Anda di halaman 1dari 15

PEMBENIHAN IKAN GURAMI

1. Sumber air

Sumber air dari Pokdakan Mina Bakti UPR sendiri langsung berasal dari air
pegunungan yang mengalir dari desa ke desa. Lokasi budidaya perikanan baik budidaya air
tawar, budidaya air payau maupun marikultur, bersifat khas. Budidaya air tawar dilakukan di
daratan di mana terdapat sumber air tawar yang bisa berupa mata air, sungai, danau,
waduk, saluran irigasi, air hujan dan air sumur, serta genangan air lainnya, baik di
pegunungan, perbukitan, dataran tinggi hingga dataran rendah dan pantai.

2. Ketersediaan listrik

Sumber listrik yang digunakan untuk kegiatan Pokdakan Mina Bakti UPR sendiri
memilki generator sendiri yang langsung di sambungan oleh kabel jalan raya, Hal ini sesuai
dengan pernyataan (Islami et al., 2017) tersedianya instalasi listrik berupa listrik PLN
maupun generator set merupakan salah satu syarat dalam melakukan pembenihan dan
pembesaran ikan gurami. Keberadaan instalasi listrik berguna untuk menunjang semua
kegiatan yang menggunakan listrik seperti pengisian air kolam, dan kegiatan lainnya.

3. Aksessibilitas

Jarak lokasi Pokdakan Mina Bakti UPR dengan jalan raya cukup strategis karena dekat
dengan Kantor Desa Sukawening. Lokasi budidaya dapat diakses menggunakan kendaraan
roda duadan untuk kendaraan roda empat hanya bias akses hingga jalan utama. Akses
jalan yang ditempuh ke lokasi berupa jalan dengan konstruksi bebatuan, tetapi masih layak
untuk di lewati. Kesesuaian lahan merupakan suatu kunci sukses dalam kegiatan akuakultur
yang mempengaruhi keberhasilan dan keberlanjutannya. (Pérez et al., 2003)

Modal
Semua kegiatan usaha pembenihan ikan yang dilakukan di Pokdakan Mina Bakti
UPR Desa Sukawening Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
bersumber dari modal pribadi tanpa ketergantungan dengan pihak lain seperti rentenir
maupun bank untuk menjalankan usaha pembenihan ikan gurami.

Selain itu modal tetap (investasi) yaitu tanah dan bangunan, alat-alat operasional budidaya
ikan, kendaraaan, dan lain - lain. Bentuk modal tersebut tidak akan habis dalam satu kali
proses produksi, melainkan dapat dipakai terus menerus sampai dengan mencapai titik
penyusutan yang telah ditentukan. Contohnya, kolam terpal yang digunakan tidak habis
dalam satu kali produksi dan dapat bertahan lebih dari lima tahun.

4.1.5 Tenaga kerja

Tidak ada tenaga kerja tetap di Pokdakan Mina Bakti UPR. Tenaga kerja di Pokdakan
Mina Bakti UPR diperlukan ketika panen sekitar 1 hingga 2 orang tenaga kerja. Tenaga
kerja bias berasal dari anggota itu sendiri, tetangga, atau keluarga.
Persiapan Wadah:

Wadah yang digunakan untuk pemijahan induk berupa kolam tanah yang berbentuk persegi panjang
dengan luas 350 m2.. Untuk kolam pemijahan kegiatan persiapan kolam dilakukan dengan melakukan
pembersihan kolam dari rumput-rumput walaupun ikan gurami senang hidup di kolam yang di
tumbuhi rumput-rumput, namun akan terdapat sarang untuk berlindung bagi hama. (Puspowardoyo
dan Abbas, 1992)
Di setiap kolam pemijahan di beri bahan pembuat sarang yang berupa ijuk yang telah di regangkan
yang diletakkan di atas para-para (tempat menaruh ijuk) dan juga sosog (tempat penempelan sarang)
yang berupa tong sampah plastik di sudut kolam. Sosog harus terendam air seluruh nya dengan
kedalaman 10-30 cm (Khairuman, 2011)
Lahan yang baik untuk dijadikan kolam ikan Gurami berada di kaki bukit dan memiliki
sumber air alami dengan suhu air yang tidak terlalu dingin, atau sekitar 28°C. Apabila lahan
yang digunakan adalah petak-petak sawah yang akan diubah menjadi kolam-kolam ikan,
diperlukan waktu sekitar tiga bulan untuk mempersiapkan kolam sebelum diisi dengan ikan.
(Tanjung and Pilo, 2020)

Apabila calon induk dan ikan pejantan terlihat cocok, ikan jantan akan segera
membuat sarang. Bahan yang digunakan untuk membuat sarang hanya ijuk dan tidak
disarankan menggunakan serabut kelapa atau tali rafia karena akan memengaruhi kualitas
air kolam. Ikan jantan dan betina akan berenang bolak-balik mengambil helai demi helai ijuk
untuk membuat sarang. Proses pembuatan sarang memakan waktu mulai dari tiga hari
sampai satu minggu bagi ikan jantan, tergantung tingkat kematangan gonad ikan betina dan
kondisi cuaca. Ikan jantan membuat sarang bagian sebelah luar yang berasal dari ijuk yang
berukuran lebih kasar.

Pesarang diselesaikan oleh ikan betina selama 1–2 hari, yaitu dengan menambahkan
lapisan ijuk yang halus pada permukaan bagian dalam sarang untuk melapisi lapisan ijuk
yang lebih kasar di sebelah luar. Selama ikan jantan menyiapkan sarang, ikan betina tidak
melakukan aktivitas apa-apa. Demikian juga halnya selama ikan betina menyelesaikan
pembuatan sarang, ikan jantan hanya memerhatikan aktivitas ikan betina.

Untuk persiapan wadah tidak dilakukan perlakuan khusus seperti pengapuran dan
pemberian probiotik, persiapan wadah hanya mengisi air, dan menyiapkan bahan untuk
pemijahan ikan gurami yaitu ijuk.

Seleksi Induk
Tahap awal sebelum dilakukan pemijahan ikan gurami adalah diadakan pemilihan (seleksi) induk ikan
gurami jantan dan induk gurami betina unggul yang matang kelamin. (Herdi, 2017) Induk ikan gurami
yang dipelihara di Pokdakan Mina Bakti UPR berasal dari pembudidaya lain. Induk dibeli dalam
keadaan sudah seleksi dan siap untuk dipijah. Untuk kriteria induk jantan memiliki warna badan
terlihat gelap dan agak pucat dengan perut yang lancip di dekat anus dan juga bagian rahang bawah
yang tebal. Sedangkan untuk kriteria induk betina memiliki perut yang akan membesar kebelakang
atau di dekat lubang dubur dan pada anus atau dubur akan tampak putih kemerah-kemerahan.
(Susanto, 2010)
Di Pokdakan Mina Bakti UPR sendiri terdapat 2 kolam induk, masing-masing kolam berisi induk
dengan perbandingan 1:3 dengan total induk sebanyak 100 induk gurami. Dengan kisaran berat badan
induk betina 2-4 kg dan untuk induk jantan berkisar antara 2,7-4 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Susiana, 2013) yang mengatakan bahwa berat badan untuk induk betina berkisar antara 2-2,5 kg dan
induk jantan berjisar antara 2,5-3 kg. Induk jantan harus lebih berat dari induk betina kareja jika
pemijahannya masal induk jantan dapat membuahi hingga tiga ekor induk betina.
Pakan Induk
Pakan yang diberikan pada induk gurame yaitu pakan daun-daunan seperti daun talas. Pakan yang
diberikan untuk 1 kolam yaitu sebanyak 3-4 helai untuk 1 indukan dan pakan talas diberikan sehari
sekali yaitu pada pagi hari. Daun talas mengandung 32% protein yang berguna untuk pematangan
gonad induk dan juga terdapat kandungan vitamin c, flavonoid dan polifenol pada tangkai daun yang
dapat meningkatkan daya tahan ikan terhdap serangan penyakit, dan daunnya dapat meningkatkan
fertilitas (Samsudin, 2018)
Kualitas air induk
Pengukuran kualitas air induk dilakukan sehari dua kali yaitu pada pagi hari dan sore hari. Pada pagi
hari dan sore hari. Pengukuran kualitas air meliputi pH, suhu, dan DO. Pengukuran kualitas air
seperti pH dan suhu menggunakan tri meter dengan cara mencelupkan alat tri meter ke titik yang
diinginkan lalu tunggu beberapa menit sampai angka di layar digital berhenti.
Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara alami dengan sistem massal. Pemijahan dimulai dengan induk yang
saling kejar-kejaran, selanjutnya induk akan saling berdampingan. Apabila betina sudah siap memijah
induk jantan akan membuat sarang yang berlangsung selama 1-2 minggu. Yang sesuai dengan
pendapat (Deni dan Prasetya, 2017) yang mengatakan pemijahan diawali jika jantan yang sudah siap
memijah membangun sarang untuk menampung telur dari induk betina. Biasanya induk jantan
memerlukan waktu 1-2 minggu untuk membangun sarang.
Setelah sarang selesai dibuat, induk betina akan menyemprotkan telur-telurnya ke dalam sarang
melalui lubang sarang yang kecil, kemudian induk jantan akan membuahi dengan menyemprotkan
spermanya pada telur yang akhirnya terjadi pembuahan didalam ijuk. Hai ini sesuai dengan pendapat
(Warigan, 2010) yang mengatakan setelah sarang tersedia betina akan mengeluarkan telurnya dan
akan dibuahi oleh pejantan. Pengecekan telur dilakukan tanpa harus turun kekolam akan tetapi dengan
cara menusuk bagian sarang menggunakan lidi lalu melihat permukaan air terdapat minyak atau tidak.
Sebenarnya tanpa harus menusuk sarang, biasanya di permukaan air akan tampak berminyak. Lalu hal
yang perlu dipantau adalah melihat ijuk yang terdapat di para-para sudah berkurang.
Kemudian hal yang harus diperhatikan yaitu melihat sosog atau sarang, jika sosog sudah tertutup
dapat dipastikan induk sudah siap memijah. Hal ini sesuai dengan (Sunarya, 2006) yang mengatakan
bahwa keberhasilah proses pemijahan dapat diamati dengan cara memperhatikan permukaan air
kolam disekitar sarang, apabila tercium bau amis disertai dengan muncul nya bintik-bintik minyak di
permukaan air kolam dan apabila sarang yang semula terbuka lalu tertutup kembali maka telah terjadi
proses pemijahan.
Pemanenan Telur
Pemanenan telur dimualai dari sarang yang sudah berisi telur. Pengambilan sosog atau tempat
penyimpanan sarang yang berisi telur dilakukan dengan cara memasukkan (menenggelamkan) wadah
kosong berupa ember ke dalam kolam, kemudian diarahkan ke sosog. Lalu ember atau baskom diisi
air kolam, lalu masukan sarang perlahan kedalam ember atau baskom dengan hati-hati. Sesuai dengan
pendapat (Samsudin, 2018) yang mengatakan bahwa sarang berisi telur di panen dengan cara
dipindahkan ke wadah lain seperti baskom atau ember. Pengambilan sarang harus dilakukan secara
hat-hati. Setelah sarang terangkat dari tempatnya, secepat mungkin diletakkan ke dalam ember yang
telah diisi air yang berasal dari kolam. penggunaan air yang bukan berasal dari air kolam khawatirkan
memiliki suhu dan pH yang berbeda.
Setelah telur dipindahkan, dilakukan pemisahan antara sarang (ijuk) dengan telur. Lalu sambil
dilakukan perhitungan dan pemisahan telur yang terbuahi dengan telur yang tidak terbuahi. Telur
yang terbuahi akan berwarna kuning bening sedangkan telur yang tidak terbuahi berwarna kuning
susu (tidak kuning bening). Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Warigan, 2010) yang mengatakan
Telur yang mati dapat diakibatkan oleh lingkungan yang tidak mendukung seperti suhu air, pH air,
oksigen dan bakteri, dan juga telur kurang baik dikarenakan induk masih muda atau kurang sehat,
serta pemisahan dan pemindahan telur yang kurang hati-hati.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan didalam hatchery dengan wadah yang digunakan yaitu baskom. ini sesuai
dengan pendapat (Susiana, 2013) yang mengatakan bahwa wadah penetasan telur dapat berupa kolam,
bak akuarium, baskom tau wadah lainnya. Baskom diisi dengan ketinggian air untuk penetasan telur
yaitu 15-20 cm. Setelah itu telur dimasukin kedalam baskom dengan kepadatan 4-5 butir/cm2. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Saparinto, 2008)yang mengatakan kepadatan penetasan wadah terkontrol
dengan pemberian aerasi dapat mencapai 4-5 butir/cm2.
Telur gurami ditetaskan di dalam ruangan tertutup (hatchery) agar suhu penetasan relatif lebih
mendekati suhu ideal penetasan telur gurami yaitu 28-30 oC.Tingkat keberhasilan penetasan di
Hatchery mencapai 95%, sementara itu keberhasilan penetasan biasa (rumah tangga) yang dilakukan
“seadanya” sekitar 85%. Selama proses penetasan telur, minyak yang muncul dalam wadah harus
dibuang. Telur yang mati (berwarna putih) harus dikeluarkan dan dibuang agar tidak menimbulkan
penyakit pada telur yang masih hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat (Susanto, 2010) Suhu untuk
penetasan telur yang baik 29o-30o.
Pemeliharaan larva
Selanjutnya telur menetas dan menjadi larva, larva akan dipelihara didalam baskom hingga kuning
telur pada larva habis. Kuning telur pada larva biasanya akan habis 6 - 7 hari dan pada hari itu juga
larva mulai diberi pakan alami berupa cacing sutra (Tubifex sp). Pada pemeliharaan larva, kualitas air
perlu di perhatikan karena kualitas air termasuk faktor terpenting bagi kehidupan larva. Jika kualitas
air buruk maka larva akan mengalami kematian. Untuk menjaga kualitas air dapat di lakukan dengan
cara melakukan penyiponan setiap pagi hari dan pergantian air sebanyak 20 - 30% agar kualitas air
dalam aquarium pemeliharaan larva tetap terjaga. Selain itu larva yang sudah mati harus dipisahkan
dari larva yang lain karena larva yang mati akan berjamur dan membusuk.
Pengelolaan kualitas air
Kualitas air adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ikan. Pada budidaya
ikan gurame, kualitas air harus selalu dijaga karena larva maupun benih ikan gurame sangat rentan
terhadap kualitas air yang buruk. Sifat ikan gurame yang senang berada di perairan yang tenang dan
juga bersih. Penggunaan air bersih dan sehat ini pun akan menguntungkan karena akan terhindar dari
penyakit maupun hama yang akan mengganggu berlangsungnya pertumbuhan ikan. (Saparinto, 2008)
Untuk menjaga kualitas air agar tetap optimum maka dilakukan penyiponan setiap hari pada baskom
dan menjaga kebersihan kolam

Suhu pada kolam pemijahan indukan Gurame adalah 27 - 29ºC sedangkan pada kolam
pemeliharaan larva memiliki suhu 28 - 29,7 ºC. Kisaran suhu yang didapatkan tersebut dapat
dikatakan baik karena menurut Badan Standar Nasional (2000), ikan Gurame dapat tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 25 - 30 ºC. Jika pada kolam maupun bak pemeliharaan larva
memiliki perubahan suhu yang sangat drastis maka akan menyebabkan perubahan
metabolisme pada ikan, meningkatkan toksinitas kontaminan yang terlarut, menurunkan DO
dan kematian pada ikan (Effendi, 2003).

Pada budidaya ikan gurami memiliki nilai optimum pH yaitu berkisar antara 6,7 - 8,2 (Van
dan Scarpa, 1999). Pada kisaran nilai pH yang didapatkan di komoditas gurami masih
terbilang optimal. Nilai pH sangat mempengaruhi budidaya ikan, jika ph tinggi maka akan
banyak ditemukan amonia yang terionisai dan hal ini bersifat toksik untuk ikan, sedangkan
jika nilai ph rendah maka akan akan menghambat pertumbuhan ikan.
Pemberian pakan larva
Larva yang berumur 8 hari diberi pakan cacing sutra (Tubifex sp) yang disimpan di kolam kecil yang
berisi air. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum.
Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan larva gurami hingga menjadi benih dengan ukuran
tubuh tertentu. Seluruh tahap pendederan dari ukuran terkecil (benih ukuran biji oyong atau
gabah) hingga mencapai ukuran terbesar (benih ukuran telapak tangan), membutuhkan waktu
pemeliharaan 7-8 bulan. (Bachtiar, 2010) Berikut merupakan tahapan-tahapan pendederan
pada ikan guarami.
PENDEDERAN
a. Pendederan I
Pendederan tahap pertama adalah kegiatan membesarkan benih gurami ukuran biji oyong
hingga menjadi benih ukuran daun kelor atau kuku kelingking. Benih sebesar biji oyong
memiliki panjang tubuh 0,5-1 cm sedangkan benih gurami sebesar daun kuku kelingking
yaitu 1-2,5 cm. Waktu yang dilakukan untuk melakukan pemeliharaan pendederan ini adalah
20-30 hari.
b. Pendederan II
Pendederan tahap kedua adalah kegiatan membesarkan benih dari ukuran daur kelor atau
kuku kelingking sampai ukuran kuku jempol tangan. Ukuran daun kelor yaitu 1-2,5 cm dan
untuk kuku jempol tangan yaitu berukuran 2,54 cm. Waktu yang dilakukan untuk melakukan
pemeliharaan pendederan ini adalah 20-30 hari. Padat penebaran benih pada tahap
pendederan II yaitu sekitar 300 ekor/m 2, dengan ketinggian air sekitar 25 cm. Pakan yang
diberikan yaitu berupa pakan buatan pellet. Serta daun singkong dan daun sente sebagai
camilan.
c. Pendederan III
Pendederan tahap ketiga adalah kegiatan membesarkan benih dari ukuran kuku jempol hingga
mencapai ukuran silet yang panjang tubuh nya sekitar 5cm degan berat sekitar 5 gram. Lama
pemeliharaan sekitar 30-40 hari dengan padat penebaran benih 200 ekor/m 2. Degan
ketinggian air 30 cm dan jenis pakan yang di berikan yaitu berupa pellet.
d. Pendederan IV
Pendederan tahap keempat adalah kegiatan membesarkan benih dari ukuran silet menjadi
ukuran bungkus korek api yaitu berukuran 5-7 cm dengan bobot 10-15 gram. Lama
pendederan tahap keempat ini sekitar 40-50 hari. Dengan padat penebaran benih 100 ekor/m 2.
Dengan ketinggian air 35-40 cm dan jenis pakan yang di berikan yaitu pakan alami atau
pakan buatan dengan jumlah 3-5% dari total bobot gurami.

Monitoring pertumbuhan
Untuk monitoring pertumbuhan di Pokdakan Mina Bakti UPR kita bisa lakukan
dengan melihat perkembangan secara langsung dari larva – benih. Agar pertumbuhan larva
baik, maka salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan larva, yaitu pakan.
Pakan mulai diberikan saat larva berumur 5 – 6 hari, pakan yang diberikan berupa cacing
sutra, dengan frekuensi pakan 1 – 2 kali sehari, sebanyak 1 genggam tangan orang dewasa
atau 3 sendok makan untuk 1 kolam larva setiap pemberian. Larva ini selanjutnya dipelihara
hingga menjadi benih.

Panen
Panen merupakan tahap akhir pada kegiatan budidaya. Pemanenan benih ikan
gurami pada usaha pembenihan ikan gurami di Pokdakan Mina Bakti UPR dilakukan mulai
pada saat benih berumur 40-50 hari dengan ukuran 1,5-2 cm.
Setelah menentukan benih ikan sesuai dengan kemauan konsumen, dilakukanlah proses
pemanenan yang dilakukan oleh anggota pembudidaya atau buruh yang dipekerjakan ketika
panen benih ikan. Proses pemanenan itu sendiri dilakukan menggunakan jaring sengketan
berukuran 10 m. Biasanya, panen dilakukan oleh 2 orang untuk memegang masing-masing
ujung jaring. Kemudian, jaring diarahkan ke daerah yang menjadi tempat berkumpul ikan.
Setelah dilakukan penjaringan, benih ikan disortir sesuai ukuran yang diinginkan konsumen.
Biasanya, dalam 1 kolam benih ikan, tidak semua sama ukurannya, dikarenakan pemberian
pakan yang dilakukan secara massal, jadi pertumbuhan benih ikan pasti berbeda-beda.
Penyortiran benih dilakukan di pinggir kolam dengan jaring yang sedikit masuk ke dalam
kolam, agar ketika dilakukan penyortiran, benih ikan tidak stress dan terjadi kematian. Benih
ikan yang telah disortir dimasukkan ke dalam bak untuk dilakukan pengemasan.

Pasca Panen
Pemeliharaan pemanenan benih ikan gurami dilakukan setelah benih ikan gurami
sudah sesuai ukuran dan umur yang diinginkan konsumen, benih langsung dipanen oleh
pembudidaya. Pemanenan dilakukan sebaiknya pada pagi hari ataupun sore hari saat suhu
masih rendah hal ini dimaksud agar mengurangi stress pada benih ikan gurami. Benih yang
dipanen dimasukan ke dalam plastik packing yang di isi air lalu diberikan oksigen kemudian
diikat dengan karet bisa juga menggunakan drum jika jaraknya dekat. Pembeli biasanya
berasal dari masyarakat setempat, rumah makan, dinas kelautan dan perikanan
Kabupaten/Kota, dan pembudidaya yang berjarak jauh yang melakukan proses pembesaran
ikan gurami.
4.1.5 Tenaga kerja

Tidak ada tenaga kerja tetap di Pokdakan Mina Bakti UPR. Tenaga kerja di Pokdakan
Mina Bakti UPR diperlukan ketika panen sekitar 1 hingga 2 orang tenaga kerja. Tenaga
kerja bias berasal dari anggota itu sendiri, tetangga, atau keluarga.

Pasca Panen
Pemeliharaan pemanenan benih ikan gurami dilakukan setelah benih ikan gurami
sudah sesuai ukuran dan umur yang diinginkan konsumen, benih langsung dipanen oleh
pembudidaya. Pemanenan dilakukan sebaiknya pada pagi hari ataupun sore hari saat suhu
masih rendah hal ini dimaksud agar mengurangi stress pada benih ikan gurami. Benih yang
dipanen dimasukan ke dalam plastik packing yang di isi air lalu diberikan oksigen kemudian
diikat dengan karet bisa juga menggunakan drum jika jaraknya dekat. Pembeli biasanya
berasal dari masyarakat setempat, rumah makan, dinas kelautan dan perikanan
Kabupaten/Kota, dan pembudidaya yang berjarak jauh yang melakukan proses pembesaran
ikan gurami.

Pengangkutan dan Pemasaran


Menurut Sunyoto (2014) pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginana langganan melalui proses pertukaran dari pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Kebutuhan (needs) dapat didefinisikan
sebagai ketidak beradaan beberapa kepuasan dasar (misalnya kebutuhan akan pangan,
sandang dan papan), biasanya tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar dan
merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia.
Sasaran pemasaran terkait dengan calon konsumen, jumlah permintaan hingga
ketepatan waktu pemenuhan permintaan pasar. Konsumen yang selama ini menjadi target
pasar pembenih ikan gurami adalah masyarakat setempat, dinas kelautan dan perikanan
Kabupaten/Kota, dan pembudidaya pembesaran ikan gurami yang memelihara ikan gurami
sampai dengan ukuran konsumsi. Pemasaran ikan gurami dilakukan secara langsung oleh
pembudidaya benih ikan gurami di lokasi pembenihan.

PENGUMPUL

v
PRODUSEN BANDAR KONSUMEN

PENGECER

Bagan 1. Alur Pemasaran

Pemasaran dilakukan oleh pembudidaya langsung yaitu Bapak Anim Wijaya


biasanya pembeli akan datang langsung ke lokasi untuk membeli benih pada pagi hari pukul
07.00-10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-17.00 WIB. Dipacking menggunanakan plastik
packing dan maupun drum kemudian benih diangkut dengan mobil atau sepeda motor.
Sistem pengangkutan ikan gurami dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem
tertutup dan sistem terbuka. Pengangkutan dapat dilakukan terhadap ikan gurami berbagai
ukuran benih yang siap dijual. Sistem pengangkutan ikan gurami dapat dilakukan secara
tertutup dan terbuka. Untuk PL-1 pengangkutan benih ikan gurami dilakukan dengan
pengangkutan tertutup dengan menggunakan plastik.
Waktu pengangkutan khususnya untuk jarak jauh hendaknya dilakukan ketika suhu
udara rendah yaitu pada pagi hari atau malam hari. Pengangkutan pada siang hari pada
suhu udara yang tinggi dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan ikan stress.
Layanan Pendukung
Layanan pendukung yang menunjang kegiatan pembenihan ikan gurami di
Pokdakan Mina Bakti UPR Desa Sukawening Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat adalah :
1. PLN (Perusahaan Listrik Negara)
PLN (Perubahan Listrik Negara) merupakan salah satu layanan pendukung yang
menyuplai energi listrik setiap harinya untuk pembenihan ikan gurami di Pokdakan Mina
Bakti UPR, karena sebagian besar lokasi tempat pemeliharan benih (hatchery), dan alat –
alat yang mendukung kegiatan pembenihan ikan gurami membutuhkan bantuan energi
lsitrik.
2. Komunikasi
Alat komunikasi yang digunakan oleh Bapak anim Wijaya dalam berkomunikasi demi
kelancaran dan kemajuan kegiatan pembenihan ikan gurami adalah HP (handphone) milik
anaknya. Biasanya, konsumen jauh yang akan melakukan pembelian benih akan
menghubungi anak Bapak Anim Wijaya terlebih dahulu untuk menentukan waktu
pengangkutan benih.

PERTANYAAN
>1. Tadi disebutkan jika di lokasi tempat praktik anda hanya menjual atau memanen
benih dari ukuran 1,5 – 2 cm saja. Mengapa?
Dikarenakan, Pak Anim selaku ketua kelompok ingin mempertahankan kualitas benih itu
tersendiri hingga ke tangan konsumen. Jika di bawah ukuran tersebut, benih ikan gurami
masih sangat rentan. Maka dari itu, panen dilakukan mulai dari ukuran 1,5-2 cm atau 40-50
hari.
2. Berapa kisaran DO atau Oksigen terlarut pada kegiatan budidaya ikan gurami?

Kisaran DO pada budidaya ikan gurami adalah 4 - 9 mg/L (Gusrina, 2008).Walaupun kandungan
oksigen terlarut pada kolam pemijahan maupun bak pemilihataan larva terlalu rendah, tetapi ikan
Gurame masih dapat hidup. Hal ini karena pada ikan Gurame terdapat alat bantu pernafasan yang
disebut labirin sehingga ikan Gurame masih dapat hidup pada perairan dengan kandungan DO
hingga 2 mg/L, tetapi jika jika kandungan DO kurang dari 2 mg/L maka kolam pemijahan maupun bak
pemeliharaan larva tersebut tidak dapat digunakan (Gusrina, 2008).

3. Bagaimana cara system promosi benih ikan gurami di lokasi tempat praktik Anda?

4. Mengapa induk ikan gurami hanya diberikan pakan daun sente saja? Apa tidak diberikan
pellet?
Daun talas mengandung 32% protein yang berguna untuk pematangan gonad induk dan juga terdapat
kandungan vitamin c, flavonoid dan polifenol pada tangkai daun yang dapat meningkatkan daya tahan
ikan terhdap serangan penyakit, dan daunnya dapat meningkatkan fertilitas (Samsudin, 2018)
5. Mengapa induk ikan gurami masuk ke dalam biaya tidak tetap? Kenapa bukan biaya investasi?
Jawaban: Karena ikan gurami merupakan makhluk hidup. Kita tidak bias menentukan secara pasti
umur induk ikan gurami walaupun bias dikatakan masa produktivitas nya selama 6 tahun misalnya.
Tetapi, balik lagi yang namanya makhluk hidup kita tidak bias memprediksikan keadaan umurnya.

PEMIJAHAN

PROSES PEMIJAHAN

• Proses pemijahan biasanya berlangsung 1-2 minggu setelah induk dilepaskan ke dalam kolam
pemijahan. Untuk merangsang induk jantan membuat sarang, di dalam kolam pemijahan perlu
disiapkan ijuk atau sabut kelapa sebagai bahan pembuat sarang dan kerangka sarang dapat dibuat
dari bambu yang dianyam yang dipasang pada titik-titik tertentu. Setelah terjadi proses pemijahan
sarang biasanya tertutup dan dijaga oleh induk betina yang menunjukkan bahwa sarang sudah berisi
telur, selain itu sarang yang berisi telur dapat diketahui dari adanya bau anyir disekitar sarang dan
apabila sarang ditusuk menggunakan lidi akan keluar minyak.

PENGAMBILAN SARANG

caranya: Pertama-tama masuklah ke kolam yang agak jauh dari sarang, dekati perlahan-lahan sambil
mengisi setengah bagian ember dengan air setempat. Gerakan ini bertujuan untuk mengusir induk
gurami disekitar sarang, sebab induk-induk gurami yang sedang menjaga sarangnya akan meronta
atau marah bila merasa tergangggu. Selanjutnya pungut sarang dari kerangkanya dan masukkan ke
dalam ember dengan bagian tutup sarang berada diatas, lalu diangkat ke lokasi penetasan

PENETASAN TELUR

sarang yang sudah diangkat, dibuka dan pisahkan telur secara hati-hati dari serpihan sarang. Telur
yang sudah terpisah dari sarang dicuci menggunakan air bersih untuk membuang lemak/minyak
yang menempel pada telur. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina antara 5.000 7.000
butir/sarang tergantung dari jenis gurami.

Wadah yang digunakan untuk penetasan telur berupa bak-bak plastik, paso yang terbuat dari tanah
liat, bisa juga akuarium. Kepadatan telur 35-50 butir/liter. Suhu ideal selama proses penetasan
adalah 27-29 °C. Telur akan menetas dalam waktu 36-48 jam.

Persiapan Kolam Pendederan

Sebelum larva ditebar, terlebih dahulu kolam pendederan dipersiapkan dengan baik. Kolam dijemur
selama 2-3 hari (tergantung cuaca) dan dicangkul untuk pembalikan tanah dasar.

Untuk kondisi tanah yang terlalu lama dipakai perlu dilakukan pengapuran untuk menetralkan pH
tanah dengan menggunakan kapur biasa dengan dosis 15 25 gr/m2.

untuk meningkatkan kesuburan kolam dan berguna untuk menumbuhkan pakan alami, kolam perlu
dipupuk menggunakan kotoran ayam dengan dosis 250-500 gr/m2.

PERAWATAN LARVA

• Perawatan larva gurami diawali sejak telur menetas atau berubah bentuk dengan tumbuhnya
bagian ekor, disusul dengan terbentuknya bagian kepala dan dipelihara pada wadah penetasan
sampai umur 9 - 10 hari,

Setelah berumur 10 hari larva sudah dapat diberi pakan berupa dapnia/moina saring atau artemia,
kemudian disusul dengan cacing rambut.

Pemeliharaan selanjutnya dapat dilakukan dalam akuarium, bak pelastik, bak beton, atau fiber glass
sampai mencapai ukuran 1-2 cm. (1 bulan)

Pemeliharaan larva dapat pula dilakukan langsung di kolam pendederan yang sudah dipersiapkan.
PENDEDERAN LARVA DI KOLAM

>Setelah larva berumur 10 dapat ditebar di 12 hari, larva sudah kolam pendederan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya >Padat tebar pada kolam pendederan adalah 30-50 ekor/m²

>Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan pada minggu ke 2, pakan tambahan yang diberikan
berupa dedak halus, tepung fengli, Hi Pro Vite atau pellet yang direndam terlebih dahulu sampai
mengembang

>Pemberian pakan tambahan diberikan setiap hari dengan frekuensi pemberian pakan 2 - 3 kali
sehari >Larva dipelihara hingga mencapai umur 1 bulan

PEMANENAN

Benih setelah berumur 1 bulan sudah bisa dipanen dengan berat ± 0,5-2,5 gr/ekor, atau dengan
ukuran 4 - 1 inch. waktu pemanenan dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan waring atau
seser. Benih dibawa kekolam atau bak shelter/pelindung. penampungan sementara yang telah

MATERI

SELEKSI INDUK IKAN GURAME

-Induk jantan

Diatas kepala ada tonjolan

- Dasar sirip agak putih

- Ujung sirip ekor agak rata

- Tutup insang putih

Perut ramping

- Umur 24-30 bulan

- Bobot badan 1,5-2,0 kg/ekor

-Induk betina

- Tidak ada tonjolan

Dasar sirip agak hitam

- Ujung sirip ekor nenbulat

- Tutup insang putih kecoklatan


- Perut membulat

- Umur 30-38 bulan

- Bobot badan 2,0-2,5 kg/ekor

PEMELIHARAAN INDUK GURAME

-Setiap 3-4 m diisi 1ekor induk 2-3 kg

-Kolam ukuran 10 X 10 m diisi 24 ekor (6 ekor jantan 18 ekor betina)

-Perbandingan 1; 2 atau 1; 3

- Pakan tumbuh tumbuhan 15-20% dari berat badan setiap -Pakan pelet protein 20-30% sebanyak 2-
3% dari berat badan ikan

MATERI

STANDAR UKURAN BENIH IKAN GURAME

JENIS

UMUR

UKURAN

Larva

1-12 hari

1 bulan

SIFAT

<0,5 cm
Bergerombol

Biji oyong Daun kelor

0,5-1 cm

Pasif berpencar

1,5 bulan 1-3 cm

Aktif berpencar

Silet

2,5 bulan

3-5 cm idem

Korek

3,5 bulan

5-7 cm

idem

Bungkus rokok

4,5 bulan

7-12 cm
idem

Super/Tanpelan

6 bulan 12-16 cm

idem

MATERI

TEKNIK PEMIJAHAN INDUK GURAME

Induk dipindahkan dari kolam pemeliharaan kekolam pemijahan

-Dalam 1 tahun induk betina bertelur 2-3 kali -Kolam diberi perlakuan agar proses pemijahan
berlangsung baik -Kwalitas air dijaga dengan baik kedalaman air 0,75-1 aliran air tidak terlalu deras

-Sediakan bahan sarang berupa sosok ranting pohon,injuk dan letakan pinggir atau tengah kolam
Kurang lebih 20 cm dibawah air. -Bila mengijinkan pasangan induk saling kejar berdampingan siap
proses pemijahan

-Induk betina mengeluarkan telur induk jantan mengeluarkan sperma -Telur diletakan oleh induk
jantan dan di tutup

PEMINDAHAN TELUR GURAME

-Sarang dimasukan kedalam baskom berisi air

-Panen telor dengan memindahkan sosok/sarang -Pemisahan telor dengan hati-hati

PENETASAN TELOR GURAME

-Kwalitas ir diatur sesuai kondisi alamiah ikan Gurame

-Tingkat mortalitas dapat ditekan dan tingkat keberhasilan kurang lebih 70 %

-Setelah 3 hari telor menetas dan masih bergantung kuning telo menempel dibadan

-Hari ke 8-12 kantung kuning telur habis dan diberi pakan alami

(dapnia, Cacing sutera yang dihaluskan dll)

MATERI
Pematangan gonad induk gurame Secara umum dalam pematangan gonad induk hal yang perlu
diperhatikan antara lain:

Dipelihara secara terpisah jantan dan betina dalam kolam tanah, luas minimal 50 m². Kepadatan 2-4
ekor/10 m² Pakan diberikan berupa pellet terapung 2%/hari dan daun sente 2-3%/hari. Kandungan
protein pakan 30-35%

⚫ Lama pemeliharaan 1-1,5 bulan

Persiapan Kolam Pemijahan

. Kolam tanah diolah dengan cara : pengeringan selama 2-3 hari, pengapuran dengan dolomit dosis
20 g/m2, pemupukan dengan kotoran ayam dengan dosis 200g per m2 luas kolam.

. Sediakan meja dari anyaman bambu yang diberikan pelampung untuk menempatkan bahan sarang

⚫ Bahan sarang berupa ijuk atau serat karung plastik

• Sosok bambu disiapkan dengan ditancapkan pada dinding pematang

• Air diusahakan tenang dan jernih

Pemijahan

• Untuk kolam 25 m², kepadatan induk optimal 3 pasang (3 ekor jantan dan 6-9 ekor betina)

• Pakan yang diberikanberupa pellet terapung 1% + Sente 2 3% perhari, frekuensi pemberian pelet 2
kali (pagi dan sore hari)

Anda mungkin juga menyukai