Pak Agus : Waalaikumussalam bu Ratih. Bu Ratih : Gimana nih kabarnya Pak? kok tiba – tiba tadi chat saya bilang mau sharing sesuatu? Pak Agus : He he he (Tertawa kecil) Maaf ya Bu, Mengganggu waktunya bu Ratih. Saya butuh di coaching ni Bu. Ada sesuatu yang akhir – akhir ini membuat saya merasa tidak nyaman. Saya jadi kepikiran terus Bu Ratih : Wah..” Hayo…Kepikiran siapa nih Pak Agus…” Jadi penasaran saya… Pak Agus : Huss… Apa’an sih bu.. ini bukan seperti yang bu ratih pikir… Bu Ratih : He he he(tertawa kecil) … iya deh …maaf. Just kidding Pak… Okey… jadi apa nih yang mau pak Agus omongin hari ini? Pak Agus : Gini nih bu Ratih, Saya ingin bercerita, akhir-akhir ini saya merasa murid-murid saya di kelas bersikap kurang sopan dan terkesan kurang menghargai terhadap saya selaku wali kelasnya. Saya sudah mencoba menanyakan kepada mereka “Mengapa kalian bersikap seperti itu kepada saya” Gitu kan, Nah, Tau gak bu ratih, mereka jawab gimana? Bu Ratih Heem.. memangnya mereka jawab gimana pak? Pak Agus Dengan santainya mereka jawab gini bu “ Kita sudah enak ke Pak Agus. Sudah menganggap Pak agus seperti teman kita sendiri” gimana gak kaget coba jadi saya dengar jawaban mereka, secara bu saya itu guru mereka lo. Bu Ratih Hmm…okey. jadi kita mau bahas murid nya pak agus yang ternyata bersikap kurang sopan gitu ya kurang menghargai pak Agus sebagai guru mereka, karena mereka memposisikan Pak Agus sebagai teman mereka, gitu ? Pak Agus Iya ..iya betul bu ratih. Malah seperti apa ya, mereka gak merasa canggung sama sekali ke saya gitu lo, tidak ada gap gitu lah..Wasli mereka bersikap ke saya seperti teman, bukan guru lagi Bu Ratih Hmm…ya paham – paham pak. Kira – kira nih harapanya pak agus apa dari percakapan kita kali ini? Pak Agus Yang jelas Saya ingin agar murid-murid saya ini bisa bersikap lebih sopan bu dan menghargai saya sebagai guru, serta memiliki karakter yang baik. Jadi mungkin, saya butuh solusi, hal – hal apa saja yang bisa saya lakukan kali ya untuk mengembalikan rasa hormat siswa – siswa saya ini Bu Ratih Okey, jadi pak agus merasa bingung gitu ya, apa yang pak agus harus lakukan gitu ya, agar murid – murid pak agus ini lebih bisa menghargai pak agus, seperti yang pak agus katakan tadi tidak lagi menganggap pak agus ini seperti teman, begitu… Pak Agus Iya betul bu Ratih, jadi saya ingin ada lah batasan batasan antara guru dan murid. Seperti itu. Bu Ratih Okey… kalau kita ngomongin soal murid yang sopan dan menghargai guru gitu ya, Menurut Pak Agus ni, murid yang sopan dan menghargai guru itu seperti apa sih? Pak Agus Hmm…. seperti murid yang bisa menghormati guru seperti menggunakan bahasa yang pantas, tidak mengeluarkan komentar yang tidak pantas, dan bersikap ramah saat berinteraksi dengan guru. Selain itu, murid yang memahami peran guru sebagai pendidik dan otoritas di kelas. Jadi mereka memahami bahwasannya Guru bukan hanya sekadar teman sebaya, tetapi juga figur yang memberikan arahan dan pembimbingan. Bu Ratih Okey, jadi berkomunikasi dengan sopan, menghormati guru melalui penggunaan bahasa yang pantas, idealnya gitu ya Pak Agus Pak Agus He’em, Betul Bu Ratih Bu Ratih Nah, kalau posisi level 1 – 10 nih, kira – kira level murid – murid pak agus ada di level berapa sekarang? Pak Agus Beragam Bu, ada yang di angka 5, ada yang di angka 6… ya sekitar 5 atau 6 itu sih. Bu Ratih Okey… kalau pak agus sendiri nih, pengennya murid – murid pak agus ada di level berapa sih? Mungkin pak agus berfikir, kayaknya di level 8 aja atau 9 aja nih saya udah cukup kayaknya untuk mereka bisa menghargai saya menghormati saya gitu. Pak Agus Kalau saya, mungkin karena anak-anak masih jauh untuk dikatakan sempurna ya Bu, ya untuk karakter yang sangat baik saya berharapnya tidak muluk-muluk sampai 10 ya, 8 atau 9 bolehlah gitu Bu Ratih 8 atau 9 gitu ya…aaaa apa yang bisa dilakukan nih menurut pak agus untuk membuat murid – murid pak agus nyampek ke angka 8 itu? Pak Agus Sebenarnya itu yang lagi saya pikirkan sih bu, apa yg bisa saya lakukan untuk membuat murid saya lebih sopan dan menghargai saya gitu. Bu Ratih Hmm…Menurut yang pak agus tau nih, kira – kira apasih yang membuat mereka bersikap tidak sopan atau tidak menghargai Bapak, gitu? Kenapa murid – murid pak agus ini bisa sampek menganggap Bapak sebagai teman mereka. Satau bapak nih Pak Agus Apa ya? Mmm…. Mungkin karena awalnya saya memposisikan diri saya sebagai teman untuk mereka kali ya bu. Karena dulu saya merasa …aaa…..Ketika saya memposisikan diri saya sebagai teman kepada mereka sebelum – sebelumnya itu sangat berhasil membangun hubungan yang positif, tapi ternyata sekarang itu malah seperti Boomerang untuk saya bu ratih. Bu Ratih Okey…Okey…. Jadi dari diri pak agus sendiri dari awal sudah memposisikan diri pak agus sebagai teman gitu, padahal niat pak agus hanya ingin menciptakan hubungan positif. Tapi sekarang kok malah kebablasan gitu ya pak agus… Pak Agus Ya ya…betul Bu Ratih Nah, menurut Pak Agus nih, bisa dijelaskan lagi gak, hubungan positif itu yang seperti apa sih pak? Pak Agus Hmmm….(berfikir sejenak) mungkin hubungan yang saling memahami ya bu,melakukan komunikasi yang terbuka, saling mendukung antara siswa dan guru. Bu Ratih Okey… jadi hubungan positif yang Pak Agus sebenarnya ingin ciptakan adalah hubungan yang saling memahami gitu ya, saling terbuka dalam komunikasi dan saling mendukung. Nah, hal ini berarti, ini menurut saya ya pak… antara bapak dan murid bapak, aa tidak ada hubungan yang saling memahami, atau berbeda pandangan gitu ya, apa betul seperti itu pak agus? Pak Agus Iya bu betul. Bu Ratih Nah, menurut pak Agus nih, gimana sih cara biar Pak Agus dan murid – murid Bapak ini, bisa memiliki 1 pandangan yang sama? Pak Agus mm… kalau saya pikir sih, harus ada semacam keyakinan kelas ya bu yang harus saya susun bersama – sama dengan murid untuk menyamakan pandangan kami. Bu Ratih Baik… jadi pak agus akan membuat sebuah keyakinan kelas nih, bersama murid – murid pak agus. Nah, seandainya nanti terjadilah dimana keyakinan kelas yang sudah dibentuk, tidak berjalan sebagaimana mestinya… kira kira apa yang akan dilakukan pak agus? Pak Agus Saya akan terus membimbing, mengingatkan, dan memotivasi mereka agar bersikap positif. Saya akan mencetak dg ukuran besar keyakinan kelas kami agar mencolok dan kemudian menempel keyakinan kelas yang sudah kami susun di dinding, agar siswa selalu ingat juga bu… Bu Ratih Okey, dari upaya – upaya yang pak agus sudah sebutkan tadi seperti membimbing, mengingatkan dan memotivasi itu kan salah satu bentuk upaya eksternal ya. Ada Gak, menurut pak agus upaya atau perubahan yang menurut pak agus “ Wah, sepertinya saya sendiri harus berubah nih”, gitu? Pak Agus Hmm…. Ada bu. Saya ingin merubah sikap saya ,semacam sadar diri lah bahwa meskipun saya ingin mendekatkan diri pada siswa, batas-batas posisi saya sebagai guru harus tetap jelas. Saya juga harus konsisten kali ya dalam menegakkan keyakinan kelas. Tidak ragu untuk memberikan teguran atau konsekuensi yang sesuai ketika ada pelanggaran. Bu Ratih Okey…menurut pak agus, yang mana nih yang mungkin dapat dilakukan dalam waktu dekat? Pak Agus Sepertinya saya akan merubah sikap saya terlebih dahulu, memposisikan diri tidak lagi sebagai teman, namun sebagai manajer bagi murid – murid saya. Setelah itu, saya akan segera menyusun keyakinan kelas supaya saya dan murid saya memiliki komitmen yang sama Bu Ratih Okey..kapan tuh kira – kira pak agus akan melakukannya Pak Agus Hmm…kira kira dalam minggu ini lah, harus secepatnya ya Bu Ratih Baiklah, dalam minggu ini. Okey Pak Agus… Pak Agus sudah menyampaikan permasalahannya, kemudian apa harapan Pak Agus juga, dan rencana yang akan dilakukan pun sudah tadi di sampaikan kepada saya ya, kira-kira sekarang Pak Agus perasaannya gimana nih setelah kita ngobrol-ngobrol hari ini Pak Agus perasaannya lega Bu, Alhamdulillah bisa ngobrol sama Bu Ratih hari ini, bisa bertukar pikiran, lalu saya bisa menentukan langkah selanjutnya yang akan saya Jalani. Bu Ratih Alhamdulillah, Mudah-mudahan semua langkah yang tadi sudah Pak Agus jabarkan,rencanakan semuanya berjalan dengan baik berjalan dengan lancar. mungkin ada lagi pak agus yang mau disampaikan kepada saya? Pak Agus Mungkin cukup itu Bu. Mudah-mudahan apa yang sudah kita bicarakan, obrolkan hari ini bisa bermanfaat, bisa berjalan dengan lancar sesuai apa yang diharapkan Amin Terima kasih Bu Ratih Bu Ratih Sama – Sama Pak Agus