Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

ICRA (Infection Control Risk Assessment)


AKIBAT DAMPAK DARI
RENOVASI DAN KONSTRUKSI
GEDUNG RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :
TIM PPI
2016

RUMAH SAKIT UMUM KARTINI


Jl. Airlangga 137
Mojosari – Mojokerto 61382
Telp. (0321) 592261 Fax. (0321) 595569
Email :rskartinimjk@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Salam silaturahmi disampaikan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah dalam rangka mengemban amanah dan tugas kita aamiin.

Salah satu program PPI adalah mengidentifikasi proses pelayanan yang


berisiko infeksi. Dalam program ini proses penentuan potensi risiko penularan
dapat terjasi melalui udara, air, serangga, fasilitas pelayanan selama proses
pembangunan dan renovasi serta pemeliharaan sarana rumah sakit.

Pengaruh dari desain dan konstruksi terhadap infeksi RS (HAIs) adalah


sulit untuk dievaluasi.Melakukan identifikasi konstribusi dari lingkungan untuk
menaksir risiko, seperti ILO merupakan tantangan tersendiri karena banyak
berhubungan dengan pasien dan praktik para dokter dan praktisi kesehatan
lainnya.

ICRA harus diterapkan/dilakukan di rumah sakit, sebab sebuah rumah


sakit tidak mungkin terhindar dari kegiatan-kegiatan yang berpotensi terjadinya
risiko infeksi terhadap pasien, petugas dan juga pengunjung.Risiko yang
berhubungan dengan pekerjaan konstruksi/renovasi pada awalnya dihubungkan
dengan mutu udara yang terlalu turun dan kontaminasi lingkungan dari jamur.

Peran PPI dalam hubungannya dengan pekerjaan konstruksi/renovasi


belum optimal. Untuk itu rumah sakit harus mempersyaratkan untuk
menggabungkan issue risk assessment dengan Komite PPI dalam setiap
melaksanakan konstruksi/ renovasi bangunan.

Dengan dijalankannya program ICRA di rumah sakit maka dampak dari


kegiatan yang bisa menjadi penyebab timbulnya HAIs dapat dicegah sehingga
program PPI dapat dijalankan secara efektif.

Program ICRA harus dapat dilaksanakan oleh semua staf yang


berkompeten dalam proses renovasi dan pembangunan di rumah sakit sehingga
perlu adanya pemahaman yang benar.

Buku Panduan ICRA Akibat Dampak Dari Renovasi Dan Konstruksi


Gedung Rumah Sakit ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pemahaman bagaimana cara melakukan renovasi dan konstruksi baru yang sesuai

2
dengan program PPI sehingga dampak yang bisa menyebabkan HAIs karena
proses renovasi/pembangunan gedung baru di Rumah Sakit Karini Mojosari dapat
dihindari.

Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.

Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah
S.W.T. Amin.

Wa’alaikumsalam, Wr. Wb.

Mojokerto, 17 Oktober 2016

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................1
SK Direktur Tentang Pemberlakuan Buku Panduan ICRA Akibat Dampak
dari Renovasi dan Konstruksi Gedung Rumah Sakit...............................................2
Kata Pengantar.........................................................................................................4
Daftar Isi...................................................................................................................6
BAB I. DEFINISI.................................................................................................8
A. PENGERTIAN.................................................................................8
B. TUJUAN...........................................................................................8
BAB II. RUANG LINGKUP................................................................................9
BAB III. TATA LAKSANA..................................................................................10
A. PERAN KOMITE PPI....................................................................10
B. KEGIATAN PEMBANGUNAN....................................................10
C. PERSYARATAN KINERJA...........................................................16
D. PRODUK DAN BAHAN...............................................................17
E. BARRIER/PENGHALANG..........................................................18
F. PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI SECARA UMUM....18
G. IZIN KERJA ICRA........................................................................21
H. IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI....21
I. PENYELESAIAN PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI....22
J. INTERVENSI BERDASARKAN KLASIFIKASI TINGKAT......23
K. PEMANTAUAN LINGKUNGAN.................................................24
L. PENDIDIKAN FASILITAS DAN KONTRAKTOR ICRA..........24
M. PENGAWASAN.............................................................................25
N. YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSEDUR...........25
O. KETERLIBATAN KOMITE PPI DALAM ASPEK
PENGENDALIANINFEKSI SAAT RENOVASI/
PEMBANGUNAN DAN DESAIN RUMAHSAKIT....................26
P. KESIMPULAN..............................................................................33

4
BAB IV. DOKUMENTASI..................................................................................35
Standar Prosedur Operasional (SPO) ICRA Akibat Dampak dari
Renovasi dan Konstruksi Gedung Rumah Sakit di RSU Kartini
Mojosari Mojokerto...............................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan
risiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui
air kotor dalam fasilitas pelayanan kesehatan selama konstruksi, renovasi dan
kegiatan maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk
klasifikasi penetapan tingkat.

B. TUJUAN ICRA (Infection Control Risk Assessment)


Tujuan dari Program ICRA adalah untuk meminimalkan risiko terjadinya
Healthcare Associated Infections (HAIs) kepada pasien yang dapat terjadi bila
jamur atau bakteri tersebar ke udara melalui debu atau air aerosolisasi selama
konstruksi, renovasi, atau proses pemeliharaan di area terdekat dan juga untuk
mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan selama renovasi.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Komite PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan pendidikan
dan pelatihan;
2. Bagian Tehnik untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan
perundangan dan perijinan;
3. Sanitasi Lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutulimbah);
4. Tim K-3 RS untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. PERAN KOMITE PPI


Peran Komite PPI pada program ini antara lain :
1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari
renovasi;
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditanda tangani oleh Ketua
KomitePPI, pimpinan/ departemen/ unit kerja dari pimpinan proyek;
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan
Personal Protective Equipment (PPE/APD);
4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi menggunakan check list.
5. Mengikuti pertemuan/rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim.

B. KEGIATAN PEMBANGUNAN
Dalam melakukan kegiatan pembangunan, ditentukan terlebih dahulu
tipe/jenis aktifitas debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara,
durasi dari aktifitas, dan jumlah sistem HVAC.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis
konstruksi kegiatan proyek (Type A-D).
TYPE KRITERIA
Inspeksi dan kegiatan non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
• Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
TIPE • Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
A • Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran dinding
atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yang
kelihatan.
TIPE Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
B
• Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
• Pemasangan kabel telepon dan komputer

8
TYPE KRITERIA
• Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat
dikontrol
• Renovasi kecil dari suatu ruangan
• Pengamplasan dinding basah
• Akses ke ruang terbuka
Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
• Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup
dinding
• Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau
menyelesaikan bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu kamar
• Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
TIPE • Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak termasuk

C pembongkaran atau instalasi);


• Renovasi ruangan yang ada
• Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang
dibutuhkan
• Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja
tunggal.
• Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang tidak
memenuhi syarat sebagai tipe D
Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama namun
tidak terbatas pada :
• Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi pasien
• Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa, perlengkapan
gas, atau sistem listrik
TIPE • Pembongkaran komponen gedung utama
D • Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit
(sebagaimana ditentukan oleh TIM ICRA primer)
• Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari area
perawatan (yang telah ditetapkan oleh TIM ICRA primer )
• Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan Rumah
Sakit (sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA Primer)

9
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah
• Area • Cardiology • HCU • Tempat
Echocardigraphy IGD
perkantora • • Perawatan
• Endoscopy • Laboratorium
n • Nuclear Medicine Pasien
• Koridor Klinik,
• Physical Therapy Imunosupresan
Umum • Radiologi/MRI Spesimen • Bank Darah
• Respiratory • Medical Units • Klinik Lab
• Ruang RR
Therapy • Farmasi Mikrobiologi,
• Ruang Anak Virologi
• Surgical Units • HCU
• Ruang • Ruang Isolasi
Perawatan Bayi Tekanan
• Rawat Jalan Negatif
• Oncology
• Ruang Operasi

3. Langkah Ketiga
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION : CONTRUCTION
PROJECT BY PATIENS RISK
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk Group II III/IV III/IV IV
Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan konstruksi dan tingkat
risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur pengendalian
diperlukan.

4. Langkah Ke Empat
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.

10

Anda mungkin juga menyukai