Kesehatan dan Petugas Pekerja sosial 1


Lainnya

SDM Tenaga Teknik Biomedika Radiografer 7

SDM Tenaga Keteknisan Medis Perekam Medis dan 3


Informasi Kesehatan

SDM Pelayanan Kesehatan Sanitasi Lingkungan 2


Lingkungan

SDM Tenaga non kesehatan SDM Administrasi 52

SDM Pelayanan Keperawatan Ners 14


5

SDM Tenaga non kesehatan Tenaga Non 2


Kesehatan Lainnya

SDM Tenaga Keteknisan Medis Refraksionis Optisien 2

SDM Tenaga Kesehatan masyarakat Promosi Kesehatan 1


dan Ilmu Perilaku

SDM Tenaga Kesehatan masyarakat Administrasi dan 5


Kebijakan Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang sudah


terakreditasi oleh lembaga independen yaitu Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) yang ada di Indonesia, dan sudah lulus dengan predikat paripurna.
Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan di RSUD Kabupaten Empat
Lawang dimaksudkan adalah keselamatan pasien (patient safety). Sesuai
dengan pedoman akreditasi rumah sakit versi 2012 yang sudah dijalankan di
RSUD Kabupaten Empat Lawang, maka patient safety merupakan upaya
prioritas yang harus dilakukan oleh rumah sakit, sehingga pasien dan juga
petugas RSUD Kabupaten Empat Lawang akan selalu dalam keadaan
aman. Sasaran keselamatan pasien meliputi ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan
pengurangan risiko pasien jatuh.
6

Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Empat Lawang

Gambar 1.2 Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Empat Lawang


7

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum


Daerah Kabupaten Empat Lawang ini, kami mempunyai Visi dan Misi, dan Tata
Nilai sebagai berikut
1. Visi Organisasi
Visi RSUD Kabupaten Empat Lawang yaitu menjadi rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan terbaik, berkualitas dan profesional.
2. Misi Organisasi
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
b. Meningkatkan sarana dan prasarana RSUD Kabupaten Empat Lawang
3. Nilai Organisasi RSUD Kabupaten Empat Lawang tertuang dalam moto
rumah sakit yaitu “MASS”:
M = Mantap
A = Aman
S = Selamat
S = Sembuh

B. PROFIL PESERTA
Berdasarkan keputusan Menteri pendayagunaan aparatur negara Nomor :
139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan fungsional dokter, maka :
1. Dokter adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana
pelayanan kesehatan
2. Dokter berkedudukan sebagai pelaksana teknis dibidang pelayanan kesehatan
kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan
departemen kesehatan dan instansi di luar departemen kesehatan
3. Tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran
serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada
masyarakat

4. Rincian kegiatan dokter sesuai dengan jenjang jabatan dokter ahli pertama,
yaitu :
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter Umum
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter Umum
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) tingkat sederhana
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9) Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13) Membuat catatan medik rawat jalan
14) Membuat catatan medik rawat inap
15) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
16) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
17) Menguji kesehatan individu
18) Menjadi tim penguji kesehatan
19) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
20) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
21) Menjadi saksi ahli
22) Melakukan tugas jaga panggilan/ oncall
23) Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
11

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI ISU
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
yang ditemukan di Instansi tempat penulis ditugaskan yaitu di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Empat Lawang. Sumber isu berasal dari tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi), sasaran kinerja pegawai (SKP), serta inisiatif peserta sendiri
berdasarkan persetujuan atasan, maka ditemukan beberapa isu sebagai
berikut:
1. Belum optimalnya penerapan sistem triase di IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Empat Lawang
Triase adalah suatu sistem pembagian / klasifikasi prioritas pasien
berdasarkan kondisi kegawatdaruratannya sehingga dapat melakukan
intervensi dan tindakan yang tepat dan cepat kepada pasien. Pasien
datang segera dilakukan pemeriksaan oleh petugas dan diarahkan sesuai
triase, agar pelayanan yang optimal dapat tercapai. Petugas tidak hanya
memprioritaskan sesuai triase dan melakukan tindakan namun harus di
dokumentasikan dalam bentuk catatan meliputi tanda vital pasien,
kesadaran pasien dan kemajuan keadaan pasien. Petugas medis di IGD
RSUD Kabupaten Empat Lawang sebagian telah melaksanakan
sebagaimana mestinya, namun dikarenakan setiap beberapa bulan
petugas medis di IGD melakukan pertukaran ruangan maka sebagian
besar petugas masih kurang paham mengklasifikasikan pasien sesuai
dengan tingkat prioritasnya yang sesuai karena belum dilakukan
sosialisasi secara berkala. Hal ini yang menyebabkan belum optimalnya
penerapan sistem triase di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang, isu ini
di anggap sangat penting karena belum optimalnya penerapan sistem
triase dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap publik, berkaitan
dengan tugas pokok saya yaitu memberikan pelayanan kesehatan pada
sarana pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
12

2. Masih rendahnya pemahaman petugas medis tentang pemasangan dan


pelepasan alat pelindung diri di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Empat Lawang
Tingkat kematian tenaga kesehatan saat ini akibat adanya infeksi
virus corona di Indonesia sudah mencapai angka tertinggi di antara
negara Asia Tenggara. Salah satu faktor tingginya angka kasus covid-19
pada petugas medis yakni penggunaan alat pelindung diri yang tidak tepat
atau bahkan tidak sesuai standar begitupun dengan cara melepaskan alat
pelindung diri. Kurangnya sosialisasi tentang cara pemasangan dan
pelepasan alat pelindung diri yang benar merupakan salah satu alasan
yang mengakibatkan kurangnya pemahaman tenaga medis. Bila dilihat
dari standar, saat melakukan prosedur pemakaian alat pelindung diri perlu
ada observer yang bertugas untuk mengawasi, membantu dan membawa
checklist kelengkapan pada alat pelindung diri. Hal ini pun yang terjadi di
RSUD Kabupaten Empat Lawang, belum adanya sosialisasi tentang
standar pemasangan dan pelepasan alat pelindung diri sehingga petugas
medis masih belum memahami prosedur yang sesuai standar.

3. Belum optimalnya proses serah terima jaga antar dokter jaga IGD di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang.
Operan dinas dokter jaga IGD adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan
kondisi pasien. Tujuan dilakukan nya operan dinas dokter jaga IGD adalah
sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengoperkan kondisi
pasien antar dinas dokter jaga IGD. Pada operan dinas ini dokter jaga IGD
menyampaikan laporan kepada dokter jaga dinas berikutnya yang meliputi
kondisi pasien secara komprehensif, intervensi medis serta tindakan yang
telah dan akan dilakukan serta persiapan lainnya yang perlu
dikoordinasikan seperti tindakan operasi. Sistem operan jaga ini
seharusnya selain secara lisan harus dibukukan ke dalam buku yang
kemudian di tanda tangani dokter jaga sebelumnya dan dokter jaga
setelahnya agar tidak ada kesalahan dalam proses komunikasi. Hal ini di
13

IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang tidak berjalan, operan jaga hanya
dilakukan secara lisan tanpa bersama-sama secara langsung melihat kondisi
pasien dan belum adanya buku operan jaga yang merangkum tentang intervensi
yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan dan tindakan selanjutnya. Hal ini
menjadi penyebab belum optimalnya proses serah terima jaga antar dokter jaga
IGD di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Empat Lawang, berkaitan dengan
rincian kegiatan profesi saya sesuai jenjang jabatan sebagai dokter ahli pertama
yaitu melakukan tugas jaga dirumah sakit dan membuat catatan medik pasien.

Berdasarkan penjelasan isu diatas, maka selanjutnya dilakukan analisis


isu. Analisis isu dilakukan bertujuan untuk menetapkan kriteria kualitas isu.
Analisis isu yang dilakukan akan menghasilkan penetapan isu yang memiliki
kualitas isu tertinggi, untuk dilakukan dalam proses habituasi peserta di
tempat kerja, dimana penetapan isu tersebut didukung berdasarkan data dan
fakta relevan.
Dalam pembelajaran isu aktual sesuai tema ini, tidak semua isu dapat
dikategorikan sebagai isu aktual. Isu aktual yang dibahas adalah isu yang
memenuhi kriteria berdasarkan metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kekhalayakan) yaitu isu yang mengandung kriteria sebagai
berikut :
1. Aktual (Terjadi/akan Terjadi). Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. Bukan isu yang sudah lepas
dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.
2. Kekhalayakan. Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya
untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.
3. Problematik. Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
4. Kelayakan. Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.
14

Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode AKPK dilakukan dengan


pembobotan 1 sampai dengan 5 untuk setiap kriterianya.
Tabel 2.1 Analisis AKPK
No. Identifikasi Isu A K P K Total Peringkat
1. Belum optimalnya 5 5 4 5 19 I
penerapan sistem triase di
IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Empat
Lawang

2. Masih rendahnya 3 3 4 2 12 III


pemahaman petugas medis
tentang pemasangan dan
pelepasan alat pelindung
diri di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Empat
Lawang

3. Belum optimalnya proses 3 4 3 3 13 II


serah terima jaga antar
dokter jaga IGD di Rumah
Sakit Umum Daerah
Kabupaten Empat Lawang.

Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat analisis AKPK, maka


didapatkan isu dengan total nilai tertinggi yang merupakan isu yang harus
diutamakan dan didahulukan pemecahan masalahnya yaitu “Belum
optimalnya penerapan sistem triase di IGD Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Empat Lawang”.
15

B. ARGUMENTASI CORE ISSUE


Dilihat dari tabel AKPK, isu ini dipilih karena dinilai merupakan isu yang
benar-benar terjadi dan menyangkut kepentingan orang banyak, serta perlu
dicari penyebab dan pemecahan masalahnya.
Setelah mengetahui core issue terpilih, yaitu “Belum optimalnya
penerapan sistem triase di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang” selanjutnya
dicarikan kegiatan pemecahan masalahnya agar dapat dilakukan dengan
tahapan-tahapan kegiatan dan berkontribusi bagi visi dan misi organisasi, serta
dapat memberikan penguatan pada nilai-nilai organisasi, yang dituangkan
dalam rancangan aktualisasi.
Triase adalah suatu sistem klasifikasi prioritas pasien berdasarkan berat
ringannya kondisi kegawatdaruratannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 5 menit. Dalam
pengkajian triase memiliki prinsip yaitu dilakukan secara segera dan tepat
waktu, keselamatan dan perawatan pasien yang efektif hanya dapat
direncanakan bila terdapat informasi yang adekuat serta data yang akurat.
Tanggung jawab utama seorang tenaga kesehatan dalam menerapkan sistem
triase adalah mengkaji secara akurat seorang pasien dan menetapkan prioritas
tindakan untuk pasien tersebut.
Alur pasien dalam proses triase yaitu pasien datang diterima oleh
petugas kemudian dilakukan pemeriksaan dan anamnesa singkat untuk menilai
derajat gawat daruratnya. Penilaian pasien dalam triase dilakukan dengan
menilai tanda vital, kondisi umum pasien, kebutuhan medis, kemungkinan
bertahan hidup, memprioritaskan penanganan definitif serta menempatkan
sesuai jalur triase yang terbagi dalam label merah, kuning dan hijau. Pasien
dengan kategori I atau label merah adalah pasien dalam keadaan mengancam
nyawa dan harus segera di resusitasi / tindakan segera. Pasien dengan
kategori II atau label kuning adalah pasien dalam keadaan gawat namun tidak
darurat, namun perlu perhatian dan pangkajian berkala karena dapat terjadi
perburukan menjadi pasien kategori I. Pasien dengan kategori III atau label
16

hijau adalah kelompok pasien yang pelayanan dan penanganannya dapat


ditunda setelah pasien dengan label merah dan kuning ditangani. Selanjutnya
dilakukan proses dokumentasi triase dengan mengisi form triase pasien gawat
darurat.
Berdasarkan pengalaman penulis selama bertugas di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang, dalam penerapan sistem triase serta penempatan
pasien sesuai jalur triase/kegawatdaruratannya masih terjadi kekeliruan oleh
tenaga medis di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang. Berdasarkan
pengamatan penulis kekeliruan yang terjadi karena masih kurangnya
pemahaman tenaga medis di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang hal ini
karena belum adanya sosialisasi mengenai penerapan sistem triase sehingga
mengakibatkan belum optimalnya penerapan sistem triase di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang.
Berdasarkan permasalahan di atas perlu adanya inovasi untuk sharing
knowledge mengenai sistem triase kepada tenaga medis di IGD, pembuatan
alur triase pasien IGD dalam bentuk poster dan pembuatan komitmen terkait
alur triase pasien IGD dalam bentuk maklumat pelayanan.

C. GAGASAN PEMECAHAN ISU


Isu yang diangkat pada laporan ini adalah belum optimalnya penerapan
sistem triase di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang. Adapun gagasan
pemecahan isu ini yaitu optimalisasi penerapan sistem triase di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan
adalah dengan melakukan sharing knowledge sebanyak satu kali
menggunakan media leaflet kepada tenaga kesehatan di IGD dan dipaparkan
dalam bentuk powerpoint, isi dari sharing knowledge ini meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan sistem tiase IGD yaitu definisi triase, tujuan triase, prinsip,
klasifikasi triase, proses serta pengkajian triase dengan tujuan dapat
meningkatkan pemahaman akan penerapan sistem triase, melakukan
pembuatan alur triase pasien gawat darurat dalam bentuk poster, serta
membuat komitmen pelayanan terkait triase pasien gawat darurat dalam bentuk
maklumat pelayanan. Kegiatan ini nantinya akan di evaluasi dengan
17

kemampuan dan ketepatan tenaga kesehatan IGD dalam mengisi form triase
pasien gawat darurat.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka disusun kegiatan sebagai
berikut:
1. Melaksanakan koordinasi dengan mentor dan direktur RSUD Kabupaten
Empat Lawang
2. Meminta izin kepada Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Kabupaten Empat Lawang
3. Membuat leaflet tentang sistem triase sebagai media sharing knowledge
kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang
4. Melakukan sharing knowledge kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang
5. Membuat pedoman alur triase pasien gawat darurat di IGD dalam bentuk
poster
6. Membuat komitmen terkait penerapan sistem triase pasien gawat darurat
dalam bentuk maklumat pelayanan
7. Evaluasi Kegiatan

D. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI


NAMA/NIP : dr. MARMAH OKTARIA / 199310062019032010
JABATAN : DOKTER AHLI PERTAMA UNIT
KERJA : RSUD KABUPATEN EMPAT LAWANG
IDENTIFIKASI ISU :
(1) Belum optimalnya penerapan sistem triase di IGD RSUD Kabupaten Empat
Lawang
(2) Masih rendahnya pemahaman petugas medis tentang pemasangan dan
pelepasan alat pelindung diri di RSUD Kabupaten Empat Lawang
(3) Belum optimalnya proses serah terima jaga antar dokter jaga IGD di RSUD
Kabupaten Empat Lawang
ISU YANG DIANGKAT :Belum Optimalnya Penerapan Sistem Triase di
IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang
GAGASAN PEMECAHAN ISU : Optimalisasi penerapan sistem triase di
18

IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang


19

Tabel 2.2 Matriks Rancangan Aktualisasi


KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / KETERKAITAN SUBSTANSI MATA TERHADAP
NO KEGIATAN NILAI-NILAI
KEGIATAN HASIL PELATIHAN VISI DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaksana 1. Menghubungi Terlaksananya Akuntabilitas Melaksanakan Melaksanak
kan mentor untuk koordinasi Tanggung Jawab : koordinasi an
koordinasi atur jadwal dengan mentor - Kegiatan ini dibuat dengan penuh rasa dengan mentor koordinasi
dengan konsultasi dan direktur tanggung jawab sesuai dengan konsep merupakan dengan
mentor dan 2. Menyiapkan kegiatan yang direncanakan salah satu mentor
Direktur bahan untuk Evidence : Kepercayaan bentuk menguatkan
RSUD konsultasi 1. Foto - Menumbuhkan rasa saling percaya untuk nilai
Kabupaten dengan mentor screenshoot selama melakukan koordinasi dan menciptakan organisasi
Empat 3. Menemui mentor whatsapp konsultasi agar kegiatan tajuan
yang dari rumah sakit
Lawang untuk konsultasi 2. Bahan direncanakan dapat kegiatan yaitu yaitu
dan berdiskusi referensi terlaksana dengan baik mengoptimalkan mantap.
tentang kegiatan 3. Catatan Kejelasan : pelayanan Diskusi dan
4. Mendengarkan bimbingan - Menjelaskan konsep terhadap
pelaksanaan koordinasi
masukan, saran, mentor kegiatan kepada mentor dan direktur masyarakat
dilakukan
kritikan dan 4. Foto secara jelas dan terperinci mengenaimelalui para
guna
pendapat dari saat tujuan dan hasil yang diharapkan tenaga medis
yang berkualitas. memantapk
mentor konsultasi
Hal ini sesuai an tujuan
5. Menemui dengan Nasionalisme
Musyawarah : dengan visi yang
direktur untuk mentor
- Melakukan koordinasi serta konsultasi rumah sakit yaitu diharapkan
menjelaskan 5. Foto
dengan mentor merupakan perwujudan menjadikan dari
tentang kegiatan saat
musyawarah dimana pentingnya rumah sakit kegiatan
dan konsultasi
dengan musyawarah sebelum mengambil tindakan yang aktualisasi
berkonsultasi
20

direktur
RSUD
21

yang didampingi 6. Surat memberikan


oleh mentor persetujuan Etika Publik pelayanan yang
6. Meminta izin dan untuk Jujur : terbaik,
persetujuan melaksanaka - Menyampaikan semua rencana kegiatan berkualitas dan
untuk n kegiatan dengan sebenar-benarnya Bertanggung profesional
melaksanakan dari mentor Jawab :
kegiatan 7. Surat - Berani untuk bertanggung jawab
aktualisasi persetujuan melaksanakan semua kegiatan sesuai
dan surat konsep yang direncanakan
tugas dari Sopan dan Hormat :
direktur - Berkonsultasi dengan mentor dengan
RSUD untuk bahasa dan tutur yang sopan serta
melaksanaka menghormati semua saran dan kritik dari
n kegiatan mentor
Konsultasi :
- Saya melakukan konsultasi dengan mentor
yang merupakan salah satu penerapan
etika publik

Komitmen Mutu
Efektif :
- Melakukan koordinasi dengan mentor
merupakan salah satu upaya agar
terlaksananya kegiatan sesuai target
Efisien :
- Dengan melakukan konsultasi sesuai
jadwal maka merupakan penerapan
efisiensi waktu
22

Anti Korupsi
Jujur :
- Menyampaikan rencana kegiatan dengan
jujur dan terbuka sehingga mentor dan
direktur mengetahui secara
rinci tujuan yang diharapkan
Disiplin :
- Melakukan konsultasi sesuai jadwal
Tanggung Jawab :
- Mampu bertanggung jawab dengan
kegiatan yang direncanakan Berani :
- Mampu tampil berani dengan membuat
kegiatan yang belum pernah dilakukan
sebelumnya

WHOLE OF GOVERNMENT (WOG) :


- Berkoordinasi dengan mentor adalah
praktek dari whole of government
PELAYANAN PUBLIK :
- Secara transparan mentor mengetahui
segala hal yang terkait dengan
perencanaan kegiatan

2. Meminta 1. Menghubungi Mendapatkan Akuntabilitas Meminta izin Kegiatan ini


izin kepada kepala IGD izin dari kepala Transparan : sebelum menguatkan
Kepala RSUD Instalasi Gawat - Meminta izin kepada kepala ruangan IGD melaksanakan nilai
Instalasi Kabupaten Darurat (IGD) merupakan penerapan nilai transparan, kegiatan ini organisasi
Gawat Empat Lawang RSUD bahwa tidak ada yang ditutupi dari kegiatan merupakan rumah sakit
23

Darurat untuk Kabupaten ini dan secara terbuka diketahui pihak salah satu yaitu
(IGD) menentukan Empat Lawang terlibat bentuk untuk mantap.
24

RSUD jadwal Kejelasan : mencapai tujuan Meminta izin


Empat pertemuan Evidence : - Menjelaskan konsep pelaksanaan kegiatan dari kegiatan kepada
Lawang 2. Menemui 1. Foto secara jelas tentang apa yang menjadi yaitu kepala
kepala IGD Screenshoot tujuan dan hasil yang diharapkan meningkatkan ruangan
dan Whatsapp kinerja IGD
menjelaskan 2. Laporan atau Nasionalisme tenaga bertujuan
tentang diskusi dalam Menaati Peraturan yang Berlaku : kesehatan memantapk
rencana bentuk - Menaati peraturan yang berlaku, dimana terkait an tujuan
kegiatan notulensi meminta izin kepada kepala ruangan IGD penerapan yang
aktualisasi 3. Surat izin dari berarti menjalankannya sesuai prosedur sistem triase. diharapkan
3. Meminta izin kepala IGD dan tidak menyalahi aturan merupakan Hal ini sesuai dari kegiatan
untuk untuk perwujudan sila ke dua dengan visi aktualisasi
dilakukannya melaksanaka Musyawarah : rumah sakit yaitu ini
kegiatan n kegiatan - Meminta izin dan menjelaskan kepada menjadikan
aktualisasi di kepada kepala IGD serta menerima masukan rumah sakit
IGD RSUD tenaga merupakan perwujudan pancasila sila yang
Kabupaten kesehatan di keempat yaitu musyawarah dan memberikan
Empat Lawang IGD menghargai pendapat pelayanan yang
4. Dokumentasi terbaik,
Foto Etika Publik berkualitas dan
- Meminta izin dan menjelaskan secara profesional serta
santun misi rumah sakit
- Dalam rencana kegiatan ini terjalin yaitu
menghargai komunikasi dan kerjasama meningkatkan
antara peserta dan kepala ruangan IGD mutu pelayanan
rumah sakit
Komitmen Mutu
Efektif :
- Meminta izin kepada kepala ruangan IGD
merupakan salah satu bentuk upaya agar
25

kegiatan berjalan sesuai tujuan dan target.


Berorientasi Mutu :
- Meminta izin dilakukannya kegiatan di iGD
bertujuan agar kegiatan yang terlaksana di
IGD mampu meningkatkan mutu layanan
rumah sakit

Anti Korupsi
Jujur :
- Komunikasi yang dilakukan pada pihak
terkait harus secara terbuka dan terus terang
Tanggung Jawab :
- Mampu bertanggung jawab dalam
melaksanakan dan menyampaikan kegiatan

Manajemen ASN :
- Saya menjalankan tugas dan fungsi sesuai
kedudukan saya sebagai tenaga kesehatan
secara profesional, bertanggung jawab dan
integritas dalam menyampaikan ide,
maksud dan tujuan

Whole Of Government (WOG) :


- Pendekatan WOG dilakukan dengan
prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan,
kesatuan dan tujuan bersama.
Berkoordinasi dan bekerjasama dengan
kepala ruangan IGD merupakan
perwujudan whole of government.
26

3. Membuat 1. Merancang Terlaksananya Akuntabilitas Pembuatan Tujuan


leaflet leaflet pembuatan Tanggung Jawab : leaftlet sebagai pembuatan
tentang 2. Menemui mentor leaflet - Merancang leaflet dan membuat konsep media leaflet
sistem untuk yang baik agar dapat dipahami oleh tenaga pelaksanaan adalah
triase konsultasi Evidence : kesehatan lain adalah sebuah wujud kegiatan untuk
sebagai mengenai 1. Rancangan tanggung jawab dalam pembuatan dilakukan meningkatk
media leaflet Kepercayaan : dengan an kualitas
leaflet
sharing 3. Menemui - Isi yang disampaikan melalui leaflet tujuan pelayanan
2. Catatan
knowledge direktur RSUD berdasarkan sumber/referensi terpercaya untuk rumah sakit
bimbingan
kepada untuk konsultasi sehingga informasi yang disampaikan tidak meningkatkan dengan
mentor
tenaga mengenai menyimpang Kejelasan : pelayanan menerapka
3. Foto
kesehatan leaflet - Isi leaflet mudah dipahami oleh penerima rumah sakit n
dokumentasi
di IGD didampingi oleh melalui
4. Leaflet di
RSUD mentor Nasionalisme penerapan sistem
cetak dan
Kabupaten 4. Mencetak leaflet Musyawarah : sistem triase. triase yang
diperbanyak Hal ini sejalan baik dan
Empat dan - Melakukan konsultasi dengan mentor dan
Lawang memperbanyak direktur dengan visi benar,
organisasi yaitu sejalan
Etika Publik menjadikan dengan nilai
Sopan : rumah sakit organisasi
- Bersikap sopan dan ramah kepada mentor yang yaitu
dan direktur RSUD saat memberikan selamat dan
melakukan konsultasi pelayanan yang sembuh
terbaik,
Hormat : berkualitas dan
- Menerima kritik dan saran dengan sikap profesional serta
hormat sejalan
Berhasil guna : pula
- Penyampaian isi leaflet dapat dipahami agar dengan
dapat menjalani pelayanan dengan baik misi
27

organisasi yaitu
meningkatkan
mutu pelayanan
rumah sakit
28

Komitmen Mutu
Efektif :
- Menciptakan media yang tepat untuk
menyampaikan materi sharing knowledge
agar tercapainya target dan tujuan
Inovasi :
- Pembuatan leaflet tentang sistem triase
merupakan media baru yang dapat
diaplikasikan dalam praktik sehari-hari

Anti Korupsi
Jujur :
- Dilakukan dengan keterbukaan sehingga
diketahui prosesnya
Peduli :
- Pembuatan leaflet ini menjadi suatu bentuk
kepedulian terhadap peningkatan mutu
layanan rumah sakit
Disiplin :
- Pembuatan leaflet tepat waktu
Kerja keras :
- Perencanaan atau rancangan dan proses
kegiatan ini dibutuhkan kerja keras sehingga
dapat terlaksana

MANAJEMEN ASN :
- Saya menjalankan tugas sesuai dengan
kedudukan saya sebagai tenaga kesehatan,
bekerja dalam proses pembuatan leaflet ini
dengan profesionalisme
29

PELAYANAN PUBLIK :
1. Transparan : dibuat secara jelas tanpa
ada yang dibatasi
2. Efektif dan Efisien : pembuatan leaflet
adalah bentuk untuk mewujudkan tujuan
kegiatan yang diilakukan dengan
prosedur sederhana dan biaya
terjangkau

4. Melakukan 1. Menyiapkan Terlaksananya Akuntabilitas Melakukan Rangkaian


sharing bahan dan media sharing Tanggung Jawab : kegiatan sharing kegiatan ini
knowledge sharing knowledge - Melakukan sharing knowledge tentang knowledge untuk
kepada knowledge sistem triase merupakan perwujudan dengan meningkatk
tenaga 2. Menetapkan Evidence : kesadaran akan kewajiban bahwa tujuan an
kesehatan waktu dan tempat 1. Leaflet dan pentingnya penerapan sistem triase yang meningkatkan pelayanan
di IGD pelaksanaan presentasi benar dan sesuai dalam menjalankan pemahaman dan
kesehatan
RSUD sharing power point kegiatan pelayanan penerapan
yang
Kabupaten knowledge 2. Rancangan - Kegiatan ini merupakan wujud adanya sistem
3. Membuat tanggung jawab dari petugas medis dalam triase sejalan
Empat jadwal
undangan dan melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien. dengan nilai
Lawang 3. Printout
daftar hadir Keseimbangan : Hal ini sejalan organisasi
undangan
4. Memberikan dan daftar - Terwujudnya kinerja yang baik diimbangi dengan visi yaitu aman,
undangan hadir oleh kemampuan dan pemahaman tenaga organisasi yaitu selamat dan
kepada kepala 4. Foto kesehatan tentang sistem triase Kejelasan : menjadikan sembuh
IGD yang saat - Penyampaian materi secara jelas dan rumah sakit
ditujukan kepada pembagian mudah dipahami yang
kepala IGD undangan memberikan
beserta tenaga 5. Foto dan Nasionalisme pelayanan yang
terbaik,
kesehatan IGD video saat Hormat menghormati :
berkualitas dan
30

5. Melakukan melakukan - Meminta izin pelaksaan menunjukan sikap profesional serta


kegiatan sharing kegiatan menghormati dan beradab sejalan pula
knowledge dengan misi
organisasi yaitu
31

meningkatkan
Etika Publik mutu pelayanan
- Melakukan komunikasi dengan baik saat rumah sakit
menyampaikan materi
- Menggunakan bahasa dan sikap yang
santun
- Dengan kegiatan ini diharapkan tenaga
kesehatan dapat memberikan layanan
kepada publik secara tanggap, cepat dan
tepat
- Kegiatan ini dapat mendorong kinerja tenaga
kesehatan tentang sistem triase

Komitmen Mutu
Efektif :
- Kegiatan sharing knowledge merupakan
perwujudan agar tercapainya tujuan atau
target yang diharapkan
Efisien :
- Metode penyampaian ini adalah tepat dan
hemat waktu
Berorientasi mutu :
- Pengetahuan tenaga kesehatan tentang
sistem triase meningkat melalui kegiatan ini,
sehingga dapat membantu dalam proses
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Anti Korupsi
Jujur :
- Dalam proses penyampaian isi materi harus
sebenarnya sesuai referensi
32

Peduli :
- Kegiatan ini menunjukan adanya kepedulian
terhadap peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit
Kerja keras :
- Kegiatan ini terlaksana dengan adanya kerja
keras mulai dari tahap perancangan hingga
pelaksanaan

MANAJEMEN ASN :
- Saya menjalankan tugas sesuai dengan
kedudukan daya sebagai tenaga kesehatan,
mampu melakukan sharing knowledge
dengan sesama tenaga kesehatan yang
dapat meningkatkan kemampuan dalam
pelayanan publik

PELAYANAN PUBLIK :
1. Partisipatif : melibatkan tenaga
kesehatan dalam melaksanakan sistem
triase yang akan ditujukan demi
kepentingan pasien
2. Transparan : tenaga kesehata n yang
menerima materi diberi kesempatan
bertanya
3. Responsif : pemberi materi sharing
knowledge harus cepat tanggap dan
mendengarkan aspirasi atau masukan
tenaga kesehatan
33

4. Efektif dan efisien : mewujudkan


tujuan yang hendak dicapai dengan
sesuai prosedur dan tepat waktu
5. Berkeadilan : kegiatan ini memberikan
manfaat pada pelayanan kesehatan
yaitu melindungi pasien dari praktik
buruk

5. Membuat 1. Merancang Terlaksananya Akuntabilitas Pedoman alur Kegiatan ini


pedoman poster alur pembuatan Kepercayaan : triase menguatkan
alur triase triase pasien pedoman alur - Isi yang disampaikan tidak menyimpang, mendukung nilai
pasien gawat darurat triase pasien sesuai dengan sumber dan referensi yang dalam organisasi
gawat 2. Menemui gawat darurat ada sehingga menumbuhkan kepercayaan perwujudan visi yaitu aman,
darurat di mentor untuk Evidence : kepada yang akan menerapkan organisasi yaitu selamat dan
IGD dalam konsultasi 1. Rancangan Kejelasan : menjadikan sembuh
bentuk mengenai alur triase - Isi pedoman alur triase mudah dipahami rumah sakit
rancangan alur 2. Catatan oleh tenaga kesehatan yang akan yang
poster
triase pasien bimbingan melaksanakan memberikan
gawat darurat mentor pelayanan
3. Menemui 3. Foto Nasionalisme terbaik,
direktur RSUD dokumentasi Musyawarah :
berkualitas dan
untuk konsultasi - Kegiatan pembuatan pedoman alur triase ini
konsultasi profesional
4. Poster alur dilakukan secara musyawarah dan
didampingi triase dikonsultasikan dulu kepada atasan untuk
oleh mentor 5. Foto mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan
4. Mencetak dokumentasi sesuai dengan pengamalan pancasila sila
poster saat keempat
5. Pemasangan pemasangan
poster alur Etika Publik
triase pasien - Berkonsultasi secara sopan dan santun
34

gawat darurat di - Kegiatan penerapan alur triase ini dapat


IGD mendorong kinerja pegawai
35

- Melalui penerapan ini berarti memberikan


pelayanan kepada pasien secara tanggap,
cepat dan tepat

Komitmen Mutu
Efektif :
- Kegiatan pembuatan pedoman alur triase ini
sesuai dengan sasaran yang akan dituju,
informasi yang disampaikan dalam po ster
harus mudah dipahami oleh tenaga
kesehatan, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan rumah sakit
Inovasi :
- Pembuatan pedoman alur triase merupakan
suatu hal baru yang dilakukan
Berorientasi Mutu :
- Dengan penerapan optimal dapat
meningkatkan kualitas pelayanan

Anti Korupsi
Peduli :
- Kegiatan ini membuktikan adanya
kepedulian dalam mengoptimalkan
penerapan alut triase
Disiplin :
- Diharapkan secara disiplin menerapkan
sistem triase yang telah disampaikan
36

Tanggung jawab :
- Kegiatan ini menumbuhkan rasa tanggung
jawab terhadap pasien dalam
mengoptimalkan penerapan alur triase

PELAYANAN PUBLIK :
1. Partisipatif : dalam penerapan
sistem triase masyarakat/pasien
sebagai penerima manfaat kegiatan
2. Efektif dan Efisien : metode
sederhana agar sadar dan paham
dalam menerapkan sistem triase
sesuai tujuan kegiatan serta efisien
3. Akuntabel : penerapan alur triase ini
dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat

6. Membuat 1. Merancang Terlaksananya Akuntabilitas Maklumat Maklumat


komitmen komitmen pembuatan Integritas : pelayanan ini pelayanan
terkait dalam bentuk komitmen dalam - Berkomitmen menerapkan sistem triase memiliki menguatkan
penerapan maklumat bentuk kontribusi nilai
sistem pelayanan maklumat dengan visi organisasi
triase 2. Menemui pelayanan Kejelasan : rumah sakit yaitu yaitu aman,
pasien mentor dan Evidence : - Menggambarkan tujuan dan maksud menjadikan selamat dan
gawat konsultasi 1. Rancangan yang diharapkan rumah sakit sembuh
3. Menemui maklumat yang
darurat
direktur RSUD pelayanan memberikan
dalam Nasionalisme
untuk konsultasi 2. Catatan
bentuk Musyawarah : pelayanan
37

maklumat didampingi oleh bimbingan - Melakukan konsultasi dengan mentor terbaik,


pelayanan mentor mentor dan direktur RSUD, hal ini termasuk berkualitas dan
38

4. Mencetak 3. Foto dalam pengamalan pancasila profesional serta


maklumat dokumentasi sila keempat misi organisasi
pelayanan saat yaitu
5. Pemasangan konsultasi Etika Publik : meningkatkan
maklumat 4. Maklumat - Menghargai komunikasi dan konsultasi mutu pelayanan
pelayanan di pelayanan dengan atasan rumah sakit
IGD dicetak - Komitmen pelayanan publik dapat
5. Foto mendorong kinerja pegawai
dokumentasi - Konsultasi dengan atasan menggunakan
pemasangan bahasa santun

Komitmen Mutu
Berorientasi mutu :
- Dengan adanya maklumat pelayanan
diharapakan para tenaga kesehatan
sadar untuk melakukan pelayanan yang
terbaik Anti Korupsi Disiplin :
- Tenaga kesehatan diharapkan
menerapkan sistem triase sesuai
komitmen sebagaimana yang
telah tertuang dalam maklumat
pelayanan Tanggung jawab :
- Memiliki rasa tanggungjawab dalam
melaksanakan pelayanan
Adil :
- Pelayanan yang diberikan kepada pasien
sesuai tingkat kegawatdaruratan
39

PELAYANAN PUBLIK :
Akuntabel : maklumat pelayanan dapat
dipertanggungjawabkan

7. Evaluasi 1. Form triase 1. Form Akuntabilitas Seluruh Seluruh


Kegiatan pasien gawat triase Transparan : rangkaian rangkaian
darurat pasien Pengisian form triase pasien gawat darurat kegiatan kegiatan ini
2. Menjelaskan 2. Foto sebagai hasil evaluasi diisi sebenar-benarnya
bertujuan untuk bertujuan
cara pengisian dokumentasi memberikan menguatkan
form kepada 3. Catatan Integritas : pelayanan nilai
tenaga bimbingan Komitmen penerapan sistem triase ditunjukan terbaik, sesuai organisasi
kesehatan mentor dengan pemahaman pelaksanaan dan visi organisasi rumah sakit
3. Membentuk tim 4. Daftar nama dievaluasi dengan pengisian form yaitu yaitu aman,
evaluator tim evaluator Tanggung jawab : menjadikan selamat dan
pelaksanaan/pen Bertanggung jawab dalam pengisian form rumah sakit sembuh
erapan form triase yang
Nasionalisme memberikan
Hasil evaluasi ini bertujuan mengutamakan pelayanan
kepentingan publik yang merupakan suatu terbaik,
upaya peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas dan
profesional serta
Etika Publik sesuai misi
- Mengisi form triase secara jujur dan rumah
bertanggungjawab sakit
- Mendorong kinerja pegawai meningkatkan
- Perwujudan terlaksananya pelayanan mutu pelayanan
yang tepat cepat dan tanggap
40
41

Komitmen Mutu
Berorientasi Mutu :
Hasil akhir kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan kepuasan dan mutu pelayanan
terhadap publik

Anti Korupsi
Peduli :
Seluruh rangkaian kegiatan ini sebagai bentuk
kepedulian terhadap pelayanan kesehatan
Kerja keras :
Semua kegiatan ini dilaksanakan dengan gigih
agar mencapai hasil yang sesuai tujuan
Tanggung jawab :
Hasil evaluasi sebagai bukti peneraoan sistem
triase

MANAJEMEN ASN
Pembuatan laporan dilakuakn dengan jujur,
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi

WHOLE OF GOVERNMENT
Proses evalusi berkoordinasi dengan mentor

PELAYANAN PUBLIK
Tidak diskriminatif :
Sebagai bentuk perwujudan dalam pelayanan
kesehatan tidak membedakan pasien
42

Akuntabel :
Pengisian form triase pasien gawat darurat
harus dapat dipertanggungjawabkan
Berkeadilan :
Penatalaksanaan pasien sesuai tingkat
kegawatdaruratan sesuai sistem triase
bertujuan melindungi pasien dari praktik buruk
43

E. RENCANA JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI


Adapun kegiatan rancangan aktualisasi yang akan dilakukan peserta diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KEGIATAN

1. Melaksanakan koordinasi
dan 1) Menghubungi mentor untuk atur jadwal konsultasi 1) Senin, 5 April 2021
dengan mentor 2) Menyiapkan bahan untuk konsultasi dengan mentor 2) Senin, 5 April 2021
Direktur RSUD Kabupaten 3) Menemui mentor untuk konsultasi dan berdiskusi 3) Senin, 5 April 2021
Empat Lawang tentang kegiatan 4) Senin, 5 April 2021
4) Mendengarkan masukan, saran, kritikan dan 5) Selasa, 6 April 2021
pendapat dari mentor 6) Selasa, 6 April 2021
5) Menemui direktur untuk menjelaskan tentang
kegiatan dan berkonsultasi yang didampingi oleh
mentor
6) Meminta izin dan persetujuan untuk melaksanakan
kegiatan aktualisasi

2. Meminta izin kepad 1) Menghubungi kepala IGD RSUD Kabupaten Empat 1) Senin, 5 April 2021
a Lawang untuk menentukan jadwal pertemuan 2) Selasa, 6 April 2021
Kepala Instalasi
Gawat
Darurat (IGD) RSUD 2) Menemui kepala IGD dan menjelaskan tentang 3) Selasa, 6 April 2021
rencana kegiatan aktualisasi
Empat Lawang
44

3) Meminta izin untuk dilakukannya kegiatan


aktualisasi di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang

3. Membuat leaflet tentang 1) Merancang leaflet 1) Selasa, 6 April 2021


sistem triase sebagai 2) Menemui mentor untuk konsultasi mengenai leaflet 2) Kamis, 8 April 2021
media sharing knowledge 3) Menemui direktur RSUD untuk konsultasi mengenai 3) Kamis, 8 April 2021
leaflet didampingi oleh mentor Mencetak leaflet dan
kepada tenaga kesehatan memperbanyak 4) Jumat, 9 April 2021
di IGD RSUD Kabupaten 4)
Empat Lawang
4. Melakukan sharing 1) Menyiapkan bahan dan media sharing knowledge 1) Sabtu, 10 April 2021
knowledge kepada tenaga 2) Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan 2) Sabtu, 10 April 2021
kesehatan di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang sharing knowledge 3) Senin, 12 April 2021
3) Membuat undangan dan daftar hadir 4) Senin, 12 April 2021
4) Memberikan undangan kepada kepala IGD yang 5) Rabu, 14 April 2021
ditujukan kepada kepala IGD beserta tenaga

kesehatan IGD
5) Melakukan kegiatan sharing knowledge
45

5. Membuat pedoman alur 1) Merancang poster alur triase pasien gawat darurat 1) Rabu, 14 April 2021
triase pasien gawat 2) Menemui mentor untuk konsultasi mengenai 2) Kamis, 15 April 2021
darurat di IGD dalam rancangan alur triase pasien gawat darurat
bentuk poster Menemui direktur RSUD untuk konsultasi 3) Kamis, 15 April 2021
3) didampingi oleh mentor 4) Jumat, 16 April 2021
5) Senin, 19 April 2021
4) Mencetak poster
5) Pemasangan poster alur triase pasien gawat darurat
di IGD

6. Membuat komitmen terkait 1) Merancang komitmen dalam bentuk maklumat 1) Rabu, 14 April 2021
penerapan sistem triase pelayanan 2) Kamis, 15 April 2021
pasien gawat darurat
dalam bentuk maklumat 2) Menemui mentor dan konsultasi 3) Kamis, 15 April 2021
pelayanan 3) Menemui direktur RSUD untuk konsultasi 4) Jumat, 16 April 2021
didampingi oleh mentor Mencetak 5) Senin, 19 April 2021
4) maklumat pelayanan
5) Pemasangan maklumat pelayanan di IGD
7. Evaluasi Kegiatan 1) Form triase pasien gawat darurat 1) Senin, 19 April 2021
2) Menjelaskan cara pengisian form kepada tenaga 2) Senin, 19 April 2021
kesehatan 3) Selasa, 20 April 2021
3) Membentuk tim evaluator pelaksanaan/penerapan
form triase
46
47

BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. PERUBAHAN KEGIATAN DARI RANCANGAN AWAL


Pelaksanaan kegiatan habituasi ini tidak ada perubahan kegiatan dari
rancangan awal kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dari rancangan awal dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.1 Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal
NO RANCANGAN AWAL KEGIATAN PERUBAHAN KEGIATAN
1. Melaksanakan koordinasi dengan Melaksanakan koordinasi dengan
mentor dan Direktur RSUD mentor dan Direktur RSUD
Kabupaten Empat Lawang. Kabupaten Empat Lawang.
2. Meminta izin kepada Kepala Meminta izin kepada Kepala
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUD Empat Lawang. RSUD Empat Lawang.
3. Membuat leaflet tentang sistem Membuat leaflet tentang sistem
triase sebagai media sharing triase sebagai media sharing
knowledge kepada tenaga knowledge kepada tenaga
kesehatan di IGD RSUD kesehatan di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang. Kabupaten Empat Lawang.
4. Melakukan sharing knowledge Melakukan sharing knowledge
kepada tenaga kesehatan di IGD kepada tenaga kesehatan di IGD
RSUD Kabupaten Empat Lawang. RSUD Kabupaten Empat Lawang.
5. Membuat pedoman alur triase Membuat pedoman alur triase
pasien gawat darurat di IGD dalam pasien gawat darurat di IGD dalam
bentuk poster. bentuk poster.
6. Membuat komitmen terkait Membuat komitmen terkait
penerapan sistem triase pasien penerapan sistem triase pasien
gawat darurat dalam bentuk gawat darurat dalam bentuk
maklumat pelayanan. maklumat pelayanan.
7. Evaluasi Kegiatan. Evaluasi Kegiatan.

B. PELAKSANAAN AKTUALISASI
Kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA mulai
dilaksanakan pada 24 Maret sampai dengan 2 Mei 2021. Sesuai dengan
rancangan yang telah disusun dalam rancangan aktualisasi terdapat 7
kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Melaksanakan koordinasi dengan mentor dan Direktur RSUD Kabupaten
Empat Lawang
48

2. Meminta izin kepada Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Empat
Lawang
3. Membuat leaflet tentang sistem triase sebagai media sharing knowledge
kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang
4. Melakukan sharing knowledge kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang
5. Membuat pedoman alur triase pasien gawat darurat di IGD dalam bentuk
poster.
6. Membuat komitmen terkait penerapan sistem triase pasien gawat darurat
dalam bentuk maklumat pelayanan
7. Evaluasi kegiatan
Penjelasan dari masing-masing kegiatan yang telah dilaksanakan akan
dijabarkan sebagai berikut :
1. Melaksanakan koordinasi dengan mentor dan Direktur RSUD
Kabupaten Empat Lawang
Tahapan pertama pada kegiatan ini adalah menghubungi mentor untuk
mengatur jadwal konsultasi. Tahapan kegiatan menghubungi mentor
dilakukan dengan menggunakan WhatsApp, tahapan kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 5 April 2021, mengucapkan salam dan bertanya
keluangan waktu dari mentor untuk melakukan konsultasi terkait aktualisasi.

Gambar 3.1 Menghubungi Mentor menggunakan WhatsApp


49

Tahapan kedua pada kegiatan ini adalah menyiapkan bahan untuk


konsultasi dengan mentor. Adapun bahan yang dibawa terkait kegiatan
aktualisasi yaitu matriks rancangan aktualisasi. Pelaksanaan kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 5 April 2021.

Gambar 3.2 Matriks Rancangan Aktualisasi

Tahapan ketiga pada kegiatan ini adalah menemui mentor untuk


konsultasi dan berdiskusi tentang kegiatan. Setelah mengatur jadwal
bertemu dengan mentor dan menyiapkan bahan selanjutnya adalah
melakukan konsultasi dan diskusi mengenai kegiatan aktualisasi yang akan
dilakukan. Tahapan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 April 2021.

Gambar 3.3 Konsultasi dengan Mentor


Tahapan keempat pada kegiatan ini adalah mendengarkan
masukan, saran, kritikan dan pendapat dari mentor. Tahapan kegiatan ini
50

dilaksanakan pada tanggal 5 April 2021. Komunikasi yang berlangsung


selama tahapan kegiatan ini akan dibuat dalam bentuk lembar notulensi.

Gambar 3.4 Diskusi dengan Mentor

Tahapan kelima pada kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2021
yaitu menemui direktur untuk menjelaskan tentang kegiatan dan
berkonsultasi serta menjelaskan tentang rencana kegiatan aktualisasi yang
akan dilakukan. Direktur sebagai pimpinan harus mengetahui rencana
kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan untuk kepentingan pelayanan
rumah sakit.

Gambar 3.5 Konsultasi dengan Direktur RSUD


51

Tahapan keenam pada kegiatan ini adalah meminta izin dan


persetujuan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi. Setelah melakukan
konsultasi dengan mentor dan direktur RSUD maka penulis meminta
persetujuan untuk dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini di rumah sakit,
khusunya di IGD. Direktur RSUD memberikan surat persetujuan kegiatan
aktualisasi dan surat tugas pelaksanaan kegiataan tertanggal 6 April 2021
serta mentor memberikan lembar persetujuan kegiatan tertanggal 5 April
2021.

Gambar 3.6 Persetujuan Kegiatan Aktualisasi

Output dari tahapan pertama kegiatan ini adalah adanya kesepakatan


jadwal untuk bertemu dengan mentor. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.7 Penetapan Jadwal Konsultasi


52

Output dari tahapan kedua kegiatan ini adalah bahan berupa printout
rancangan aktualisasi. Rancangan aktualisasi berikut telah dikonsultasikan
dengan mentor dan telah disetujui. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.8 Rancangan Aktualisasi

Output dari tahapan ketiga ini berupa catatan bimbingan dari mentor
dalam bentuk lembar notulensi. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.9 Lembar Notulensi Bimbingan Mentor


53

Output dari tahapan keempat kegiatan ini adalah catatan konsultasi


mentor yang berisikan saran dan pendapat mentor mengenai aktualisasi ini.
Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.10 Catatan Konsultasi dengan Mentor

Output dari tahapan kelima ini berupa lembar notulensi saat konsultasi dan
koordinasi dengan direktur mengenai kegiatan ini. Berikut bukti dari tahapan
kegiatan ini :

Gambar 3.11 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Direktur

Output dari tahapan keenam ini berupa surat persetujuan kegiatan


aktualisasi dari direktur, surat tugas dari direktur, dan lembar persetujuan
54

aktualisasi dari mentor. Setelah menjelaskan mengenai kegiatan


aktualisasi, direktur sebagai pimpinan mengeluarkan surat persetujuan dan
surat tugas aktualisasi di IGD RSUD dan mentor mengeluarkan surat
persetujuan kegiatan aktualisasi. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.12 Surat Persetujuan dan Surat Tugas dari Direktur

Gambar 3.13 Lembar Persetujuan Aktualisasi dari Mentor


Keterkaitan substansi kegiatan melaksanakan koordinasi dengan mentor
dan Direktur RSUD Kabupaten Empat Lawang dengan mata pelatihan yaitu
55

akuntabilitas. Terdapat tiga nilai akuntabilitas yang terkait dengan kegiatan


ini yaitu tanggung jawab, kegiatan ini dibuat dengan penuh rasa tanggung
jawab sesuai dengan konsep kegiatan yang direncanakan. Selanjutnya
adalah kepercayaan, menumbuhkan rasa saling percaya selama melakukan
koordinasi dan konsultasi dengan mentor dan direktur agar kegiatan yang
direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Kemudian, nilai dari
akuntabilitas selanjutnya adalah kejelasan, menjelaskan konsep
pelaksanaan kegiatan kepada mentor dan direktur secara jelas dan
terperinci mengenai tujuan dan hasil yang diharapkan. Selanjutnya
penerapan mata pelatihan nasionalisme pada kegiatan ini adalah
musyawarah yang merupakan perwujudan dari sila keempat. Dalam
keterkaitan mata pelatihan etika publik, terdapat nilai yaitu jujur
menyampaikan semua rencana kegiatan dengan sebenar-benarnya, berani
untuk bertanggung jawab melaksanakan semua kegiatan sesuai konsep
yang direncanakan, berkonsultasi dengan mentor dengan bahasa dan tutur
yang sopan serta menghormati semua saran dan kritik dari mentor. Pada
mata pelatihan komitmen mutu terdapat nilai yang terkait yaitu efektif
dengan melakukan koordinasi dengan mentor dan direktur agar
terlaksananya kegiatan sesuai target serta efisien waktu. Pada mata
pelatihan anti korupsi terdapat nilai jujur dan keterbukaan dalam
menyampaikan rencana kegiatan, melakukan konsutasi dengan displin
sesuai jadwal, mampu bertanggung jawab dengan kegiatan yang
direncanakan serta mampu tampil berani dengan membuat kegiatan yang
belum pernah ada sebelumnya. Pada mata pelatihan agenda tiga berkaitan
dengan penerapan whole of government (WOG) dan pelayanan publik yaitu
secara transparan mentor mengetahui segala hal yang terkait dengan
perencanaan kegiatan.
Kontribusi kegiatan ini terhadap visi organisasi merupakan salah satu
bentuk untuk menciptakan tujuan dari kegiatan yaitu mengoptimalkan
pelayanan terhadap masyarakat melalui para tenaga medis yang
berkualitas. Hal ini sesuai dengan visi rumah sakit yaitu menjadikan rumah
sakit yang memberikan pelayanan yang terbaik, berkualitas dan profesional,
serta selaras dengan nilai organisasi yaitu mantap.
56

Kegiatan ini menerapkan nilai akuntabilitas yaitu tanggungjawab,


kepercayaan dan kejelasan apabila nilai ini tidak diterapkan maka tidak ada
pemberitahuan kepada mentor dan direktur sebagai pimpinan instansi
tentang kegiatan aktualisasi ini. Apabila musyawarah tidak dilakukan maka
koordinasi antara penulis dengan mentor dan direktur tidak berjalan
sehingga kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan. Kemudian bila tidak
melakukan koordinasi dengan jujur, sopan hormat dan bertanggung jawab
maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya karena
ketidakjelasan dalam penyampaian tujuan kegiatan. Selanjutnya apabila
kegiatan ini tidak dilakukan dengan efektif dan efisien maka tujuan target
yang diharapkan dari kegiatan ini tidak dapat tercapai yaitu dalam
pemberian pelayanan yg optimal. Bila nilai whole of government tidak
diterapkan maka tidak ada koordinasi antara penulis dan atasan, serta
atasan tidak mengetahui tentang tujuan dari kegiatan ini secara transparan.

2. Meminta izin kepada Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD


Kabupaten Empat Lawang
Tahapan pertama pada kegiatan ini adalah menghubungi kepala IGD
RSUD Kabupaten Empat Lawang untuk menentukan jadwal pertemuan,
mengatur jadwal dilakukan dengan komunikasi menggunakan WhatsApp.
Penulis melaksanakan tahapan kegiatan ini pada 5 April 2021.

Gambar 3.14 Screenshoot WhatsApp menghubungi Kepala IGD


57

Tahapan kedua kegiatan ini adalah menemui kepala IGD dan


menjelaskan tentang rencana kegiatan aktualisasi mengenai rincian
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dirancang. Tahapan kegiatan ini
dilaksanakan pada 6 April 2021.

Gambar 3.15 Konsultasi dengan Kepala IGD

Tahapan ketiga kegiatan ini meminta izin untuk dilakukannya kegiatan


aktualisasi di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang. Setelah menjelaskan
kepada kepala IGD mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan dan
kepala IGD menyetujuinya. Maka selanjutnya adalah meminta surat izin
pelaksanaan kegiatan di IGD. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6
April 2021.

Gambar 3.16 Kepala IGD menandatangani Surat Izin Pelaksanaan Kegiatan


58

Output dari tahapan pertama kegiatan ini adalah foto screenshoot


WhatsApp yang menunjukan adanya jadwal yang disepakati. Berikut bukti
dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.17 Penetapan Jadwal Konsultasi dengan Kepala IGD

Output dari tahapan kedua kegiatan ini adalah laporan atau diskusi dalam
bentuk lembar notulensi. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.18 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Kepala IGD


59

Output dari tahapan ketiga kegiatan ini adalah surat izin dari kepala IGD
untuk melaksanakan kegiatan kepada tenaga kesehatan di IGD. Berikut
bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.19 Surat Izin Pelaksanaan Kegiatan dari Kepala IGD

Keterkaitan substansi mata pelatihan pada kegiatan ini yang pertama


akuntabilitas yaitu nilai transparan, dengan meminta izin kepada kepala IGD
menunjukan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara terbuka diketahui
pihak terlibat, nilai kejelasan yaitu konsep kegiatan dijelaskan secara
menyeluruh kepada kepala IGD. Pada mata pelatihan nasionalisme
kegiatan ini menerapkan musyawarah yaitu dengan berdiskusi dan
menghargai pendapat serta menaati peraturan yang berlaku dimana
meminta izin kepada kepala IGD berarti menjalankannya sesuai prosedur
dengan tidak menyalahi aturan. Dalam etika publik, pada kegiatan ini
meminta izin dan menjelaskan kepada kepala IGD secara santun dan
dalam rencana kegiatan ini terjalin menghargai komunikasi dan kerjasama
antara peserta dan kepala IGD. Dilihat dari mata pelatihan komitmen mutu,
pada kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya agar kegiatan
berjalan sesuai tujuan dan target efisien, dan berorientasi mutu sehingga
mampu meningkatkan mutu layanan rumah sakit. Pada anti korupsi, di
60

kegiatan ini terdapat nilai jujur dilihat dari komunikasi yang dilakukan secara
terbuka dan terus terang, serta mampu bertanggung jawab dalam
melaksanakan dan menyampaikan kegiatan. Keterkaitan substansi mata
pelatihan agenda tiga pada kegiatan ini meliputi manajemen ASN yaitu
menjalankan tugas dan fungsi sesuai kedudukan sebagai tenaga kesehatan
secara profesional, bertanggung jawab dan integritas dalam menyampaikan
ide, maksud dan tujuan serta melakukan pendekatan WOG dengan prinsip-
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dan tujuan bersama.
Kegiatan meminta izin sebelum melaksanakan kegiatan aktualisasi ini
merupakan salah satu bentuk untuk mencapai tujuan dari kegiatan yaitu
meningkatkan kinerja tenaga kesehatan terkait penerapan sistem triase
yang menunjukan kontribusi kegiatan dalam visi dan misi organisasi yaitu
menjadikan rumah sakit yang memberikan pelayanan yang terbaik,
berkualitas dan profesional serta misi rumah sakit yaitu meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit, hal ini juga selaras dengan nilai organisasi rumah
sakit yaitu mantap.
Kegiatan ini menerapkan nilai akuntabilitas yaitu transparan dan kejelasan,
dampak apabila tidak diterapkan nya nilai ini dari pihak penulis maka tujuan
yang akan dicapai tidak maksimal, kegiatan yang telah dirancang tidak akan
berjalan dengan baik dan rentan menyebabkan misscommunication.
Begitupula bila tidak menjalankan musyawarah, maka tidak ada masukan
atau saran serta arahan yang akan membuat kegiatan berjalan tidak
optimal. Dampak yang terjadi apabila tidak menjalankan konsultasi dan
meminta izin dengan sopan santun, tidak menghargai komunikasi maka
akan terbentuk suasana kerja yang kurang harmonis serta kerjasama tidak
terjalin. Apabila saya tidak berorientasi mutu maka akan berdampak pada
pelayanan rumah sakit, serta apabila nilai jujur dan tanggung jawab tidak
dijunjung, maka tidak akan ada rasa percaya dari kepala IGD untuk
memberikan izin pelaksanaan kegiatan.
61

3. Membuat leaflet tentang sistem triase sebagai media sharing


knowledge kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD Kabupaten Empat
Lawang
Tahapan pertama kegiatan ini adalah merancang leaflet, perancangan
leaflet dilakukan pada tanggal 6 hingga 7 April 2021 dengan mencari
referensi kemudian menggunakan microsoft publisher di buat dalam bentuk
leaflet agar lebih menarik dan mudah dipahami penerima sharing
knowledge.

Gambar 3.20 Merancang Leaflet

Tahapan kedua kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 April 2021 yaitu
menemui mentor untuk konsultasi mengenai leaflet yang nantinya akan di
jadikan media dalam sharing knowledge. Setelah merancang leaflet, maka
selanjutnya berkonsultasi dengan mentor tentang isi leaflet yang akan di
paparkan kepada tenaga kesehatan IGD, kemudian meminta masukan dan
saran kepada mentor.

Gambar 3.21 Konsultasi dengan Mentor mengenai Leaflet


62

Tahapan ketiga kegiatan ini adalah menemui direktur untuk konsultasi


mengenai leaflet, menjelaskan tentang isi dari leaflet yang akan dipaparkan
serta meminta masukan dan saran dari direktur sebagai pimpinan. Tahapan
kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021.

Gambar 3.22 Konsultasi dengan Direktur mengenai Leaflet

Tahapan keempat kegiatan ini adalah mencetak leaflet dan


memperbanyak leaflet. Setelah berkonsultasi dengan mentor dan direktur,
rancangan leaflet beserta isi telah disetujui oleh mentor dan direktur maka
selanjutnya dilakukan pencetakan leaflet dan memperbanyaknya
menggunakan printer untuk dijadikan media sharing knowledge.
Pencetakan leaflet ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021.
63

Gambar 3.23 Mencetak Leaflet


Output dari tahapan pertama kegiatan ini adalah rancangan leaflet.
Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.24 Rancangan Leaflet

Output dari tahapan kedua kegiatan ini adalah catatan bimbingan mentor
dalam bentuk lembar notulensi dan disetujuinya oleh mentor rancangan
leaflet ini. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.25 Rancangan Leaflet disetujui Mentor


64

Gambar 3.26 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Mentor mengenai Leaflet

Output dari tahapan ketiga kegiatan ini adalah disetujuinya oleh direktur
rancangan leaflet. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.27 Lembar Notulensi Konsultasi tentang Leaflet dengan


Direktur
65

Gambar 3.28 Rancangan Leaflet disetujui Direktur

Output dari tahapan keempat kegiatan ini adalah leaflet dicetak dan di
perbanyak. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.29 Leaflet Sistem Triase

Keterkaitan substansi mata pelatihan pada kegiatan ini yang pertama


adalah tanggung jawab, kepercayaan dan kejelasan dalam akuntabilitas.
Merancang leaflet dan membuat konsep yang baik agar dapat dipahami
oleh tenaga kesehatan lain adalah sebuah wujud tanggung jawab dalam
pembuatan, isi yang disampaikan melalui leaflet menumbuhkan
kepercayaan sehingga informasi yang disampaikan tidak menyimpang,
serta isi leaflet mudah dipahami oleh penerima. Kedua adalah
nasionalisme, selalu melakukan konsultasi dan diskusi serta siap menerima
arahan. Ketiga dalam etika publik bersikap sopan dan ramah kepada
mentor dan direktur RSUD saat melakukan konsultasi, menerima kritik
saran dengan sikap hormat serta penyampaian isi leaflet disampaikan
66

dengan bahasa yang mudah dipahami agar berhasil guna. Keempat, dalam
komitmen mutu dalam kegiatan ini menciptakan media yang tepat untuk
menyampaikan materi sharing knowledge agar tercapainya target dan
tujuan secara efektif, serta nilai inovasi yaitu leaflet tentang sistem triase
merupakan media baru yang dapat diaplikasikan. Selanjutnya dalam anti
korupsi terdapat nilai jujur dilakukan dengan keterbukaan sehingga
diketahui prosesnya, pembuatan leaflet ini perwujudan bentuk kepedulian
terhadap peningkatan mutu layanan rumah sakit, serta dibutuhkan kerja
keras dalam kegiatan ini sehingga dapat terlaksana. Keterkaitan yang
terakhir adalah transparan, efektif dan efisien dalam pelayanan publik,
leaflet dibuat secara jelas serta merupakan bentuk untuk mewujudkan
tujuan kegiatan yang dilakukan dengan prosedur sederhana dan biaya
terjangkau.
Kontribusi kegiatan terhadap visi dan misi organisasi yaitu sebagai media
pelaksanaan kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan rumah
sakit melalui penerapan sistem triase. Hal ini sejalan dengan visi organisasi
yaitu menjadikan rumah sakit yang memberikan pelayanan yang terbaik,
berkualitas dan profesional serta sejalan pula dengan misi organisasi yaitu
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, serta sejalan dengan nilai
organisasi yaitu selamat dan sembuh.
Pada kegiatan ini menerapkan nilai tanggung jawab, kepercayaan dan
kejelasan dalam akuntabilitas, dampak apabila nilai ini tidak diterapkan
yaitu pembuatan leaflet tidak akan berjalan lancar, sehingga menghambat
proses dan tujuan kegiatan selanjutnya, selain itu ketidakjelasan isi leaflet
dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan sehingga isi yang natinya akan
disampaikan tidak diterapkan. Begitupula bila tidak melakukan musyawarah
maka tidak akan mendapatkan kritik dan saran yang bermanfaat dari
mentor dan direktur. Dampak apabila tidak bersikap sopan dan ramah
kepada mentor dan direktur RSUD saat melakukan konsultasi, tidak
menerima kritik saran dengan sikap hormat maka akan menyebabkan
lingkungan kerja kurang harmonis serta kegiatan ini menjadi tidak berdaya
guna. Selanjutnya bila inovasi tidak dijalankan maka tidak ada
67

pembaharuan yang terlaksana dalam instansi ini dalam meningkatkan


layanan terhadap publik. Apabila dalam kegiatan ini tidak ada rasa peduli,
jujur dan kerja keras maka kegiatan tidak akan terealisasi dengan baik dan
tidak berjalan optimal karena tidak akan selesai tepat waktu.

4. Melakukan sharing knowledge kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD


Kabupaten Empat Lawang
Tahapan pertama kegiatan ini adalah menyiapkan bahan dan media
sharing knowledge yaitu berupa leaflet dan pemaparan menggunakan
powerpoint. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 hingga 10 April 2021.
Pada kegiatan sebelumnya telah disiapkan leaflet sebagai media sharing
knowledge selanjutnya pada tahapan kegiatan ini untuk pemaparan
disusunlah materi pemaparan dengan powerpoint.

Gambar 3.30 Menyusun Materi dalam bentuk Powerpoint

Tahapan kedua kegiatan ini adalah menetapkan waktu dan tempat


pelaksanaan sharing knowledge, berdasarkan rancangan jadwal. Tahapan
ini akan meminta izin peminjaman tempat pelaksanaan dan alat presentasi
kepada bagian tata usaha. Pembuatan surat pengajuan peminjaman alat
dan ruangan dilaksanakan pada 9 April 2021.

Gambar 3.31 Rancangan Jadwal


68

Gambar 3.32 Membuat Permohonan Peminjaman Ruang dan Alat

Tahapan ketiga kegiatan ini adalah membuat undangan dan daftar hadir,
setelah menetapkan waktu dan tempat pelaksanaaan maka selanjutnya
membuat undangan yang akan ditujukan kepada kepala IGD dan seluruh
staff IGD. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2021.

Gambar 3.33 Membuat Undangan dan Daftar Hadir

Tahapan keempat kegiatan ini adalah memberikan undangan kepada


kepala IGD yang ditujukan kepada Kepala IGD beserta seluruh staff IGD.
Tahapan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021.
69

Gambar 3.34 Membagikan Undangan kepada Kepala IGD


Tahapan kelima kegiatan ini adalah melakukan kegiatan sharing
knowledge. Pada kegiatan ini terlebih dahulu dibagikan media sharing
knowledge kepada peserta yaitu leaflet dan akan dipaparkan dalam bentuk
powerpoint Kegiatan sharing knowledge ini dilaksanakan di ruang akreditasi
RSUD Empat Lawang pada tanggal 14 April 2021.

Gambar 3.35 Membagikan Leaflet sebelum Pemaparan

Gambar 3.36 Sharing Knowledge tentang Sistem Triase IGD

Gambar 3.37 Dokumentasi Video Sharing Knowledge


70

Output dari tahapan pertama kegiatan ini berupa rancangan leaflet dan
powerpoint.

Gambar 3.38 Rancangan Leaflet

Gambar 3.39 Materi dalam Powerpoint

Output dari tahapan kedua kegiatan ini adalah rancangan jadwal akan
dilaksanakan nya kegiatan sharing knowledge yang berupa persetujuan
peminjaman ruangan dan alat untuk kegiatan ini.
71

Gambar 3.40 Surat Balasan Konfirmasi Peminjaman Ruang dan Alat

Output dari tahapan ketiga kegiatan ini adalah printout undangan


dan daftar hadir. Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :
72

Gambar 3.41 Undangan dan Daftar Hadir

Output dari tahapan keempat kegiatan ini adalah terlaksananya


pembagian undangan yang ditujukan kepada kepala IGD, seluruh staff IGD
dan kepada mentor. Undangan yang telah dibuat kemudian di print yang
tujukan kepada sasaran yang akan mengikuti kegiatan sharing knowledge,
setelah itu dibagikan kepada mentor, kepala IGD, dan seluruh staff IGD.
Output dari tahapan kelima kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan
sharing knowledge. Kegiatan ini dilaksanakan dengan media leaflet dan
dipaparkan menggunakan media powerpoint. Setelah pemaparan maka
peserta yang mengikuti kegiatan ini boleh memberikan saran atau masukan
dan juga dipersilahkan untuk bertanya mengenai topik kegiatan ini. Hal ini
dibuktikan dengan adanya notulen kegiatan, serta daftar hadir pada saat
pelaksanaan sharing knowledge. Berikut bukti kegiatan ini :
73

Gambar 3.42 Notulen Kegiatan Sharing Knowledge

Gambar 3.43 Daftar Hadir Peserta Sharing Knowledge

Keterkaitan substansi mata pelatihan dengan kegiatan ini yang pertama


adalah tanggung jawab, keseimbangan dan kejelasan dalam akuntabilitas.
Melakukan sharing knowledge tentang sistem triase merupakan perwujudan
adanya tanggung jawab dari petugas medis dalam melakukan pelayanan
kesehatan, serta terwujudnya kinerja yang baik diimbangi oleh kemampuan
dan pemahaman tenaga kesehatan tentang sistem triase. Kedua adalah
74

hormat menghormati dalam pelaksanaan kegiatan, dalam penyampaian,


dan dalam menerima feedback dari peserta. Selanjutnya, dalam etika publik
di kegiatan ini melakukan komunikasi dengan baik saat menyampaikan
materi, menggunakan bahasa dan sikap yang santun, dengan kegiatan ini
diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan layanan kepada publik
secara tanggap, cepat dan tepat agar dapat mendorong kinerja tenaga
kesehatan tentang sistem triase. Bila dilihat dari efektif dan efisien dari
komitmen mutu, kegiatan sharing knowledge ini merupakan perwujudan
agar tercapainya tujuan atau target yang diharapkan menggunakan metode
penyampaian yang tepat dan hemat waktu agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit. Selanjutnya dari anti korupsi dalam kegiatan ini
terdapat nilai kejujuran bila dilihat dalam proses penyampaian isi materi
yang sesuai referensi dan sebenar-benarnya, mencerminkan sikap peduli
terhadap peningkatan mutu pelayanan rumah sakit serta yang terakhir
kegiatan ini terlaksana tidak terlepas karena adanya kerja keras mulai dari
tahap perancangan hingga pelaksanaan. Manajemen ASN merupakan
salah satu substansi mata pelatihan, memiliki keterkaitan dalam kegiatan ini
yaitu mampu melakukan sharing knowledge dengan sesama tenaga
kesehatan yang dapat meningkatkan kemampuan dalam pelayanan publik,
hal ini termasuk dalam salah satu fungsi sebagai tenaga kesehatan.
Kegiatan ini dalam pelayanan publik terdapat nilai partisipatif yaitu
melibatkan tenaga kesehatan dalam melaksanakan sistem triase yang akan
ditujukan demi kepentingan pasien, transparan dapat dilihat dari tenaga
kesehatan yang menerima materi diberi kesempatan bertanya, responsif
yaitu pemberi materi sharing knowledge harus cepat tanggap dan
mendengarkan aspirasi atau masukan tenaga kesehatan, efektif dan efisien
yaitu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai dengan sesuai prosedur dan
tepat waktu serta berkeadilan dimana kegiatan ini memberikan manfaat
pada pelayanan kesehatan yaitu melindungi pasien dari praktik buruk.
Melakukan kegiatan sharing knowledge dengan tujuan meningkatkan
pemahaman dan penerapan sistem triase kepada pasien menunjukan
kontribusi terhadap visi organisasi yaitu menjadikan rumah sakit yang
75

memberikan pelayanan yang terbaik, berkualitas dan profesional serta misi


organisasi yaitu meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, selain itu
rangkaian kegiatan ini sejalan dengan nilai organisasi yaitu aman, selamat
dan sembuh.
Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada
kegiatan ini adalah tidak adanya rasa tanggung jawab dari tenaga
kesehatan dapat mengakibatkan pelayanan yang diberikan terhadap publik
menjadi tidak optimal sehingga kinerja yang baik tidak akan terwujud,
apabila dalam penyampaian sharing knowledge dalam kegiatan ini tidak
secara jelas dan mudah dipahami maka akan timbul kesenjangan
pemahaman yang dapat berakibat dalam praktik penerapan sistem triase.
Begitu pula apabila nilai nasionalisme yaitu dalam kegiatan ini hormat
menghormati tidak dilakukan antara pemberi materi dan penerima, maka
kegiatan sharing kownledge ini tidak akan mencapai tujuan yang
diharapkan, pemahaman yang diharapkan meningkat mengenai sistem
triase. Apabila etika publik tidak diterapkan, yaitu tidak berkomunikasi
dengan baik, tidak dengan bahasa yang sopan santun maka akan
menimbulkan ketidaknyaman dalam hubungan bekerja. Komitmen mutu
harus diterapkan dalam kegiatan ini apabila kegiatan ini tidak mencapai
tujuan dan target maka dalam membantu proses meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit akan terhambat. Selanjutnya, apabila kegiatan ini
tidak dilaksanakan dengan kerja keras maka rancangan kegiatan yang telah
dibuat tidak akan terlaksana. Pada kegiatan ini dalam nilai pelayanan
publik, apabila tidak melibatkan tenaga kesehatan lain dalam melaksanakan
sistem triase maka penerapan yang optimal tidak akan berjalan, sebab
dalam memberikan pelayanan dibutuhkan kerjasama tim agar pasien
terlindung dari praktik buruk, dan mutu pelayanan rumah sakit menjadi baik.

5. Membuat pedoman alur triase pasien gawat darurat di IGD dalam


bentuk poster
Setelah melakukan kegiatan sharing knowledge maka kegiatan
selanjutnya yaitu pembuatan pedoman alur triase pasien gawat darurat di
IGD dalam bentuk poster agar dalam praktik sehari-hari pedoman alur ini
dapat dipergunakan secara sesuai.
76

Tahapan pertama kegiatan ini adalah merancang poster alur triase


pasien gawat darurat, dilakukan pengumpulan bahan untuk merancang alur
triase dari referensi yang ada kemudian mendesain alur triase yang akan di
tempatkan di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2021.

Gambar 3.44 Merancang Pedoman Alur Triase

Tahapan kedua kegiatan ini adalah menemui mentor untuk konsultasi


mengenai rancangan pedoman alur triase pasien gawat darurat. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021. Setelah menyusun rancangan,
selanjutnya menemui mentor untuk meminta masukan / pendapat mentor
mengenai pedoman alur triase yang akan di pasang di IGD.

Gambar 3.45 Konsultasi dengan Mentor tentang Pedoman Alur Triase


77

Tahap ketiga kegiatan ini adalah menemui direktur RSUD untuk


berkonsultasi mengenai pedoman alur triase yang akan di pasang di IGD.
Tahapan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021.

Gambar 3.46 Konsultasi dengan Direktur tentang Pedoman Alur Triase

Tahap keempat kegiatan ini adalah mencetak poster, setelah menemui


mentor dan direktur RSUD untuk meminta masukan mengenai pedoman
alur triase dan disetujui maka selanjutnya mencetak desain pedoman alur
triase tersebut dalam bentuk poster di percetakan. Tahapan kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 15 April 2021.

Gambar 3.47 Mencetak Pedoman Alur Triase dalam bentuk Poster ke Percetakan

Tahap kelima kegiatan ini adalah pemasangan poster alur triase


pasien gawat darurat di IGD. Setelah poster selesai di cetak maka poster
pedoman alur triase tersebut dipasang di IGD, pada proses pemasangan
78

didampingi oleh kepala IGD. Tahapan kegiatan ini dilaksanakan pada


tanggal 21 April 2021.

Gambar 3.48 Pemasangan Pedoman Alur Triase di IGD

Output dari tahapan pertama kegiatan ini adalah rancangan alur triase.
Rancangan pedoman alur triase dibuat dengan menggunakan microsoft
word. Berikut bukti dari kegiatan ini :

Gambar 3.49 Rancangan Pedoman Alur Triase


79

Output dari tahapan kedua kegiatan ini adalah lembar notulensi. Saat
berkonsultasi dengan mentor untuk meminta saran tentang pedoman alur
triase, penulis membuat lembar notulensi dari pertemuan tersebut, selain itu
juga mentor memberikan tandatangan di rancangan pedoman alur triase
penulis sebagai tanda bahwa mentor telah menyetujui rancangan penulis.
Berikut bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.50 Mentor menyetujui Rancangan Pedoman Alur Triase

Gambar 3.51 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Mentor tentang Pedoman Alur Triase

Output dari tahapan ketiga kegiatan ini terlaksananya kegiatan konsultasi


dengan direktur mengenai pedoman alur triase. Saat pertemuan konsultasi
ini penulis meminta saran dan persetujuan mengenai rancangan alur triase
80

kepada direktur, dari pertemuan konsultasi ini penulis membuat lembar


notulensi. Berikut adalah bukti dari tahapan kegiatan ini :

Gambar 3.52 Lembar Notulensi Konsultasi tentang Pedoman Alur Triase dengan Direktur

Gambar 3.53 Direktur menyetujui Rancangan Pedoman Alur Triase


81

Selanjutnya, tahapan keempat kegiatan ini, output yang didapat adalah


terlaksananya pencetakan poster pedoman alur triase, dan penulis
mengambil poster tersebut ke percetakan. Setelah poster yang telah
dicetak diambil maka tahapan kegiatan selanjutnya dapat terlaksana yaitu
pemasangan poster pedoman alur triase di IGD. Output tahapan kelima
kegiatan ini adalah terlaksananya pemasangan poster pedoman alur triase
di IGD. Pemasangan poster pedoman alut triase di IGD di koordinasikan
penempatannya kepada kepala IGD dan proses pemasangan didampingi
oleh kepala IGD, dengan pemasangan pedoman alur triase ini di IGD
diharapkan tenaga kesehatan di IGD dapat menerapkan sistem triase
sesuai pedoman alur yang telah dibuat.
Keterkaitan substansi mata pelatihan pada kegiatan ini meliputi
kepercayaan dan kejelasan dalam akuntabilitas, isi pedoman alur triase
harus mudah dipahami oleh tenaga kesehatan yang akan melaksanakan.
Selanjutnya kegiatan ini dilakukan secara musyawarah dan dikonsultasikan
dulu kepada atasan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan
sesuai dengan pengamalan pancasila sila keempat. Dalam kegiatan ini
menerapkan etika publik yaitu melakukan konsultasi secara sopan dan
santun selain itu kegiatan penerapan alur triase ini dapat mendorong kinerja
pegawai sehingga dapat memberikan pelayanan kepada pasien secara
tanggap, cepat dan tepat. Kegiatan pembuatan pedoman alur triase ini
sesuai dengan sasaran yang akan dituju, informasi yang disampaikan
dalam poster harus mudah dipahami oleh tenaga kesehatan, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit yang merupakan
bagian dari komitmen mutu. Pada kegiatan ini keterkaitan dengan anti
korupsi adalah membuktikan adanya kepedulian dalam mengoptimalkan
penerapan alut triase dengan tujuan secara disiplin menerapkan sistem
triase yang telah disampaikan. Selanjutnya dalam pelayanan publik,
kegiatan ini mengaitkan terhadap nilai partisipatif, efektif dan efisien serta
akuntabel yang nantinya dalam pelaksanaan penerapan alur triase ini dapat
di pertanggungjawabkan.
Pedoman alur triase mendukung dalam perwujudan visi organisasi yaitu
menjadikan rumah sakit yang memberikan pelayanan terbaik, berkualitas
82

dan profesional serta menguatkan nilai organisasi yaitu aman, selamat dan
sembuh.
Kegiatan ini apabila tidak menerapkan nilai akuntabilitas maka dapat
berdampak isi yang disampaikan pada pedoman alur triase tidak jelas,
sehingga dapat terjadi miskomunikasi diantara tenaga kesehatan IGD.
Apabila tidak dilakukan konsultasi dengan mentor dan direktur RSUD maka
mentor sebagai atasan dan direktur sebagai pimpinan tidak mengetahui
tentang kegiatan pembuatan pedoman alur triase ini, dan berarti nilai
musyawarah tidak diterapkan. Apabila etika publik tidak diterapkan maka
konsultasi tidak berjalan lancar, tidak terbangun suasana yang harmonis
dalam dunia kerja. Selanjutnya apabila nilai komitmen mutu tidak diterapkan
akan memiliki dampak yaitu sasaran yang akan dituju tidak tercapai,
sehingga tujuan meningkatkan pelayanan rumah sakit terhambat, selain itu
dilihat dari inovasi bila tidak dilakukan maka optimalisasi penerapan sistem
triase tidak berjalan, karena tidak ada perubahan yang dilakukan. Apabila
kepedulian dalam anti korupsi tidak diterapkan maka optimalisasi dalam
alur triase tidak berjalan, serta apabila kedisiplinan tidak diterapkan maka
kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai waktu yang direncanakan.
Selanjutnya bila nilai akuntabel dalam pelayanan publik tidak diterapkan
maka berdampak berkurangnya rasa tanggung jawab dalam penerapan
sistem triase secara benar, sehingga dapat mempengaruhi mutu pelayanan
rumah sakit.

6. Membuat komitmen terkait penerapan sistem triase pasien gawat


darurat dalam bentuk maklumat pelayanan
Tahap pertama kegiatan ini adalah merancang komitmen penerapan
sistem triase dalam bentuk maklumat pelayanan. Komitmen ini terkait
penerapan sistem triase pasien gawat darurat di IGD. Tahapan kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2021.
83

Gambar 3.54 Merancang Maklumat Pelayanan

Tahapan kedua kegiatan ini adalah menemui mentor untuk konsultasi.


Tahapan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2021. Setelah
penulis merancang komitmen penerapan sistem triase pasien gawat darurat
dalam bentuk maklumat pelayanan maka selanjutnya penulis
mengkonsultasikannya kepada mentor untuk meminta saran.

Gambar 3.55 Konsultasi dengan Mentor tentang Maklumat Pelayanan

Tahap ketiga kegiatan ini adalah menemui direktur RSUD untuk konsultasi.
Maklumat Pelayanan yang telah dirancang dikonsulkan kepada direktur
agar direktur sebagai pimpinan mengetahui bahwa akan dipasang
komitmen penerapan sistem triase pasien gawat darurat dalam bentuk
maklumat pelayanan di IGD. Tahapan ini dilaksanakan pada 13 April 2021.
84

Gambar 3.56 Konsultasi dengan Direktur tentang Maklumat Pelayanan

Tahap keempat kegiatan ini adalah mencetak maklumat pelayanan, setelah


berkonsultasi dan rancangan maklumat pelayanan disetujui oleh direktur
RSUD dan mentor maka maklumat pelayanan dicetak dalam bentuk poster
di percetakan. Pelaksanaan kegiatan ini pada tanggal 15 April 2021.

Gambar 3.57 Mencetak Maklumat Pelayanan

Tahap kelima kegiatan ini adalah pemasangan maklumat pelayanan di IGD.


Setelah maklumat pelayanan dicetak maka selanjutnya dipasang di iGD
didampingi oleh kepala IGD dan meminta pendapat tempat strategis
meletakkan maklumat pelayanan di ruang IGD. Pelaksanaan tahap
kegiatan ini adalah pada tanggal 21 April 2021.
85

Gambar 3.58 Pemasangan Maklumat Pelayanan

Output dari tahap pertama kegiatan ini adalah rancangan komitmen penerapan
sistem triase di IGD dalam bentuk maklumat pelayanan. Berikut bukti
kegiatan ini :

Gambar 3.59 Rancangan Maklumat Pelayanan

Output dari tahap kedua kegiatan ini adalah catatan bimbingan dari mentor
berupa lembar notulensi. Berikut bukti dari kegiatan ini :
86

Gambar 3.60 Lembar Notulensi Konsultasi dengan Mentor tentang Maklumat Pelayanan

Gambar 3.61 Mentor menyetujui Rancangan Maklumat Pelayanan

Output dari tahapan ketiga kegiatan ini adalah terlaksananya konsultasi dengan
direktur. Penulis melakukan konsultasi dengan direktur untuk meminta
masukan adan saran terkait rancangan komitmen penerapan
sistem triase dalam bentuk maklumat pelayanan di IGD, dari konsultasi ini
penulis membuat lembar notulensi. Berikut adalah bukti kegiatan ini :
87

Gambar 3.62 Lembar Notulensi Konsultasi Maklumat Pelayanan dengan Direktur

Gambar 3.63 Rancangan Maklumat Pelayanan disetujui Direktur

Output dari tahapan keempat kegiatan ini adalah komitmen penerapan sistem
triase dalam bentuk maklumat pelayanan telah divetak di percetakan.
88

Penulis mengambil poster maklumat pelayanan tersebut dan akan


memasangnya di IGD. Selanjutnya, pada tahapan kelima kegiatan
outpunya adalah terlaksananya pemasangan poster maklumat pelayanan di
iGD. Pemasangan maklumat pelayanan ini di koordinasikan tempatnya
kepada kepala IGD dan pemasangan di dampingi oleh kepala IGD, setelah
adanya maklumat pelayanan ini diharapkan tenaga kesehatan bekerja
sesuai dengan komitmen yang telah dibuat.
Keterkaitan substansi mata pelatihan pada kegiatan ini adalah integritas dalam
akuntabilitas yaitu berkomitmen menerapkan sistem triase. Selanjutnya
melakukan konsultasi dengan mentor dan direktur menunjukkan nilai
musyawarah dalam nasionalisme. Etika publik yang tercermin dari kegiatan
ini adalah menghargai komunikasi dan konsultasi dengan atasan.
Berikutnya dalam komitmen mutu kegiatan ini beriorientasi pada mutu yaitu
dengan adanya maklumat pelayanan diharapakan para tenaga kesehatan
sadar untuk melakukan pelayanan yang terbaik. Apabila dilihat dari nilai anti
korupsi kegiatan ini memberikan manfaat dalam pelayanan publik yaitu
pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai tingkat kegawatdaruratan.
Terakhir kegiatan pembuatan maklumat pelayanan ini akuntabel yang
berarti dapat dipertanggungjawabkan.
Seluruh rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik,
sesuai kontribusi visi organisasi yaitu menjadikan rumah sakit yang
memberikan pelayanan terbaik, berkualitas dan profesional serta sesuai
misi rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan, dan bertujuan menguatkan
nilai organisasi rumah sakit yaitu aman, selamat dan sembuh.
Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan integritas maka pembuatan
maklumat pelayanan ini akan sia-sia, dan tidak akan berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Pada kegiatan ini apabila tidak dilakukan konsultasi
kepada pimpinan dan atasan langsung maka akan menimbulkan
ketidaktahuan dan terkesan maklumat pelayanan ini tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Konsultasi apabila tidak dijalankan dengan sopan
dan hormat maka akan berdampak pada suasana kerja yang kurang
harmonis dan cenderung miskomunikasi. Selanjutnya apabila komitmen
89

mutu tidak dilaksanakan maka akan berdampak pada pelayanan rumah


sakit, dan dapat menurunakan mutu pelayanan rumah sakit.

7. Evaluasi Kegiatan
Tahapan pertama dari kegiatan ini adalah adanya form triase pasien gawat
darurat yang dimodifikasi. Untuk evaluasi rangkaian kegiatan ini maka
dilakukan pengumpulan referensi kemudian menyusun form triase pasien
gawat darurat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April hingga 18
April 2021.

Gambar 3.64 Membuat Form Triase

Tahapan kedua dari kegiatan ini adalah menjelaskan cara pengisian form
triase pasien gawat darurat kepada tenaga kesehatan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 19 April 2021. Pada kegiatan ini dijelaskan
pengisian form triase kepada kepala IGD dan rekan dokter umum tentang
pengisian form triase yang kemudian akan disampaikan oleh kepala IGD
kepada tenaga kesehatan yang bertugas di IGD.

Gambar 3.65 Menjelaskan tentang Form Triase


90

Tahapan ketiga kegiatan ini adalah membentuk tim evaluator untuk


pelaksanaan/penerapan form triase pasien gawat darurat. Tujuan dari
pembentukan tim evaluator ini adalah mengevaluasi dan mengawasi para
tenaga kesehatan di IGD dalam pengisian form triase kepada tiap pasien
yang datang di IGD, dengan adanya tim evaluator ini diharapkan pengisian
form triase berjalan lancar sehingga perwujudan kegiatan ini untuk
optimalisasi penerapan sistem triase di IGD tercapai. Kegiatan ini akan
dilaksanakan mulai tanggal 20 April 2021.

Gambar 3.66 Membuat Surat Tugas Tim Evaluator Form Triase

Output dari tahap pertama kegiatan ini adalah adanya form triase pasien
gawat darurat. Form triase ini adalah hasil modifikasi melihat dari beberapa
sumber. Berikut bukti dari kegiatan ini :

Gambar 3.67 Form Triase


91

Output dari tahap kedua kegiatan ini adalah pemahaman tenaga


kesehatan IGD, dapat dilihat dari petugas yang telah menjalankan
pengisian form triase sebagai penerapan sistem triase. Berikut bukti
kegiatan ini :

Gambar 3.68 Form Triase yang diisi Tenaga Kesehatan IGD

Output dari tahap ketiga kegiatan ini berupa adanya surat tugas untuk tim
evaluator. Berikut adalah bukti kegiatan ini :
92

Gambar 3.69 Surat Tugas Tim Evaluator

Keterkaitan substansi mata pelatihan pada kegiatan ini dalam akuntabilitas


adalah transparan yaitu pengisian form triase sebagai hasil evaluasi
kegiatan harus diisi dengan sebenar-benarnya, serta nilai integritas yaitu
adanya komitmen dalam menerapkan sistem triase ditunjukan dengan
pemahaman pelaksanaan dan dievaluasi dengan pengisian form. Bila
dilihat dalam nasionalisme kegiatan ini bertujuan mengutamakan
kepentingan publik yang merupakan suatu upaya peningkatan pelayanan
kesehatan. Pada kegiatan ini nilai etika publik tercermin dalam
melaksanakan pengisian form triase secara jujur dan bertanggungjawab.
Selanjutnya dalam hasil akhir kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
kepuasan dan mutu pelayanan terhadap publik yang menerapkan nilai
berorientasi mutu pada komitmen mutu. Semua kegiatan ini dilaksanakan
dengan gigih agar mencapai hasil yang sesuai tujuan yaitu mencerminkan
kerja keras dalam anti korupsi. Selain di atas, nilai agenda tiga jug
aditerapkan pada kegiatan ini yaitu pembuatan laporan dilakukan dengan
jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi serta dalam pelayanan
publik kegiatan ini sebagai bentuk perwujudan dalam pelayanan kesehatan
tidak membedakan pasien, penatalaksanaan pasien sesuai tingkat
kegawatdaruratan sesuai sistem triase.
93

Kegiatan bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik, sesuai visi


organisasi yaitu menjadikan rumah sakit yang memberikan pelayanan
terbaik, berkualitas dan profesional serta sesuai misi rumah sakit
meningkatkan mutu pelayanan menunjukkan adanya kontribusi visi dan misi
organisasi terhadap kegiatan ini.
Dalam kegiatan ini apabila tidak diterapkan nilai ANEKA akuntabilitas
maka berdampak tidak adanya rasa tanggung jawab dalam pengisian form
triase sehingga tujuan dari kegiatan ini tidak tercapai. Apabila nilai etika
publik tidak diterapkan, maka akan memiliki dampak pelayanan yang cepat
tanggap dan tepat seperti yang diharapkan akan terhambat. Selanjutnya,
apabila nilai komitmen mutu tidak diterapkan maka upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit tidak akan tercapai, karena orientasi pada mutu
tidak diterapkan. Apabila pada kegiatan ini penulis tidak menerapkan sikap
kerja keras dalam anti korupsi maka kegiatan ini tidak akan selesai tepat
waktu. Terakhir, apabila pelayanan publik tidak diterapkan dalam kegiatan
ini maka berdampak dapat memicu tindak diskriminatif terhadap pasien
dimana pasien tidak ditatalaksana sesuai triase.

C. KENDALA DAN SOLUSI


Adapun kendala dan solusi dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi adalah
sebagai berkut :
Tabel 3.2 Kendala dan Solusi
NO KENDALA SOLUSI
1. Waktu aktualisasi yang terlalu Memanfaatkan waktu sebaik
singkat sehingga monitoring dan mungkin sehingga tugas dapat
evaluasi dilakukan hanya dalam diselesaikan tepat pada
waktu kurang dari 2 minggu. waktunya

2. Keterbatasan waktu dan Membuat konsultasi menjadi


kesempatan dalam berkonsultasi satu waktu pertemuan.
dengan direktur RSUD sebagai
pimpinan mengenai rancangan

leaflet, pedoman alur triase dan


maklumat pelayanan.
94

3. Banyaknya kegiatan lain diluar Memanajemen waktu yang tepat


kegiatan aktualisasi

4. Keterbatasan jumlah percetakan di Berkoordinasi waktu dengan


Tebing Tinggi dan saat mencetak pihak percetakan
pedoman alur triase dan maklumat
pelayanan bertabrakan dengan
event di Tebing Tinggi sehingga
pencetakan lama.

5. Jumlah pasien dalam satu shift jaga Untuk setiap shift jaga, tenaga
terkadang lebih sedikit daripada kesehatan secara rata
tenaga kesehatan (perawat dan bergantian mengisi form triase
bidan) yang jaga sehingga dalam pasien gawat darurat
satu shift jaga tersebut tidak semua
tenaga kesehatan mengisi form
triase pasien gawat darurat.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan rancangan aktualisasi tentang “Optimalisasi Penerapan
Sistem Triase di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Empat Lawang”,
yang dilaksanakan dari tanggal 24 Maret 2021 sampai dengan tanggal 2 Mei
2021. Beberapa kegiatan telah dirancang dan disusun sedemikian rupa
sehingga memiliki satu tujuan akhir dalam mencari solusi core issue terpilih.
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Empat Lawang,
isu yang diangkat dalam aktualisasi ini adalah belum optimalnya penerapan
sistem triase di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kabupaten Empat
Lawang
95

Berdasarkan pengalaman selama bekerja di IGD hal ini dapat dilihat


dari masih terjadinya kekeliruan oleh tenaga medis di IGD RSUD Kabupaten
Empat Lawang dalam sistem triase akibat masih kurangnya pemahaman
karena belum adanya sosialisasi mengenai penerapan sistem triase
sehingga mengakibatkan belum optimalnya penerapan sistem triase di IGD
RSUD Kabupaten Empat Lawang. Sehingga untuk mengatasi permasalahan
tersebut dirancang beberapa kegiatan. Berikut adalah tujuh tahap kegiatan
yang dilakukan dalam aktualisasi ini :
1. Melaksanakan koordinasi dengan mentor dan direktur RSUD Kabupaten
Empat Lawang
2. Meminta izin kepada Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Kabupaten Empat Lawang
3. Membuat leaflet tentang sistem triase sebagai media sharing knowledge
kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD Kabupaten Empat Lawang
4. Melakukan sharing knowledge kepada tenaga kesehatan di IGD RSUD
Kabupaten Empat Lawang
5. Membuat pedoman alur triase pasien gawat darurat di IGD dalam bentuk
poster
6. Membuat komitmen terkait penerapan sistem triase pasien gawat darurat
dalam bentuk maklumat pelayanan

7. Evaluasi Kegiatan
Optimalisasi kegiatan dilaksanakan dengan cara melakukan sharing
knowledge kepada tenaga kesehatan di IGD, pembuatan pedoman alur
triase dan komitmen penerapan sistem triase dalam bentuk maklumat
pelayanan. Setelah dilakukan rangkaian kegiatan tersebut, penerapan sistem
triase di IGD saat ini telah sesuai, dalam penempatan tidak ada kekeliruan.
Tenaga kesehatan di IGD memeriksa pasien yang datang dan mengkaji
pasien tersebut. Pengkajian pasien meliputi tanda-tanda vital pasien, setiap
pasien yang masuk di IGD dilakukan pengkajian yang kemudian di tuliskan
dalam form triase pasien gawat darurat yang diisi oleh tenaga kesehatan
(perawat atau bidan) yang sedang bertugas. Setelah mengisi form triase
96

tersebut, tenaga kesehatan mengklasifikasikan dan menempatkan pasien


sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya berdasarkan hasil kajian.
Penerapan sistem triase ini diperuntukan kepada semua tenaga kesehatan
IGD, dari 22 orang tenaga kesehatan (perawat dan bidan) IGD, sebanyak 19
orang telah menjalankan sistem triase ini dan paham. Hal ini dapat dilihat
dari form triase pasien gawat darurat yang telah mereka isi dan
mengkategorikannya ke dalam label triase dan penempatan yang sesuai
pengkajian dan kondisi pasien, sedangkan 3 orang tenaga kesehatan IGD
belum melakukan pengisian form triase dikarenakan 2 orang cuti dan 1 orang
bukan merupakan perawat pelaksana.
DAFTAR PUSTAKA

Chemical Hazards Emergency Medical Management. 2021. Triage Guidelines :


START Adult Triage Algorithm. U.S : Department of Health and Human Service
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi : Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas : Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme : Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik : Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu : Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi : Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Manajemen ASN :
Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Pelayanan Publik :
Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. 2003. Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 Tahun 2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter
LAMPIRAN
OUTPUT
KEGIATAN
Lampiran Rekapan Form Triase Pasien Gawat
Darurat
No Tanggal Nama Usia Cara Jenis Pengkajian Label Perawat yang Dokter Jaga
Triase Pasien (Tahun) Pasien Kasus Jalan Pernafasan Sirkulasi Kesadaran Keadaan Triase Mengkaji
Datang Nafas Mental
1. 20/04/2021 Tn. AS 49 Diantar Non Bebas 26 x/m • Nadi GCS 14 Tidak Kuning Dwie Putri dr. Yolanda
Pukul keluarga trauma teraba kooperatif
08.30 WIB lemah
• TD
100/60
mmHg
2. 20/04/2021 Tn. J 38 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 87 GCS 15 Kooperatif Hijau Dwie Putri Dr. Yolanda
Pukul keluarga Trauma x/m
08.40 WIB • TD
140/70
mmHg
3. 20/04/2021 Ny. H 33 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 98 GCS 15 Kooperatif Hijau Eci Agustina Dr. Pipit
Pukul Keluarga Trauma x/m
11.17 WIB • TD
100/60
mmHg
4. 20/04/2021 Tn. R 18 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 93 GCS 15 Kooperatif Hijau Ikhwan Dr.Pipit
Pukul keluarga Trauma x/m
16.21 WIB • TD
120/70
mmHg
5. 20/04/2021 Ny. SW 24 Diantar Non Bebas 26 x/m • Nadi 116 GCS 15 Tidak Kuning Diana Sari Dr. Marmah
Pukul Keluarga Trauma Wheezing x/m Kooperatif
21.37 WIB (+) • TD
120/60
mmHg
6. 21/04/2021 Ny. E 32 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 90 GCS 15 Kooperatif Hijau Fera Dr. Marmah
Pukul Keluarga trauma x/m
00.40 WIB • TD
127/68
mmHg
7. 21/04/2021 An. GD 1 Diantar Non Bebas RR 35 x/m HR 122 GCS 15 Tidak Kuning Dera Dr. Yolanda
Pukul keluarga trauma Wheezing x/m Kooperatif
04.50 WIB (+)
8. 21/04/2021 Tn. H 59 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 94 GCS 15 Kooperatif Hijau Mika Dr. Pipit
Pukul keluarga trauma x/m
15.41 WIB

• TD
160/100
mmHg
9. 21/04/2021 Tn. DS 18 Diantar trauma Bebas 20 x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Noptri Dr. Arga
Pukul keluarga 94x/m
19.18 WIB • TD
120/70
mmHg

10. 21/04/2021 Ny. IJ 35 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 100 GCS 15 Kooperatif Hijau Diana Sari Dr. Sri
Pukul keluarga trauma x/m
21.10 WIB • TD
100/80
mmHg
11. 22/04/2021 Tn. S 48 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi GCS 14 Tidak Kuning Marta Yopi Dr. Arga
Pukul Keluarga trauma 114x/m Kooperatif
05.40 WIB • TD
150/100
mmHg
12. 22/04/2021 Ny. E 24 Diantar trauma Bebas 20 x/m • Nadi 84 GCS 15 Kooperatif Hijau Tiara Dr. Pipit
Pukul keluarga x/m
09.35 WIB • TD
160/90
mmHg
13. 22/04/2021 Tn. T 58 Diantar trauma Bebas 24x/m • HR 120 GCS 14 Tidak Kuning Firman Dr. sri
Pukul keluarga x/m kooperatif
09.35 WIB • TD
130/80
mmHg
14. 22/04/2021 Ny. K 47 Diantar trauma Bebas 22x/m • Nadi 98 GCS 15 Kooperatif Hijau Mentari Dr. Pipit
Pukul keluarga x/m
11.00 WIB • TD
160/90
mmHg
15. 22/04/2021 Nn. R 16 Diantar Non Bebas 20x/m • Nadi 90 GCS 15 Kooperatif Hijau Mentari Dr. Sri
keluarga trauma x/m
• TD
100/60
mmHg
16. 22/04/2021 Ny. RL 38 Diantar Non Bebas 24 x/m • HR 101 GCS 14 Tidak Kuning Mentari Dr. Pipit
Pukul 11. keluarga trauma x/m kooperatif
20 WIB

• TD 100/50
mmHg

17 22/04/2021 Ny. Ro 44 Diantar Non Bebas 26 x/m • Nadi 126 GCS 14 Tidak Kuning Deva Dr.pipit
Pukul keluarga trauma x/m kooperatif
12.05 WIB • TD 140 /
80
mmHg
18. 22/04/2021 Tn. K 56 Diantar Non Bebas 20x/m • Nadi 79 GCS 15 Kooperatif Hijau Ikhwan Dr. Sri
Pukul keluarga trauma x/m
13.10 WIB • TD
140/80
mmHg
19. 22/04/2021 Tn. AS 20 Diantar Trauma bebas 20x/m • Nadi 81 GCS 15 Kooperatif Hijau Tata Dr. Pipit
Pukul keluarga x/m
15.40 wib • TD
120/70
mmHg
20. 22/04/2021 Ny. HR 52 Diantar Non Bebas 18 x/m • Nadi 75 GCS 15 Kooperatif Hijau Noptri Dr. Sri
keluarga trauma x/m
• TD 130 /
80
mmHg
21. 22/04/2021 Ny. R 62 Diantar Non Bebas 20x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Diana Sari Dr. Arga
Pukul keluarga trauma 92x/m
15.48 wib • TD
160/100
mmHg
22. 22/04/2021 Ny. EU 37 Diantar Non Bebas 20x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Reza Alvita Dr. Marmah
Pukul keluarga trauma 68x/m
19.00 WIB • TD
160/100
mmHg
23. 22/04/2021 Tn. J 51 Diantar Non Bebas 20x/m • Nadi 94 GCS 15 Kooperatif Hijau Eci Dr. Arga
Pukul keluarga trauma x/m
20.00 WIB • TD
160/90
mmHg
24. 22/04/2021 Nn. IA 20 Diantar Non Bebas RR 28x/m • Nadi GCS 14 Tidak Kuning Tiara Dr. Rani
Pukul trauma 120x/m kooperatif
22.15 WIB

• TD 120/70
mmHg

25. 23/04/2021 Ny. H 45 Diantar Non Bebas RR 24x/m • Nadi 110 GCS 14 Kooperatif Kuning Fitri Dr.pipit
pukul 09.45 keluarga trauma x/m
WIB • TD
120/60
mmHg
26. 23/04/2021 An. SN 5 Diantar Non Bebas RR 24x/m • Nadi 100 GCS 15 Kooperatif Hijau Dera Dr Sri
Pikul 10.35 keluarga trauma x/m
WIB • BB 7 kg
• Temp
36,8 C
27. 23/04/2021 Tn. JH 48 Diantar Non Suara 28 x/m • Nadi GCS 13 Tidak Merah Tata Dr. Pipit
Pukul keluarga trauma nafas SpO2 93% 133x/m kooperatif
12.05 wib tambahan, • TD
Ronki (+) 125/86
mmHg
28. 23/04/2021 Ny. A 58 Diantar Non stridor 22x/m • Nadi GCS 4 - Merah Dera Dr. Sri
Pukul keluarga trauma 82x/m
13.20 wib • TD
240/140
mmHg
29. 23/04/2021 Ny. UH 39 Diantar Non Bebas 20/m • Nadi 98 GCS 15 Kooperatif Hijau Arzan Dr. Rani
Pukul keluarga trauma x/m
14.40 WIB • TD
120/70
mmHg
30. 23/04/2021 An. Sa 14 Diantar trauma Bebas 19 x/m • Nadi 99 GCS 15 Kooperatif Hijau Firman Dr. Gina
keluarga x/m
• TD
110/80
mmHg
31. 23/04/2021 Ny. P 36 Diantar Trauma Bebas 18x/m • Nadi 94 GCS 15 Kooperatif Hijau Diana Sari Dr. Rani
x/m
• TD
149/100
32 24/04/2021 Ny. M 42 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 103 GCS 15 Kooperatif Hijau Mika Dr. Gina
Pukul keluarga Trauma x/m
00.05 WIB • TD
100/50
mmHg

33 24/04/2021 Tn. MD 36 Diantar Non Bebas 21x/m • Nadi 89 GCS 15 Kooperatif Hijau Fera Dr. Rani
Pukul keluarga trauma x/m
07.05 wib • TD
110/60
mmHg
34 24/04/2021 Ny. El 54 Diantar Non Bebas 18 x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Septa Dr. Pipit
Pukul keluarga trauma 85x/m
09.30 wib • TD
110/70
mmHg
35 24/04/2021 Ny. L 59 Diantar Non stridor 28 x/m • Nadi 107 GCS 6 Tidak Merah Mika Dr. Gina
pukul 10.45 keluarga trauma x/m Kooperatif
wib • TD
220/120
mmHg
36 24/04/2021 Ny. IM 35 Diantar trauma bebas 20 x/m • Nadi 81 GCS 15 Kooperatif Hijau Mira Dr. Rani
Pukul keluarga x/m
16.10 wib • TD
120/90
mmHg
37 24/04/2021 Ny. MR 22 Diantar Non Bebas 22x/ m • Nadi 94 GCS 15 Kooperatif Hijau Mentari Dr. Gina
Pukul keluarga trauma x/m
22.00 wib • TD 130 /
80
mmHg
38 25/04/2021 Ny. T 33 Diantar Non Bebas 24x/m • Nadi GCS 14 Kooperatif Kuning Dwi Putri Dr. Rani
pukul 07.20 keluarga trauma teraba
wib lemah
• TD 70/
palpasi
39 25/04/2021 Ny. JS 23 Diantar Non Bebas 22 x/m • Nadi 95 GCS 15 Kooperatif Hijau Resi Dr. Marmah
Pukul keluarga trauma x/m
09.45 wib • TD
130/90
mmHg
40 25/04/2021 Ny. SH 65 Diantar Non Bebas 24 x/m • Nadi 86 GCS 15 Kooperatif Hijau Marta Yopi Dr. Yolanda
Pukul keluarga trauma x/m
09.51 wib • TD
160/90
mmHg
41 25/04/2021 Ny. MD 41 Diantar Non Bebas 20 x/m • Nadi 84 GCS 15 Kooperatif Hijau Resi Dr. Yolanda
keluarga trauma x/m

Pukul • TD
09.51 wib 160/100
mmHg
42 25/04/2021 Ny. Em 53 Diantar Non Bebas 20x/m • Nadi 92 GCS 15 Kooperatif Hijau Diana Sari Dr. Marmah
Pukul ambulance trauma x/m
13.50 wib (Rujukan) • TD
100/70
mmHg
43 25/04/2021 Ny. E 26 Diantar Non Bebas 21 x/m • Nadi 106 GCS 15 Kooperatif Hijau Septa Dr. Marmah
Pukul keluarga trauma x/m
17.50 wib • TD
160/90
mmHg
44 25/04/2021 Tn.Er 59 Diantar Non Bebas 21 x/m • Nadi 90 GCS 15 Kooperatif Hijau Tata Dr. Gina
Pukul keluarga trauma x/m
20.05 wib • TD
140/90
mmHg
45 25/04/2021 Ny. MO 40 Diantar Non Bebas 18 x/m • Nadi 70 GCS 15 Kooperatif Hijau Ikhwan Dr. Pipit
Pukul keluarga trauma x/m
23.00 wib • TD
100/60
mmHg
46 26/04/2021 Ny.Is 93 Diantar Non Bebas 28 x/m • Nadi 108 GCS 14 Tidak Kuning Fitri Dr. Yolanda
Pukul keluarga trauma SpO2 85% x/m Kooperatif
10.15 wib • TD
117/60
mmHg
47 26/04/2021 Tn. AH 64 Diantar Non Bebas 28 x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Kuning Dwie Putri Dr. Marmah
Pukul keluarga trauma SpO2 92% 112x/m
12.15 wib Wheezing • TD
(+) 180/110
mmHg
48 26/04/2021 Ny. H 50 Diantar Trauma Bebas 20x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Kuning Eci Dr. Yolanda
Pukul keluarga 100x/m
14.07 wib • TD
140/100
mmHg
49 26/04/2021 Ny.Li 54 Diantar Trauma Bebas 20x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Mika Dr. Marmah
Pukul keluarga 80x/m
17.00 wib
• TD 130/90
mmHg

50 27/04/2021 Ny. F 64 Diantar Non Stridor 32x/m • Nadi GCS 3 Tidak Merah Dera Dr. Yolanda
Pukul ambulance trauma SpO2 92% Teraba kooperatif
14.00 wib (rujukan) Ronki (+) lemah
Wheezing(+) • TD 80 per
palpasi

51 27/04/2021 Ny. M 78 Diantar Trauma Bebas 20 x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Deva Dr. Pipit
Pukul keluarga 83x/m
16.00 wib • TD
120/80
mmHg
52 27/04/2021 Tn. EZ 45 Diantar Trauma Bebas 20 x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Arzan Dr.Yolanda
Pukul keluarga 93x/m
19.00 wib • TD
130/80
mmHg
53 27/04/2021 Ny. Su 32 Diantar Trauma Bebas 22x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Septa Dr. Marmah
Pukul keluarga 102x/m
20.10 wib • TD
140/100
mmHg
54 27/04/2021 Tn A 27 Diantar Trauma Bebas 18x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Mira Dr. Yolanda
Pukul keluarga 92x/m
22.10 wib • TD
150/100
mmHg
55 27/04/2021 Tn DS 23 Diantar Trauma Bebas 19 x/m • Nadi GCS 15 Kooperatif Hijau Noptri Dr. Marmah
Pukul Rekan/ 92x/m
22.40 wib teman • TD
120/70
mmHg

Anda mungkin juga menyukai