Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Halaman 4
Terdapat dua pertimbangan yang dijadikan landasan mengapa perancangan ini harus dilakukan.
Pertama terkait permasalahan ketiadaan merek untuk produk jamu Mas Roni. Kedua belum
adanya kemasan yang proper dan menarik dengan merepresentasikan merek.
Perancangan ini mengambil referensi dari dua perancangan desain kemasan produk minuman
sebelumnya. Pertama yaitu “Perancangan Redesain Label Kemasan Produk Haerang”,
merupakan perancangan yang meskipun dikatakan redesain akan tetapi perancangan bersifat
merubah total desain sebelumnya dengan tetap mempertahankan visi misi brand. Kedua yaitu
“Desain Kemasan Minuman Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) untuk Meningkatkan
Pemasaran di UD Manjur Makmur” yang menangani kasus serupa sebuah produk tanpa label
maupun merek dagangnya sendiri.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Halaman 7
Identifikasi Masalah 2
Perlu dirancang desain kemasan untuk
merepresentasikan merek yang telah dibangun.
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Halaman 9
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Halaman 11
Manfaat Penelitian
Halaman 13
Manfaat Penelitian
Halaman 15
Manfaat Akademis
Perancangan ini guna menjadi aplikasi studi Desain Komunikasi Visual pada
pemenuhan mata kuliah, diharapkan juga dapat berguna sebagai bahan rujukan atau
pembanding serta untuk menambah wawasan dan juga pandangan bagi penulis dan
akademisi selanjutnya yang linier dengan perancangan ini.
Manfaat Praktis
Perancangan ini diharapkan dapat bermanfaat dan berperan sebagai alternatif solusi
atas permasalahan yang dialami, bahan evaluasi, serta pertimbangan dalam
pembentukan identitas produk jamu milih Mas Roni sehingga mampu memberikan
kesan dinamis dan juga menambah value produk di mata konsumen.
Brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi semua
unsur yang digunakan untuk mengenali produk atau jasa perorangan atau kelompok
dari pesaingnya (Identitas Produk).
Keberadaan brand sebagai identitas yang membagun dan menggerakkan dirasakan semakin
menguat, mengingat semakin banyak konsumen loyal yang cenderung percaya pada brand-brand
tertentu. Menurut Kotler dan Keller merek adalah nama, istilah, tanda atau simbol maupun
kombinasi yang bertujuan untuk mengetahui barang atau jasa dari penjual maupun kelompok
penjual serta membedakannya dari pesaing (Setyani & Gunadi, 2020). Jadi merek adalah sebuah
identitas yang mampu mempermudah konsumen untuk mengingat serta mengenali sebuah produk.
Lebih dari sekedar logo, nama dan susunan huruf, brand menempatkan janji
perusahaan atau produsen pada produk tersebut. Ada proses penciptaan citra merek
yang digolongkan menjadi beberapa tahapan berikut :
1. Membangun Brand
Ada dua metode yang bisa digunakan, yaitu :
Membangun (built it), yaitu dengan melakukan pendekatan kepada konsumen secara mandiri
tanpa melibatkan merek lain. Terdaapat dua macam pendekatan, Direct Media dan Indirect
Media.
Melekatkan, dilakukan melalui kolaborasi atau bentuk kerja sama lainnya dengan merek yang
sudah ada.
Pengertian Branding
Keberhasilan dalam membangun sebuah brand akan menghantarkan seorang pebisnis menuju
kesuksesan. Brand merupakan identitas perusahaan yang tentunya dapat mempengaruhi
penilaian masyarakat dalam membeli produk. (Yolanda et al., 2019; (Khairunnisa et al., 2018). Dalam
aktivitas branding, ada dua hal yang diciptakan, yaitu brand image dan brand awareness. Brand
Image atau citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen dan akan
selalu diingat pertama kali saat mendengar slogan dan tertanam di benak konsumennya (Kotler &
Keller, 2009). Sedangkan brand awareness merupakan tujuan komunikasi pemasaran, yang
diharapkan akan muncul kembali dari ingatan kapanpun ketika kategori brand disebutkan
(Firmansyah, 2019).
Brand Identity adalah elemen visual yang meliputi logo, nama, warna, tipografi, gaya
visual, dan juga suara untuk mencerminkan nilai-nilai, misi, juga tujuan yang nantinya
akan menciptakan konsistensi brand sehingga mudah dikenali oleh konsumen.
Brand Identity didefinisikan sebagai "...seperangkat asosiasi brand unik sebagai strategi brand
yang bertujuan untuk menciptakan atau menjaga. Asosiasi ini mewakili tujuan brand ini didirikan
dan menyiratkan janji perusahaan atau organisasi kepada konsumennya. Brand Identity
membantu menjalin hubungan antara brand dan pelanggan dengan menghasilkan suatu nilai
proposisi yang melibatkan manfaat fungsional, emosional, atau ekspresi diri" (Aaker, 1996).
Menyikapi dari beberapa pernyataan sebelumnya, sebuah brand identity haruslah memiliki
karakteristik tersendiri sebagai bentuk diferensiasi di antara competitors.
Elemen Visual berperan penting dalam mengkarakterkan sebuah brand. Elemen visual
meliputi logo, warna, tipografi, simbol atau grafis, dan juga slogan.
1. Logo
Logo sebagai tanda atau simbol dari sebuah brand. Ada 3 kategori logo yang bisa
diimplementasikan, diantaranya :
Acronyms and Monogram
Name-Only Logos
Name and Symbol Combination
Biasanya tersusun atas satu atau beberapa huruf yang mewakili nama brand.
Name-Only Logos
Kategori logo yang kedua ini memakai nama brand sebagai bentuk logo
utama.
Name-Only Logos
Logo terdiri atas simbol atau yang sering disebut sebagai Logomark sekaligus
nama brand.
2. Warna
Warna merepresentasikan kesan dan citra sebuah brand. Menemukan satu atau beberapa warna
yang sesuai dengan identitas perusahaan merupakan hal yang sulit, karena warna bersifat pribadi
dan universal untuk terus mengirimkan pesan dari brand (Marks, Mine, Origin & sutton, 2009).
Berdasarkan color theory, warna dikelompokkan ke dalam 3 kategori.
Primary color, warna pokok terdiri dari merah, biru, dan kuning.
Secondary Color, gabungan dari warna pokok misalnya hijau, ungu, orange.
Tertiory Color, warna yang berada di antara dua warna sekunder, misalnya magenta, lavender,
dll.
3. Tipografi
“Typography is the process of arranging letters, words, and text for almost any context you can
imagine : it is everywhere”, (Dabner, Calvert & Case, 2009). Tipografi merupakan sebuah perjalanan
panjang dimulai dari berdirinya satu huruf menjadi rangkaian kata.
Jenis huruf yang sering kita tahu merupakan typeface. Ada 4 klasifikasi typeface yang umumnya
digunakan, Serif, Sans Serif, Script, dan Decorative.
5. Slogan
Definisi sesungguhnya dapat dideskripsikan sebagai ungkapan yang mencakup karakteristik
sebuah brand. “Phrases that sum up important characteristics of the brand” (Egan, 2007). Sebuah
slogan haruslah dibuat dengan memperhatikan hal-hal seperti tingkat memorable, sebagai refleksi
brand, tidak mengandung hal-hal bersifat menyinggung, dan tidak membingungkan
Desain kemasan menjadi sarana terdepan sebuah brand untuk berkomunikasi dengan konsumen.
Desain kemasan yang baik seharusnya mampu mengkomunikasikan produk dari sebuah brand
secara kreatif. Dapat dikatakan bahwa kemasan dan branding merek pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan. Tapi bersama-sama mereka secara ajaib membentuk ‘merek kemasan’ dan dengan
dengan demikian memperoleh nilai. (Ambrose & Harris, 2011).
Menurut Klimchuk dan Krasovec (2013) unsur desain dalam kemasan adalah suatu
elemen desain yang membantu proses distribusi sebuah produk dengan menggunakan
salah satu atau semua opsi dari tipografi, warna, citra (seperti foto, ilustrasi, simbol,
perangkat grafis dan ikon), ukuran, bentuk dan struktur.
Dalam proses penyusunan segala unsur ke dalam desain kemasan kebanyakan sering
menerapkan prinsip keseimbangan yang nantinya akan menimbulkan kesan statis, berwibawa,
serta ketenangan di dalamnya sehingga konsumen akan lebih nyaman ketika melihat desain
kemasan tersebut.
Metode Penelitian
Halaman 35
Riset
Pada perancangan yang
dilakukan, dalam hal ini Riset yang dilakukan termasuk ke dalam tahap
menggunakan pendekatan perencanaan. Kemudian melalui riset akan diketahui teori
penelitian secara kualitatif. dan juga literatur yang menunjang sebelum dilakukannya
Penelitian kualitatif juga penelitian. Pada penelitian ini berfokus pada penambahan
didefinisikan sebagai suatu informasi mengenai branding, pengertian merek itu sendiri,
strategi pencarian makna, dan juga kaitannya dengan alasan mengapa desain
pengertian, konsep, karakteristik, kemasan perlu diperhatikan.
gejala, simbol maupun deskripsi
tentang suatu fenomena, fokus Identifikasi Masalah
dan multimetode, bersifat alami
dan holistik, mengutamakan Dalam proses identifikasi masalah dilakukan observasi
kualitas, menggunakan beberapa lapangan untuk menentukan permasalahan yang sebenar-
cara, serta disajikan secara naratif benarnya. Sehingga nantinya akan terbentuk data yang
dalam penelitian ilmiah (Sidiq & menjadi acuan untuk tahapan selanjutnya yaitu
Choiri, 2019). perancangan. Data tersebut akan menjadi acuan dalam
perwujudan konsep desain dan juga alternatif desain.
Alya Nafisa | G5B
BAB III METODE
PENELITIAN
Desain Penelitian
Metode Penelitian
Halaman 37
Sejalan dengan pendekatan yang digunakan, metode penelitian yang diterapkan yaitu
metode kualitatif yang bersifat sesuai fakta dan menyesuaikan kebutuhan sesuai
dengan kondisi lapangan yang mengedepankan peran peneliti. Karena itu, peneliti
mutlak berpartisipasi dan berinteraksi dalam penelitian (Alhamid & Anufia, 2019).
Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber pendukung
seperti melalui studi literatur. Studi literatur merupakan
pengambilan data yang bersumber dari buku acuan dan
maupun jurnal online.