(MAKALAH)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….............. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................................................ 1
2. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
3. Segitiga Kebijakan...................................................................................................... 11
4. Proses Kebijakan……………………….………………………………………….... 17
1. Kesimpulan.................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dan bagaimana sistem kesehatan global ini menjadi penting agar bisa memahami
situasi dengan seksama dan tepat (2). Ada kesenjangan sangat besar antara
kelompok masyarakat yang kaya, kuat, dan sehat dengan kelompok yang miskin,
lemah, dan sakit. Segera setelah mencapai kemajuan, berbagai negara dihadapi oleh
transisi yang menuntut strategi dan kebijakan baru yang kreatif dan inovatif. Upaya
perbaikan derajat kesehatan harus fokus pada pemerataan kesempatan, sumber daya,
pendidikan, dan akses program kesehatan. Hal tersebut merupakan cara tunggal
Kehadiran organisasi global seperti PBB, WHO, Bank Dunia, dan UNICEF, mampu
1
2. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Global health merupakan suatu area studi, penelitian dan praktik yang
menempatkan prioritas pada perbaikan kesehatan. Tujuan dari global health adalah
pencapaian keadilan atau kesetaraan dalam kesehatan untuk semua orang di seluruh
dunia. Global health memberikan penekanan pada isu kesehatan, determinan, dan
solusi yang bersifat transnasional yang melibatkan multidisiplin dan interdisiplin ilmu
baik di dalam dan diluar ilmu kesehatan. Perbedaan Global Health, International
health dan public health dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini[13].
Berfokus pada isu-isu yang Berfokus pada isu-isu Berfokus pada isu-isu
3
Meliputi pencegahan meliputi pencegahan berfokus pada program
individu individu
pengetahuan sosial
Menurut Stuckler dan McKee (2008), Global Health juga dapat dipandang dari
berbagai sisi, diantaranya global health sebagai kebijakan luar negeri, sebagai
4
Prinsip Tujuan Penyakit Prioritas Institusi pelaksana
stabilisasi atau
destabilisasi negara
Syndrome, Multidrug
resistant tuberculosis,
AIDS
Malaria, Penyakit-
penyakit langka
International Labour
Organization, Sektor
5
swasta
governmental
organization
Isu kesehatan global bukan merupakan hal yang baru, semenjak di deklarasikan
nya Foreign Policy & Global Health (FPGH) pada tahun 2007 di Oslo, Norwegia.
FPGH yang diprakarsai oleh 7 (tujuh) negara: Indonesia, Thailand, Norwegia, Prancis,
Brazil, Afrika Selatan, dan Senegal melalui menteri luar negeri dengan tujuan untuk
mensinergikan antara kebijakan politik luar negeri suatu negara dengan kebijakan isu
kesehatan tingkat global maupun nasional, yang disebabkan karena rentannya pada
kondisi kesehatan manusia dalam suatu negara dengan negara lain. Deklarasi Oslo
dan juga keputusan politik luar negeri, membangun kerjasama dalam penanganan
Apa yang sedang terjadi dan dialami oleh oleh dunia saat ini yaitu covid-19
menjadi ancaman global, melihat pandemi tidak melihat batas-batas negara yang
dikarenakan dari pergerakan manusia. Kalau melihat dan merujuk pada FPGH
6
seharusnya dunia sudah mempersiapkan untuk penanganannya, apalagi negara yang
sebagai bagian dari lensa politik luar negeri suatu negara, hal dipengaruhi oleh faktor
berikut:
1) Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia (HAM), perihal tersebut sangat menentukan
yang ada, dimana pergerakan manusia, hewan, tumbuhan, dan perubahan iklim
Resiko bersama yang dialami tidak mungkin bisa ditangani sendiri, perlu
adanya kerjasama internasional dalam upaya mengatasinya. Selain itu juga kerjasama
Suatu negara tidak juga harus egois dan juga bimbang dengan penerapan
menentukan kebijakan apakah dibutuhkan lockdown atau tidak. Selain itu sudah
7
internasional suatu negara sangat diperlukan dalam menuntaskan dan memutus mata
Isu kesehatan global tidak bisa dipisahkan oleh kepentingan negara dan juga
politik suatu negara. Berbicara negeri kita ini, perihal kesehatan merupakan bagian dari
salah satu pilar politik luar negeri Indonesia. Oleh sebab itu sudah seharusnya negara
bergerak secara cepat dan transparan dalam memutus mata rantai penularan
Berbicara isu kesehatan global, karena kesehatan merupakan bagian dari Hak
Asasi Manusia dan sangat menentukan bagi stabilitas pembangunan nasional yang
pada saat ini dialami oleh dunia termasuk Indonesia.. Menurut data yang sudah
dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, ada lebih dari 1,9 juta orang yang
harinya bertambah, dan akan terus bertambah mengingat virus tersebut penularannya
yang cepat.
Menurut laporan Aljazeera bahwasannya paling tidak ada 185 negara yang
terinfeksi coronavirus. Selain itu sampai saat ini penulis menuliskan ada 16 negara
yang belum ada kasus coronavirus, yaitu negara: Comoros, Kiribati, Lesotho, Marshall
Islands, Micronesia, Nauru, Korea Utara, Palau, Samoa, Sao Tome and Principe,
Solomon Islands, Tajikistan, Tonga, Tuvalu, Turkmenistan, dan Vanuatu, dan perihal
8
Dalam menyikapi covid-19 yang penularannya melalui coronavirus, kita akan
melihat dari konsep Human Security atau keamanan manusia. Apakah negara gagal
dalam memenuhi keamanan manusia atau sedikit terlambat untuk rakyatnya dengan
prioritas bagi negara bangsa. Berbicara konsep keamanan manusia bisa kita merujuk
atau mengacu pada konsep keamanan manusia menurut United Nations Development
Menurut UNDP ada 7 (tujuh) komponen penting, dan harus diperhatikan dan dipenuhi
dari penyakit.
7) Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga kebebasan dari
tekanan politik.
9
Konsep keamanan manusia sangat penting untuk dipenuhi oleh negara, baik
negara maju ataupun negara berkembang, baik negara sosialis, komunis atau pun
kapitalis. Kemampuan negara sosialis dan komunis dalam menangani covid-19 sudah
bisa dilihat, begitu pula dengan sisi kemanusiaan yang dibangun dan yang diciptakan
oleh mereka (negara sosialis dan komunis) dalam pemenuhan kesehatan untuk
rakyatnya sudah terbukti. Sebagai contoh dari keberhasilan sementara dari negara
Vietnam dalam memutus mata rantai penularan coronavirus, dan juga negara Cuba
Dari konsep keamanan manusia sudah seharusnya negara untuk bisa memenuhi
dari poin-poin yang sudah dituliskan diatas, misalnya pemenuhan terhadap pelayanan
pemenuhan kebutuhan pangan, dan juga perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
(HAM).
internasional dan juga harus dipenuhi, karena sudah meratifikasi, yaitu konvenan
multilateral yang diterapkan oleh PBB pada tanggal 16 Desember 1966. Karena
dampak yang terjadi akibat covid-19 bisa dilihat dari dampak ekonomi, sosial, dan
budaya.
10
Negara yang sudah meratifikasi sudah seharusnya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan rakyatnya, dan hak-hak tersebut sudah seharusnya dijamin oleh negara.
Sebagai contoh yang harus dijamin adalah hak kesehatan, hak pendidikan, hak buruh,
karena dampaknya banyak buruh yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), dan juga
hak atas standar kehidupan yang layak atas dampak dari pandemi covid-19. Indonesia
sudah mengesahkan kovenan ICESCR pada tahun 2005 melalui Undang Undang (UU)
No. 11. Dengan itu tidak ada alasan negara untuk tidak mengimplementasikan dan tidak
Dampak yang terjadi selain diatas yaitu adanya diskriminasi dan juga stigma
terhadap siapapun yang positif covid-19 tanpa harus melihat status sosial. Dan juga,
sudah seharusnya negara untuk bersama-sama tanpa melihat status, ekonomi, sosial,
dan politik untuk bisa mengedukasi masyarakat untuk tujuan tidak adanya stigma dan
diskriminasi terhadap korban pandemi covid-19. Kita semua berharap pandemi covid-
19 segera berakhir, dan negara bisa dengan cepat memutus mata rantai penularan
coronavirus melalui kerjasama yang masif secara bilateral, regional, dan multilateral.
3. Segitiga Kebijakan
mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu bidang kesehatan,
11
sekolah atau rumah sakit. Orang-orang ini kadang disebut pula sebagai elit kebijakan
satu kelompok khusus dari para pmbuat kebijakan yang berkedudukan tinggi dalam
suatu organisasi dan sering memiliki hubungan istimewa dengan para petinggi dari
organisasi yang sama atau berbeda. Misal: elit kebijakan di pemerintahan dapat
beranggotakan para menteri dalam kabinet, yang semuanya dapat berhubungan dan
bertemu dengan para petinggi perusahaan multi nasional atau badan internasional,
masalah kesehatan utama yang terjadi saat ini meningkatnya obesitas, wabah
memberi arahan dalam pemilihan teknologi kesehatan yang akan dikembangkan dan
digunakan, mengelola dan membiayai layanan kesehatan, atau jenis obat yang dapat
dibeli bebas. Untuk memahami hal tersebut, perlu mengartikan apa yang dimaksud
disederhanakan untuk suatu tatanan hubungan yang kompleks, dan segitiga ini
12
Sebenarnya tidak demikian, namun pada kenyataannya para pelaku dapat
organisasi) dalam konteks dimna mereka tinggal dan bekerja, konteks dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti ketidak-stabilan atau ideology, dalam hal sejarah dan
budaya serta proses penyusunan kebijakan, bagaimana isu dapat menjadi suatu
agenda kebijakan dan bagaimana isu tersebut dapat berharga dan dipengaruhi
merekasendiri. Isi segitiga tersebut menjelaskan atau seluruh bagian ini. Jadi segitiga
tersebut tidak hanya membantu dan berfikir sistematis tentang pelaku-laku yang
berbeda yang meungkin memengaruhi kebijakan, tetapi juga berfungsi seperti peta
bahkan suatu Negara dan kepemerintahan. Namun penting untuk dipahami ini adalah
13
mereka bekerja dan setiap organisasi atau kelompok dibangun dari sejumlah orang
yang berbeda, yang tidak semuanya menyuarakan hal yang sama, masing-masing
1). Konten
teknis adalah penyakit diare, malaria, typus, promosi kesehatan. Aspek institusi adalah
organisasi publik dan swasta. Konten kebijakan memiliki empat tingkat dalam
pengoperasiannya yaitu:
diputuskan.
pelayanan kesehatan.
2). Proses
Proses kebijakan adalah suatu agenda yang teratur melalui suatu proses
rancang dan implementasi. Ada perbedaaan model yang digunakan oleh analis
14
a. Model perspektif (rational model) yaitu semua asumsi yang mengformulasikan
(Nugrohu, 2003).
3). Konteks
Konteks kebijakan adalah lingkungan atau setting di mana kebijakan itu dibuat
faktor yang berada di dalamnya antara lain politik, ekonomi, sosial dan kultur di mana
hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap formulasi dari proses kebijakan (Walt,
1994). Ada banyak lagi bentuk yang dikategorikan ke dalam konteks kebijakan yaitu
peran tingkat pusat yang dominan, dukungan birokrasi dan pengaruh aktor-aktor
15
4). Aktor
Aktor adalah mereka yang berada pada pusat kerangka kebijakan kesehatan.
Aktor-aktor ini biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat, provinsi dan
juga mitra untuk mengkonsultasi dan memutuskan kebijakan pada setiap tingkat
hal-hal dalam debat-debat kebijakan yang masuk diakal (Ditlopo et al., 2011).
Dalam menjalankan kebijakan oleh para aktor kebijakan ada beberapa faktor
sebagainya di mana hal ini sering disebut sebagai “ fokus event” yang bersifat
berubah, faktor ini meliputi sistem politik, mencakup pula keterbukaan sistem
ekonomi dan dasar untuk tenaga kerja. Contoh : pada saat gaji perawat rendah
atau terlalu sedikit pekerjaan yang tersedia untuk tenaga yang sudah terlatih,
16
negara tersebut dapat mengalami perpindahan tenaga profesional ini ke sektor
tentang hak-hak mereka atau mnerima layanan yang tidak sesuai dengan
pemerintah.
satu daerah telah berhasil mengimunisasi polio seluruh balitanya dan tetap
dibawa oleh orang-orang yang tidak diimunisasi yang masuk lewat perbatasan
(Berridge, 2016).
4. Proses Kebijakan
yang dimulai dari pengaturan agenda (agenda setting) dengan penetapan atau
luas (public concern) karena besarnya tingkat kepentingan yang belum terpenuhi
17
(degree of unmeet need) sehingga memunculkan tindakan pemerintah. Proses
kebijakan.
pemerintah dapat bergerak dan terlibat dalam proses formulasi, adopsi, dan
muncul selama proses penyusunan kebijakan. Keterlibatan aktor, elite atau pemangku
kepentingan dapat terus berlanjut pada tahap analisis efektivitas kebijakan, untuk
menjadi usulan agenda baru kebijakan. Oleh karena itu, pembuatan agenda menempati
18
3) keadaan politik (politic circumstances), masalah publik tidak pernah akan lepas
berikut:
2) Penggambaran permasalahan
4) Penetapan prioritas
5) Perancangan kebijakan
6) Penggambaran pilihan-pilihan
Oleh karena itu, formulasi kebijakan adalah suatu proses berulang-ulang yang
Pentingnya tahap formulasi kebijakan ditekankan oleh Easton (1965) dalam teori
kesatuan institusi dan proses yang terlibat dan memiliki otoritas dalam melakukan
19
C. Policy Implementation/Pengimplementasian Kebijakan
pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu. Ada dua alternatif
kebijakan. penyusunan kebijakan berbasis data atau bukti juga berpengaruh besar
antaranya Komite Eksekutig Badan Kementerian Sains dan Teknologi, dan konsorsium
universitas akan menjadi menguntungkan bila seluruh hasil assesmen, analisis atau
riset dapat terkoordinasi. Para aktor utama ini juga perlu mengambil dan memiliki
mengevaluasi diri, dan memastikan umpan balik untuk pembuat kebijakan serta
D. Evaluasi Kebijakan
dalam siklus kebijakan, utamanya ketika sebuah kebijakan yang disusun telah selesai
diimplementasikan.
20
Tujuannya adalah untuk melihat apakah kebijakan telah sukses mencapai
proses, tetapi juga dampak jangka pendek dan jangka panjang dari sebuah kebijakan.
Masalah kesehatan global telah dilihat sebagai salah satu masalah yang serius.
Pada awalnya, kesehatan hanya dianggap sebagai domain kebijakan nasional di mana
negara memiliki tanggung jawab penuh untuk menjamin kesehatan rakyatnya. Namun
demikian, pada era terkini dunia yang ditandai dengan semakin meningkatnya
fokus kerja sama internasional. Hal tersebut ditambah dengan munculnya perubahan
lingkungan global yang cepat dalam berbagai bidang (misalnya lingkungan hidup,
demografi, teknologi, ekonomi, dan lain-lain) yang menjadikan isu ini semakin
penduduk telah mencapai 7,8 miliar jiwa. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlah
penduduk dunia akan mencapai 9,8 miliar jiwa. Padahal, kapasitas bumi untuk
menampung jumlah penduduk dunia memiliki keterbatasan. Hal ini terutama dirasakan
21
pada ketersediaan pangan global di mana saat ini diperkirakan hampir 74 juta penduduk
memadai merupakan ancaman kesehatan yang nyata. dimana konsep power dalam
global health ini berbagai kerja sama internasional dalam global health
Prinsip dari global health ini didasari dengan adanya kesenjangan sangat besar
antara kelompok masyarakat yang kaya, kuat, dan sehat dengan kelompok yang miskin,
lemah, dan sakit. Segera setelah mencapai kemajuan, berbagai negara dihadapi oleh
transisi yang menuntut strategi dan kebijakan baru yang kreatif dan inovatif.
sumber daya, pendidikan, dan akses program kesehatan. Hal tersebut merupakan cara
ke-20. Kehadiran organisasi global seperti PBB, WHO, Bank Dunia, dan UNICEF,
masyarakat.
Prinsip dari global health merupakan area study, penelitian dan praktek yang
seluruh dunia. kritikan global health meliputi:1) Kepentingan politik dan ekonomi lebih
tinggi dari kepentingan lainnya. 2) Determinan kunci malah tidak diatasi, seperti
masalah sosial ekonomi. Dan yang dibantu hanya permasalahan akut seperti DOTS. 3)
Kebijakannya lebih banyak pada orientasi pasar.4) Evaluasi hanya jangka pendek. 5)
22
Sangat minimal project yang digunakan untuk membantu kemiskinan 6) Meningkatkan
23
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Global health merupakan ilmu yang memiliki cakupan area studi, penelitian
seluruh dunia.
3. Global health dapat dipandang dari berbagai sisi yakni sebagai kebijakan luar
24
DAFTAR PUSTAKA
from : https://s3pi.umy.ac.id/pandemi-covid-19-dan-isu-kesehatan-global/
http://eprints.uad.ac.id/27863/1/BUKU%20AJAR%20GLOBAL%20HEALT
H_compressed%20%281%29.pdf#
https://www.researchgate.net/publication/355699276_Kebijakan_dan_Manaje
men_Pelayanan_Kesehatan
10.22435/bpsk.v12i4.2747.
10.1163/9789004333109.
25
7. Abdi, M. I. (2017) ‘Implementasi Standar Nasional Pendidikan’, Fenomena,
10. Walt, G. (1994). Health Policy -An introduction to process and power. Zed
Books. London
11. Ditlopo, P. et al. (2011) ‘Analyzing the implementation of the rural allowance
12. Roy, G.A. Massie, Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan
409-417.
13. Merson MH, Black RE, Mills AJ. Global Health. Diseases, Programs, Systems,
and Policies. Third Edition [Internet]. Jones & Barlett Learning. 2012. xviii.
26