Anda di halaman 1dari 10

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905


Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Pengaruh Dukungan Pendidikan Kerohanian Terhadap Tingkat


Kecemasan Pasien Pre-Operasi: Kajian Literatur

Putri Berliana Paat¹, Cecilia Turangan², Juwinner Dedy Kasingku3


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Klabat
3
Program Studi Pendidikan Agama, Universitas Klabat
email: kasingkujuwinnerdedy@gmail.com

Received: 23 June 2022; Revised: 12 July 2023; Accepted: 19 August 2023


DOI: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.9.3.1743-1752.2023

Abstract
Various potential risks can occur during the surgical process, leading to anxiety among
patients scheduled for surgery. The preoperative phase is a critical initial step as it forms
the foundation for the smooth progression of the subsequent surgical stages. Patients are
prepared not only physically but also mentally. One of the measures that can be taken is
providing spiritual support education to preoperative patients, aiming to alleviate the
anxiety they experience. This study aims to underline the significance of spiritual support
in relation to anxiety levels among preoperative patients. The methodology employed is
a Literature Review, involving the search for journal articles through exploration on
Google Scholar. The findings of this study encompass 5 reviewed journal articles, all of
which exhibit p-values < 0.05. It can be deduced that there is an influence of spiritual
support on the anxiety levels of preoperative patients.
Keywords: Anxiety, Pre-surgery, Spiritual support

PENDAHULUAN
Operasi merupakan suatu prosedur pembedahan di dalam pengobatan dengan
teknis invasif yaitu dengan membuka bagian tubuh yang akan dioperasi melalui sayatan,
kemudian setelah dilakukan penanganan maka akan ditutup kembali dan dilakukan
penjahitan luka. Ada dua jenis operasi yaitu minor dan mayor. Operasi minor yaitu
operasi yang akan dilakukan pada sepenggal dari organ tubuh manusia. Sedangkan
operasi mayor adalah pembedahan yang dilakukan pada sebagian besar organ tubuh
manusia dan mempunyai tingkat risiko yang tinggi (Talindong & Minarsih, 2020).
Pembedahan merupakan suatu peristiwa yang menegangkan yang dilakukan di ruang
operasi. Dan berbagai kemungkinan yang buruk dapat terjadi, sehingga pasien dan
keluarganya akan memperlihatkan sikap yang berlebihan, dengan perasaan cemas yang
dirasakan mereka (Nugraheni & Siwi, 2020). Ada tiga fase pembedahan, yaitu : pre-
operasi, intra operasi, dan pasca operasi. Proses pre-operasi dimulai dari pada saat surat
informed consent untuk melakukan tindakan operasi diberikan kepada klien dan keluarga
sampai saat klien sudah berada di atas meja operasi (Lestianingsih & Kurniawan, 2022).
Fase pre operasi sangat penting dalam kesuksesan tindakan pembedahan, dikarenakan
fase ini merupakan fase awal dan menjadi landasan kelancaran tindakan operasi pada
tahapan selanjutnya. Di fase ini, pasien yang hendak melakukan proses pembedahan atau
operasi harus dilakukan persiapan mental. Keadaan mental pada pasien pre operasi
biasanya adalah rasa cemas dan takut. Ketakutan dan kecemasan yang dialami pasien

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1743


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

akan mempengaruhi perubahan fisiknya seperti peningkatan denyut nadi dan pernafasan,
yang akan memicu pasien untuk melakukan gerakan tangan yang tidak terkontrol dan
kegelisahan (Nabilah & Aktifah, 2021).
Di dalam Lestianingsih & Kurniawan, (2022) data dari World Health
Organization (WHO) di seluruh dunia ada 148.000.000 orang yang melakukan tindakan
operasi. Pada tahun 2013 sesuai dengan data dari WHO menyatakan jumlah pasien pre-
operasi bertambah di Amerika Serikat, dengan pasien yang mengalami gangguan
kecemasan sebelum menjalankan tindakan operasi ada 20%. Sedangkan gangguan
kecemasan di Indonesia sendiri pada pasien pre-operasi menunjukkan angka prevalensi
yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata umum. Prevalensi gangguan kecemasan
diperkirakan 6-7% dari populasi umum. Kejadian pre-operasi yang dilaporkan dengan
kecemasan pada orang dewasa berkisar antara 11% - 80% (Nabilah & Aktifah, 2021).
Setiap rencana tindakan operasi akan menimbulkan respon baik fisiologis maupun
psikologis pada pasien. Kecemasan adalah salah satu respon psikologis yang sering
dialami oleh pasien pre-operasi, yang diikuti dengan perasaan gelisah, takut dan perasaan
tidak tentram. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan perasaan cemas pada pasien pre-
operasi adalah maturitas, potensi stressor, status ekonomi dan pendidikan yang rendah,
sosial budaya, keadaan fisik, situasi dan lingkungan, jenis operasi, dan usia (Hasanah,
2017).
Kecemasan yang dialami oleh pasien pre-operasi bisa diperberat jika pasien
mengetahui bahwa pembedahan tidak membawa kesembuhan karena ada keganasan
ataupun nyawanya terancam. Salah satu penyebab utama terjadinya perilaku patologis
adalah ketidakmampuan pasien dalam mengatasi kecemasan secara kontruksif, sehingga
dapat terjadi kecemasan yang berlebihan bahkan syok yang akan menghambat pasien
untuk dilakukannya tindakan operasi. Saat tindakan operasi akan dilakukan ketautan dan
kecemasan akan muncul disebabkan karena pasien takut akan merasakan nyeri setelah
operasi dilakukan, takut akan menimbulkan perubahan fisik, rasa cemas dan takut akan
mengalami keadaan yang buruk setelah operasi atau pada saat dilakukannya operasi,
merasa ngeri saat menghadapi ruang operasi, peralatan operasi maupun petugas yang
akan melakukan tindakan pembedahan, serta rasa takut dan cemas akan terjadinya
kegagalan operasi bahkan kematian (Nugraheni & Siwi, 2020).
Pada keadaan krisis dalam proses pre-operasi tentunya pasien membutuhan suatu
dukungan (support). Salah satu dukungan yang dibutuhkan oleh pasien adalah dukungan
spiritual untuk menghadapi penyakitnya. Menurut Goni, Lumingkewas, & Kasingku
(2023) menyatakan bahwa makanan yang seimbang berperan penting dalam mengatasi
kecemasan di dalam pikiran. Tetapi selain makanan yang seimbang, dukungan
kerohanian juga penting dalam memberikan ketenangan disaat mengalami kecemasan.
Dukungan kerohanian merupakan kebutuhan setiap manusia untuk memelihaara,
memperbaiki atau menambah keyakinan pepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu yang
dapat memberikan kekuatan kepada pasien yang mengalami sakit dan harus dilakukan
tindakan operasi adalah dengan memberikan dukungan kerohanian. Kekuatan yang
ditimbulkan adalah kekuatan yang muncul diluar kekuatan manusia yang berasal dari
Tuhan. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan dukungan kerohanian di dalam
menjalani kehidupannya (Pragholapati, 2020). Spiritual sangat penting dan berpengaruh
di dalam kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya, gaya hidup, kebiasaan dan
perasaan terhadap rasa sakit yang manusia rasakan. Pada saat seseorang mengalami

1744 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

penyakit yang memerlukan proses kesembuhan jangka panjang, energi dalam dirinya
akan menurun, dan dalam keadaan ini spiritual seseorang sangat mempengaruhi. Di
dalam keadaan yang sakit, pasien akan merasa sangat lemah dalam hal apapun, dan pada
saat itu hanya Tuhanlah yang dapat memberikan kekuatan kepada tubuhnya yang lemah.
Di dalam pelayanan kesehatan seorang perawat yang merawat pasien, khususnya pasien
pre-operasi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan spiritual dari pasien
(Talindong & Minarsih, 2020). Seorang kristen yang memiliki iman kepada Kristus tentu
mengetahui ada banyak janji Tuhan di dalam Alkitab yang secara khusus menguatkan
hati pada saat krisis. “Berpegang teguh pada janji-janji Tuhan, kita dipenuhi dengan
harapan saat menghadapi bencana. Kita menghadapi bencana dengan keyakinan di dalam
Kristus, yang berdiri di sisi kita. Kita memiliki jaminan dari Dia yang berkata, ‘Aku
sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau’ (Ibrani 13:5). Meskipun situasi yang hampir mustahil, Tuhan masih memegang
kendali. Dia masih di takhta-Nya. Dia memiliki solusi di mana tampaknya tidak ada
solusi. Dia bisa membuat jalan di mana sepertinya tidak ada jalan” (Finley, 2020).
Salah satu cerita di dalam Alkitab dimana murid-murid Yesus mengalami
ketakutan serta kecemasan saat menghadapi angin topan (Matius 8:23-27). Mereka
merasakan perasaan yang sangat cemas saat awan hitam memenuhi langit, angin ribut
yang membuat ombak menghantam perahu mereka, di saat kondisi mereka sedang letih,
lelah dan lunglai. Kekuatan mereka hilang. Mereka berteriak dan membangunkan Yesus,
dan Yesus meredakan angin topan itu. Yang artinya, para murid-murid Yesus
membutuhkan Spiritual Support untuk menghadapi setiap masa krisis.
Hasil penelitian dari Rahmayati et al., (2018) didapati hasil p value 0,001 yang
artinya ada pengaruh terapi dukungan spiritual terhadap tingkat kecemasan pada pasien
pre-operasi. Hasil Penelitian selanjutanya dari Darma et al., (2017) didapati hasil p value
0,015 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan spiritual
dengan tingkat kecemasan pasien pre-operasi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
Rahmayati et al., (2018) dengan jumlah 40 responden didapati hasil terdapat 32 responden
(80,00 %) sangat memerlukan kebutuhan spiritual dan sebanyak 8 responden (20,00 %)
cukup memerlukan kebutuhan spiritual. Dalam hal ini spiritual dapat dikatakan sebagai
fondasi agama yang melekat pada seseorang. Oleh karena itu, dukungan kerohanian
sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap manusia (Hatri et al., 2021).
Berdasarkan latar belakang tersebut, dan setiap masalah yang ditemui, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh Dukungan Pendidikan
Kerohanian Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien pra-operasi.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang merupakan penelitian yang
digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas
suatu subjek penelitian (Soegiyono, 2013). Desain penelitian yang digunakan adalah
kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan merupakan sebuah ringkasan yang komprehensif
dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang suatu topik (Umiyyatul, 2022).
Pencarian artikel jurnal melalui penelusuran di Google Scholar dengan kata kunci
dukungan kerohanian, pre-operasi, dan kecemasan.
Kriteria inklusi dalam memilih kajian kepustakaan ini adalah artikel jurnal yang
diterbitkan 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2013-2023, artikel jurnal utama yang

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1745


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

ditemui peneliti, artikel jurnal publikasi dalam bentuk full text, artikel jurnal dapat diakses
secara gratis dari data base Google Scholar, artikel jurnal sesuai dengan topik penelitian
yaitu spiritual support dengan kecemasan pada pasien pre-operasi, dan artikel jurnal
menggunakan Bahasa Indonesia. Kriteria eksklusi dalam kajian kepustakaan ini adalah
artikel jurnal di atas 10 tahun terakhir dan artikel jurnal yang tidak dapat diakses, dan
artikel jurnal yang tidak sesuai dengan kata kunci.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Proses pencarian artikel yang telah dilakukan oleh peneliti melalui pencarian di
Google Scholar dengan range waktu 2013-2023 di dapati ada 2,830 artikel. Akan tetapi
terdapat 2,825 artikel yang dikeluarkan karena tidak sesuai dengan karakteristik artikel
jurnal sesuai kriteria inklusi di dalam penelitian ini. Sehingga ada 5 jurnal utama yang
didapat oleh peneliti. Hasil review dari 5 artikel tersebut ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1.
Daftar Jurnal Yang Masuk Dalam Review
Judul 1 Pengaruh Dukungan Spiritual terhadap Tingkat Kecemasan pada
Pasien
Pre-Operasi
Penulis El Rahmayati, Ruth Novelina Silaban, Siti Fatonah
Tahun 2018
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dukungan spritual terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi.
Metode Quasi eksperimen dengan rancangan One Group Pre-test Post test
Hasil Nilai perbedaan mean antara kecemasan sebelum dan sesudah
diberikan terapi dukungan spirital adalah berkurang sampai 3.07.
Hasil uji statistik yang dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Ranks
Test di dapati hasil p-value sebesar 0,001 < 0,05
Kesimpulan H0 di tolak dan Ha diterima yang artinya, ada pengaruh terapi
dukungan spiritual terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
di RS Imanuel Provinsi Lampung
Judul 2 Pengaruh Dukungan Spiritual terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
pada Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah RSUD Depati Bahrin
Kabupaten Bangka
Penulis Kgs. M. Faizal, Kartini Eka Putri
Tahun 2021
Tujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dukungan spiritual terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Bedah
RSUD Depati Bahrin Sungailat
Metode Quasi eksperimen dengan pre-post intervensi.
Hasil Di dapati hasil pada kelompok intervensi sebelum dilakukan dukungan
spiritual berada pada tingkat kecemasan ringan sebanyak 77,8%,
tingkat kecemasan sedang 16,7% dan tidak merasa cemas 5,6%.
Sedangkan pada kelompok kontrol tingkat kecemasan ringan sebanyak
61,1%, tingkat kecemasan sedang 22,2% dan tidak merasa cemas
16,7%.

1746 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Sesudah dilakukan dukungan spiritual di dapati hasil pada kelompok


intervensi tingkat kecemasan ringan sebanyak 44,4%, tingkat
kecemasan sedang 0%, dan tidak merasa cemas 55,6%. Sedangkat
pada kelompok komtrol tingkat kecemasan ringan sebanyak 66,7%,
tingkat kecemasan sedang 16,7%, dan tidak merasa cemas 16,7%.
Setelah dilakukan uji statistik dependen t-test di dapati hasil perbedaan
selisih skor tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
dukungan spiritual pada pasien pre operasi pada kelompok intervensi
rata-ratanya adalah 2,777. Sedangkan, pada kelompo kontrol rata-
ratanya adalah -3,333. Setelah dilakukan uji statistik lebih melihat
selisi skoring di dapatkan hasil p value 0,000 < 0,05.
Kesimpulan Ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan sebelum dan
sesuah pada kelompok intervensi dan kontrol.
Judul 3 Pengaruh Asuhan Keperawatan Spiritual Terhadap Kecemasan Pasien
Pre Operaasi di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Penulis Dahrianis, Yasir Haskas, Faisal Asdar
Tahun 2017
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh asuhan
keperawatan spiritual terhadap kecemasan pasien pre operasi di RSUD
Syekh Yusuf Gowa
Metode Quasi Axperiment dengan desain pre and post test without control
Hasil Responden dengan kecemasan sebelum dilakukan intervensi asuhan
keperawatan spiritual di dapati ada 80,0%. Setelah dilakukan intervensi
asuhan keperawatan spiritual di dapati kecemasan pada pasien pre
operasi menurun menjadi 10,0%. Dan responden yang tidak merasa
cemas sebelum dilakukan intervensi asuhan keperawatan spiritual ada
20,0%. Setelah dilakukan intervensi asuhan keperawatan spiritual di
dapati hasil pasien yang tidak merasa cemas, meningkat menjadi
90,0%
Setelah dilakukan uji statistik dengan uji McNemar, menunjukan p
value 0,000 < 0,05.
Kesimpulan Hipotesis Ha diterima yang artinya, ada pengaruh asuhan keperawatan
spiritual terhadap kecemasan pasien pre operasi di RSUD Syekh Yusuf
Gowa
Judul 4 Pengaruh Pelayanan Kebutuhan Spiritual Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi di RS Woodward
Penulis Agustinus Talindong, Minarsih M
Tahun 2019
Tujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelayanan kebutuhan spiritual
terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di RS Woodward
Metode Metode yang digunakan adalah pre-eksperimental design dengan
pendekatan two group pretest and port-test design.
Hasil Pre-test tingkat kecemasan pasien pre operasi di dapati ada 20% yang
mengalami kecemasan berat, 60% kecemasan sedang, dan 20%
kecemasan ringan. Setelah post-test di dapati tingkat kecemasan pasien

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1747


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

pre operasi di dapati menjadi 70% yang mengalami kecemasan ringan


dan 30% yang sudah merasa tidak cemas.
Hasil nilai rata-rata mean di dapatkan tingkat kecemasan pasien pra
operasi pada pre-test 25,1% dan pada post test menjadi 14,3%. Setelah
dilakukan uji statistik dengan uji Wilcoxon di dapatkan p value 0,004 <
0,05.
Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan antara kecemasan pasien pre operasi
sebelum dan sesudah diberikan pelayanan kebutuhan spiritual
Judul 5 Hubungan Pemenuhan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi
Penulis Purindra Darma S, Shanti Rosmaharani, Pepin Nahariani
Tahun 2017
Tujuan Untuk menganalisis hubungan pemenuhan kebutuhan spiritual dengan
tingkat kecemasan pasien pra operasi di Paviliun Mawar RSUD
Jombang
Metode Desain penelitian ini adalah Analitik Korelasi dengan pendeatan Cross
Sectional
Hasil Hasil penelitian di dapatkan responden yang kebutuhan spiritualnya
terpenuhi tingkat kecemasan normal sebanyak 14,8%, kecemasan
ringan 42,6%, kecemasan sedang 14,8%, kecemasan berat 0,0%.
Sedangkan responden yang kebutuhan spiritualnya tidak terpenuhi
tingkat kecemasan noram sebanyak 16,7%, kecemasan ringan 53,7%,
kecemasan sedang 13,0%, dan kecemasan berat 1,9%.
Setelah dilakukan uji statistik dengan rumus spearman rank diperoleh
p value sebesar 0,015 < 0,05
Kesimpulan Hipotesis Ho ditolak dan Ha di terima, yaang artinya ada hubungan
antara pemenuhan spiritual dengan tingkat kecemasan pasien pra
operasi di Paviliun Mawar RSUD Jombang

PEMBAHASAN
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi
Hasil literature review yang didapatkan dari ke 5 jurnal tersebut didapati hasil
sebagian besar responden di dalam masing-masing penelitian mengalami kecemasan pada
fase pre operasi, baik kecemasan ringan, sedang, maupun berat. Menurut Nusholikhatin
et al., (2018) di dalam Sitorus & Wulandari, (2020) kecemasan adalah perasaan
ketidakpastian yang dirasakan oleh seseorang yang bisa dialami hampir setiap waktu.
Pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi mengalami kecemasan karena akan
menghadapi suatu tindakan yang hasilnya belum pasti. Menurut Tarwoto&Wartonah
(2004) di dalam Widyastuti, (2015) menjelaskan bahwa ada 4 tingkatan kecemasan yaitu
: 1) Kecemasan ringan. Respon yang akan ditimbulkan pada pasien yang mengalami
kecemasan ringan adalah sesekali bernafas pendek, peningkatan frekuensi nadi,
pernafasan dan tekanan darah, muka berkerut dan bibir bergetar, berfokus pada masalah
dan tremor halus pada tangan. 2) Kecemasan sedang. Respon dari kecemasan sedang
adalah sering bernafas pendek, peningkatan frekuensi nadi dan tekanan darah, anoreksia,
mulut kering, gelisan, tidak mampu menerima rangsangan dari luar, banyak bicara dan

1748 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

cepat, kesulitan untuk tidur dan perasaan tidak enak. 3) Kecemasan berat. Respon yang
ditunjukan adalah nafas pendek, peningkatan frekuensi nadi dan tekanan darah, sakit
kepala, berkeringat, penglihatan kabut, tidak mampu menyelesaikan masalah, blocking,
verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningkat.4) Panik. Pada tingkatan panik pasien
menujukan perasaan seperti tercekik, palpitasi, nafas pendek, pucat, sakit dada, tidak
dapat berpikir logis, hipotensi, agitasi, marah, mengamuk, ketakutan, berteriak, blocking,
persepsi kacau, bahkan kehilangan kendali.
Hasil literature review pada 5 artikel, di dapati pada artikel yang ke 2 dan 4
kecemasan yang terbanyak yang di alami oleh pasien pre operasi berada pada tingkat
kecemasan sedang. Hasil review pada artikel yang 5 di dapatkan bahwa jenis kelamin
perempuan yang paling tinggi mengalami kesemasan pada fase pre operasi yaitu sebesar
66%. Berdasarkan umur yang paling banyak mengalami kecemasan adalah responden
yang berusia antara 26-35 tahun yaitu sebesar 59,3%. Berdasarkan pendidikan yang
paling banyak menunjukkan kecemasan adalah responden dengan pendidikan Sekolah
Dasar (SD) sebesar 55,6%. Pada hasil review artikel yang ke 3 kepada 30 responden pre
operasi pada saat dilakukan pengkajian kecemasan didapati hasil ada 80% pasien yang
mengalami cemas. Pada artikel yang pertama hasil review yang di dapatkan adalah nilai
rata-rata skor kecemasan sebelum diberikan terapi dukungan spiritual lebih tinggi 3,07
daripada setelah dilakukannya terapi dukungan spiritual. Cara pandang setiap orang untuk
menghadapi pre operasi adalah berbeda-beda, sehingga respon yang ditimbulkan juga
tidaklah sama. Menjalani operasi adalah pengalaman yang menegangkan dan
menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, dan selalu memiliki kaitan dengan perasaan
tidak berdaya sehingga dampaknya dapat mempengaruhi fungsi fisiologis bahkan
psikologis seseorang (Nisa et al., 2019). Respon psikologis yang sering terjadi pada
pasien pre operasi adalah kecemasan. Pasien mengalami kecemasan menjelang operasi
karena rasa nyeri yang akan ditimbulkan setelah operasi, kemungkinan dapat
menyebabkan kecacatan, bahkan memungkinkan untuk mengalami kematian (Umiyyatul,
2022). Pada fase pre operasi, pasien akan diberikan penjelasan oleh tim medis, tetapi yang
sering terjadi adalah, pasien yang akan menjalani operasi walaupun sudah mendapatkan
penjelasan mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan, pasien tetap mengalami
kecemasan dengan menunjukan ekspresi wajah yang gelisah sebelum operasi, perasaan
yang tidak tenang, ekspresi tegang dan adanya perubahan frekuensi pernafasan
(Wahyuningsih et al., 2021).
Spiritual Support
Spiritual support adalah salah satu cara yang dapat mengurangi kecemasan pada
seseorang berdasarkan dengan kebutuhan dan keyakinannya. Spiritual support juga dapat
meningkatkan kemampuan seseorang didalam mengatasi masalah psikologis yaitu
kecemasan yang dialaminya pada fase pre operasi (Arif, 2020). Sesuai hasil analisis dari
artikel jurnal yang pertama yang diteliti oleh (Rahmayati et al., 2018) di dapatkan bahwa
masing-masing manusia mempunyai agama atau kepercayaan yang beraneka ragam.
Setiap orang yang mempunyai keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa mempunyai
pengharapan untuk memohon kesembuhan dan mendapatkan kekuatan melalui doa yang
ia panjatkan. Terapi dukungan spiritual yang dilakukan dapat membuat perasaan menjadi
lebih tenang dan rileks bagi seseorang yang membutuhkan pertolongan. Peneliti
menyatakan bahwa salah satu cara untuk membantu menurunkan kecemasan pasien pre
operasi adalah dengan memberikan terapi dukungan spiritual atau spiritual support. Hasil

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1749


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

penelitian ini juga mendapati ada perbedaan antara skor kecemasan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi dukungan spiritual yaitu skor sebelum dilakuan adalah 49,88 dan skor
kecemasan setelah dilakukannya dukungan spiritual menurun menjadi 46,81, yang
artinya dukungan spiritual atau spiritual support berpengaruh pada tingkat kecemasan
pasien pre operasi.
Hasil review artikel jurnal yang ke 2 yang diteliti oleh Faizal & Putri, (2021)
mendapati bahwa setiap dukungan spiritual yang diberikan pada pasien pre operasi sangat
mempengaruhi tingkat kecemasannya. Dimana setelah peneliti melakukan terapi
dukungan spiritual tingkat kecemasan pasien pre operasi menurun. Peneliti menyatakan
setelah diberikannya terapi spiritual maka perasaan tenang dan nyaman akan dirasakan
oleh pasien pre operasi karena dapat mempengaruhi pikiran, emosi dan rasa cemas.
Seseorang yang mendapatkan dukungan spiritual yang menjadikan kebutuhan
spiritualnya terpenuhi dapat membangkitkan semangat, keyakinan, harapan, bahkan
motivasi untuk hidup, serta kebutuhan pada Tuhan yang ia yakini. Sama halnya dengan
artikel jurnal yang ke 3 yang diteliti oleh Dahrianis et al., (2017), ia menyatakan bahwa
asuhan keperawan dalam memeberikan dukungan spiritual pada pasien sangat
mempengaruhi tingkat kecemasan khususnya pada pasien pre operasi. Pemberian
dukungan spiritual dari perawat kepada pasien saat ini sangat jarang di lakukan. Di dalam
keadaan pasien yang lemah menjelang tindakan operasi, pasien juga membutuhkan
dukungan spiritual melalui doa dan motivasi yang juga harus dilakukan oleh seorang
perawat, karena dengan dukungan spiritual yang diberikan dapat menanamkan keyakinan
kepada pasien bahwa apapun rencana Tuhan di dalam kehidupan manusia adalah yang
terbaik.
Hasil review pada jurnal yang ke 4 dan 5 didapati bahwa para peneliti menyatakan
pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien pre operasi sangat diperlukan. Perasaan
pasien yang cemas menjadi tenang dan rileks pada saat setelah dilakukan terapi dukungan
spiritual. Menurut Guyton & Hall (2008) di dalam Darma et al., (2017) menyatakan pada
saat pasien dalam keadaan yang rileks, pembuluh darah otot rangka akan mengalami
vasodilatasi dan relaksasi karena adanya pelepasan asetilkolin oleh serabut kolinergik
parasimpatis yang berasal dari korteks serebri. Pada keadaan rileks, setiap rangsangan
yang dapat menimbulkan kecemasan yang menuju ke hipotalamus akan berkurang,
sehingga yang terjadi adalah produksi hormon ACTH dan sekresi hormon adrenokortikal
yang berupa kortisol akan menurun, dan menyebabkan kecemasan juga menurun.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mendapati hasil bahwa dukungan
spiritual sangat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Terlebih khusus pasien
yang akan dilakukan tindakan operasi. Pada dasarnya di dalam kehidupan sebagai
manusia yang lemah, manusia membutuhkan hubungan yang erat dengan Sang Pencipta.
Tuhan Allah Yang Maha Esa telah menciptkan manusia dengan sangat baik dan
sempurna. Apabila manusia mengalami sakit atau masalah dalam kehidupan yang dapat
membuatnya merasa cemas atau kuatir, sesungguhnya yang harus dilakukan adalah
datang kepada Tuhan dengan doa dan keyakinan. Sesuai dengan janji Tuhan di dalam
kitab suci di buku 1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia
yang memelihara kamu”
.

1750 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

SIMPULAN
Hasil analisis dari 5 jurnal yang telah di review menunjukkan hasil p value < 0,05, yang
artinya ada pengaruh yang signifikan antara dukungan kerohanian terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi. Ini membuktikan bahwa sebesar apapun kecemasan yang
dialami oleh manusia hanya Tuhanlah yang sanggup memberikan ketenangan,
kemampuan, dan kekuatan, karena Tuhan adalah sumber kekuatan. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa setiap manusia membutuhkan Tuhan di dalam hidupnya. Perasaan
damai yang tidak bisa di dapatkan di dunia ini, akan di dapatkan apabila manusia
bergantung sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tubuh yang lemah, semangat
yang patah, dan hati yang hancur, Tuhan sanggup untuk pulihkan. Semoga melalui hasil
penelitian ini dapat memberikan kita motivasi dan dorongan untuk menjalani kehidupan
lebih dekat lagi dengan Tuhan Allah sesuai dengan apa yang kita yakini. “Sebab Tuhan,
Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan
membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau: janganlah takut dan janganlah
patah hati.” Ulangan 31:8.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. Z. (2020). Implementasi dukungan spiritual berbasis budaya menurunkan
kecemasan pada pasien stroke. Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan, 10(2), 71–77.
https://doi.org/10.24929/fik.v10i2.1125
Dahrianis, Haskas, Y., & Asdar, F. (2017). Pengaruh asuhan keperawatan spiritual
terhadap kecemasan pasien pre operasi di rsud syekh yusuf gowa. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, 10, 351–357.
Darma, P., Rosmaharani, S., & Nahariani, P. (2017). Hubungan pemenuhan kebutuhan
spiritual dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi: The Correlation Of Spiritual
Need Fulfillment With Pre Operative Patient’s Anxiety Level. Scientific Journal of
Nursing, 3 (2)(2), 67–74.
Finley, M. (2020). Hope for troubled times. Review and Herald Publishing Association.
Hasanah, N. (2017). Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Informasi Pre Operasi
Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), 48–53.
https://doi.org/10.35952/jik.v6i1.91
Hatri, I. C., Putri Ferdinand, A., Pratiwi, A., Newo, D., Purbo Sasongko, D., Yuni
Prihantari, I., Wolla, R., & Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda Yakkum, S. (2021).
Jenis Terapi Dukungan Spiritual yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Pasien Pre
Operasi: Literatur Review Types of Spiritual Support Therapy Affecting Anxiety in
Preoperative Patients: Literature Review. Medika Respati : Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 16(3), 159–168.
Goni, N., Lumingkewas, E. M., & Kasingku, J. D. (2023). Membangun Generasi Sehat:
Pendidikan Terintegrasi yang Menggabungkan Nilai Firman dan Pengetahuan
Tentang Makanan. Journal on Education, 6(1), 4349-4360.
Lestianingsih, R., & Kurniawan, S. T. (2022). Asuhan Keperawatan pada pasien pre
operasu dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman. 24.
M, F., & Putri, K. E. (2021). Pengaruh dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang bedah rsud depati bahrin kabupaten
bangka. Manuju: Malahayati Nursing Journal, 3(2), 19–28.
Nabilah, M. F., & Aktifah, N. (2021). Literature Review : Gambaran Pengaruh Pemberian

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1751


AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905
Volume 09 (03) September 2023
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Terapi Dzikir Terhadap Penurunan Tingkat Prosiding Seminar Nasional Kesehatan


2021 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mas. Seminar Nasional Kesehatan, 806–
812.
Nisa, R. M., PH, L., & Arisdiani, T. (2019). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
ansietas pasien pre operasi mayor. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2), 116.
https://doi.org/10.26714/jkj.6.2.2018.116-120
Nugraheni, A. S., & Siwi, I. M. T. (2020). Tingkkat kecemasan pasien yang menjalani
operasi di rumah sakit panti rapih Yogyakarta. Jurnal Keperawatan I Care, 1(2),
128–137.
Pragholapati, A. (2020). Gambaran Kebutuhan Spiritual Pasien Pre Operatif Di Ruang
Bedah Rumah Sakit Bandung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 16(1), 59.
https://doi.org/10.26630/jkep.v16i1.1886
Rahmayati, E., Novelina Silaban, R., Fatonah, S., Keperawatan, J., & Kesehatan
Tanjungkarang, P. (2018). Pengaruh dukungan spiritual terhadap tingkat kecemasan
pada pasien pre-operasi. Jurnal Kesehatan, 9(1), 138–142. http://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK
Setiawan Wahyuningsih, A., Saputro, H., & Kurniawan, P. (2021). Analisis faktor
kecemasan terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi hernia. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 9(3), 613–620.
Sitorus, R. idawati, & Wulandari, I. S. M. (2020). Hubungan caring perawat dengan
kecemasan pasien pre operasi. Nursing Inside Community, 2(3), 100–105.
Soegiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (19th ed.).
ALFABETA.
Talindong, A., & Minarsih, M. (2020). Pengaruh pelayanan kebutuhan spiritual terhadap
tingkat kecemasan pasien pre operasi. Jurnal Ilmiah Kesmas IJ, 20 (1).
Umiyyatul, I. (2022). Pengaruh Terapi Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi : Literature Review Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi. Naskah
Publikasi. http://digilib.unisayogya.ac.id/6432/1/NASKAH
PUBLIKASI_UMIYYATUL ISLAMIYAH_1811604013 - Umiyyatul
Islamiyah.pdf
Widyastuti, Y. (2015). Gambaran Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Femur Di
RS Ortopedi Prof . Dr . R Soeharso Surakarta (Description Of Anxiety On Pre
Operation Fracture Femur Patients In RS Orthopedi Prof . Dr . R Soeharso
Surakarta). Ejournal.Sikespku.Com, 12, 31–36.

1752 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

Anda mungkin juga menyukai