Anda di halaman 1dari 14

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR PENGENALAN DESA-

DESA KUNO UNTUK REMAJA DI GIANYAR


Ida Bagus Gede Megadhita Manuaba, Cokorda Alit Artawan, I Wayan Agus Eka
Cahyadi

Institut Seni Indonesia Denpasar


Jl. Nusa Indah Telp. 0361-227316 Fax. 0361-236100 e-mail:
gusega09071999@gmail.com

ABSTRAK
Buku ceita bergambar merupakan salah satu media yang tepat sebagai pelestarian sejarah. Konsep
dalam buku cerita bergambar yaitu mengusung edukasi sejarah dan teciptanya suatu daerah desa-desa
kuno,pada buku cerita bergambar agar dapat tersampaikan yang menarik minat baca dari target audiences.
Maya Danawa Antaka menceritakan tentang perjalanan Raja Maya Danawa hingga beliau meninggal yang
melawan Dewa Indra hingga melewati wilayah hingga saat ini masih dinamai menurut kejadian yang bliau
alami pada saat perjalaan melarikan diri dari kejaran Dewa Indra cakupan wilayah dilewati terbentuk menjadi
kesatuan wilayah Tampaksiring. Adapun tokoh yang terdapat dalam buku cerita bergambar Maya Danawa
Antaka yaitu sebagai berikut : Maya Danawa, Dewa Indra, Para Dewa dan Prajurit, perubahan (pemurtian)
Maya Danawa.
Metode perancangan melalui metode observasi, kepustakaan dan wawancara . Perancangan
komunikasi visual buku cerita bergambar Maya Danawa Antaka menggunakan konsep Rwa Bhineda atau
keseimbangan dari dua kutub yang berbeda menjadi satu kesatuan yang selalu berdampingan satu sama lain di
gambarkan dengan menggunakan gaya visual surealisme dikombinasikan dengan tradisi Bali, Beberapa bagian
cerita akan menggunakan ilustrasi surealisme dimana di kombinasikan dengan usnsur tradisi Penggambaran
kombinasi ini akan disesuaikan bertujuan agar tetap memiliki kesatuan serta keunikan dalam keseluruhan
ceritanya. Selain perancangan buku cerita bergambar yang berjudul “Maya Danawa Antaka” penulis juga
merancang media pendukung yang diantaranya Tote bag, Akun Instagram, T-shirt, Peta Desa Kuno dan
Katalog Karya. Perancnagan media tersebut bukan hanya sebagai media pendukung dari media utama yaitu
buku cerita bergambar tetapi juga sebagai peranan memberikan informasi salah satu since yang berada di media
utama.
Kata Kunci : Cerita Bergambar, Sejarah, Desa Kuno

194
ABSTRACK
Illustrated story books is one of the media that is appropriate as for historic preservation. The concepts
in the book illustrated story that carries the educational history and creation an area of ancient villages,on the
illustrated story books that can be conveyed interest to reading from the target audiences. Maya Danawa Antaka
tells about the journey of the King of the Maya Danawa until he died against the Dewa Indra to pass through
the region to this day is still named after the incident that he was a natural at the time of the journey escape
from the pursuit of the God Indra of the coverage area bypassed formed into the unity of the territory of
Tampaksiring. The figures contained in the book the illustrated story of the Maya Danawa Antaka are as
follows: Maya Danawa, the Dewa Indra, The Gods and Warriors, the change Maya Danawa.
Design method through the method of observation, literature and interviews. Visual communication
design illustrated story of the books Maya Danawa Antaka using the concept of Rwa Bhineda or balance of
the two different into a single unit that is always next to each other in the draw by using the visual style of
surrealism combined with Balinese tradition, Some parts of the story will use the illustration of surrealism
which combine with usnsur the tradition of the Depiction of this combination will be adjusted aims to maintain
the unity and uniqueness in the whole story. In addition to the design illustrated story books titled “Maya
Danawa Antaka” the author also designed supporting media that include Tote bag, Account Instagram, T-shirt,
a Map of the Ancient Village and Catalog of Works. Media Design not only as a medium of support from the
major media that is illustrated story books but also as a role of providing information on one since who are in
the mainstream media
Keywodrs: Picture Stories, History, Ancient Village

195
PENDAHULUAN desa dan wilayah di Tampaksiring hampir
semuanya memiliki nama yang unik terkait dengan
Bali memiiki wilayah desa-desa kuno yang
sejarah dan keberadaan perang Maya Danawa
sangat banyak sarat dengan sejarah masa lampau
melawan Dewa Indra.
yang sangat kaya akan nilai-nilai budaya
adiluhung, hampir setiap wilayah di Bali memiliki Wilayah yang konon pernah di lewati Maya
sejarah dan budaya yang unik dan beraneka ragam. Danawa yaitu Tampaksiring yang berupa pijakan
Gianyar salah satu daerah kabupaten di tengah sisi luar kaki di tanah atau dengan bagian samping
pulau Bali yang terkenal dengan seni dan budaya dari kaki Maya Danawa. Karan jejak kaki Maya
serta pariwisata yang berkembang sangat pesat. Danawa yang terus diikuti oleh Dewa Indra dan
Gianyar sendiri dibagi menjadi 7 wilayah hari pun menjelang gelap hingga larut malam
kecamatan yaitu Sukawati, Belahbatuh, pengepungan dihentikan untuk istirahat atau
Tampaksiring, Gianyar, Tegalalang, Payangan dan anguling, maka tempat ini sekarang dikenal dengan
Ubud masing masing kecamatan di Gianyar nama pura gulingan. Pada saat pasukan Dewa Indra
memiliki warisan sejarah dan mitos tentang sedang tertidur Maya Danawa mengatur siasat
terbentuknya nama-nama desa kuno. Salah satunya dengan menciptakan air beracun setelah terbangun
Tampaksiring sebgai kecamatan dengan peradaban dari tidur pasukan Dewa Indra merasakan haus dan
desa-desa kuno yang memiliki sejarah dan mitos mendapati air yang mengalir atau air mala/ beracun
yang sangat menarik untuk di ulas, Namun catatan dan menyebabkan pasukan dari Dewa Indra
kapan daerah ini bernama Tampaksiring belum ada keracunan. Dewa Indra merasa sedih melihat
secara pasti dari sumber-sumber tercatat. keadaan yang menimpa prajuritnya kemudian
beliau berpindah untuk menenangkan pikiran
Keberadaan desa Tampaksiring sangat erat
tibalah beliau di tempat yang dipenuhi dengan
kaitanya dengan mitos beredar di masyarakat
pohon cemara. Disanalah bliau bersemedi dan
tentang penguasa pada era kerajaan Bedahulu yang
mendapatkan pawisik menciptakan air penawar
bernama Maya Danawa. beliau adalah seorang raja
racun dan kini air ini disebut dengan Tirtha Empul.
yang bertahta di kerajaan Bedahulu Bali. Selain
perjalanan yang dilakukan Maya Danawa sangatlah
beliau memiliki kekuasaan sebagai seorang raja.
Panjang melintasi wilayah yang tercipta diberi
Cerita yang berkembang sejak lama Beliau juga
nama hingga saat ini dan akhir dari peperangan
dikisahkan memiliki kesaktian bahkan dikatakan
Dewa Indra untuk membunuh Maya Danawa yaitu
bliau sangat sakti, namun kesaktian beliau
pada saat Maya Danawa ingin melarikan diri lagi
digunakan untuk berbuat adarma atau menganut
dan Dewa Indra sendiri dengan sigap melepaskan
ajaran ke kiri. Pada masa saat itu rakyat tidak
panah badjranya dan terpenggalah kepala dari
diperbolehkan melakukan persembahyangan ke
Maya Danawa dan tempat ini dinamakan Tanah
Pura Besakih melainkan harus menyembah rajanya
Pegat. Darah dari Maya Danawa mengalir ke
sendiri yaitu Maya Danawa. Keadaan rakyat Bali
sungai hingga berwarna merah, dari darah Maya
sangat menderita, tidak tentram, dan kacau balau,
Danawa yang mengalir membuat sungai itu tidak
untuk mengatasi hal itu maka para Dewa Nawa
boleh digunakan selama 1850 tahun oleh manusia
Sanga mengadakan pesamuan agung di Besakih.
walaupun digunakan sebagai yadnya maupun
Hasil dari pesamuan tersebut di sampaikan kepada
digunakan sehari hari. dan sungai yang berisikan
Shang Hyang Pasupati maka diutuslah Dewa Indra
mala dari Maya Danawa dikenal dengan nama
untuk memerangi Maya Danawa yang telah banyak
Tukad Petanu yang berarti suara yang masih ada
melakukan kekacauan serta menentang ajaran
atau nu dalam Bahasa Bali. Tempat dikuburnya
darma (Agama). Pada saat raja Maya Danawa
Maya Danawa yaitu dinamai Dusun Taulan.
memimpin Kerajaan Bedaluhu belum diketahui
(Sejarah Raja Udayana Dan Ratu Mahendra Data
kapan waktu yang jelas saat beliau memimpin.
Cikal Bakal Kerajaan Majapahit) 2018 : 24.
Tetapi kepemimpinan beliau sudah tercantum
dalam babad Danawantaka dan Usana Bali. Cerita Dari cerita Maya Danawa sebagai acuan
Maya Danawa sangat erat kaitanya dengan taerdapat cerita menarik terkait keberadaan desa
terciptanya nama Tampaksiring. Nama dari setiap

196
kuno yang menjadi saksi peristiwa dari matinya usia mulai dari 12 tahun hingga 22 tahun melalui
Maya Danawa disini penekanan dari desa kuno media buku cerita bergambar. Selain itu juga buku
tersebut sangat diperlukan karna remaja yang cerita ini akan dibuat secara bilingual terdiri dari
menjadi target cerita bergambar ini banyak yang Bahasa Indonesia dan Inggris karena wilayah
belum mengetahui dari adanya desa-desa kuno di Tampaksiring merupakan destinasi wisata selain
wilayah Tampaksiring yang sebagian besar sudah remaja di Gianyar agar wisatawan asing juga dapat
ada dari zaman kerajaan bertahtanya Maya menikmatinya. dikarnakan buku ini kedepanya
Danawa. Hampir di setiap penamaan desa-desa agar bisa sebagai asset desa yang memberikan
kuno di tampaksirig mempunyai kisah dan sejarah bayangan Tampaksiring pada masa lampau. Dan
yang unik dan menarik serta bagaimana situasi di cikal bakal nama desa kuno di wilayah
saat nama desa-desa itu terbentuk. Maka dari itu Tampaksiring.
penting untuk diketahui sebagai sarana edukasi
kepada target sasaran bagaimana kita melestarikan Konsep yang digunakan dalam
perancangan buku cerita bergambar ini adalah
desa-desa kuno dan belajar banyak dari cerita
konsep edukasi sejarah, dimana di dalam buku
Maya Danawa.
cerita bergambar Maya Danawa Antakan dan
Berbekal dari pengalaman, mengamati, pengenalan sejarah dan pengetahuan tentang
dan wawancara terhadap tokoh penglingsir dari terjadinya pembentukan suatu daerah dan
setiap desa kuno di wilayah Tampaksiring, maka penamaan dari daerah desa-desa kuno.
disini penulis memiliki keinginan untuk perancangan buku cerita bergambar ini dengan
menuangkan cerita tersebut ke dalam sebuah buku menggabungkan ilustrasi tradisi bali dengan
cerita bergambar yang memfokuskan tentang Maya surealisme. Teknik tradisi akan di aplikasikan pada
Danawa Antaka dan pengenalan desa-desa kuno di pembuatan ornamen Bali. Sedangkan pada teknik
wilayah Tampaksiring. dari fenomena dia atas, dan surealisme akan ditekan kan pada bentuk bentuk
pemahaman tentang cerita Maya Danawa dan tertentu pada ilustrasi untuk memberikan kesan
terbentuknya desa kuno di Tampaksiring di bentuk pada keserbabisaan mimpi dengan volume
harapkan menjadi buku cerita bergambar yang bisa yang berpariasi dan sangat jauh dari aslinya
menarik minat remaja agar tidak termakan oleh tergantung dari imajinasi. Sehingga akan
zaman dan bisa menjadi arsip desa yang berguna menciptakan konsep baru dengan cara
untuk menambah arsip desa untuk perkembangan menggabungkan kedua Teknik yang berbeda
yang semakin maju. tersebut. Di perlukan media untuk perancangan
buku cerita bergambar yang sesuai untuk target
Alasan penulis mengangkat cerita Maya
sasaran, Peran Desain Komunikasi Visual dalam
Danawa Antakan dan pengenalan desa kuno, yaitu
pembuatan perancangan buku cerita bergambar
untuk menyampaikan kepada remaja khususnya di
untuk memberikan informasi tentang Maya
Gianyar tentang sejarah dari cerita Maya Danawa
Danawa Antakan dan pengenalan desa-desa kuno
bergerilia dikarnakan kejaran dari Dewa Indra dan
di wilayah Tampaksiring melalui buku cerita
saat belia terbunuh. Selain itu, Tujuan lainya yaitu
bergambar.
untuk memberikan edukasi terciptanya nama nama
desa kuno yang ada di Tampaksiring. Alasan Sebagai suatu ungkapan nilai kreatif buku
semakin menarik minat untuk mengangkat cerita cerita bergambar ini bukan sebatas menceritakan
ini yaitu dimana cerita ini pernah di angkat tetapi cerita matinya maya danawa seperti apa yang
belum menunjukan detail dari cerita Maya Danawa diceritakan biasanya, namun mengungkap sudut
yang mati dan juga belum sepenuhnya tau bahwa lain terjkait dengan simbul-simbul dibalik cerita
perjalanan Maya Danawa juga sebagai awal tersebut bagaimana pengungkapan dari sumber
terciptanya nama dari desa kuno yang ada di kuat yang mengetahui tentang bagaimana
Tampaksiring maka buku cerita ini akan dirancang pemaknaan yang mendalam terkain dengan
dengan data yang semaksimal mungkin. Sehingga pemaknaan Maya Danawa. Maya yang berarti tidak
menigkatkan minat baca dan ketertarikan bagi nyata atau memiliki kemampuan nyuti rupa akibat
remaja di Gianyar untuk membaca dengan renta menerima anugrah dari sakti / dewi durga

197
karena memiliki idiologi berbeda di zamannya jawab desa dilakukan dengan wawancara
yang menyembah sakti isma. Danawa berarti observasi.
Danua dikarenakan Maya Danawa merupakan
Data sekunder yaitu data yang sudah
putra Dewi Danu, sehingga dari nilai yang berbeda
ini akan muncul aspek kreatif sebagai nilai khas tersedia dan dapat diperoleh dengan cara membaca,
dari Buku Cerita Bergambar. melihat, atau mendengarkan (Raharja, dkk, 2009:
54). Data sekunder yang diperlukan oleh perancang
Desain Komunikasi Visual adalah adalah informasi terkait dengan obyek, dan
penyampaian pesan dengan menggunakan Bahasa, disertakan data visual berbentuk gambar hasil
visual yang disampaikan dengan menggunakan dokumentasi dari tema yang akan di angkat.
media di desain untuk menginformasikan,
mengubah, mempengaruhi target audience sesuai ANALISIS DATA
tujuan yang di iginkan. Desain komunikasi visual Menurut Sugiyono (2016:6) metode
memiliki beberapa elemen yaitu warna, ilustrasi, penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
teks, dan tipografi. (Rakhmat Supriyono: Desain mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
Komunikasi visual, 09). di Bali sudah banyak dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan
kemajuan yang di alami terlebih lagi dalam bidang tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
grafis banyak ide-ide yang di miliki oleh desainer untuk memahami, memecahkan dan mengatasi
muda yang berawal dari imajinasi dan sumber masalah. Metode penelitian dapat dibagi menjadi 3
kreatif berupa buku, referensi internet dan media yaitu metode penelitian kualitatif, metode
sosial yang semakin maju. Serta didukung oleh penelitian kuantitatif dan metode research dan
keluarga, lingkungan, maupun pengalamanpribadi. development. Metode yang penulis gunakan dalam
Sumber kreatif tersebut sebagai pondasi pijakan metode analisis data yaitu analisis kualitatif yaitu
awal dari proses penciptaan desain. Sehingga merupakan analisis yang di dasarkan pada adanya
munculnya pengalaman dan keinginan hubungan sematic antar variable yang sedang di
menuangkan dalam bentuk desain. Lingkungan teliti. Tujuannya adalah agar peneliti makna
sangat berpengaruh bagi budaya manusia, maka variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk
dari cerita matinya Maya Danawa dan pengenalan menjawab masalah yang dirumuskan dalam
desa-desa kuno di wilayah Tampaksiring sehingga penelitian. (Sarwono dan Lubis 2007: 110). Data
memotivasi desainer yang lahir di tanah tersebut kualitatif di peroleh dari membandingkan data dari
untuk menciptakan sebuah desain yang lapangan dan data yang di peroleh dari wawancara
terisnspirasi dari kekayaan budaya dan sejarah terhadap salah satu tokoh pengelingsing
yang nantinya bisa menjadi asset berharga bagi Tampaksiring, selain itu peran dari ratu pedanda
tahan kelahiran penulis. sebagai tokoh agama untuk memperkuat data-data
yang diperoleh penulis.
Dari teori yang telah di jabarkan penulis
METODE PERANCANGAN
membandingkan data dengan teori desain. dan
Dalam penyusunan skripsi karya ini di sehingga dapat suatu hasil untuk sebagai menjawab
butuhkan data menjadi dua jenis data yaitu data permasalahan dasar landasan perancangan Buku
primer dan skunder. Cerita Bergambar “Maya Danawa Antaka” yang
berguna sebagai pengenalan desa desa kuno untuk
Data Primer yaitu berupa hasil teks
remaja di Gianyar.
wawancara yang diperoleh melalui wawancara
dengan informasi yang dijadikan sampel penelitian KONSEP PERANCANGAN
(Raharja,dkk,2009 : 54). Untuk dalam perancangan
Dalam konsep kreatif penulis akan
ini Data primer yang di butuhkan bersumber dari
membicarakan garis besar bagaimana perancangan
penglingsir Tampaksiring dan perejuru dari desa
ini akan dibuat sehingga segalanya memiliki
desa kuno dan pemangku sebagai penanggung
kepastian sehingga terdapat jaminan efektifitas

198
dalam berkarya. Konsep kreatif adalah dasar komunikasi visual yang akan si rancang sebagai
perancangan media, sebuah media yang didasari media pendukung dan promosi buku cerita
dengan konsep media yang telah diperhitungkan bergambar Maya Danawa Antaka.
maka akan menghasilkan media dengan kualitas
yang maksimal (refrensi). Perancangankomunikasi Adapun beberapa program kreatif yang digunakan
visual buku cerita bergambar Maya Danawa Antaka dalam pembuatan buku cerita Mayadanawa Antaka
menggunakan konsep Rwa Bhineda atau ini adalah sebagai berikut:
keseimbangan dari dua kutub yang berbeda 1. Judul Cargam
menjadi satu kesatuan yang selalu berdampingan
satu sama lain yang di gambarkan dengan Judul yang digunakan dalam pembuatan cergam ini
menggunakan gaya visual surealisme adalah “Maya Danawa Antaka” dengan sub judul
dikombinasikan dengan tradisi Bali, bebrapa “Pengenalan Desa-Desa Kuno”. Judul ini dipilih
bagiam cerita akan menggunakan ilustrasi karena mampu mewakili dari inti cerita serta
surealisme dimana di kombinasikan dengan usnsur dengan sub judul yang memberikan kesan makna
tradisi. Pengertian surealisme dibalik cerita.

Tradisi adalah pada acuan tertentu 2. Sinopsis


mengedepankan karakter tokohnya dengan gaya Maya Danawa Antaka merupakan buku
serealisme, pada kesempatan lain juga cerita yang menceritakan tentang peperangan
mengungkapan nilai atau gaya tradisional Bali idiologi yang terjadi antara penyembah sakti isma
pada karakter tertentu kemudian akan disatukan dan siwa sidanta dimana darri penyembah sakti
menjadi satu identitas baru surealis tradisi yang di isma yaitu Maya Danwa sendiri sehingga beliau
gambarkan melalui imajinasi dan kebebasan yang mempunyai kekuatan nyuti rupa dan penyembah
mengandung unsur tradisi menjadi satu kesatuan siwa sidanta yaitu Dewa Indra, Maya Danawa
dalam pengaplikasianya. Yang nantinya pada cerita Antaka diceritakan perjalanan dan terbunuhnya
bergambar Maya Danawa Antaka ini akan Raja Maya Danwa. Maya Danawa adalah seorang
menceritakan latar waktu di masa lampau belum raja yang bertahta di kerajaan Bedahulu Bali.
diketahui serta dikaitkan dengan cerita rakyat yang Selain beliau memiliki kekuasaan sebagai seorang
beredar secara turun temurun dnegan raja. Cerita yang berkembang sejak lama Beliau
menggunakan ilutrasi surealisma dan tidak luput juga dikisahkan memiliki kesaktian bahkan
dari karakter tokoh sesuai cerita selain itu juga akan dikatakan bliau sangat sakti, namun kesaktian
mengenalkan keberadaan dari desa-desa kuno di beliau digunakan untuk berbuat adarma atau
Kawasan Tampaksiring. Gaya surealis dengan menganut ajaran ke kiri. Pada masa saat itu rakyat
mengungkap beberapa karakter tokoh utama tidak diperbolehkan melakukan persembahyangan
dikombinasikan tradisi Bali dalam hiasan atu ke Pura Besakih melainkan harus menyembah
ornament sebagai pelengkap hiasan pada karakter, rajanya sendiri yaitu Maya Danawa. Keadaan
dalam tahap pewarnaan akan dikombinasikan rakyat Bali sangat menderita, tidak tentram, dan
dengan warna ornament dan latar waktu yaitu masa kacau balau, untuk mengatasi hal itu maka para
lampau. Penggambaran kombinasi surealisme dan Dewa Nawa Sanga mengadakan pesamuan agung
tradisi akan disesuaikan bertujuan agar tetap di Besakih. Hasil dari pesamuan tersebut di
memiliki kesatuan serta keuntikan dalam sampaikan kepada Shang Hyang Pasupati maka
keseluruhan ceritanya. diutuslah Dewa Indra untuk memerangi Maya
Selain buku cerita bergambar Maya Danawa yang telah banyak melakukan kekacauan
Danawa Antaka sebagai media utama diperlukan serta menentang ajaran darma (Agama). Pada saat
juga perancangan media pendukung dan promosi. raja Maya Danawa memimpin Kerajaan Bedaluhu
Dalam hal ini yaitu bertujuan untuk membuat belum diketahui kapan waktu yang jelas saat bliau
media yang inovatif sehingga dalam tampilan memimpin. Tetapi kepemimpinan beliau sudah
cerita bergambar terlihat lebih menarik dan bisa tercantum dalam babad Danawantaka dan Usana
bersaing di pasaran. Berikut merupakan media Bali. Cerita Maya Danawa sangat erat kaitanya

199
dengan terciptanya nama Tampaksiring. Nama dari 3. Story Line
setiap desa dan wilayah di Tampaksiring hampir
semuanya memiliki nama yang unik terkait dengan Page 1

sejarah dan keberadaan perang Maya Danawa Pada era kerajaan pada zaman dahulu di
melawan Dewa Indra. Bali Bagian tengah terdapat sebuah kerajaan besar
yang dipimpin oleh Raja Maya Danawa di kerajaan
Wilayah yang konon pernah di lewati
Bedahulu, Bali. Raja Maya Danawa merupakan
Maya Danawa yaitu Tampaksiring yang berupa
seorang raja yang sangat amat sakit, namun
pijakan sisi luar kaki di tanah atau dengan bagian
kesaktian beliau tidak digunakan untuk perbuatan
samping dari kaki Maya Danawa. Karan jejak kaki
yang baik melainkan lebih terhadap berpuatan
Maya Danawa yang terus diikuti oleh Dewa Indra
adharma.
dan hari pun menjelang gelap hingga larut malam
pengepungan dihentikan untuk istirahat atau Page 2
anguling, maka tempat ini sekarang dikenal dengan
nama pura gulingan. Pada saat pasukan dewa indra Raja Maya Danawa memerintahkan
sedang tertidur Maya Danawa mengatur siasat rakyatnya untuk menyembah dirinya, yang
dengan menciptakan air beracun setelah terbangun sehingga membuat para dewa melakukan Samuan
dari tidur pasukan Dewa Indra merasakan haus dan Agung (rapat) di Pura Agung Besakih untuk
mendapati air yang mengalir atau air mala/ beracun mengatasi permasalahan tersebut.
dan menyebabkan pasukan dari dewa indra Page 3
keracunan. Dewa Indra merasa sedih melihat
keadaan yang menimpa prajuritnya kemudian Hasil dari samuan agung mengutus Dewa
beliau berpindah untuk menenangkan pikiran Indra untuk mengatasi permasalahan yang ada.
tibalah bliau di tempat yang dipenuhi dengan
Page 4
pohon cemara. Disanalah bliau bersemedi dan
mendapatkan pawisik menciptakan air penawar Dewa indra melakukan peperangan dengan
racun dan kini air ini disebut dengan Tirtha empul. Raja Maya Danawa yang menyebabkan
perjalanan yang dilakukan Maya Danawa pertumpahan darah dan mayat bertumpukan seperti
sangatlah Panjang melintasi wilayah yang tercipta gunung (Sawa Gunung). Maka desa tesebut
diberi nama hingga saat ini dan akhir dari dinamai dengan desa Sawa Gunung.
peperangan Dewa Indra untuk membunuh Maya
Danawa yaitu pada saat mayadenawa ingin Page 5
melarikan diri lagi dan dewa indra sendiri dengan Raja Mayadenawa dan pasukanya berlari,
sigap melepaskan panah badjranya dan namun pasukan dari Dewa Indra menghadang para
terpenggalah kepala dari Maya Danawa dan tempat prajurit kerajaan sehingga tempat tersebut kini
ini dinamakan tanah pegat. Darah dari Maya dinamai dengan sebutan Cagahan yang berasal dari
Danawa mengalir ke sungai hingga berwarna “Cegah”
merah, dari darah Maya Danawa yang mengalir
membuat sungai itu tidak boleh digunakan selama Page 6
1850 tahun oleh manusia walaupun digunakan
Raja mayadenawa bersembunyi dihutan
sebagai yadnya maupun digunakan sehari hari. dan
yang banyak terdapat pohon dapdap. Daerah
sungai yang berisikan mala dari Maya Danawa
tersebut kini dinamai dengan Dusun Dapdap.
dikenal dengan nama tukad petanu yang berarti
suara yang masih ada atau nu dalam Bahasa Bali. Page 7
Tempat dikuburnya Maya Danawa yaitu dinamai
dusun taulan. (Sejarah Raja Udayana Dan Ratu Setalah itu Raja Maya Danawa menyamar
Mahendra Data Cikal Bakal Kerajaan Majapahit) menjadi daun kelapa muda (busung) yang kini
2018: 24. tempat tersebut dinamai dengan Dusun Belusung
(daun Kelapa Muda).

200
Page 8 Danawa maka tempat ini dinamakan dengan Pura
Belahan (membelah atau membagi).
Raja Maya Danawa terus berlarian dan
menyamar menjadi seokor ayam brumbun (ayam Page 15
warna-warni) yang kini daerah tersebut diberi
Tempat persembunyian Raja Maya
nama dengan sebutan Dusun Mancawarna (warna-
Danawa akhirnya ditemukan dan dikepung dari
warni).
segala arah sehingga membatasi ruang gerak dari
Page 9 Raja Mayadenawa dan kini tempat ini dinamai
dengan Dusun Bantas (Batas atau Membatasi)
Raja Maya Danawa mengelabui Dewa
Indra dengan meninggalkan jejak kaki dengan Page 16
posisi yang miring. Yang kini daerah tersebut
dinamai dengan sebutan Tampaksiring. Sambil mengurung Raja Maya Danawa
panglima-panglima dari Dewa Indra melakukan
Page 10 rembuk (rapat dadakan) untuk melakukan
penangkapan Raja Mayadenawa dan untuk
Hari mulai gelap Dewa indra
mengakhiri peperangan, kini tempat tersebut
menghentikan pengejaran Raja Maya Danawa dan
dinamai dengan sebutan Pura Gumang.
mengistirahatkan pasukanya yang kini tempat
tersebut dinamai dengan Pura Pegulingan yang Page 17
diambil dari kata istirahat (Anguling).
Munculah kecurigaan dari kelompokDewa
Page 11 Indra terhadap buah labu besar tersebut, dan
ternyata labu besar itu merupakan tempat
Raja Maya Danawa memamfaatkan
persembunyian Raja Maya Danawa dengan
kesempatan tersebut dengan mengatur siasat
patihnya yang bernama Kalawong. Kini daerah
membuat air beracun (Tirta Cetik).
persembunyian itu diberi nama dengan sebutan
Page 12 Teluk Tabu.

Karena haus pasukan Dewa Indra Page 18


meminum air beracun tersebut dan merasa Peperangan terus berlanjut dan
kesakitan, lalu Dewa Indra membuat penawar
berlangsung dengan sengit antara kedua kubu,
racun dengan membuat air suci yang bernama Tirta namun secara tiba-tiba Raja Maya Danawa kembali
Empul. Lalu Dewa Indra meminta pasukanya
menghilang dan menyabar menjadi seekor ayam
untuk meminum air tesebut guna untuk menangkal
besar yang kini menjadi sebuah daerah dengan
racun dari Raja Maya Danawa.
sebutan Manukaya. Kata manukaya sendiri berasal
Page 13 dari dua kata yang Manuk berarti “ayam” dan Kaya
berarti “besar”.
Setelah semua pasukan Dewa Indra
sumbuh dari penyakitnya, Dewa Indra melakukan Page 19
perundingan dengan pasukanya untuk melakukan
Penyamaran Raja Maya Danawa lagi-lagi
siasat balik melawan Raja Maya Danawa. Tempat
diketahui oleh pasukan Dewa Indra dan
perundingan tersebut kini dinamai dengan Pura
peperanganpun semakin memanas, pasukan dari
Semut di Desa Maniktawang.
Dewa Indra terus melakukan pengintaian dan
Page 14 pengejaran terhadap gerak gerik Raja Maya
Danawa. Daerah tersebut kini dikenal dengan nama
Hasil dari perundingan membuat Tegal Pengejaran.
kesepakatan untuk membagi-bagi kelompok guna
untuk dapat mempercepat pencarian Raja Maya Page 20

201
Raja Maya Danawa bersembunyi dibalik digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun
batu besar dan Dewa Indra tidak ingin membiarkan untuk keperluan yadnya. Sungai tersebut dinamai
Raja Denawa lolos dari kejaranya sehingga Dewa dengan sebutan Sungai Petanu, kata Petanu sendiri
Indra memanah Raja Maya Danawa dan mengenai berasal dari dua suku kata “peta” yang memiliki arti
kakinya sehingga Raja Maya Danawa terpeleset “suara” dan “Nu” yang berarti “daerah”.
dan terjatuh. Kawasan tersebut kini diberi nama
dengan sebutan “Sebatu”. Page 26
Jasad atau mayat dari Raja Bedahulu
Page 21
tersebut dikubur pada sebuah daerah yang lumayan
Pada suatu tempat Raja Maya Danawa jauh dari lokasi pembunuhan Raja Maya Danawa.
kembali melakukan penyamaran dengan menjadi Kini lokasi dari tempat penguburan jasad Raja
seorang bidadari yang cantik, namun dengan Maya Danawa dinamai dengan Dusun Taulan.
kekuatan yang dimiliki oleh Dewa Indra
4. Peran Tokoh
penyamaran dari Raja Maya Danawa kembali
katahuan dan tempat tersebut menjadi sebuah Terdapat beberapa tokoh dalam cerita Maya
daerah yang diberi nama dengan Dusun Kendran. Danawa Antaka ini, baik dari segi tokoh utama
maupun karakter pendukung yang menjadi satu
Page 22
kesatian dalam sebuah cerita yang dapat dinilai dari
Dengan keadaan terpojok Raja Maya penggambaran karakternya, enah itu dari sifat,
Danawa berhasil melumpuhkan tangan dari patih penampilan dan peran karakter didalamnya cerita
Dewa Indra. Daerah ini kini dikenal dengan Dusun tersebut. Adapun tokoh dalam cerita ini dapat
Sereseda. Kata dari Seraseda terdiri dari dua suku dideskripsikan sebagai berikut:
kata yaitu “Sara” dan “Seda”, Sara yang berarti
1) Maya Danawa
panah dan Seda berarti lumpuh atau mati.
Karakter Maya Danawa yaitu tokoh
Page 23
penting dalam cerita sebagai tokoh antagonis,
Dewa Indra pun geram dan memamfaatkan karena Maya Danawa sebagai peran seorang raja
keadaan yang ada dengan langsung membunuh yang agung dan ditakuti serta memlkiki wajah yang
patih dari Raja Maya Danawa yang bernama sangar mempunyai kesaktian yang hebat. Maya
Kalawong. Danawa adalah penganut ajaran sakti isma yang
dimana menyembah sakti.
Page 24
Raja Mayadenawa menghindari
kemurkaan Dewa Indra dengan berlari, namun
Raja Mayadenawa terpojok pada suatu tebing.
Dewa Indra memamfaatkan kesempatan tersebut
dengan mengeluarkan panah Badjra, sehingga
terbunuhlah Raja Mayadenawa. Kini tempat
tersebut dikenal dengan Tanah Pegat.
Page 25 Gambar. ilustrasi Raja Maya Danawa
Darah dari Raja Maya Danawa mengalir (Sumber: Dokumen priabdi)
pada sebuah sungai yang mengakibatkan sungai
tersebut menjadi berwarna kemerahan. (mala). 2) Dewa Indra
Dewa Indra melarang seluruh pasukan dan seluruh Dewa Indra merupakan tokoh yang penting
penduduk pulau Bali untuk tidak menggunakan berperan dalam cerita ini dikarenakan sebagai
aliran air yang tercemari oleh dara Raja Maya lawan dari Maya Danwa dan menganut ajaran siwa
Danawa itu selama 1700 tahun lamanya baik sidanta atau menyembah siwa. Dewa

202
Indra menjadi tokoh baik dalam cerita ini dan yang
akan membunuh maya danawa.

Gambar. ilustrasi simbol perubahan Maya


Danawa
(Sumber: Dokumen priabdi)

Gambar. ilustrasi Dewa Indra 5. Gaya Layout

(Sumber: Dokumen priabdi) Pada perancangan buku cerita bergambar


Maya Danawa Antaka ini menggunakan bentuk
persegi panjang dengan ukuran 29,7 cm x 21 cm
3) Para Dewa dan perajurit (A4) resolusi 300 pixels, dengan menggunakan
gaya layout sebagai berikut.
Para Dewa dan perajurit dalam cerit aini
yaitu berperan sebagi pendukung – dari setiap sin 6. Tone Warna
dimana yang menggambarkan tokoh perajurit dari Tone warna yang akan digunakan dalam
Maya Danawa maupun Dewa Indra yang dimana pembuaan buku cerita bergmabar Maya Danawa
mendampingi karakter utama. Antakan adalah menggunakan perpaduan warna
primer dan skunder tersier dan warna intermedient,
yang dimana akan disesuaikan dengan latar waktu
dan penyinaran yang akan memberikan efek
pencahayaan yang bagus.
7. Tipografi
Pemilihan jenis dan karakter huruf akan
menentukan keberhasilan dari penyampaian pesan
terhadap audient. Berikut jenis-jenis huruf yang
Gambar. ilustrasi para dewa dan prajurit dapat diterapkan dalam buku cerita bergambar
Maya Danawa Antaka, antara lain:
(Sumber: Dokumen priabdi)
1) Miscellaneous (Dekoratif)
Huruf dekoratif akan digunakan pada
4) Pemurtian atau perubahan bagian judul dari buku cerita bergmabr Maya
(MayaDanawa) Danawa Antaka, yaitu dengan memasukan unsur
Pemurtian atau perubahan dalam cerita ini ornament dan aksen suralisme didalamnya.
yaitu berupa tokoh yang menggambarkan 2) San Serif
perubahan Maya Danwa mulai dari menjadi
busung, ayam, pohon dadap, labu, bidadari. Huruf san serif akan digunakan pada
bagian teks cerita dikarenakan huruf san serif
paling mudah dan paling jelas untuk dibaca.

203
8. Finishing perubahan Maya Danwa mulai dari menjadi
busung, ayam, pohon dadap, labu, bidadari.
Dalam tahap finishing pada buku cerita
bergambar Maya Danawa Antaka akan 2. Properti
menggunakan Teknik cetak digital pada media
utama dan pendukung, menggunakan media
digital. Dimana dengan Teknik cetak ini
diharapkan mampu menghasilkan media yang
maksimal dengan bahan yang menyesuaikan sesuai
media. Pada media utama akan menggunakan
kertas blues white pada bagian isi dan hard cover
untuk finishing dan tidak lupa berat blues white
250 gram, dan pada bagian cover menggunakan
kertas blueswhite Art paper gram.
PROSES DESAIN
1. Tokoh
Beberapa tahapan dalam penjaringan ide
diantaranya sebagai berikut:
1) Raja Maya Danawa Gambar. ilustrasi Panah Bajga

Karakter Maya Danawa yaitu tokoh (Sumber: Dokumen priabdi)


penting dalam cerita sebagai tokoh antagonis,
karena Maya Danawa sebagai peran seorang raja
yang agung dan ditakuti serta memlkiki wajah yang
sangar mempunyai kesaktian yang hebat. Maya
Danawa adalah penganut ajaran sakti isma yang
dimana menyembah sakti.
2) Dewa Indra
Dewa Indra merupakan tokoh yang
penting berperan dalam cerita ini dikarenakan
sebagai lawan dari Maya Danwa dan menganut
ajaran siwa sidanta atau menyembah siwa. Dewa
Indra menjadi tokoh baik dalam cerita ini dan yang
akan membunuh maya danawa.
Gambar. ilustrasi golok perang
3) Para Dewa Dan Prajurit
(Sumber: Dokumen priabdi)
Para Dewa dan perajurit dalam cert aini
yaitu berperan sebagi pendukung – dari setiap sin
dimana yang menggambarkan tokoh perajurit dari
Maya Danawa maupun Dewa Indra yang dimana
mendampingi karakter utama.
4) Pemurtian atau perubahan (Maya
Danawa)
Pemurtian atau perubahan dalam cerita ini
yaitu berupa tokoh yang menggambarkan

204
Gambar. ilustrasi Candi Pura Pegulingan
Gambar. ilustrasi tombak perang
(Sumber: Dokumen priabdi)
(Sumber: Dokumen priabdi)

4. Layot Sampul Depan Dan Belakang


3. Arsitektur/Bangunan
Studi cisual dilakukan dengan cara
mengamati bagaimana bentuk serta proporsi dari Gambar. Sampul depan dan belakang
Pura Mangening dan Pura Pegulingan yang
kemudian dikonversi menjadi ilustrasi Pura (Sumber: Dokumen priabdi)
Mangening dan Pura Pagulingan agar lebih
menyatu terlihat lebih menyatu dengan objek
lainya sehingga lebih menarik untuk dilihat. 5. Desain Buku Final

Gambar. Desain buku final


(Sumber: Dokumen priabdi)

6. Media Pendukung

1) Buku Cerita bergambar

Gambar. ilustrasi Candi Pura Pegulingan


(Sumber: Dokumen priabdi)

Gambar . buku cerita bergambar


(sumber: Dokumen Pribadi)

205
Buku cerita bergambar “Maya Danawa ukuran 29,7x21 cm. fungsinya sebagai
Antaka” merupakan media yang membahas secara merchendise dari buku cerita bergambar
detail isi dari cerita Raja Mayadanawa, media ini “Mayadanawa Antaka”. T-shirt dicetak dengan
akan menjadi media pengenalan sejarah desa-desa bahan kain Catoon Combed 20s dengan teknik
kuno yang ada di kawasan Tampaksiring. digital printing.
2) Sosial Media 4) Tote Bag

Gambar. desain Tote Bag


Gambar. Desain akun instagram
(sumber: Dokumen Pribadi)
(sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar tersebut merupakan desain dari
Gambar tersebut merupakan desain dari tote bag buku cerita bergambar “Maya Danawa
media sosial yang digunakan dalam promosi Antaka” yang dirancangn dengan ukuran 30x35 cm
pengenalan buku cerita bergambar “Maya Danawa dengan bahan kain kanvas dan dicetak dengan
Antaka”. Media sosial yang akan digunakan adalah teknik digital printing.
media Instagram, dikarenakan media tersebut lebih
banyak digunakan sehingga dapat lebih cepat dan 5) Peta Desa Kuno
ekfektif dalam mempromosikan buku cerita
bergambar ini. Gambar. desain peta kuno
3) T-Shirt (sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar diatas merupakan gambar peta


lokasi desa kuno yang ada pada zaman kerajaan
raja Maya Danawa. Gambar tersebut terbuat dari
kertas blues white dicetak menggunakan cetak
digital ukuran dari peta ini sendiri yaitu berukuran
A3 atau 29,7 cm x 42 cm.

Gambar. desain T-Shirt


(sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar tersebut merupakan T-Shirt buku
cerita bergambar “Maya Danawa Antaka” yang
dirancangn dengan ukuran 10x10 cm pada bagian
depan kemudian pada bangian belakang dengan

206
6) Katalog Karya bergambar Maya Danawa Antaka menggunakan
konsep Rwa Bhineda atau keseimbangan dari dua
kutub yang berbeda menjadi satu kesatuan yang
selalu berdampingan satu sama lain di gambarkan
dengan menggunakan gaya visual surealisme
dikombinasikan dengan tradisi Bali, Beberapa
bagian cerita akan menggunakan ilustrasi
surealisme dimana di kombinasikan dengan usnsur
tradisi Penggambaran kombinasi ini akan
disesuaikan bertujuan agar tetap memiliki kesatuan
serta keunikan dalam keseluruhan ceritanya. Selain
perancangan buku cerita bergambar yang berjudul
“Maya Danawa Antaka” penulis juga merancang
media pendukung yang diantaranya Tote bag,
Gambar 1. Mockup desain katalog karya Akun Instagram, T-shirt, Peta Desa Kuno dan
Katalog Karya. Perancnagan media tersebut bukan
( sumber: Dokumen Pribadi) hanya sebagai media pendukung dari media utama
yaitu buku cerita bergambar tetapi juga sebagai
peranan memberikan informasi salah satu since
Gambar diatas merupakan desain dari
yang berada di media utama.
katalok karya yang akan dirancang dengan ukuran
21x14,5 cm media ini akan dirancangn dengan
tujuan memperkenalkan beberapa media yang DAFTAR RUJUKAN
dibuat sebagai media buku cerita bergambar “Maya
Danawa Antaka” katalog ini akan dicetak dengan Adi Kusrianto. 2004. Tipografi Komputer Untuk
kertas blus white 250gr pada bagian sampul dan Desainer Grafis. Yogyakarta:
juga pada tengah katalog karya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
KESIMPULAN Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Buku ceita bergambar merupakan salah Andi. Anitah, Sri., (2008). Strategi Pembelajaran di
satu media yang tepat sebagai pelestarian sejarah. SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Bahri. 2008.
Konsep dalam buku cerita bergambar yaitu Konsep dan Definisi Konseptual. PT. Raja
mengusung edukasi sejarah dan teciptanya suatu Grafindo Persada: Jakarta.
daerah desa-desa kuno,pada buku cerita bergambar
agar dapat tersampaikan yang menarik minat baca Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain
dari target audiences. Maya Danawa Antaka Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V. ANDI
menceritakan tentang perjalanan Raja Maya OFFSET.
Danawa hingga beliau meninggal yang melawan
Dewa Indra hingga melewati wilayah hingga saat Surianto Rustan 2019. Warna, Batara Imaji.
ini masih dinamai menurut kejadian yang bliau
alami pada saat perjalaan melarikan diri dari Rakhnat Supriyono 2010. Desain Komunikasi
kejaran Dewa Indra cakupan wilayah dilewati Visual Teori Dan Aplikasi.
terbentuk menjadi kesatuan wilayah Tampaksiring.
Adapun tokoh yang terdapat dalam buku cerita
bergambar Maya Danawa Antaka yaitu sebagai
berikut : Maya Danawa, Dewa Indra, Para Dewa
dan Prajurit, perubahan (pemurtian) Maya
Danawa.

Metode perancangan melalui metode


observasi, kepustakaan dan wawancara .
Perancangan komunikasi visual buku cerita

207

Anda mungkin juga menyukai