CASE REPORT
HALAMAN JUDUL
PENYUSUN
PEMBIMBING
Menyetujui,
Pembimbing
ABSTRAK
Kolitis adalah peradangan akut atau kronik pada kolon yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik
akibat infeksi maupun non-infeksi. Secara umum colitis masuk ke dalam Inflammatory bowel yaitu penyakit inflamasi
kronik yang melibatkan saluran cerna, bersifat remisi dan relaps/kambuhan. Jenis Inflammatory bowel disease lainnya
yaitu Crohn disease dan Inflammatory bowel disease type unclassified (indeterminate colitis). Gejala kolitis tergantung
pada luas dan beratnya inflamasi yang terjadi. Perdarahan rektal yang nyata dan tenesmus selalu ada, dan dapat
menjadi satu-satunya gejala pada pasien dengan proktitis saja. Apabila kolon proksimal telah terlibat, terdapat keluhan
diare dan nyeri perut. Mual dan penurunan berat badan menunjukkan penyakit yang lebih berat. Pemberian antibiotik
misalnya metronidazole dosis terbagi 1500 – 3000 mg per hari dikatakan cukup bermanfaat menurunkan derajat
aktivitas penyakit. Antibiotik diberikan dengan latar belakang bahwa salah satu agen proinflamasi disebabkan oleh
bakteri intraluminal.
Kata kunci: Kolitis, Metronidazole, Inflammatory Bowel Disease
ABSTRACT
Colitis is an acute or chronic inflammation of the colon which can be caused by various diseases, both infectious and
non-infectious. In general, colitis is included in the Inflammatory Bowel, which is a chronic inflammatory disease that
involves the digestive tract, is remitting and relapses. Other types of Inflammatory Bowel Disease are Crohn's disease
and Inflammatory Bowel Disease type unclassified (indeterminate colitis). Symptoms of colitis depend on the extent
and severity of the inflammation that occurs. Marked rectal bleeding and tenesmus are always present, and may be
the only symptoms in patients with proctitis alone. When the proximal colon is involved, there are complaints of
diarrhea and abdominal pain. Nausea and weight loss indicate more severe disease. Administering antibiotics such as
metronidazole in divided doses of 1500 – 3000 mg per day is said to be sufficient to help reduce the degree of disease
activity. Antibiotics are given against the background that one of the proinflammatory agents is caused by intraluminal
bacteria.
Keywords: Colitis, Metronidazole, Inflammatory Bowel Disease
PENDAHULUAN BAB cair. Keluhan disertai dengan nyeri
Kolitis adalah peradangan akut atau perut disertai bab cair secara terus-menerus
kronik pada kolon yang dapat disebabkan tidak ada ampas, tidak ada lendir maupun
oleh berbagai penyakit baik akibat infeksi darah, BAB cair berwarna coklat, keluhan ini
maupun non-infeksi. Secara umum colitis sudah dialami sejak dua minggu SMRS.
masuk ke dalam Inflammatory bowel yaitu Sebelum BAB cair pasien mengeluhkan
penyakit inflamasi kronik yang melibatkan perutnya kadang sakit tetapi diabaikan.
saluran cerna, bersifat remisi dan Selama sakit pasien mengatakan bahwa
relaps/kambuhan. Jenis Inflammatory bowel dalam sehari bisa BAB cair sebanyak 10x-
disease lainnya yaitu Crohn disease dan 20x per harinya. Keluhan lain yang dirasakan
Inflammatory bowel disease type unclassified yaitu mual, muntah sebanyak lima kali
(indeterminate colitis). Secara global setelah makan sehingga pasien tidak nafsu
dikatakan bahwa insidens IBD adalah 10 untuk makan dan juga perut terasa begah.
kasus per 100.000 penduduk, Kolitis Pasien juga merasa pusing cekat cekot, tidak
Ulseratif 2.2–14.3 kasus per 100.000 kuat duduk dan lemas. Pasien
penduduk. Terdapat faktor yang diduga mengatakan BAK biasa. Pasien juga
berperan dalam terjadinya kolitis yaitu faktor mengatakan tidak nafsu untuk makan. Pasien
genetik, imunologis, infeksi, psikologis dan mengatakan tidak pernah mengalami keluhan
linkungan atau kebiasaan. Pada kolitis dapat serupa.
ditemukan ulserasi mukosa superfisial,
Riwayat penyakit dahulu seperti penyakit
dengan manifestasi klinis perdarahan rektal,
serupa, Hipertensi, Dislipidemia, PJK,
diare kronis, dan nyeri perut.
Gangguan ginjal, ISPA, Alergi, asma,
Penatalaksanaan colitis sejatinya tidak hanya
hiperurisemia, ISK tidak pernah dialami oleh
berupa terapi medis melainkan harus melalui
pasien.
tiga pendekatan yakni rencana diagnostik,
rencana terapeutik dan rencana edukasional. Keluarga pasien tidak memiliki keluhan
serupa, riwayat penyakit keluarga yang lain
seperti Hipertensi, Dislipidemia, PJK,
LAPORAN KASUS
Gangguan ginjal, ISPA, Alergi, Asma,
Seorang perempuan inisial Ny. S datang ke
Hiperurisemia, ISK, DM juga tidak dialami
IGD RSUD dr. Sayidiman Magetan pada
oleh keluarga pasien.
tanggal 27 Juni 2023 dengan keluhan utama
Pasien mengatakan tinggal di lingkungan Selanjutnya dilakukan pemeriksaan status
yang cukup bersih. Keseharian pasien hanya generalis pasien didapatkan hasilnya yaitu
dirumah saja sebagai Ibu Rumah Tangga. pada pemeriksaan kepala/leher didapatkan
Pasien sehari-hari dirumah hanya bentuk kepala normocephal, jejas (-),
beraktivitas ringan. Pasien tinggal dengan konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-),
anak dan cucunya. udem palpebra (-/- ), wajah udem (-), wajah
simetris (+), papil lidah atropi (-),
Pasien dan keluarga tidak memiliki kebiasaan
pembesaran kgb (-), jvp meningkat (-),
merokok, minum alkohol, jamu ataupun obat
pembesaran tiroid (-).
warung.
Pemeriksaan paru-paru didapatkan pada
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum
inspeksi bentuk dada normal, simetris,
pasien terlihat sakit/lemas. GCS pasien
retraksi dinding dada (-). Palpasi paru-paru
compos mentis (E4V5M6). Berat badan
didapatkan fremitus (+) dan ketertinggalan
pasien adalah 46 kg dan tinggi badan pasien
gerak (-). Perkusi paru-paru didapatkan sonor
adalah 150 cm. Berdasarkan berat badan dan
(+/+), dan pada auskultasi paru-paru
tinggi badan pasien didapatkan IMT pasien
didapatkan SDV (+/+) , RH (-/-), WH (-/-).
adalah 20.4 (Normal).
Pada pemeriksaan jantung didapatkan pada
Vital sign saat pemeriksaan pasien di IGD
inspeksi ictus cordis tidak tampak. Palpasi
didapatkan tekanan darah pasien adalah
jantung didapatkan ictus cordis teraba/kuat
128/73, heart rate adalah 75x/menit,
angkat. Perkusi jantung didapatkan batas
respiratory rate adalah 20x/menit, suhu
jantung atas terletak di SIC II parasternal
adalah 36.0ºC, dan SpO2 adalah 98%.
sinistra, batas kanan jantung terletak di SIC
Setelah pasien melalui tahap observasi di
IV garis parasternal dextra, batas kiri jantung
triase IGD, pasien dipindahkan di bangsal
terletak di SIC IV garis midclavicula sinistra.
ilmu penyakit dalam yaitu sadewa dan
Pada auskultasi jantung didapatkan S1/S2
dilakukan pemeriksaan fisik kembali.
tunggal, regular, bising jantung (-) gallop (-).
Pemeriksaan vital sign di bangsal ilmu
penyakit dalam didapatkan tekanan darah Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pada
pasien adalah 120/60, heart rate adalah inspeksi jejas (-) dan distensi abdomen (-).
75x/menit, respiratory rate adalah 20x/menit, Pada auskultasi abdomen didapatkan bising
suhu adalah 36,5ºC, dan SpO2 adalah 96%. usus (+) normal. Palpasi abdomen nyeri tekan
abdomen (+). Perkusi abdomen didapatkan Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan
suara Timpani (+). pada ekstremitas superior: akral hangat (+/+),
edema (-/-), CRT < 2 detik.
Nyeri perut + ++
Pengobatan Radang Aktif
Fistulasi
untuk mengobati radang aktif
± ++
bertujuan menginduksi remisi secepat
Stenosis/striktur + ++
mungkin adalah kortikosteroid dan
Keterlibatan ± ++
usus halus asam amino salisilat.
Keterlibatan 95% 50% Kortikosteroid Hingga saat
rectum
Ekstraintestinal + + ini, obat golongan glukokortikoid
Megatoksik + ± masih merupakan obat pilihan untuk
kolon derajat sedang dan berat dalam fase
Keterangan: ++ = sering; + = kadang;
+ = jarang; (-) = tidak ada peradangan aktif. Pemilihan obat
steroid konvensional, seperti
prednison, metilprednisolon ataupun gram per hari4 meski ada
steroid enema, masih menjadi kepustakaan yang menyebutkan
primadona karena harga yang murah penggunaan 5-ASA ini minimal 3
dan ketersediaan yang luas. Dosis gram per hari. Umumnya remisi
umumnya adalah setara 40 – 60 mg tercapai dalam 16 – 24 minggu yang
prednison. Namun, jangan dilupakan kemudian diikuti dengan dosis
efek sistemik obat-obatan ini. pemeliharaan. Dosis pemeliharaan
Idealnya, dicapai kadar steroid yang 1,5 – 3 gram per hari. Untuk kasus-
tinggi pada dinding usus namun kasus usus bagian kiri atau distal,
dengan efek sistemik yang rendah. dapat diberikan mesalazin supositoria
Umumnya, preparat yang digunakan atau enema, sedangkan untuk kasus
dewasa ini adalah budesonid. Remisi berat, biasanya tidak cukup hanya
biasanya tercapai dalam waktu 8 – 12 dengan menggunakan preparat 5-
minggu yang kemudian diikuti ASA.
dengan penurunan dosis (tapering Imunosupresif
down) yakni sekitar 10 mg per Obat ini dipakai bila dengan 5-ASA
minggu hingga tercapai dosis 40 mg dan kortikosteroid gagal mencapai
atau 5 mg per minggu hingga tercapai remisi. Obat golongan ii seperti 6-
20 mg. Kemudian dosis ditapering off mercaptopurin (6-MP), azathioprine,
2.5 mg per minggu. siklosporin, methotrexate dan obat
Asam Aminosalisilat golongan Anti-Tumor Necroting
Preparat 5-asam aminosalisilat (5- Factor (TNF).
ASA) atau mesalazine saat ini lebih Terapi Bedah
disukai dari preparat sulfasalazin Pada terapi bedah dilakukan terutama
karena efek sampingnya lebih kecil apabila terapi konservatif atau
meski efektivitasnya relatif sama. Di medikamentosa gagal atau terjadinya
Indonesia, sulfasalazin dipasarkan komplikasi (perdarahan, obstruksi
dalam bentuk sediaan tablet 250 mg ataupun megacolon toksik).
dan 500 mg, enema 4 g/60 mL, serta Pada colitis, operasi dilakukan
supositoria 500 mg. Dosis rerata bila terjadi perjalanan penyakit yang
untuk mencapai remisi adalah 2 – 4 berat tidak dapat diatasi dengan
medikamentosa atau terdapat efek jangka waktu yang lama. Prognosis
samping yang terlalu berat, terjadinya banyak dipengaruhi oleh ada tidaknya
perforasi, peritonitis, sepsis, komplikasi atau tingkat respons
perdarahan massif, serta timbulnya terhadap pengobatan konservatif.
tanda dysplasia berat atau kanker.
KOMPLIKASI DAFTAR PUSTAKA
Dalam perjalanan penyakit dapat Amatullah, A., dan Miro, S. 2021.
terjadi komplikasi sebagai berikut: Pankolitis Akibat Kolitis
- Perforasi usus yang terlibat Ulseratif. Health & Medical
- Terjadinya stenosis usus akibat Journal, Vol. 3, No. 2.
proses fibrosis Desy., dan Wahono, S.P. 2020.
- Megacolon toksik Laporan kasus: ulcerative
- Perdarahan colitis dan infeksi ancylostoma
- Degenerasi maligna duodenale pada laki-laki
- Kanker koloretal, merupakan dewasa. Jurnal Kedokteran
komplikasi jangka panjang. Raflesia, Vol. 6, No. 2.
Terdapat beberapa faktor risiko Firmansyah, M.A. 2018.
termasuk lama dan panjang Perkembangan Terkini
usus yang terlibat, derajat Diagnosis dan Penatalaksanaan
inflamasi, riwayat kanker Imflammatory Bowel Disease.
dalam keluarga dan adanya Jurnal CDK, Vol. 40, No. 4.
kolangitis sclerosing primer. Lipinwati. 2021. Inflamasi bowel
Risiko terjadinya kanker disease. Jurnal e-sahad, vol. 2,
biasanya 8-10tahun perjalanan no. 2.
sakit. Kucharzik, T., et al. 2020. Ulcerative
PROGNOSIS Colitis Diagnostic and
Pada dasarnya penyakit ini Therapeutic Algorhtms.
merupakan penyakit yang bersifat Deutsches Ärzteblatt
remisi dan eksaserbasi. Cukup International, Vol. 117. Hal.
banyak dilaporkan adanya remisi 564-74.
yang bersifat spontan dan dalam
Mustika, S., dan Triana, N. 2016. The
prevalence, Profile, and Risk
Factor of Patient with
Ulcerative Colitis at Dr. Saiful
Anwar Malang General
Hospital. The Indonesian
Journal of Gastroenterology,
Hepatology and Digestive
Endoscopy, Vol. 17, No. 1.
Salma, M.D., et al. 2020. Case report
on ulcerative colitis in 16 year
girl. World Journal of Current
Med and Pharm Research, Vol.
2, No. 4.
Setiati, S., et al. 2015. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam FK UI jilid II.
Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing.