Anda di halaman 1dari 10

2.1).

Dou ma cia iman atau dahu di ruma (orang yang bertakwa kepada Allah SWT)

 Kehidupan Kampus
a. Shalat dan Ibadah : mendorong mahasiswa untuk melaksanakan shalat dan ibadah
secara teratur adalah penting dalam menginternalisasi nilai-nilai
keagaman.kampus dapat menyediakan fasilitas shalat yang memadai dan
mengadakan kegiatan keagaman seperti pengajian,doa bersama, atau tarawih di
bulan ramadhan,dengan melaksanakan ibadah secara konsisten, mahasiswa dapat
memperkuat hubungan mereka dengan Allah SWT dan menginternalisasi nilai-
nilai keagamaan.
b. Etika dan Moral : mendorong mahasiswa untuk mengamalkan etika dan moral
yang diajarkan dalam agama islam adalah penting. Ini melibatkan mengajarkan
nilai-nilai seperti. kejujuran,integritas,rasa hormat dan kepedulian terhadap
sesama. Kampus dapat menyelenggarakan program pelatihan atau seminar
tentang etika dan moral dalam islam, serta menerapkan kode etik yang
mencerminkan nilai-nilai tersebut

 Sosial Kemasyarakatan
a. Teladan dan Perilaku : orang yang bertakwa kepada Allah SWT harus menjadi
teladan yang baik dalam perilaku dan tindakan mereka. Mereka harus menunjukkan
sikap yang baik, kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kepedulian sesama. Dengan
menjadi teladan yang baik, mereka dapat memberikan contoh terhadap orang lain
untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
b. Keterlibatan Sosial : orang yang bertakwa kepada Allah SWT harus aktif terlibat
dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Mereka dapat berpartisipasi dalam
program-program amal, kegiatan sukarela,dan upaya membantu orang-orang yang
membutuhkan. Dengan melakukan ini, mereka dapat menunjukkan nilai-nilai
kemanusiaan dan keedulian yang diajarkan dalam agama.
2). Dou ma loa atau paja ilmu (Orang yang berpengetahuan luas)

 Kehidupan Kampus
 Diskusi dan Debat : mendorong diskusi dan debat di kampus untuk memperluas
pemahaman dan perspektif mahasiswa. Ini dapat di lakukan melalui kelompok studi,
kelompok debat, atau forum diskusi yang melibatkan berbagai topik dan sudut
pandang.
 Sosial Kemasyarakatan
a. Komunikasi dan Diskusi : membuka ruang untuk komunikasi dan diskusi yang
terbuka tentang nilai-nilai yang diinginkan dalam masyarakat adalah penting. Ini
dapat dilakukan melalui forusm publik, kelompok diskusi, atau media sosial.
Dalam diskusi ini, orang-orang dapat berbagi pandangan mereka, bertukar
pemikiran, dan memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai yang diinginkan.

3). Dou ma taho rawi (Orang yang berperilaku baik)

 Kehidupan kampus
a. Terlibat dalam kegiatan yang berperilaku baik : yaitu ikuti kampus yang
mendorong pengembangan nilai-nilai yang diinginkan, seperti program sosial,
kegiatan sukarela, atau organisasi yang berfokus pada lingkungan.Terlibatlah
dalam diskusi yang mempromosikan nilai-nilai tersebut.

 Sosial Kemasyarakatan
a. Komunikasi dan Dialog : membangun komunukasi yang terbuka dan doialog yang
bagus di antara anggota masyarakat. Ini memungkinkan orang untuk berbagi
pemikiran, pengalaman, dan tentang perilaku baik bagaimana menerapkan dan
kehidupan sehari-hari.

4). Dou ma taho lomdo ra mai ( orang yang memiliki keturunan yang baik)

 Kehidupan Kampus
a. Membangun jaringan dan mentorship : kampus dapat menyediakan program
mentorship yang menghubungkan mahasiswa dengan alumni yang memiliki
keturunan yang baik. Ini dapat membantu mahasiswa mendapatkan
wawasan,bimbingan, dan dukungan dari mereka yang telah berhasil dalam karir
atau kehidupan mereka.

 Sosial Kemasyarakatan
a. Kolaborasi dan Partisipasi : mendorong kolaborasi dan partisipasi aktif dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan yang melibatkan berbagai kelompok keturunan.
Ini dapat melibatkan kegiatan sukarela, proyek sosial, atau kampanye amal yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas keturunan hidup masyarakat secara
keseluruhan.

5). Dou ma dodo tando tambari kontu (Orang yang berpikir maju tapi tidak melupakan asal
usul dan masa lalunya)

 Kehidupan Kampus
a. Jadilah agen perubahan positif : menginternalisasi nilai-nilai orang yang berpikir
maju berarti kita harus berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di
lingkungan kampus, mengenai identifiksi masalah atau ketidakadilan yang perlu
diperbaiki dan cari cara untuk mengatasi dengan mempertimbangkan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi.

 Sosial Kemasyarakatan
a. Komunikasikan dan Diskusikan : bagikan nilai-nilai tersebut dengan orang lain
dalam komunitas. Ajak mereka untuk berdisikusi dan berbagai pandangan mereka
tentang nilai-nilai tersebut. Diskusikan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana mereka dapat memberikan
kontribusi positif dalam masyarakat.
6). Dou ma mbeca wombo atau ma ntau ra wara (Orang yang memiliki kekayaan &
dermawan sehingga ketika menjadi pemimpin tidak lagi memikirkan untuk mengumpulkan
kekayaan dari hasil jabatan yang di dapatkan).

 Kehidupan Kampus
a. Memberikan kesempatan yang adil : pastikan bahwa kebijakan dan proses seleksi,
pengangkatan jabatan di kampus dilakukan secara adil dan berdasarkan prestasi.
Hindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

 Sosial Kemasyarakatan
a. Memiliki kesadaran sosial : sadarilah bahwa kekayaan yang anda miliki adalah
hasil dari kerja keras dan dukungan dari masyarakat. Memiliki kesadaran sosial
akan membantu anda memahami tanggung jawab anda untuk memberikan
kembali kepada masyarakat.

7). Dou ma sabua nggahi labo rawi (Orang yang selaras antara perkataan & dan
pebuatannya).

 Kehidupan Kampus
a. Tanggung jawab pribadi : setiap individu harus bertanggung jawab atas tindakan
mereka sendiri dan memastikan bahwa mereka tidak bertentangan dengan nilai
yang di inginkan. Ini melibatkan refleksi diri dan kesadaran akan konsekuensi
dari tindakan mereka.

 Sosial Kemasyarakatan
a. Penting untuk mengidentifikasi situasi - situasi : dimana kita dapat
menghadapi konflik antara perkataan dan perbuatan kita. Misalnya,jika kita
mengatakan bahwa kita peduli terhadap lingkungan, tetapi tindak mengambil
tindakan nyata untuk menjaga kebersihan lingkungan, maka ada ketidak
selarasan yang mendasarinya.
8). Dou ma disa kaima poda (Orang yang memiliki jiwa kesatria & berani)

 Kehidupan Kampus
a. Kejujuran dan integritas : jiwa kesatria dan berani sering kali dikaitkan dengan
kejujuran dan integritas . Mahasiswa yang menginternalisasikan nilai-nilai
akan berkomitmen untuk bertindak dengan jujur dan memiliki integrasi dalam
semua aspek kehidupan kampus, termasuk dalam studi,hubungan antar
pribadi,dan partisipasi dalam organisasi dan kegiatan kampu.

 Sosial kemasyarakatan
a. Keberanin : kesatria dikenal karena keberaniannya dalam menghadapi
tantangan dan melawan ketidakadilan. Menginternalisasi nilai ini berarti
memiliki keberanian untuk berdiri teguh dalam keyakinan kita,
menghadapi rintangan, dan melawan ketidakadilan dalam masyarakat. Ini
juga termasuk mengambil risiko yang diperlukan untuk mencapai tujuan
yang baik.
1. A. Cagar Budaya
- Makam Dana Taraha
Berada di atas puncak perbukitan, Makam para Sultan beserta petinggi-petinggi
kesultanan di wilayah Bima berlokasi di pegunungan Dana Traha dengan
ketinggian sekitar 50 mdpl. "Dana Traha" dalam bahasa Bima berarti tempat
peristirahatan (Dana tanah : Traha istirahat). Menjadi Cagar Budaya Pemakaman,
Rade Raja merupakan salah satu list destinasi wisata sejarah yang memiliki
potensi daya takit tersendiri bagi para pengunjung. Terdapat 5 (lima) makam
Sultan dan sekitar 16 makam dari para Prajurit hingga Petinggi Kesultanan Bima
yang pernah menjabat pada masa itu. Sekeliling makam diberi pagar besi yang
kokoh mengapit beberapa makam utama serta beberapa makam lainnya.
Pemakaman Kesultanan Bima Dana Traha dikelola dan ditata dengan rapi,
sehingga pengunjung tidak perlu merasa cemas ataupun was-was saat berada di
lokasi ini. Hanya berjarak 3-4 km dari pusat kota, Makam Dana Traha sangat
mudah untuk di jangkau, baik dengan menggunkan kendaraan roda dua taupun
roda empat. Pada pagi hingga siang hari selain ramai peziarah, Makam Dana
Traha juga cukup sering menjadi spot untuk berolahraga. Sedangkan di sore hari,
sembari menikmati secangkir kopi, pengunjung juga disuguhkan dengan matahari
terbenam yang cukup indah untuk di pandang dari atas bukit dengan view Teluk
Bima yang mempesona. Selain itu juga pengunjung bisa langsung menikmati
keindahan suasana perkotaan dari berbagai arah dan udara yang sejuk dari atas
bukit Makam Dana Teraha.

B. Pariwisata Alam
- Wadubaba
Wadubaba Langgudu adalah salah satu objek wisata yang terletak di Desa Langgudu,
Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Tempat ini
terkenal karena keindahan alamnya yang menakjubkan.

Wadubaba Langgudu adalah sebuah danau yang terbentuk di dalam kawah gunung
berapi yang tidak aktif. Danau ini memiliki air yang jernih dan dikelilingi oleh
pemandangan alam yang indah, seperti perbukitan hijau dan hutan yang rimbun.
Keindahan alam di sekitar danau ini membuatnya menjadi tempat yang populer bagi
wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam.
Selain menikmati pemandangan danau, pengunjung juga dapat melakukan berbagai
aktivitas di Wadubaba Langgudu. Beberapa kegiatan yang populer dilakukan di sini
adalah berjalan-jalan di sekitar danau, bersepeda, berkemah, atau sekadar duduk
bersantai sambil menikmati keindahan alam sekitar.

Selain itu, terdapat juga beberapa fasilitas yang disediakan di Wadubaba Langgudu,
seperti tempat parkir, warung makan, dan area piknik. Pengunjung juga dapat
menyewa perahu untuk menjelajahi danau atau berfoto di tengah danau.

Wadubaba Langgudu merupakan destinasi wisata yang cocok bagi mereka yang
mencari ketenangan dan ingin menikmati keindahan alam yang masih alami.
Keberadaannya juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, karena
meningkatkan sektor pariwisata di daerah tersebut.

Namun, sebelum mengunjungi Wadubaba Langgudu, disarankan untuk


memperhatikan aturan dan menjaga kebersihan serta kelestarian alam. Penting juga
untuk menghormati budaya dan adat istiadat setempat saat berkunjung ke tempat ini.

C. Transportasi Tradisional
-Garoba / Gerobak
Alat transportasi tradisional ini memiliki dua buah roda yang terbuat dari kayu dan
bagian atapnya terbuat dari anyaman bambu ataupun bahan lain yang berfungsi untuk
melindungi penumpang atau barang yang diangkut.

D. Permainan Tradisional
- Mpa’a Fenti (Main Lompat Tali Karet)
Tali yang digunakan untuk bermain biasanya menggunakan karet yang disambung
satu persatu sehingga menjadi panjang. Setelah itu, ujung karet diikat dan siap kamu
gunakan untuk bermain lompat tali. Permainan ini biasanya dimainkan oleh lebih dari
dua orang dan ada dua orang yang akan bertugas memegang tali. Namun jika tidak
ada yang ingin memegang tali, bisa diikatkan pada tiang atau pohon.
Cara bermainnya yaitu, tali ditaruh mulai dari paling bawah lalu lompat, dan
seterusnya hingga tali sampai ditaruh di atas kepala. Jika tidak bisa melompat, harus
diulang lagi dari level terbawah. Pemenang dari lompat tali ini bisa menyuruh yang
kalah apa saja, asal jangan yang aneh-aneh

E. Prasarana Budaya
- Museum ASI Bima
Museum ini merupakan tempat yang penting untuk mempelajari sejarah dan budaya
Bima. Museum ASI Bima menyimpan koleksi berbagai artefak, seperti senjata
tradisional, pakaian adat, alat musik tradisional, dan benda-benda bersejarah lainnya.
Museum ini memberikan wawasan mendalam tentang budaya dan sejarah masyarakat
Bima.

F. Kesenian Dan Kerajinan


- Kesenian
Mpa’a Gantao

Mpa’a Gantao dimainkan oleh dua orang penari, ragam geraknya sama dengan ragam
gerak Mpa’a sila, tetapi dimainkan dalam irama yang begitu cepat, begitu pula musik
pengiringnya tidak jauh berbeda dengan irama musik Mpa’a Sila hanya iramanya
lebih cepat. Alat musik pengiringnya adalah dua buah Genda Mbojo (Gendang), tawa-
tawa, Gong serta alunan serunai khas Mbojo (Bima) yang disebut “Sarone”. Dalam
satu grup Mpa’a Gantao terdiri dari lima orang pemain musik dan dua orang pemain
Gantao.

-Kerajinan
Tenun Ikat Bima
Tenun ikat Bima merupakan karya senin tekstil tradisional yang di hasilkan oleh
masyarakat Bima. Tenun ikat ini memiliki motif dan corak khas yang
menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan alam Bima. Tenun ikat bima juga
memiliki nilai ekonomi dan sosial yang penting bagi masyarakat setempat.
G. Cerita Rakyat
- Wadu Pa’a
Dahulu ada sebuah perang panca panda di tanah Jawa, sehingga kelima saudara panca
pandawa pergi dari tanah jawa menuju negeri seberang untuk menepati janji Dewata,
Sang Bima dan Sang Kula pergi ke arah timur.

Dalam perjalanan itu mereka berlima banyak sekali menemukan hal yang aneh , dan
sang kula karena di hinggap rasa penasaran akhirnya berhenti dan tidak meneruskan
perjalanannya, karena penasaran mereka pun sembari menyelidiki hal yang sempat
membuat mereka penasaran, namun Sang Bima terus melanjutkan perjalanannya ke
timur dan tibalah dia salah satu tempat yang bernama Satonda, , Sotanda adalah Pulau
kecil yang berada di bagian utara tanah Bima, di daerah Bima ini terdapat kepala suku
adat dan Ncuhi ro Naka.

Menurut mitos yang berada di sekitar wilayah setempat, banyak orang-orang yang
tidak berani menuju pulau Satonda di karenakan ada seekor naga yang bersisik ganas
yang telah menguasai pulau dan perairan di Satonda.

Tibalah sang Bima di pulau dan bertemu dengan seekor naga yang konon mitosnya
terdengar ganas, namun terbalik dari mitos yang beredar seekor naga yang terkenal
ganas itu terlihat kagum terhadap Sang Bima yang gagah dan tampan yang berani
menginjakkan kakinya di pulau satonda. Karena rasa penasaran naga itu bertanya
"Wahai manusia janganlah takut. Mari mendekat. Apakah maksud kedatanganmu di
tempat ini yang terpencil dan sunyi ini?"

"Aku berasal dari negeri yang amat jauh, aku tergugah untuk singgah di sini karena
melihat alam yang permai. Aku Sang Bima satu diantara 5 bersaudara yang disebut
panca Pandawa" jawab Sang Bima.

Mendengar itu sang naga merenung dan teringat akan kehidupannya dahulu sebelum
ayahnya meninggal. Ia adalah seorang putri dari kerajaan yang cantik dan rupawan
dengan kehidupan yang megah. Setelah ayahnya meninggal, banyak yang ingin
merebut kekuasaan sebagai raja. Ia berhasil kabur dari kekalutan itu beserta
pengasuhnya yang setia, tak lama pengasuhnya meninggal dunia dan ia dirubah
wujudnya oleh Dewata Yang Maha Kuasa menjadi naga bersisik emas. Namun ia
ingat akan janji Dewata, bahwa ia dapat berubah bila ada salah seorang panca
Pandawa yang bersedia mengawininya.

Tentu dengan segala merasa sangsi dari naga akhirnya Sang Bima dan naga dapat
hidup bersama, sungguh kegembiraan yang dirasakan oleh naga yang kini bernama
Putri Tasik Sari Naga oleh Sang Bima. Wujud Putri Tasik semakin berubah menjadi
seperti sebelumnya dengan bertahap dan Sang Bima tetap menjalankan misi ke arah
timur seorang diri yang kemudian akan kembali kepada Putri Tasik.

Setibalah Sang Bima ke tempat yang dituju dan ia memahat sebuah tebing batu karang
yang terbentang dihadapannya. Lalu datanglah Ncuhi Padolo dan Ncuhi Dara
menemuinya, dan ini awal cerita terbentuknya kerajaan Bima dan batu yang
dipahatnya itu terkenal dengan nama Wadu Pa'a yang ada hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai