Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

Keislaman dan surat-surat dari Raja Sriwijaya, Maharaja Sri


Indrawarman untuk Khalifah Berhijranya Ahmad bin Isya Al-
Muhajir dari Kota Besar Baghdad menuju Hadramaut

OLEH :

YUDITYA A. DAUD (231042014)


AURA ANUGRIAH IBRAHIM (231042006)
NUR FADLIYAH R. HANAPI (231042010)

Dosen :

Govar Arian laleno, M.pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

FAKULATS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN TADRIS BAHASA INGRIS

KELAS 1A
2023

2
PRAKATA

Assalamua’alaikum Warahmatullahu Wabarakatuh

Puji dan syuku saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam tugas ini kami membahas Gelombang
pertama dan kedua sebagai topik utama.

Pada gelombang pertama berfokus pada hubungan Raja Sriwijaya,


Maharaja Sri Indrawarman dengan Khalifah, Pada gelombang kedua berfokus
pada hijrah nya Ahmad bin Isya Al-Muhajir dari Kota Besar Baghdad menuju
Hadramaut.

Harapan saya semoga tugas ini dapat membantu menambah penegtahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makah ini sehingga kedepannya menjadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limboto, 10 oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………1
A Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan masalah .........................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.............. ...........................................................3
A. Gelombang pertama……………..................................................3
1. Surat Raja untuk khalifa……..……..............................................3
B. Gelombang Kedua……..……......................................................5
1. Hijrahnya Ahmad bin Isya Al-Muhajir……………….................5
BAB 3 PENUTUP ..................................................................................7
A. Kesimpulan ..................................................................................7
B. Saran ............................................................................................7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berawal Dari Surat Raja Sri Indrawarman (Sriwijaya) Untuk
Khalifah Ummar bin Abdul Aziz.

Melihat dari literasi sejarah yang ada dapat dikatakan bahwa Islam
masuk ke Nusantara pada awal abad ke 13 sebagaimana para peneliti Barat
nyatakan dapat dikatakan tidak benar, melainkan Islam telah datang ke
Nusantara pada kisaran abad ke 6 M. Hal itu diperkuat dari temuan surat
dalam kearsipan Dinasti Umayyah mengenai kerajaan Sriwijaya yang
dikenal dengan sebutan Sribuza yang Islam, dimana Raja Sri Indrawarman
(Sriwijaya) telah memeluk agama Islam.

Akan tetapi temuan ini menjadi benang misteri dalam sejarah


peradaban Nusantara, dimana selama ini pemerintahan lebih cendrung
mengkaji dan menggali situs, artefak, dan kronik yang berkaitan dengan
peninggalan agama Hindu-Buddha. Sehingga catatan sejarah Islam
menjadi pudar dimakan zaman, sebenarnya jika pemerintah memberikan
ruang yang luas untuk mengkaji tentang sejarah Islam Nusantara itu
dahulu dapat dimulai ketika ditemukannya catatan Sulaiman (851 M) dan
juga catatan Abu Yazid Hasan (916 M).

Bukti sejarah Islam yang menurut Mansoer (1970) masih tersimpan


rapi di Museum Spanyol yang berisikan surat dari kerajaan Sriwijaya oleh
Raja Sri Indrawarman (702-728 M) kepada Khalifah Muawiyyah bin Abu
Sofyan (662-681 M) dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (720-722 M).1

1
https://britabrita.com/2021/11/15/lahirnya-sribuza-kerajaan-islam-di-sriwijaya-dan-nusantara/

1
Untuk mencari jalan aman, Imam Ahmad bin Isa bersama rombongan
keluarga Ahlul Bait Nabi saw. keluar dari Bashrah (Iraq) sekitar tahun 317
H ke Madinah melalui jalur ‘Abr Syam.

Rombongan tiba ke Madinah melewati jalan Tabuk. Dan berdiam


selama setahun penuh pada pertengahan kedua dari tahun 318 H.
Kemudian menuju Makkah pada tahun tersebut untuk menunaikan haji.

Pada musim haji Imam Muhajir bertemu dengan sejumlah rombongan


dari Taha’im dan Hadramaut. Mereka bergembira dengan pertemuan
tersebut, selama menemani Imam Muhajir mereka melihat dalam dirinya
dipenuhi ilmu dan akhlak yang mulia. Dan mereka meminta imam Muhajir
untuk ikut bersama mereka ke Hadramaut.2

1.2 Rumusan masalah


1. Keislaman dan surat-surat dari Raja Sriwijaya, Maharaja Sri Indrawarman
untuk Khalifah
2. Berhijranya Ahmad bin Isya Al-Muhajir dari Kota Besar Baghdad menuju
Hadramaut

2
https://www.acehjurnal.com/hijrah-imam-ahmad-bin-isa-al-muhajir-dari-bashrah-ke-husaisah/

2
BAB II
PEMBAHASAN
2. GELOMBANG PERTAMA
2.1 Surat dari Raja Sriwijaya, Maharaja Sri Indrawarman untuk Khalifah
Gelombang pertama terjadi pada abad ke-7 Masehi, ketika tertulis
dalam Swi Tang Syu (Kronik Cina) bahwa pada tahun 651 Masehi seorang
utusan datang dari Khalifah Utman bin Affan (579-656 Masehi), Khalifah
ketiga yang telah menjadi "Pelayan Umat" selama 12 tahun (644-656
Masehi), kepada penguasa Cina (Lipman, 1997:29). Nusantara merupakan
jalur laut penghubung antara Timur Tengah dan Asia Timur. Orang Arab
menyebut "Sibuza" untuk Sriwijaya, yang pada masa Sri Maharaja
Indrawarman telah mengirim surat kepada Khalifah Muawiyah RA, yang
memerintah tahun 661-680 Masehi, dan Umar bin Abdul Aziz, yang
memerintah tahun 717-720 Masehi, di Damaskus. Kedua surat tersebut
tersimpan di dalam kerang Ferrara, Italia.3

Isi surat dari Raja Sriwijaya, Sri Maharaja Indrawarman, kepada Umar bin Abdul
Aziz Rah kurang lebih sebagai berikut:

"Dari Maharaja Diraja, yang merupakan keturunan 1000 yang menikah dengan
putri keturunan 1000 raja, raja, yang wilayahnya terdiri dari 1000 pulau, yang
setiap pulau terdapat 1000 gunung, yang setiap gunungnya mengalir 1000
sungai, yang armada perangnya terdiri dari 1000 kapal, yang di dalam
kandangnya terdapat 1000 gajah, yang di dalam istananya tercium bau gaharu,
cendana, dan kapur barus yang menyebar hingga ribuan mil, kepada Raja Arab,
yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain satu tuhan saja. Aku telah

3
Adha, 2021

3
mengirimkan beberapa hadiah sebagai bukti persahabatan kita, maka
kirimkanlah kepadaku seseorang yang dapat mengajariku agamamu.

Dari saudaramu yang Muslim, Raja Indrawarman."

Surat ini dikirimkan kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz Rah, yang
memerintah pada tahun 97-100 Hijriyah (717-720 Masehi).4

Secara hipotetis, ibu kota Sriwijaya di Palembang telah dikunjungi oleh para
pedagang Muslim yang mulia pada abad ke-7 Masehi (Abad Pertama Hijriyah).

Perkenalan sang raja dengan orang-orang Muslim ini menarik Raja Indrawarman
untuk memeluk Islam. Namun, gelombang pertama ini diredam oleh kudeta
terhadap Wangsa Dapuntahyang Srijayanaga yang telah berkuasa selama 100
tahun di Kerajaan Sriwijaya, Wangsa Sailendra Fangsa juga melakukan kudeta
terhadap Wansa Sanjaya di Jawa, yang beragama Hindu namun memiliki menantu
Sanjaya yang beragama Hindu, tetapi memiliki menantu perempuan, Ratu Sima
dari Kalingga, yang telah memeluk agama Islam. 5 Kudeta-kudeta ini mendapat
dukungan dari kekuatan besar Dinasti Tang, Cina.
Tiongkok merasa kepentingannya di Asia Tenggara terancam oleh raja-raja di
Nusantara yang berpindah agama dari kepercayaan lama mereka, yaitu Buddha
Mahayana,6 yang merupakan agama resmi Dinasti Tang pada saat itu.

Jalur Laut Utusan Khalifah Utsman Bin Affan RA:


1. Madinah
2. Jeddah
3. Aden
4. Maskat
5. Gujarat
4
Fatimi, 1963
5
Magdalene, 2020
6
Whiting, 2002: 277

4
6. Srilangka
7. Semenanjung malaya
8. Belawan (Medan)
9. Singapura
10. Ho chi minh (Vietnam)
11. Hongkong

Jalur Laut Utusan Raja Indrawarman Kepada Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Rah :
1. Sriwijaya (Palembang)
2. Singapura
3. Balewan (Medan)
4. Semenanjung malaya
5. Srilangka
6. Gujarat
7. Maskat
8. Aden
9. Jeddah
10. Magna (Arab saudi)
11. Demaskus

3. GELOMBANG KE DUA
3.1 Berhijranya Ahmad bin Isya Al-Muhajir dari Kota Besar Baghdad
menuju Hadramaut
Dengan berkah Allah, Yang Maha Kuasa, hal ini dimulai dengan Hijrahnya
Ahmad bin Isha Al-Muhajir (820-924 M), yang lahir pada tahun 241 H (820 M),
dari kota besar Baghdad ke Hadramaut yang sepi.

Alasan hijrahnya beliau adalah karena ketidaksukaan penguasa Dinasti Abbasiyah


saat itu terhadap ahlul bait dari kalangan Alawiyah (keturunan Sahabat Ali RA)

5
sehingga mengalami penganiayaan dan kriminalisasi dari rezim yang berkuasa.
Pada masa itu, lahirlah sekte Syiah Rafidhoh yang mengutamakan Ali RA dan
menghina para sahabat lainnya.

Ahmad bin Isha merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan keturunannya


karena takut disalahgunakan oleh sekte ini.

Maka ia dan keturunannya - dari garis Sayyidina Husain RA - harus berhijrah ke


Hadramaut.7
Cucunya, Alawi bin Muhammad bin Ahmad bin Isya Al-Muhajir 8 merasa bahwa
Hadramaut tidak dapat memenuhi kebutuhan keturunannya, sehingga mereka
menyebar ke arah timur-mulai dari Gujarat, Campa (Kamboja), Jempa (Aceh),
Siak (Riau), Pontianak, dan Bima (Nusa Tenggara Barat).

Tradisi yang mereka bawa adalah mazhab Syafi'i. Karena penampilan mereka
yang tampan dan sangat menarik, mereka menjadi menantu raja-raja nusantara,
yang keturunannya menjadi sultan-sultan yang tersebar di seluruh nusantara,
seperti keluarga Al-Qordi (Al-Gadri) di Pontianak dan Siak (Riau).

Bahkan Hamengku Buwono I, dari garis ibu, berasal dari keluarga Basyayiban,
bagian dari keluarga Ba'alawi.9

Gambaran Gelombang Ke Dua Peradaban Islam di Nusantara :


1. Baghdad
2. Hadramut
3. Gujarat
4. Campa
5. Jempa
6. Siak (menuju 2 tempat)
7
Al-Isfahani, 960:366
8
Matan, 2015
9
Al-Habsyi, 2010

6
a. Pontianak
b. Bima

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah Nusantara merupakan jalur
laut penghubung antara Timur Tengah dan Asia Timur. Orang Arab menyebut
"Sibuza" untuk Sriwijaya, yang pada masa Sri Maharaja Indrawarman telah
mengirim surat kepada Khalifah Muawiyah RA, yang memerintah tahun 661-680
Masehi, Perkenalan sang raja dengan orang-orang Muslim ini menarik Raja
Indrawarman untuk memeluk Islam. Namun, pada masa ini terjadi berbagai
kudeta.
Kedua, Berhijranya Ahmad bin Isya Al-Muhajir dari Kota Besar Baghdad menuju
Hadramaut Alasan hijrahnya beliau adalah karena ketidaksukaan penguasa Dinasti
Abbasiyah saat itu terhadap ahlul bait dari kalangan Alawiyah (keturunan Sahabat
Ali RA) sehingga mengalami penganiayaan dan kriminalisasi dari rezim yang
berkuasa. Pada masa itu, lahirlah sekte Syiah Rafidhoh yang mengutamakan Ali
RA dan menghina para sahabat lainnya.

3.2 Saran
Penulis tentunya menyadari bahwa dalam pembuatan Tugas ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu bagi dosen mata kuliah Sejarah
kebudayaan islam. bapak Govar Arian laleno, M.pd. serta pembaca-pembaca
lainnya diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar kedepannya tugas ini dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://britabrita.com/2021/11/15/lahirnya-sribuza-kerajaan-islam-di-sriwijaya-
dan-nusantara/

https://www.acehjurnal.com/hijrah-imam-ahmad-bin-isa-al-muhajir-
dari-bashrah-ke-husaisah/

Adha, 2021
Fatimi, 1963
Magdalene, 2020
Whiting, 2002: 277
Al-Isfahani, 960:366
Matan, 2015
Al-Habsyi, 2010

Anda mungkin juga menyukai