Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan pendekatan

kuantitatif dan desain yang digunakan ialah cross sectional. Cross sectional

yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-

faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data dimana variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan

variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang

sama (point time approach), artinya setiap subjek penelitian hanya dapat

diobservasi sekali saja dan pengukurannya dilakukan terhadap status karakter

atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua

objek penelitian diamati pada waktu yang sama sekaligus (Notoatmodjo,

2018).

52
53

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu cara yang digunakan

untuk menjelaskan hubungan atau kaitan antara variabel yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, maka

kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

Aktivitas Sedentary Lifestyle


Obesitas pada
Remaja
Stress

Bagian 3.1 Kerangka Konsep


54

C. Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan cara yang digunakan dalam

penetapan batas-batas terhadap variabel yang akan diteliti supaya variabel yang

akan diteliti bisa diukur dengan instrumen atau alat ukur variabel tersebut

(Notoatmodjo, 2018). Definisi operasional penelitian ini akan diuraikan dalam

tabel berikut:

Tabel 3.1 Definisi Oprasional


No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
Operasional
Variabel Independen
Gaya hidup kurang Kuisioner 1.Sedentari Ordinal
1 Sedentary gerak atau aktivitas baku, rendah:<38,5-60
Lifestyle fisik yang minim, Adolescent jam/minggu
dimana seseorang Activity
menghabiskan Questionnaire 2.Sedentari
banyak waktu (ASAQ) sedang:60-81,5
duduk atau jam/minggu
berbaring dalam
jangka waktu yang 3.sedentari
lama dan tidak tinggi:>81,5-
melakukan 102,5
aktivitas fisik yang jam/minggu
cukup dalam sehari
(Hayati, 2022).
Keadaan yang Kuisioner Tingkat stress Ordinal
2 Stres dapat baku, Kessler yang di miliki
membahayakan, Psyhological responden terdiri
tidak terkendali Distress Scale dari 10
atau melebihi (Tingkatan pertanyaan
kemampuan stres diukur dengan bobot
individu sehingga dengan skala nilai jawaban:
timbul reaksi baik terhadap berat
secara fisiologi, ataupun 1.Tidak
adaptif, maupun ringannya mengalami stres:
psikologi stress yang jika skor
(Mukhtar, 2021). dialami oleh dibawah 20
seseorang)
2. stres ringan:
jika skor 20-24

3. sres sedang:
jika skor 25-29

4. stres berat:
jika skor 30 dan
diatas 30
(Putra, 2017).
55

Variabel Dependen

3 Obesitas Kelebihan berat Pita meteran 1.Obesitas jika Ordinal


badan sebagai dengan ukuran lingkar
akibat dari Kapasitas pinggang >90cm
penimbunan lemak (ketelitian 0,1) pada laki-laki dan
tubuh yang dan >80 cm pada
berlebihan yang perhitungan Perempuan
dapat Menganggu Indeks Massa
Kesehatan Tubuh (IMT) 2.Non obesitas
(Astuti, 2018) Jika ukuran
Lingkar ≤90 cm
pada laki-laki dan
≤80 cm pada
perempuan
(Kemenkes,
2021).

Kategori Indeks
Massa Tubuh
(IMT):

1.Sangat Kurus:
IMT <17

2.Kurus:IMT 17-
<18,5

3.Normal: IMT
18,5-25,0

4.Gemuk: IMT
>25-27

5.Obesitas:
IMT>27
(Kemenkes RI,
2021).

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Hipotesis disebut sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan dengan

fakta empiris yang diambil melalui pengumpulan data (Fitriani, 2019).

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti di atas, maka


56

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a) Ada hubungan Aktivitas sedentary lifestyle pada siswa di SMP

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan tahun

2023.

b) Ada hubungan antara Aktivitas sedentary lifestyle dan Stres pada

siswa di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang

Selatan tahun 2023.

c) Ada hubungan antara Aktivitas sedentary lifestyle dan obesitas pada

siswa di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang

Selatan tahun 2023.

d) Ada hubungan antara Stres dengan Obesitas pada siswa di SMP

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan tahun

2023.

2. Hipotesis Nol (H0)

a) Tidak ada hubungan antara Aktivitas sedentary lifestyle pada siswa di

SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan

tahun 2023.

b) Tidak ada hubungan antara Aktivitas sedentary lifestyle dan Stres pada

siswa di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang

Selatan tahun 2023.

c) Tidak ada hubungan antara Aktivitas sedentary lifestyle dan obesitas

pada siswa di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang


57

Selatan tahun 2023.

d) Tidak ada Ada hu bungan antara Stres dengan Obesitas pada siswa

di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan

tahun 2023.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian,

terutama sekali dalam menangkap fenomena atau penelitian yang

sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-

data penelitian yang akurat (Sugiyono, 2019). Penelitian ini dilaksanakan di

SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2023

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan yang berjumlah

129 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
58

populasi tersebut Sugiyono (2019). Sampel pada penelitian ini adalah siswa

kelas VII di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang

Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah pengambilan (Total sampling) yaitu seluruh populasi di jadikan

sampel penelitian sebanyak 129 siswa. Namun terdapat 10 siswa yang

sudah melakukan pengisian kuisioner pada saat studi pendahuluan, jadi

jumlah sampel pada penelitian ini adalah 119 siswa.

G. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrument Pengumpulan Data

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner dan disusun oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Notoatmodjo, 2018). Adapun susunan instrument penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Obesitas

Disini pengukuran obesitas menggunakan dua cara yaitu

pengukuran lingkar pinggang (LP) dan Index Massa Tubuh (IMT).

a. Pengukuran lingkar pinggang (LP)

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes, 2021),

pengukuran lingkar pinggang (LP) adalah pengukuran yang dilakukan

untuk menentukan lingkar tubuh pada bagian pinggang (Kemenkes,


59

2021).

Pengukuran obesitas menggunakan pita lingkar pinggang (LP)

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Persiapkan alat yang dibutuhkan, yaitu pita pengukur lingkar

pinggang.

2) Letakkan pita pengukur lingkar pinggang pada bagian tengah

pinggang, tepat di atas tulang pinggul.

3) Pastikan pita pengukur sejajar dengan lantai dan tidak terlalu ketat

atau terlalu longgar.

4) Lakukan pengukuran pada saat pasien dalam keadaan berdiri dengan

posisi tegak dan bernafas secara normal.

5) Baca hasil pengukuran lingkar pinggang pada pita pengukur.

Interprestasi hasil pengukuran lingkar pinggang menggunakan

kriteria berikut:

1) Kategori normal: Jika ukuran Lingkar pinggang 80 cm pada wanita

dan 90 cm pada pria menunjukkan risiko rendah terhadap obesitas

dan penyakit terkait obesitas.

2) Kategori overweight: jika ukuran Lingkar pinggang lebih dari 80-88

cm pada wanita dan 90-98 cm pada pria menunjukkan risiko obesitas

dan penyakit terkait obesitas yang sedang.

3) Kategori obesitas: jika ukuran Lingkar pinggang >88 cm pada

wanita dan >98 cm pada pria menunjukkan risiko obesitas dan

penyakit terkait obesitas yang tinggi.


60

Pengukuran lingkar pinggang (LP) dilakukan dengan

menggunakan alat antropometri. Pengukuran antropometri adalah proses

pengukuran dimensi tubuh manusia dan variabel lainnya yang terkait

dengan dimensi tubuh (Kemenkes, 2021).

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah hasil pembagian berat

badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2). Kemudian disesuaikan

dengan parameter yang sudah ada yaitu terdapat di dalam Keputusan

yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) dan

Kementerian Kesehatan tahun 2021 (Kemenkes, 2021) yaitu: IMT

Sangat Kurus: <17, Kurus: 17-<18,5, Normal: 18,5-25,0, Gemuk:

>25-27 dan Obesitas: IMT>27 (Kemenkes RI, 2021).

Pengukuran obesitas menggunakan Index Massa Tubuh (IMT)

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pengukuran berat badan hendaknya dilakukan setelah sisa-sisa makanan

di perut kosong dan sebelum makan (waktu yang dianjurkan adalah di

pagi hari).

2. Letakkan alat timbangan berat badan di tempat yang datar.

3. Sebelum melakukan penimbangan, hendaknya timbangan digital/jarum

dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan berat standar. Jika hasilnya

sesuai maka alat timbang dapat digunakan. Berat standar dapat

menggunakan air mineral dalam botol 1,5 L sebanyak 2 atau 4 buah

(Berat jenis air adalah 1 gram/ml) sehingga hasil pengukuran yang


61

dihasilkan akan menunjukkan nilai 3 atau 6 kg ataupun menggunakan

benda lain yang memiliki berat standar seperti dumbbell 5 kg.

4. Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu

dan kaos kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung,

kacamata, dan lain-lain yang memiliki berat maupun barang yang

terbuat dari logam lainnya) dan pakaian luar seperti jaket. Saat

menimbang sebaikya subjek menggunakan pakaian seringan mungkin

untuk mengurangi bias/error saat pengukuran.

5. Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian

berdiri tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus ke

depan.

6. Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks/tidak bergerak-gerak.

7. Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).

b. Sedentary lifestyle

Data sedentary lifestyle diperoleh dari kuesioner ASAQ (Adolescent

Sedentary Activity Questionnaire). Menurut Kementerian Kesehatan

(Kemenkes, 2021), sedentary lifestyle atau gaya hidup yang minim

aktivitas fisik dapat diukur menggunakan alat survei berupa kuesioner.

Kuesioner ini dirancang untuk mengukur jumlah waktu yang dihabiskan

dalam posisi duduk atau tidak aktif fisik dalam sehari-hari. Kuesioner ini

dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu yang memiliki risiko

tinggi terhadap penyakit yang terkait dengan sedentary lifestyle.

Ada beberapa kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur


62

sedentary lifestyle, di antaranya adalah International Physical Activity

Questionnaire (IPAQ) dan Global Physical Activity Questionnaire

(GPAQ). Kuesioner-kuesioner ini dapat digunakan secara mandiri atau

dalam bentuk wawancara untuk mengumpulkan informasi terkait dengan

aktivitas fisik dan sedentary lifestyle seseorang.

Kemenkes juga merekomendasikan untuk mengukur sedentary

lifestyle dengan menggunakan alat pengukuran tingkat aktivitas fisik

seperti pedometer atau accelerometers. Alat ini dapat mengukur jumlah

langkah dan aktivitas fisik selama 24 jam dalam sehari. Penggunaan alat

pengukur tingkat aktivitas fisik ini dapat memberikan informasi yang

lebih akurat mengenai aktivitas fisik dan sedentary lifestyle seseorang.

Pengukuran sedentary lifestyle sangat penting untuk

mengidentifikasi risiko terhadap penyakit yang terkait dengan gaya hidup

minim aktivitas fisik. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya metode

pengukuran yang lebih mudah dan praktis, masyarakat dapat lebih

meningkatkan kesadaran dan mengurangi risiko terkena penyakit yang

terkait dengan sedentary lifestyle (Kemenkes, 2021).

c. Stres

Pada penelitian ini, Pengukuran stres diukur menggunakan Kessler

Psychological Distress Scale yang terdiri dari 10 pertanyaan yang

diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban dimana

responden tidak pernah mengalami stres, 2 untuk jawaban dimana

responden jarang mengalami stres, 3 untuk jawaban dimana responden


63

kadang-kadang mengalami stres, 4 untuk jawaban dimana responden

sering mengalami stres, dan 5 untuk jawaban dimana responden selalu

mengalami stres dalam 30 hari terakhir. Skala pengukuran yang

digunakan adalah skala ordinal. Tingkat stres dikategorikan sebagai

berikut:

a. Skor di bawah 20 : tidak mengalami stres

b. Skor 20-24 : stres ringan

c. Skor 25-29 : stres sedang

d. Skor 30 dan di atas 30 : stres berat (Putra, 2017).

2. Jenis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder.

Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengisian kuisioner. Data

primer yang diambil yaitu tentang pengukuran Lingkar Pinggang (LP).

Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak

langsung oleh peneliti melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain (Sugiyono, 2018). Data skunder yang dimaksud berupa data

obesitas yang diperoleh dari data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018

(Riskesdas, 2018).

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a) Kuisioner

Kuesioner adalah metode efektif untuk mengumpulkan informasi,

baik dengan pertanyaan terbuka ataupun tertutup, yang bisa diberikan


64

secara langsung atau melalui media online. Keuntungan kuesioner

adalah dapat menjangkau banyak siswa dengan cepat dan mudah

diolah, tetapi harus dirancang dengan baik dan sesuai tujuan penelitian.

b) Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek

yang terdapat di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau

masih berjalan yang meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap suatu

kajian objek dengan menggunakan pengindraan. Tindakan atau yang

dilakukan dengan sengaja atau sadar dan sesuai urutan (Suharsimi,

Arikunto, 2018). Dalam hal penelitian ini mengisi kuesioner yang telah

ditetapkan peneliti.

c) Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, buku, dan sebagainya guna

melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto,

2016). Untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun tersebut

mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka diperlukan uji

validitas. Untuk menguji validitas instrumen terlebih dahulu dicari harga


65

korelasi antara bagian-bagian dari instrumen secara keseluruhan dengan

cara mengkorelasikan setiap butir instrumen dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir, dengan melihat nilai pearson product

moment dikatakan valid jika r hitung lebih dari nilai r tabel dan

dikatakan tidak valid jika r hitung kurang dari nilai r tabel (Unaradjan,

2019).

Selain itu instrumen dikatakan valid atau tidak dapat dilihat

berdasarkan nilai sig 2-tailed. Apabila nilai sig 2-tailed menunjukkan

<0,050 maka dikatakan valid namun jika nilai sig 2-tailed menunjukkan

>0,050 maka dikatakan tidak valid. Uji validitas pada penelitian ini

dilakukan kepada 119 responden yang ada di SMP Muhammadiyah 22

Setiabudi Pamulang Tangerang Selatan. Berikut hasil uji validitas

yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Sedentary Lifestyle

Variabel r Hitung r Tabel Sig (2- Kesimpulan


No tailed<0,050
1 S1 0.907 0.1409 0.05 Valid
2 S2 0.685 0.1409 0.05 Valid
3 S3 0.907 0.1409 0.05 Valid
4 S4 0.685 0.1409 0.05 Valid
5 S5 0.907 0.1409 0.05 Valid
6 S6 0.907 0.1409 0.05 Valid
7 S7 0,685 0.1409 0.05 Valid
8 S8 0,907 0.1409 0.05 Valid
9 S9 0.424 0.1409 0.05 Valid
10 S10 0.759 0.1409 0.05 Valid

Sumber: Data Primer, 2023


66

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel stres


Variabel r Hitung r Tabel Sig (2- Kesimpulan
No tailed<0,05
0
1 S1 0.759 0.1409 0.050 Valid
2 S2 0.660 0.1409 0.050 Valid
3 S3 0.424 0.1409 0.050 Valid
4 S4 0.759 0.1409 0.050 Valid
5 S5 0.660 0.1409 0.050 Valid
6 S6 0.424 0.1409 0.050 Valid
7 S7 0.759 0.1409 0.050 Valid
8 S8 0.660 0.1409 0.050 Valid
9 S9 0.424 0.1409 0.050 Valid
10 S10 0.759 0.1409 0.050 Valid

Sumber: Data Primer, 2023

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan tabel hasil uji validitas

untuk kedua variabel tersebut diatas yaitu Sedentary Lifestyle dan Stres, adalah

bahwa semua subvariabel dalam kedua variabel tersebut telah diuji validitasnya.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sebagian besar subvariabel memiliki nilai

korelasi (r) yang melebihi nilai r Tabel pada tingkat signifikansi 0.05, dengan

hanya beberapa subvariabel yang memiliki korelasi lebih rendah daripada r

Tabel. Oleh karena itu, secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kedua variabel

ini adalah valid. Pertanyaan-pertanyaan yang dinyatakan valid dapat

dipertimbangkan untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut. Kemudian hal

yang selanjutnya dilakukan yaitu uji reliabilitas.


67

b. Uji ReliabIlitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat

dipercaya atau diandalkan (Irmawartini & Nurhaedah, 2017). Istilah reliabilitas

digunakan untuk menujukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif

konsisten (memperoleh hasil yang sama) apabila pengukuran dilakukan secara

berulang (Surahman, et. al., 2016). Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan

dengan metode Croncbach Alpha. Jika nilai Croncbach Alpha > 0,7 maka

instrumen dikatakan reliabel, namun apabila < 0,7 maka instrumen dinyatakan

tidak reliabel. Berikut adalah hasil uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Nilai Cronbach Keterangan


Alpha
(>0,70= Reliabel)
1 Sedentary lifestyle 0,947 Reliabel
2 Stress 0,831 Reliabel
Sumber: Data Primer, 2023

Pada uji reliabilitas, variabel dalam penelitian ini yaitu Sedentary

lifestyle dan stres telah reliabel. Selanjutnya kuesioner dapat digunakan

untuk kepentingan penelitian.


71

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program SPSS

(Statistic Package for Social Science). Pengolahan data ini dilakukan dalam

beberapa tahap, diantaranya sebagai berikut:

b. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Tahap editing

dilakukan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan data sekunder

apakah jawaban sudah lengkap dan jelas.

c. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding. Yakni mengubah data bentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan untuk mempermudah analisis

data.

d. Data Entry

Data entry atau yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program

atau software komputer untuk memudahkan proses perhitungan data dan

persiapan penyajian secara statistik dengan menggunakan Statical

Product Service Solution (SPSS).

e. Cleaning

Cleaning atau pembersihan data dilakukan untuk mengecek kembali data


72

dari setiap sumber data atau responden yang telah selesai dimasukan

unutk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan

kode, tidak lengkap, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis

univariat menghasilkan distribusi frekuensi responden dan persentase

dari tiap variabel penelitian yang diteliti dan selanjutnya dilakukan

interpretasi secara deskriptif (Notoatmodjo, 2018). Variabel independen

(aktivitas sedentary lifestyle dan stress) variabel dependen (Obesitas pada

remaja) pada siswa di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang.

Tabel 3.6 Interprestasi Data

No Nilai Presentase Keterangan


(%)
1 0% Tidak ada
2 1-5% Hampir tidak ada
3 6-25% Sebagian kecil
4 26-49% Hampir setengahnya
5 50% Setengahnya
6 51-74% Lebih dari setengahnya
7 75-94% Sebagian besar
8 95-99% Hampir seluruhnya
9 100% Seluruhnya
Sumber: Arikunto (2016)

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat


73

dilakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau

berkolerasi untuk melihat kemungkinan adanya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Adapun metode yang dipakai adalah menggunakan uji Chi-squre

dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan statistik dapat

menunjukan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen,yaitu dengan melihat nilai p-value

<0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna, yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antar variabel independen dan variabel

dependen. Sebaiknya dari perhitungan statistik nilai p-value >0,05

maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan

yang signifikan antara Variabel independen dan variabel dependen

(Notoatmodjo, 2018).
74

H. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek peneliti) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2018).

1. Lembaran persetujuan (Informed Consent)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

2. Tanpa nama ( Anonimity)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
75

I. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengalami beberapa kesulitan

yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian yang dilakukan.

Adapun keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti antara

lain:

1. Adanya keterbatasan peneliti terkait dalam mengumpulkan referensi

penelitian sebelumnya, dikarenakan topik penelitian yang diambil oleh

peneliti belum begitu banyak digunakan.

2. Kemungkinan ada responden yang menjawab tidak sesuai dengan

kondisinya, sehingga hasil penelitian dikhawatirkan kurang akurat.

Anda mungkin juga menyukai