Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH EKONOMI MIKRO

PRAKTEK PASAR OLIGOPOLI, PASAR MONOPOLISTIK


TERHADAP OLIGARKI EKONOMI

KELOMPOK 3 :

1. Akilah Eka Farahdewi (41183403220056)


2. Arini Farhatain Juni (41183403220058)
3. Azyu Fahira Febrihani (41183403190072)
4. Farra Aulicia Rahma (41183403220024)
5. Nurul Chaerany (41183403220027)
6. Riska Adella (41183403220039)
7. Sabila Elia Putri (41183403220036)
8. Selvy Nur Oktavia (41183403220046)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI
2022
DAFTAR ISI

MAKALAH EKONOMI MIKRO.........................................................................................................i


KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................2
2.1 Pasar Oligopoli..............................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Pasar Oligopoli....................................................................................2
2.1.2 Ciri-ciri Pasar Oligopoli..........................................................................................2
2.1.3 Faktor pembentuk Pasar Oligopoli.......................................................................4
2.1.4 Jenis Pasar Oligopoli.............................................................................................5
2.1.5 Penilaian keatas Pasar Oligopoli...........................................................................6
2.1.6 Kelebihan Pasar Oligopoli.....................................................................................8
2.1.7 Kelemahan Pasar Oligopoli...................................................................................9
2.1.8 Contoh Pasar Oligopoli.........................................................................................9
2.2 Pasar Monopolistik.....................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Pasar Monopolistik...........................................................................10
2.2.2 Ciri-ciri Pasar Monopolistik.................................................................................11
2.2.3 Permintaan pada Pasar Persaingan Monopolistik..............................................13
2.2.4 Struktur Pasar Persaingan Monopolistik.............................................................15
2.2.5 Faktor pembentuk Pasar Monopolistik...............................................................18
2.2.6 Contoh Pasar Monopolistik................................................................................19
2.2.7 Sifat – sifat persaingan pasar monopolistik adalah :...........................................20
2.2.8 Persaingan bukan harga Pasar Monopolistik......................................................21
2.2.9 Keuntungan Pasar Monopolistik.........................................................................22
2.2.10 Kelemahan Pasar Monopolistik..........................................................................23
2.2.11 Ketidakefisienan Pasar Monopolistik..................................................................23
2.2.12 Kekurangan Pasar Monopolistik.........................................................................24
2.3 Oligarki.......................................................................................................................24
2.3.1 Pengertian Oligarki.............................................................................................24
2.3.2 Ciri-ciri Oligarki...................................................................................................24
2.3.3 Tujuan Oligarki....................................................................................................26
2.3.4 Oligarki di Indonesia...........................................................................................26
2.3.5 Ketimpangan ekonomi........................................................................................27
2.3.6 Imajinasi politik kita............................................................................................31
2.4 Keterkaitan antara Pasar Oligopoli dan Monopolistik dalam sistem oligarki ekonomi
33
BAB III PENUTUP........................................................................................................................38
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................38
3.2 Saran...........................................................................................................................40
Daftar Pustaka............................................................................................................................41
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Praktek Pasar
Oligopoli, Pasar Monopolistik dan Oligarki ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Ekonomi Mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pasar Persaingan Tidak Sempurna bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen Ekonomi Mikro yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 14 Desember 2022

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari bisa dipastikan bahwa kita memerlukan berbagai


kebutuhan hidup yang tidak bisa kita peroleh secara langsung dari alam.Oleh karena
itu,untuk memenuhi kebutuhan kita melakukan proses jual beli baik itu dipasar maupun
tempat yang bisa digunakan untuk proses jual beli.

Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu dinamika tersendiri yang tidak
dapat dihindari.Bagi beberapa pebisnis,persaingan berkonotasi negatif karena bisa
mengancam bisnis karena takut akan berkurangnya profit atau konsumen lebih memilih
harga rendah dari pesaing.Namun pada kenyataannya tidak demikian.Persaingan yang
sehat dapat memberikan hal yang baik bagi pebisnis,pesaing itu sendiri dan bahkan para
pelanggan. Pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli,yaitu pemusatan
kekuatan ekonomi oleh satu pelaku usaha atau penjual yang mengakibatkan
dikuasainnya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu.pada saat
sekarang perusahaan yang seratus persen yang bersifat monopoli jarang di
temui,mungkin hanya beberapa komoditi jasa seperti telpon,listrik,dan air yang benar-
benar dikuasai oleh penjual tunggal di Indonesia dipegang oleh peruusahaan
pemerintah.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pasar oligopoli, monopolistik, dan oligarki


2. Apa –apa yang termasuk dalam ciri-ciri pasar oligopoli, monopolistik, dan
oligarki
3. Bagaimana karakteristik pasar oligopoli, monopolistik, dan oligarki

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pasar oligopoli, monopolistik, dan oligarki
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pasar oligopoli, monopolistik, dan oligarki
3. Untuk mengetahui karakteristik pasar oligopoli, monopolistik, dan oligarki

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pasar Oligopoli

II.1.1 Pengertian Pasar Oligopoli

Oligopoli merupakan pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa perusahaan
yang mempunyai ukuran dan modal yang relative besar, barang yang dihasilkannya
bersifat berbeda corak (pordusen mobil/perusahaan perminyakan). Struktur Pasar atau
industri Oligopoli merupakan jenis pasar dengan persaingan tidak sempurna, Pasar
(industri) yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan (produsen). Setiap perusahaan
memiliki kekuatan (cukup) besar untuk memengaruhi harga pasar. Produk dapat
homogen atau terdiferensiasi.

Secara sederhana, pasar oligopoli adalah jenis pasar yang memiliki jumlah
produsen dan konsumen yang tidak seimbang. Umumnya, jumlah produsen lebih sedikit
dibandingkan konsumennya. Dalam arti lain, pasar oligopoli adalah kondisi pasar di
mana komoditas dikuasai oleh beberapa perusahaan. Hal ini membuat persaingan harga
di pasar menjadi tidak seimbang.

Meski pasar oligopoli adalah salah satu kegiatan pasar yang tidak sehat atau
tidak sempurna, tetapi pada kenyataannya, pasar jenis ini persaingan suatu produk yang
sama antara produsen satu dengan produsen lainnya sangat ketat. Hal ini dapat terjadi
karena sesama produsen saling menjaga kualitas produk agar nama atau mereknya tidak
kalah dengan produsen lainnya. Bisa dikatakan, pasar oligopoli adalah suatu bentuk
persaingan perdagangan yang tidak sempurna atau tidak sehat karena sebagian penjual
atau produsen sudah memiliki banyak pembeli.

II.1.2 Ciri-ciri Pasar Oligopoli

ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut:

1. Terdiri dari dua perusahaan atau lebih

2
Ciri pertama dari pasar oligopoli adalah terdiri dari dua perusahaan atau lebih.
Pasar oligopoli baru bisa terwujud apabila jumlah perusahaan atau produsen
kurang dari 10 persen. Dengan ciri-ciri ini akan memunculkan suatu persaingan
dagang yang tidak sempurna karena produk-produk yang laris di pasar hanya
berasal dari produsen atau perusahaan yang memiliki “nama” atau mereknya
sudah dikenal oleh banyak orang saja.

2. Produk yang diperjual belikan biasanya bersifat homogen


Ciri kedua dari pasar oligopoli adalah produk-produk yang diperjualbelikan atau
diperdagangkan bersifat homogen. Produsen biasanya hanya memproduksi dan
menjual satu produk saja. Dengan kata lain, barang atau produk yang satu
dengan produk yang lainnya dapat saling menggantikan, sehingga konsumen
tidak begitu terlalu sulit untuk mendapatkan produk yang homogen tersebut.

3. Harga antar produk hampir sama


Ciri berikutnya dari pasar oligopoli adalah harga produk yang relatif sama.
Barang atau jasa yang ada di pasar oligopoli ini harganya tidak berbeda jauh
atau bisa dibilang hampir sama. Maksud dari harga yang hampir sama adalah
harga suatu produk atau jasa yang dijual oleh produsen satu dengan produsen
lainnya tidak jauh berbeda. Harga yang hampir sama disebabkan karena jumlah
produsen yang tidak begitu banyak. Pada umumnya, jika harga produk dari salah
satu produsen naik, maka produk dari produsen lainnya akan mengalami
kenaikan juga.

4. Membutuhkan strategi pemasaran yang matang


Ciri selanjutnya dari pasar oligopoli adalah strategi pemasaran yang matang.
Dalam pasar oligopoli, persaingan akan semakin ketat karena produsen yang
bermain sangat sedikit dan produk atau barang yang dihasilkan menjadi sedikit
juga. Oleh sebab itu, bagi para produsen yang sudah masuk ke dalam pasar
oligopoli pasti harus memiliki suatu strategi pemasaran yang matang agar
mampu bersaing dengan produsen lainnya.

5. Suatu aturan dari sebuah perusahaan atau produsen dapat memengaruhi


produsen lainnya

3
Adanya pengaruh terhadap produsen lain yang disebabkan karena kebijakan
produsen utama menjadi ciri-ciri oligopoli. Di dalam pasar oligopoli, produsen
utama bisa dikatakan sebagai penentu kebijakan. Sederhanya, jika produsen
utama menentukan harga suatu produk, maka produsen lainnya akan mengikuti
harga yang sudah dibuat oleh produsen utama.

6. Produsen baru akan kesulitan masuk ke pasar oligopoli


Ciri berikutnya dari pasar oligopoli adalah produsen baru akan sulit masuk ke
pasar oligopoli. Sehingga tak sedikit produsen baru mempersempit pasar,
keuntungan kecil, atau bahkan mengalami kebangkrutan. Namun, di sisi lain
dalam mempertahankan perusahaan yang berada di dalam pasar oligopoli juga
tidak mudah. Oleh sebab itu, hanya beberapa produsen saja yang mampu
bertahan pada pasar oligopoli.

II.1.3 Faktor pembentuk Pasar Oligopoli

1. Efesiensi Skala Besar

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industry mobil, semen, kertas,


pupuk dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat
modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan
efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru bila tercapaio bila output di produksi
dalam skala sangat besar.

Dalam industry mobil, untuk satu jenis mobil, skala efisiensi baru tercapai jika
produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan
memproduksi tiga jenis mobil saja, Output minimalnya seluruhnya antara
200.000 – 300.000 unit per tahun.

Bila biaya produksi mobil puluhan juta rupiah, dana yang dibutuhkan untuk
produksi ratusan miliar rupiah per tahun. Jika di hitung dengan biaya investasi
awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan
dana triliunan rupiah. Keadaan tersebut merupakan hambatan untuk masuk
(barriers to entry) baru perusahaan pesaing. Tidak herna jika dalam pasar
oligopoli hanya sedikit produsen.

4
2. Kompleksitas Manajemen

Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli,


dan persaingan monopolistik), Struktur pasar oligopoli ditandai dengan
kompetisi harga dan non harga. Perusahaan harus cermat memperhitungkan
setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari
perusahaan pesaing. Dalam pasar industri oligopoli, kemampuan keuangan yang
besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam struktur industri.
Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar
mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks.
Tidak banyak perusahaan memilii kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar
oligopoli menyebabkan sedikitnya konsumen.

II.1.4 Jenis Pasar Oligopoli

1. Pasar oligopoli terdiferensiasi


Jenis pasar ini merupakan pasar yang hanya menjual satu jenis saja namun,
harga pada satu jenis barang itu tidak sama dengan harga produsen atau
perusahaan lainnya. Sederhananya, harga dari satu produsen dengan
produsen lainnya akan mengalami diferensiasi. Jika hal ini terjadi, maka
pasar oligopoli semakin menjadi tidak sehat, karena konsumen lebih
menyukai harga yang relatif murah, tetapi barang cukup berkualitas.
Contoh : Industri mobil dan truk, Industri rokok, dan industri sabun cuci dan
sabun mandi.

2. Pasar oligopoli kolusi


Hampir setiap produsen atau perusahaan melakukan kerja sama. Biasanya
Langkah kerja sama ini dilakukan Ketika ingin menaikkan harga dari suatu
produk atau jasa. Hal seperti ini akan terlihat bahwa persaingan dari
produsen satu dengan produsen yang lainnya tidak begitu jauh.

5
3. Pasar oligopoli non kolusi
Jenis pasar ini merupakan pasar yang di mana jika ada perusahaan yang
ingin menaikkan harga suatu barang atau jasa perlu memperhatikan kondisi
atau perkembangan yang terjadi pada perusahaan lain. Di dalam pasar
oligopoli, hal ini perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena bertujuan
agar usaha yang dijalani mengalami perkembangan.

4. Pasar oligopoli murni


Pasar yang hanya menjual satu barang saja. Meskipun begitu, tetapi varian
dari barangnya cukup banyak. Sementara itu, harga dari barang satu dengan
barang yang lainnya hampir sama. Pada pasar oligopoli jenis ini, hampir
setiap kebijakannya dipengaruhi oleh produsen utama. Contoh pasar
oligopoli murni, antara lain, air mineral, seng, pipa.

II.1.5 Penilaian keatas Pasar Oligopoli

1. Efesiensi Dalam Menggunakan Sumber-Sumber Daya

Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya marjinal


= harga. Sementara bagi perusahaan yang memaksimumkan untung, biaya
marjinal = hasil penjualan marjinal. Dengan demikian, efisiensi penggunaan
sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya marjinal = hasil penjualan
marjinal = harga.

Keadaan ini hanya mungkin tercapai apabila tingkat harganya sama dengan
biaya rata-rata yang paling rendah (ditunjukkan oleh titik paling rendah pada
kurva AC). Pada umumnya, keadaan ini tidak dicapai oleh perusahaan dalam
oligopoli. Berdasarkan penilaian dari syarat efisiensi ini, perusahaan oligopoli
tidaklah menggunakan sumber-sumber daya secara efisien.

Namun, ketika dipandang dari sudut skala ekonomi, maka terdapat kemungkinan
bahwa perusahaan dalam oligopoli bisa saja memproduksi barang dengan biaya
yang lebih rendah dari perusahaan dalam persaingan sempurna. Di dalam
industri tertentu yang mana skala ekonominya akan terus-menerus dinikmati,
sehingga sewaktu-waktu tingkat produksinya akan menjadi sangat tinggi.

6
Ini menggambarkan bahwa industri tersebut lebih efisien apabila terdiri dari
beberapa perusahaan saja daripada banyak perusahaan seperti yang kita dapati
dalam pasar persaingan sempurna.

Apabila industri tersebut terdiri dari banyak perusahaan, maka setiap perusahaan
akan memproduksi pada tingkat produksi yang sangat rendah dan tidak
menikmati skala ekonomi yang mungkin diperoleh. Dengan demikian, biaya
produksi per unit lebih tinggi dari skala ekonomi yang dapat dinikmati

2. Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Oligopoli perusahaannya memperoleh keuntungan yang lebih dari normal.


Keuntungan seperti ini dapat diperoleh karena hambatan untuk masuk ke dalam
industri tersebut sangat sukar bagi perusahaan baru.

Maka dari itu, keuntungan yang lebih dari normal dalam jangka pendek dapat
terus dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan demikian, dalam perusahaan
oligopoli terdapat dana yang cukup untuk membiayai penyelidikan yang
diperlukan guna mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi.

Alasan lainnya adalah karena perusahaan tersebut tidak mampu bersaing melalui
persaingan harga -- yaitu menarik langganan dengan cara mengubah harga
penjualan -- maka ia mencoba untuk mengembangkan teknologi, sehingga bisa
menetapkan harga baru yang sesuai dengan keinginannya. Langkah ini, menurut
para ekonomi, akan menimbulkan "perang harga" yang pada akhirnya akan
merugikan perusahaan itu sendiri.

Oleh karena itu, usaha untuk menarik lebih banyak langganan seharusnya
dijalankan secara persaingan bukan harga. Salah satu di antaranya adalah dengan
cara terus-menerus mengembangkan barang-barang yang diproduksi agar tetap
mempunyai keistimewaan-keistimewaan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini,
perusahaan harus terus berusaha mengembangkan teknologi dalam kegiatannya
dan membuat inovasi yang diperlukan.

7
3. Keuntungan Perusahaan

Walaupun dalam pasar oligopoli terdapat persaingan, keadaan persaingan


tersebut tidaklah seluas seperti di pasar persaingan sempurna dan monopolistis.
Persaingan terutama datang dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam
industri tersebut.

Dengan adanya kemungkinan persepakatan, persaingan masih dapat dikurangi


lebih lanjut. Persaingan yang dibatasi ini memungkinkan perusahaan mendapat
keuntungan yang melebihi normal. Sedangkan bagi para konsumen,
kemungkinan mengurangi persaingan dan memperoleh untung yang lebih
normal ini menimbulkan dua akibat yang kurang menguntungkan.

Pertama, harga barang menjadi lebih tinggi daripada apabila persaingannya lebih
luas. Kedua, jumlah barang-barang yang dapat dinikmati oleh masyarakat
menjadi lebih sedikit apabila dibandingkan dengan apa yang diperoleh dari pasar
persaingan sempurna. Keburukan ini telah mendorong pemerintah melakukan
pengawasan atas kegiatan perusahaan-perusahaan dalam oligopoli.

II.1.6 Kelebihan Pasar Oligopoli

Kelebihan dari pasar ologopoli adalah sebagai berikut :

1. Persaingan yang ketat menjadikan setiap perusahaan sangat mengupayakan


inovasi dan menjaga kualitas terbaiknya.
2. Harga produk menjadi lebih sesuai dengan keinginan konsumen karena
persaingan antar produsen yang ketat membuat masing-masing produsen
tidak mau mematok harga terlalu tinggi.
3. Meskipun tidak banyak, tetapi setidaknya konsumen punya beberapa pilihan
merek yang sesuai dengan keinginannya.
4. Kegiatan produksi menjadi lebih efektif.

8
II.1.7 Kelemahan Pasar Oligopoli

1. Produsen baru sulit untuk masuk ke pasar sehingga pertumbuhan ekonomi


cenderung lambat karena persaingan hanya terjadi di beberapa produsen saja.
2. Kebijakan produsen terbesar (biasanya terlaris) sangat mempengaruhi pasar
dibanding produsen lain di bawahnya.
3. Oleh karena promosi sangat penting, modal untuk iklan menjadi sangat
banyak sehingga bisa menjadi pemborosan ekonomi jika tidak tepat sasaran.
4. Sering terjadi perang harga antar produsen.
5. Kemungkinan adanya konsumen yang loyal sangat besar terhadap satu
merek, sehingga perusahaan lain sulit untuk bersaing di pasar dengan
konsumen yang sama.
6. Memungkinkan banyak hak paten atas suatu produk tertentu sehingga
membatasi perusahaan lain untuk melakukan pengembangan produk yang
sama.
7. Cukup sulit untuk melakukan pemerataan pendapatan.
8. Peluang munculnya eksploitasi yang berlebihan dalam kegiatan pasar
menjadi lebih besar.
9. Perusahaan yang sudah memiliki jam terbang lebih memiliki peluang
menikmati skala ekonomis, sehingga bisa menurunkan biaya produksi dan
menurunkan harga pasar. Hal ini tentu merugikan perusahaan di bawahnya
atau pendatang.

II.1.8 Contoh Pasar Oligopoli

1. Perusahaan rokok
2. Industri jasa penerbangan
3. Industri kendaraan bermotor
4. Perusahaan semen
5. Pabrikan handphone
6. Operator telekomunikasi
7. Produsen mi instan

9
II.2 Pasar Monopolistik

II.2.1 Pengertian Pasar Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu jenis pasar persaingan tidak
sempurna. Sistem pasar monopolistik ini dikembangkan karena tidak adanya kepuasan
pada analisis model persaingan pasar sempurna atau pasar monopoli. Akan tetapi, jika
kita lihat dari struktur pasar monopolistik, maka sistem tersebut lebih mendekati pada
pasar persaingan sempurna. Namun para produsen akan lebih berpartisipasi di dalam
jenis pasar tersebut untuk menghasilkan sebuah produk yang berbeda dan mempunyai
karakteristik sendiri.

Pasar monopolistic adalah sebuah pasar yang memiliki banyak konsumen yang
dapat menghasilkan suatu komoditas yang berbeda-beda. Jenis pasar ini juga seringkali
disebut sebagai pasar yang memiliki banyak penjual yang hanya menawarkan satu jenis
produk namun dengan kualitas, bentuk, dan ukuran produk yang berbeda. Di dalam
pasar monopolistik, para konsumen akan merasakan adanya sebuah perbedaan dari ciri
khas pada setiap produk yang ditawarkan oleh satu produsen dengan produsen lainnya.

Dengan adanya perbedaan pada setiap produk yang ditawarkan, itu akan
mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya diantara produk-produk yang akan dibeli.
Tapi juga mungkin saja, perbedaan yang tercipta hanyalah persepsi dari masing-masing
konsumen saja. Dimana produk yang ditawarkan oleh berbagai produsen yang ada di
pasar memang berbeda. Misalnya saja, perbedaan suatu produk bisa kita lihat dari
bentuk kemasan atau fisiknya. Mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, fungsi, dan juga
kualitas produk. Selain itu, perbedaan tiap produk juga bisa kita lihat dari merek, logo,
dan juga kemasannya.

Kemudian untuk melihat lebih jelas lagi terkait perbedaan produk, bisa kita lihat
dari jangka waktu kredit penjualan produk tersebut, kemudahan dalam mengaksesnya,
ketersediaan komoditas, lokasi untuk mendapatkan komunitas, layanan after sales, dan
lain sebagainya. Adapun contoh dari produk yang dijual di pasar monopolistik yang bisa
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu alat kosmetik, pakaian, obat-obatan,
tempat makan, dan masih banyak lagi.

10
Di dalam pasar monopolistik, ada banyak sekali penjual yang menawarkan
dagangan yang homogen atau serupa. Tapi produk yang dijual dibedakan dengan
kualitas, bentuk, dan juga ukurannya serta semua penjual yang ada harus bersaing
dengan maksimal. Produk yang dijual di dalam pasar ini mempunyai kualitas, harga dan
juga ukuran yang berbeda-beda meski dalam satu jenis produk. Penentuan harga yang
tetap biasanya akan ditentukan langsung oleh penjual. Sehingga tidak menggunakan
mekanisme pasar.

Pasar monopolistik pada dasarnya merupakan sebuah pasar yang ada di antara
dua jenis pasar yang cukup ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar
monopoli. Oleh sebab itu, pasar jenis ini masing mengandung unsur-unsur atau sifat
yang berasal dari pasar persaingan monopoli dan juga pasar persaingan sempurna.
Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik dapat diartikan sebagai sebuah pasar
yang mana memiliki banyak penjual atau produsen yang memproduksi produk yang
beragam.

II.2.2 Ciri-ciri Pasar Monopolistik

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pasar monopolistik yang perlu kamu
pahami:

1. Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak

Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangatlah beragam dan


berjumlah banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas
dengan pembagian pasar ataupun market share yang relatif kecil. Tak hanya
itu saja, penjual yang ada di dalam pasar monopolistik tidak mempunyai
kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran.

Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga
muncul berbagai kesulitan terkait koordinasi antar produsen atau penjual. Jadi
kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha harus selalu
aktif mencari target pasarnya sendiri.

11
2. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang serupa


mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan
tersebut dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen
akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang
dihasilkan. Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti
Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang serupa.
Dimana semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama.
Tapi produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-
masing.

Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri
menentukan harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga.
Apabila salah satu produsen berusaha untuk merusak harga pasar, maka hal
itu secara otomatis akan diikuti oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para
produsen tetap tidak bisa menaikkan harga produk. Sebab, jika ada yang
nekat menaikkan harga namun kompetitor tetap mempertahankan harga
sebelumnya, maka perusahaan tadi akan mengalami kerugian.

3. Persaingan Produsen Tidak Berdasar Pada Harga

Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung


tidak bisa mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus
yang dilakukan secara bersamaan dengan produsen lainnya. Oleh karena itu,
persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini lebih mengarah kepada
desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.

Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada produsen yang
ingin menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya, maka
produsen tersebut harus bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan
juga keunggulan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa
milik kompetitor.

4. Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar

12
Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan
untuk masuk dan keluar pasar. Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan
bisa digantikan oleh produk serupa dari produsen lain yang masih bertahan di
dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak akan menyebabkan kelangkaan
produk dan menyusahkan konsumen yang ingin mencari produk tersebut.

Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah modal
yang besar untuk dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan
pangsa pasar. Asalkan produk yang ditawarkan memiliki harga yang
terjangkau dan berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
begitu, konsumen yang ada di dalam pasar akan menerima kehadiran
produsen baru itu.

5. Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor di dalamnya.


Maka tiap produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus memberikan
sebuah inovasi terhadap produk yang mereka tawarkan. Hal tersebut juga
menyebabkan teknologi dapat berkembang dengan cepat untuk mengimbangi
inovasi yang diinginkan oleh para produsen.

Saat sebuah produsen melakukan inovasi, makan hal itu akan mendatangkan
keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat
menggunakan produk lama. Dengan adanya pendapatan atau keuntungan
yang meningkat, maka akan lebih mudah menarik produsen lain untuk
melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi. Oleh sebab itu, konsep inovasi
dan juga teknologi tak akan pernah putus selama ada persaingan yang ketat
antara produsen satu dan lainnya.

II.2.3 Permintaan pada Pasar Persaingan Monopolistik

Permintaan (demand) bagi suatu pengusaha produk yang dalam keadaan


persaingan monopolistik merupakan peralihan dari permintaan bagi pengusaha yang
bersaing sempurna dengan pengusaha monopoli. Perbedaan permintaan pada masing-
masing jenis pasar disajikan pada gambar di bawah ini.

13
Gambar di bawah menjelaskan bahwa kurva permintaan bagi pengusaha yang
produksinya bersaing sempurna digambarkan sebagai garis sejajar sumbu horizontal
yang ditarik melalui harga pasar yang berlaku. Kurva permintaan bagi pengusaha yang
produknya berada pada pasar persaingan monopolistik. Kurva permintaan tersebut
sedikit miring turun dari kiri ke kanan.

Kurva Permintaan Untuk Pengusaha Dalam Persaingan Sempurna (a), Persaingan


Monopolistik (b) dan Monopoli (c)

Kurva Dpm ini bukanlah merupakan kurva permintaan pasar seluruh produk yang
pasarnya dalam keadaan persaingan monopolistik, tetapi merupakan permintaan pasar
bagi suatu pengusaha atau penjual tertentu. Kurva Dm pada gambar c, memperlihatkan
kurva permintaan monopoli, dimana penjual adalah tunggal maka kurva permintaan
pengusaha sekaligus kurva permintaan pasar.

Dari ketiga kurva tersebut, kurva permintaan dalam kondisi persaingan


monopolistik bentuknya berada diantara kurva permintaan persaingan sempurna dengan
kurva permintaan monopoli. Ditinjau dari elastisitasnya, elastisitas kurva permintaan
kondisi persaingan monopolistik lebih kecil daripada elastisitas permintaan bagi
pengusaha dalam kondisi bersaing sempurna tetapi lebih besar daripada elastisitas
permintaan dalam kondisi monopoli.

14
II.2.4 Struktur Pasar Persaingan Monopolistik

Dalam menentukan kapasitas produksi suatu perusahaan yang pasar produknya


dengan persaingan monopolistik, analisa hampir sama saja dengan analisa bagi
pengusaha monopoli sempurna dan perusahaan dengan persaingan sempurna.

Analisa mana yang digunakan tergantung kepada bentuk kurva permintaan bagi
pengusaha tersebut. Artinya, bila kurva permintaan yang dihadapinya adalah elastis
sempurna, maka harga penjualan harus sama dengan nilai produk marjinal. Tetapi
apabila kurva permintaannya kurang sempurna elastisnya, maka harga penjualan lebih
tinggi dari pada nilai produk marjinal yang diperolehnya. Untuk jelasnya perhatikanlah
Gambar di bawah ini.

Kurva Struktur pasar monopolistik : Kapasitas Produksi Untuk Mencapai Keuntungan


Maksimum

Gambar diatas menunjukkan keadaan permintaan bagi suatu pengusaha produk


yang pasarnya dengan persaingan monopolistik (kurva m). karenanya kurva nilai
produk marjinal perusahaan ditunjukkan oleh kurva MR. Kalau kurva pembiayaannya
seperti ditunjukkan oleh kurva biaya rata-rata (AC) dan kurva biaya marjinal (MC),

15
maka kapasitas produksi harus dijalankan sebesay Y1 agar tercapai keuntungan
maksimum, dimana MC = MR.

Harga penjualan dapat ditentukan sebesar P1 rupiah untuk setiap satuan produk
adalah sebesar C1 rupiah, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah C1P1
rupiah untuk setiap satuan produk yang dihasilkan.

Apakah suatu pengusaha produk tertentu akan menduduki pasar yang menjurus
kepada persaingan sempurna atau monopoli murni tergantung kepada perbedaan produk
yang dihasilkannya dengan produk pengganti yang diusahakan oleh pengusaha lain.

Semakin dekat jarak perbedaan itu makin menjurus pula pasarnya kepada
persaingan sempurna. Sebaliknya semakin jauh jarak perbedaan itu semakin dekat
dengan bentuk pasarnya kepada monopoli.

Oleh sebab itu dalam rangka usaha mencapai keuntungan yang lebih besar
pengusaha produk dengan pasar persaingan monopolistik harus terus mengusahakan
agar produk yang dihasilkannya semakin jauh bedanya dengan produk pengganti yang
diusahakan oleh pengusaha lain. Cara yang dapat ditempuh untuk memperbesar jarak
perbedaan itu antara lain dengan propaganda dan iklan seperti yang banyak sekali kita
temui dalam dunia usaha sekarang ini.

Apa yang kita uraikan diatas adalah mengenai kebijaksanaan pengusaha produk
dengan pasar persaingan monopolistik dalam jangka pendek untuk menentukan
kapasitas produksi. Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa untuk jangka pendek
yang dituju ialah keuntungan maksimum dengan menekan kapasitas produksi
sedemikian rupa sehingga:

MC = MR < PY dan
AC < PY

Untuk jangka panjang umumnya perusahaan yang menghasilkan produk dengan


pasar persaingan monopolistik menentukan kapsitas produksi berdasarkan keuntungan
normal (normal profit), kecuali jika perusahaan tersebut mampu membendung secara

16
sempurna masuknya pengusaha-pengusaha baru yang juga akan menghasilkan produk
yang sama dengan produk yang dihasilkannya.

Kalau pengusaha tersebut mampu membendung secara sempurna masuknya


pengusaha baru dalam jangka panjang, maka kapasitas produksi dijalankan sedemikian
rupa hingga tercapai keuntungan maksimum. Syarat untuk ini ialah:

MCLR = MCSR = MR < PY


ACLR < PY

Dari uraian-uraian diatas tentang pasar dengan persaingan monopolistik terlihat


bahwa pasar dengan persaingan monoplolistik itu mempengaruhi harga pasar dan
kapasitas produksi. Jika perusahaan produk dengan pasar persaingan monopolistik dapat
menahan secara sempurna masuknya pengusaha-pengusaha baru yang akan menyaingi
produk yang dihasilkannya, maka harga penjualan dan kapasitas produksi
perusahaannya sama dengan keadaan perusahaan monopoli murni.

Sebaliknya jika perusahaan itu tidak mampu membendung masuknya perusahaan


baru maka harga penjualan dan kapasitas produksi sama sifatnya dengan perusahaan
yang pasar produknya bersaing secara sempurna.

Ditinjau dari segi biaya rata-rata, maka perusahaan dengan persaingan


monopolistik, biaya rata-rata perusahaannya akan lebih kecil daripada harga penjualan,
jika perusahaan itu mampu membendung masuknya pengusaha-pengusaha baru. Dan
sebaliknya harga penjualan akan sama dengan biaya rata-rata jika ia tidak mampu
membendung masuknya pengusaha-pengusaha baru yang akan menyaingi produk yang
dihasilkannya.

Pada pasar produk dengan persaingan monopolistik, jenis produk yang


ditawarkan beraneka ragam sekali, walaupun yang sebenarnya produk tersebut satu
sama lainnya adalah identik ditinjau dari segi kegunaannya. Keanekaragaman itu
muncul karena masing-masing pengusaha berusaha keras untuk memperbesar jarak
perbedaan antara produk yang dihasilkannya dengan produk yang dihasilkan pengusaha
lain.

17
Perbedaan itu dapat berupa perbedaan dalam merk, perbedaan dalam
pembungkusan, perbedaan dalam warna, perbedaan dalam pelayanan, dan lain-lain
sehingga konsumen produk tersebut mempunyai kesempatan memilih yang paling
banyak. Lihatlah misalnya dalam bidang obat-obatan, bermacam-macam obat batuk,
berbagai ragam obat gosok, dan lain-lain.

II.2.5 Faktor pembentuk Pasar Monopolistik


Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pasar monopoli,
antara lain:

1. Memiliki Sumber Daya

Sumber perusahaan bisa memonopoli pasar karena kepemilikan sumber daya


yang unik dan juga istimewa yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya.
Untuk pemicu perekonomian monopoli yaitu adanya suatu perusahaan yang
berkuasa, baik itu semua bahan mentah yang ada ataupun sebagian besar saja.

2. Skala Ekonomis

Perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam tingkat maksimum apabila


tingkat produksi yang ada di dalam perusahaan tersebut cukup besar. Sebab,
saat sebuah perusahaan mencapai situasi dimana biaya produksi minimum,
maka jumlah produksi hampir sama dengan permintaan yang ada di dalam
pasar.

Hal itu bisa memberikan dampak dalam penurunan harga produk jika
produksinya semakin tinggi dan berada di tingkat produksi yang tinggi juga.
Kemudian untuk harga yang dibuat serendah mungkin, sehingga perusahaan
yang baru bergabung tidak akan bisa masuk dan bersaing dengan perusahaan
lain yang sudah berkembang terlebih dulu. Itulah yang bisa memicu
munculnya pasar monopoli.

3. Pendapatan Hak Monopoli dari Pemerintah

Peraturan yang dibuat oleh pemerintah juga dapat menciptakan kekuatan


monopoli. Contohnya tentang peraturan hak cipta dan juga hak paten.

18
Hak cipta dan hak paten adalah jaminan hukum yang bermanfaat untuk
menghindari adanya penjiplakan. Sebuah usaha untuk mengembangkan jenis
teknologi guna bisa menciptakan produk baru akan memberikan keuntungan
untuk perusahaan itu sendiri. Sehingga teknologi tersebut dilarang dan pihak
pemerintah memberi sanksi ataupun hukuman kepada perusahaan yang
melakukan plagiat atau penjiplakan tersebut.

II.2.6 Contoh Pasar Monopolistik


Berikut ini adalah contoh dari pasar persaingan monopolistik yang penting untuk
diketahui:

A. Pabrik Rokok

Pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan lainnya,
sama-sama memproduksi rokok. Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri
khasnya masing-masing. Bahkan, harga yang dipatok oleh masing-masing
perusahaan juga berbeda-beda.

Tidak ada standar yang bisa menentukan bahwa harga dari produk tersebut
harus sama atau seragam. Selain itu, setiap perusahaan mempunyai kuasa
untuk mempengaruhi pasar menggunakan produk yang dimiliki. Akan tetapi,
mereka tidak bisa memberikan pengaruh harga kepada keseluruhan harga
pasar ataupun harga yang ditetapkan oleh pesaingnya. Adapun perbedaan lain
yang dapat kita lihat dari semua contoh produk dari pabrikan diatas adalah
mengenai racikan rokok, tampilan desain kemasan, dan juga varian rasa yang
disediakan. Kemudian, jumlah batang rokok yang ada di dalam kemasan juga
bergantung dari masing-masing pabrik.

B. Pabrik Sepeda Motor

Contoh selanjutnya dari pasar persaingan monopolistik yang ada di Indonesia


adalah pabrik sepeda motor Honda ataupun Yamaha. Dimana motor keluaran
Honda selalu dianggap lebih irit dibandingkan dengan sepeda motor merk
lainnya. Sementara motor keluaran Yamaha dinilai lebih mempunyai tenaga
yang unggul dibandingkan dengan sepeda motor lain.

19
Hal itu adalah salah satu contoh yang ada di pasar persaingan monopolistik.
Dimana kedua brand tersebut sama-sama memproduksi sepeda motor. Akan
tetapi, keduanya mempunyai karakteristik yang cukup berbeda

II.2.7 Sifat – sifat persaingan pasar monopolistik adalah :

1. Selalu ada sejumlah besar penjual dan pembeli di pasaran.


2. Produksi barang dan jasa yang diperjualbelikan lazimnya bervariasi baik
dalam merk, mutu, kampanye iklan yang dilakukan dan dampak-dampak
psikologis yang berbeda-beda terhadap konsumen.
3. Perusahaan-perusahaan yang memasuki pasar mempunyai kemampuan
kendali yang terbatas terhadap harga, karena dibandingkan dengan luasnya
pasar yang harus dijangkau, perusahaan itu masuk kategori perusahaan
sedang, namun mereka memproduksi aneka ragam barang yang tetap mampu
menjangkau konsumen membeli barang-barang produksinya.

4. Memasuki pasar persaingan monopolistik selalu mudah, namun sebelumnya


memerlukan kampanye iklan yang luas dan besar biayanya.
5. Selalu terbuka peluang yang sifatnya bukan persaingan dalam harga tetapi
persaingan dalam diferensiasi jenis komoditi yang dihasilkan dan persaingan
dalam kampanye iklan yang dilakukan untuk menarik minat konsumen
sebanyak-banyaknya.
Persaingan ini akan memacu perusahaan-perusahaan yang masuk dalam
persaingan monopolistik untuk meningkatkan efisiensi mereka masing-
masing. Dampak yang timbul dari keadaan pasar persaingan monopolistik
lazimnya Kedudukan persaingan monopolistik akan membuka peluang pasar
yang terbatas lingkup konsumennya, sehingga pencapaian laba tak sebesar
seperti kedudukan yang mungkin bisa dicapai pada pasar persaingan bebas
sempuma. Dalam pasar persaingan monopolistik masih juga tetap ada
persaingan antara perusahaan, terutama dalam persaingan kampanye
periklanan yang mencoba menarik sebanyak-banyaknya konsumen.
Mendekati keadaan pasar persaingan sempuma, dengan demikian harga-harga
juga cenderung mendekati harga pokok produksi.

20
II.2.8 Persaingan bukan harga Pasar Monopolistik

Persaingan bukan harga pada hakekatnya mengandung arti usaha-usaha diluar


perubahan harga yang dilakukan oleh firma untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas
barang yang diproduksikannya. Persaingan bukan-harga bertujuan untuk menggeser
kurva permintaan ke kanan, pergeseran itu berarti pada setiap tingkat harga, jumlah
barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat
dibedakan menjadi dua jenis :

1. Diferensiasi produksi
Yaitu menciptakan barang yang sejenis tetapi berbeda-beda coraknya dengan
produksi firma-firma lainnya.

2. Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.


Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan-harga
sangat aktifdilakukan.
Untuk monopoli alasannya yaitu : karena firma monopoli tidak memiliki
saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan-harga tidak di
lakukan karena barang yangdiproduksi firma-firma adalah serupa atau identical.
Sehingga para pembeli tidak dapatmengetahui manakah barang yang
dihasilkan oleh firma yang menjalankan persaingan bukan-harga.

3. Diferensiasi Produk
Setiap firma dalam persaingan monopolistis akan berusaha untuk
memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat d
ibedakan dengan jelas dari produksi firma-firma lainnya.
Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu
industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode dan merk yang berbeda-
beda. Terapatnya berbagai variasi dari suatu jenis barang adalah sifat istimewa
dari pasar persaingan monopolistis yang tidak terdapat dalam pasar persaingan
sempurna. Kepada setiap firma barang yang berbeda-beda sifatnya tersebut
akan menjadi daya penarik khusus ke atas barang yang di produksikannya.

21
Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya
(walaupun harganya lebih mahal) dibandingkan dengan barang-barang yang
sejenis yang dihasilkan produsen-produsen lainnya. Dengan demikian
diferasiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli.

4. Promosi Penjualan Melalui Iklan


Didalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan
membuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil
produksinya. Tujuan perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan
adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan penerangan kepada konsumen-konsumen mengenai
barang yangdiproduksikannya.
b. Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkannya adalah merupakan
barang yang sangat baik.
c. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen.Dari ketiga
jenis iklan ini yang biasa di gunakan dalam pasar pesaingan monopolistik
adalah jenis iklan pertama dan kedua. Iklan pertama digunakan pada
waktu firma memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru.
Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan
kedudukannya di pasar

II.2.9 Keuntungan Pasar Monopolistik

Pasar Monopolistik memiliki keuntungan sebagai berikut :

1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk


dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan
produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap
produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar
kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

22
II.2.10 Kelemahan Pasar Monopolistik

Selain itu, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki
modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar
monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis
yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan
meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang
harus dibayar oleh konsumen.
4. Masih terdapat kemungkinan terjadi pemborosan biaya produksi bila
dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna.
5. Bagi perusahaan yang kecil, tingkat efisiensinya relatif rendah.
6. Kurang efisiennya perusahaan kecil menyebabkan harga barang yang
dibayar konsumen masih kecil
7. Operasinya tidak Seefisien Pasar Persaingan Sempurna Hal ini dikarenakan
harga lebih tinggi, kuantitas produksi lebih rendah, dan tidak tercapai
efisiensi baik produktif maupun alokatif.
8. Perusahaan tidak Mempunyai Gerakan untuk Melakukan Inovasi Modal
yang lebih terbatas, pasar yang terbatas,dan kecenderungan untuk
memperoleh keuntungan dalam jangka panjang menghalangi produsen
(perusahaan) untuk menciptakan inovasi.

II.2.11 Ketidakefisienan Pasar Monopolistik

Ada dua penyebab mengapa ketidakefisienan muncul di dalam pasar


persaingan monopolistik ini, yaitu :

a) Pertama yaitu karena harga jual yang lebih besar dibandingkan


dengan biaya marginal.
b) kedua adalah kapasitas yang terlalu berlebih.

23
II.2.12 Kekurangan Pasar Monopolistik

a. Persaingan sangat ketat


b. Market share hanya sebesar 30% hingga 40% saja
c. Kebocoran anggaran produsen di bidang inovasi
d. Kebutuhan biaya untuk pemasaran yang besar

II.3 Oligarki
II.3.1 Pengertian Oligarki
Oligarki merupakan istilah untuk pemerintahan yang mana struktur kekuasaannya
dikuasai oleh sekelompok kecil orang luar, atau beberapa individu terpilih untuk
mengendalikan keputusan para pemimpin atau pemerintah.

Oligarki tidak pernah digunakan sebagai istilah resmi untuk bentuk pemerintahan
dan hanya digunakan sebagai kritik. Itu juga sering digunakan sebagai cara untuk
menunjukkan pengaruh orang kaya dan berkuasa dalam politik, serta pemerintahan yang
biasanya digunakan untuk menguntungkan diri mereka sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), oligarki adalah pemerintahan


yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok
tertentu. Sebuah negara yang dianggap memiliki pemerintahan oligarki juga bisa disebut
sebagai oligarki, seperti dalam pandangan orang diluar bangsa yang menganggap
bangsa tersebut sebagai oligarki yang menindas.

II.3.2 Ciri-ciri Oligarki

Seiring dengan perkembangan zaman oligarki mulai berubah hingga pada sistem
demokrasi di mana suatu kepemimpinan dikuasai oleh minoritas atau mayoritas
sehingga terdapat beberapa ciri ciri tertentu yang hanya dimiliki oleh sistem
pemerintahan ini dan membedakannya dengan sistem pemerintahan yang lainnya.
Berikut ini adalah ciri ciri dan penjelasannya :

1. Kekuasaan Dipegang atau Dikendalikan Oleh Kelompok Kecil


Masyarakat

24
Pemerintahan oligarki hanya dipimpin atau dikuasai oleh suatu kelompok
kecil masyarakat saja yang sebagian besar dari kelompok kecil ini mermiliki
banyak uang. Sehingga mereka akan dengan sangat mudah masuk ke dalam
pemerintahan hanya karena mereka memiliki uang, kedudukan dan kekayaan.

Hal ini yang pernah terjadi di saat revolusi industri yang dialami oleh Inggris,
yang mana orang orang kaya yang memiliki banyak uang dapat masuk ke
dalam pemerintahan dengan sangat mudah.

2. Terjadi Ketidaksetaraan Maupun Kesenjangan Dari Segi Materian Yang


Cukup Ekstrim

Sistem pemerintahan oligarki ini terjadi dikarenakan adanya sebuah


kesenjangan di dalam hal material yang sangat ekstrim di dalam masyarakat.
Orang orang yang kaya akan terlihat lebih menonjol jika dibandingkan
dengan kelompok lain yang tak memiliki yang sehingga bisa dikatakan jika
semakin seimbang distribusi kekayaan yang ada pada sebuah masyarakat
maka akan semakin besar juga pengaruh kekayaan terhadap kekuasaan.

Hal ini yang akhirnya menimbulkan konflik sosial di masyarakat di dalam


pemerintahan oligarki, contohnya bisa dilihat dari kemiskinan yang semakin
meningkat padahal pemimpinannya makin kaya.

3. Uang dan Kekuasaan Merupakan Hal Yang Tak Bisa Dipisahkan

Salah satu ciri ciri yang paling mudah dilihat dari sistem pemerintahan
oligarki adalah kekuasaan yang terfokus pada kekayaan yang dapat
mempengaruhi semua hal seperti kapasitas, motivasi dan masalah politik
untuk mereka yang memiliki kekuasaan, dan mereka yang memiliki
kekuasaan adalah mereka yang memiliki uang. Sehingga uang dan kekuasaan
tak dapat dipisahkan.

4. Kekuasaan Dimiliki Hanya Untuk Mempertahankan Kekayaan

Di dalam sistem pemerintahan ini erat sekali dengan kekayaan, sehingga


Negara yang menggunakan sistem pemerintahan ini hanya bertujuan untuk
mempertahankan kekayaan bagi penguasa. Karena di dalam sistem

25
pemerintahan ini hanya mereka yang memiliki uang yang berkuasa sehingga
mereka akan berusaha mempertahankan kekayaan mereka untuk tetap
berkuasa.

II.3.3 Tujuan Oligarki

Seperti yang sudah dapat dijelaskan di atas jika sistem pemerintahan ini hanya
dikelola oleh kelompok kecil yang memiliki banyak tujuan dari pemerintahan ini sendiri
yang paling utama adalah kekuasaan dan kekayaan. Mereka akan berusaha untuk
mempertahankan kekayaan agar tetap berkuasa, ketika mereka telah berkuasa maka
mereka akan semakin meningkatkan kekayaannya.

Tujuan utama oligarki adalah menyisipkan, menitipkan, regulasi, aturan yang


tentunya menjadi tujuan keuntungan si oligarki. Rupa wajah yang sama, watak perilaku
yang sama, hanya lebih halus caranya.

II.3.4 Oligarki di Indonesia

Seperti diketahui, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem demokrasi.


Namun, sistem demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia, mempunyai tujuan untuk
memeratakan kekuasaan serta ekonomi. Jeffrey Winters yang merupakan analisis
politik, mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia ternyata dikuasai oleh kelompok
oligarki, akibatnya sistem demokrasi semakin jauh dari cita-cita serta tujuan untuk
memakmurkan rakyat Indonesia.

Winters juga menjelaskan bahwa ketimpangan kekayaan di Indonesia jauh lebih


merata antara kelompok kaya dengan kelompok miskin saat tahun 1945 jika
dibandingkan saat ini. Hal ini terjadi sebagai akibat dari kelompok elit dan oligarki di
Indonesia sudah menguasai serta mengontrol sistem demokrasi dan berlanjut Indonesia
mempunyai oligarki demokrasi.

Winters pun menambahkan jika sistem demokrasi yang sedang berkembang


akan semakin membuat oligarki merajalela. Hal ini bukan kesalahan sistem demokrasi,
melainkan kurangnya penegakan hukum.

26
Oligarki menjadi faktor utama dalam mempengaruhi ekonomi politik di
Indonesia. Oligarki sudah ada sejak masa Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Dan
terus berlanjut hingga runtuhnya pemerintahan Soeharto, yang semula oligarki
sultanistik menjadi oligarki penguasa kolektif. Lantas oligarki tidak hilang begitu saja,
justru terdapat penekanan tentang bagaimana kekuasaan oligarki di Indonesia
kontemporer.

Richard Robison serta Vedi R. Hadiz di dalam bukunya yang berjudul


Reorganizing Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Market.
Mereka menjelaskan jika oligarki yang terjadi di Indonesia tidak hilang pasca reformasi.
Justru oligarki terus bertransformasi dengan cara menyesuaikan konteks politik di
Indonesia yang didorong oleh Neoliberalisme. Setelah kejadian krisis ekonomi pada
1998, oligarki bisa bertahan dan menjadi tokoh utama di dalam dunia bisnis di
Indonesia.

II.3.5 Ketimpangan ekonomi

Istilah “ketimpangan” atau “kesenjangan” sudah tidak asing lagi bagi sebagian
besar pembaca. Dalam hidup bermasyarakat, tentunya akan menjumpai banyak
perbedaan dan kemudian menjadi ketimpangan. Istilah ketimpangan memang lebih
umum digunakan untuk menyebutkan dua kondisi yang kontras dan berbeda terlalu
jauh.

Secara umum, ketimpangan adalah kondisi dimana ada ketidakseimbangan atau


jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ketimpangan ekonomi merupakan
potret langsung dari fenomena kondisi kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.

Berbagai perbedaan akan menyebabkan terjadinya ketimpangan, mulai dari


perilaku orang - orang terdekat hingga munculnya resiko ketidakadilan. ketimpangan
ekonomi (ketidaksetaraan ekonomi) adalah ketidakmerataan distribusi pendapatan dan
peluang ekonomi antara berbagai kelompok di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sosial, ada banyak jenis kesalahpahaman yang terkadang bisa
diselesaikan oleh orang yang bersangkutan. Dari perbedaan cara orang lain
memperlakukan orang kaya dan orang miskin, sampai orang yang suka membantah atau
suka merusak dibanding orang yang agak rupawan, sampai hukum yang tumpul ke atas

27
tapi tajam ke bawah (adil untuk orang kaya tetapi tidak untuk orang miskin), perbedaan
kesempatan pendidikan di pedesaan dan perkotaan, perbedaan fasilitas umum di
pedesaan dan perkotaan, dan lain-lain.

Terdapat beberapa jenis ketimpangan ekonomi:

1. Ketimpangan pendapatan

Ketidaksetaraan pendapatan adalah sejauh mana pendapatan didistribusikan secara


tidak merata dalam sekelompok orang. Pendapatan bukan hanya uang yang diterima
melalui pembayaran, tetapi semua uang yang diterima dari pekerjaan (upah, gaji,
bonus, dll.), investasi, seperti bunga pada rekening tabungan dan dividen dari saham,
tabungan, tunjangan negara, pensiun (negara), pribadi, perusahaan) dan sewa.
Pengukuran pendapatan dapat dilakukan secara individu atau rumah tangga -
pendapatan semua orang yang berbagi rumah tangga tertentu. Pendapatan rumah
tangga sebelum pajak yang mencakup uang yang diterima dari sistem jaminan sosial
dikenal sebagai pendapatan kotor.
Pendapatan rumah tangga termasuk semua pajak dan tunjangan dikenal sebagai
pendapatan bersih.

2. Ketimpangan bayaran atau upah

Ketimpangan pembayaran menjelaskan perbedaan antara upah orang dan ini


mungkin berada dalam satu perusahaan.

3. Ketimpangan kekayaan

Kekayaan mengacu pada jumlah total aset individu atau rumah tangga. Ini mungkin
termasuk aset keuangan, seperti obligasi dan saham, properti dan hak pensiun swasta.
Karena itu, ketimpangan kekayaan mengacu pada distribusi aset yang tidak merata
dalam sekelompok orang.

Penyebab ketimpangan ekonomi

1. Tingkat respon tinggi

Itu menunjukkan bahwa banyak orang tidak memperoleh pekerjaan dan pendapatan.
Peningkatan tingkat respons memperlemah permintaan terhadap barang dan jasa. Itu
mengakibatkan aktivitas produksi lesu. Bisnis mengurangi pekerja. Itu mengarah ke
lebih banyak respons dan semakin sedikit pendapatan bagi rumah tangga.
28
2. Kondisi pekerjaan yang buruk

Upah di bawah standar internasional atau nasional masih terjadi. Itu membuat orang
tidak bisa memperoleh pendapatan yang layak. Sehingga, mereka sulit untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau mengakses layanan penting seperti pendidikan
dan kesehatan.

3. Pendidikan dan keterampilan yang rendah

Itu membatasi orang untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih layak.
Orang miskin sulit mengakses pendidikan atau pelatihan karena mereka tidak
memiliki uang. Jadi, memberikan lebih banyak akses terhadap fasilitas semacam itu
adalah salah satu solusi untuk keluar dari kemiskinan.

4. Infrastruktur yang buruk

Orang yang tinggal di daerah terpencil sulit menemukan barang esensial dari daerah
lain. Selain itu, buruknya infrastruktur biaya meningkatkan logistik dan harga barang,
membuat daya beli orang miskin semakin jatuh. Orang juga tidak mudah berpindah
ke wilayah lain untuk mengejar kesempatan ekonomi yang lebih baik.

5. Ukuran keluarga

Semakin banyak anggota keluarga, semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Jika hanya mengandalkan kepala keluarga untuk mencari nafkah, pendapatan
seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Dampak ketimpangan ekonomi

1. Kecemburuan sosial terhadap kelompok lain

Kelompok masyarakat merasa cemburu ketika melihat kelompok masyarakat lainnya


bisa memenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan pokok, maupun keperluan lain,
seperti kendaraan, alat komunikasi, dan lain sebagainya.

2. Timbulnya kelompok-kelompok dalam masyarakat

Kelompok-kelompok dalam populasi sedang dipengaruhi oleh kemerosotan sosial


ekonomi. Kelompok kaya dan kelompok miskin adalah contohnya. Kelompok Kaya

29
memiliki cara hidup yang damai. Sebaliknya, kelompok miskin menjalani kehidupan
yang damai.

3. Perbedaan tingkat kesejahteraan

Dalam kesenjangan sosial ekonomi, terlihat jelas adanya perbedaan tingkat


kesejahteraan masyarakat, yakni antara mereka yang punya tingkat kesejahteraan
tinggi, dan mereka yang tingkat kesejahteraannya rendah.

4. Timbulnya kriminalitas, pengangguran, dan kemiskinan

Kriminalitas muncul karena ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan


hidupnya. Pengangguran terjadi karena tidak adanya kesempatan kerja. Sementara,
kemiskinan timbul karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup. Imajinasi
politik oligarki indonesia

oligarki melahirkan ketimpangan ekonomi dan kemiskinan.Permasalahannya


barangkali adalah keterbatasan imajinasi tentang bagaimana kekuasaan semestinya
dijalankan. Masyarakat tak memiliki gambaran lain tentang bagaimana politik
dijalankan di luar apa yang sedang dijalankan para politisi. Konsekuensinya kemudian,
imajinasi masyarakat tentang hak politik warga negara sebatas penyaluran suara dalam
pemilu. Bagaimana suara itu kemudian berdampak pada kebijakan dan keputusan
politik sepenuhnya diserahkan pada elite politik.

ketimpangan ekonomi tinggi di masyarakat merupakan ancaman karena tidak


hanya membahayakan kohesi sosial, tetapi juga membahayakan stabilitas politik dan
ekonomi.

Ketimpangan ekonomi memberikan tempat berkembang biak yang subur untuk


korupsi, yang pada gilirannya menyebabkan ketidaksetaraan lebih jauh. Sama seperti
korupsi terus-menerus, ketidaksetaraan dan kepercayaan tidak banyak berubah seiring
berjalannya waktu. ketimpangan yang tinggi menyebabkan rendahnya kepercayaan
masyarakat pada lembaga negara dan pada tingkat korupsi tinggi. kemiskinan,
ketimpangan ekonomi, korupsi ataupun hancurnya kepercayaan di antara kita, akibat
oligarki yang paling mencemaskan adalah musnahnya imajinasi politik dan daya kreatif.

Terbiasa hidup dengan semunya itu, sehingga perlahan kita melihat semuanya
sebagai normal. Melihat semua itu sebagai takdir yang terberi, seperti matahari yang
selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat. terlalu terbiasa dengan "vote buying"
30
dalam pemilu sehingga kehilangan imajinasi dan kepercayaan tentang adanya
kemungkinan cara lain dalam memenangkan hati pemilih dan pemilu. Terbiasa dengan
berita korupsi, sehingga kehilangan imajinasi dan kepercayaan bahwa cara berpolitik
yang berbeda adalah mungkin dan bisa dilakukan.

II.3.6 Imajinasi politik kita

Apa yang mengkhawatirkan dari sebuah bangsa yang dikuasai oligarki? Di atas
jelas bahwa oligarki melahirkan ketimpangan ekonomi dan kemiskinan. Selanjutnya,
ketimpangan ekonomi tinggi di masyarakat merupakan ancaman karena tidak hanya
membahayakan kohesi sosial, tetapi juga membahayakan stabilitas politik dan ekonomi.

Penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa negara-negara


dengan distribusi kekayaan yang lebih setara cenderung tumbuh lebih cepat dan lebih
stabil dibandingkan dengan negara-negara yang menunjukkan tingkat ketidaksetaraan
yang tinggi.

Sementara itu, sudah lama terdapat konsensus di kalangan ilmuwan bahwa


korupsi dan ketidaksetaraan saling berkaitan erat. Kedua fenomena tersebut berinteraksi
dalam lingkaran setan: korupsi menyebabkan distribusi kekuasaan yang tidak merata di
masyarakat, yang pada gilirannya diterjemahkan ke dalam distribusi kekayaan dan
kesempatan yang tidak setara.

Misalnya, mengemukakan bahwa akar korupsi terletak pada ketidakadilan


ekonomi dan hukum, rendahnya tingkat kepercayaan umum (yang tidak mudah
berubah), dan pilihan kebijakan yang buruk (yang mungkin cenderung berubah).
Ketimpangan ekonomi memberikan tempat berkembang biak yang subur untuk korupsi,
yang pada gilirannya menyebabkan ketidaksetaraan lebih jauh. Sama seperti korupsi
terus-menerus, ketidaksetaraan dan kepercayaan tidak banyak berubah seiring
berjalannya waktu, menurut analisis agregat lintas negara Uslaner. Dia berpendapat
bahwa ketimpangan yang tinggi menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat pada
lembaga negara dan pada tingkat korupsi tinggi.

Selanjutnya, tingkat korupsi yang makin tinggi melahirkan ketimpangan yang


semakin membesar pula, yang membuat masyarakat terjebak dalam apa yang ia sebuh
31
dengan "perangkap ketimpangan". Jika hari-hari ini politisi kita mengeluhkan tingginya
ongkos ekonomi untuk maju dalam pemilu legislatif, dalam pilkada dan pilpres, lantaran
pemilih yang menurut mereka menuntut logisitik, maka elite politik kita perlu
melakukan introspeksi: mengapa itu terjadi? Jawabannya sederhana, yakni hilangnya
kepercayaan kepada politisi. Masyarakat berpikir, "Untuk apa aku dukung seorang
calon dengan sungguh-sungguh toh dia belum tentu akan memperjuangankan nasibku,
maka lebih baik aku ambil uangnya selagi bisa." Studi terkini menunjukkan bahwa
pemilih kita semakin pragmatis bahkan hingga level pemilihan kepala desa.

Pragmatisme dan musnahnya kepercayaan yang akut itu membuat mereka


berprinsip, "Ambil saja uangnya, namun jangan coblos orangnya." Biaya politik tinggi
ini melahirkan dampak lainnya, yaitu maraknya korupsi elite politik yang membuat
mereka berakhir di hotel prodeo. Mencermati semua uraian di atas, maka lebih dari
kemiskinan, ketimpangan ekonomi, korupsi ataupun hancurnya kepercayaan di antara
kita, bagi saya akibat oligarki yang paling mencemaskan adalah musnahnya imajinasi
politik dan daya kreatif kita. Ya, kita begitu terbiasa hidup dengan semunya itu,
sehingga perlahan kita melihat semuanya sebagai normal.

Kita melihat semua itu sebagai takdir yang terberi, seperti matahari yang selalu
terbit dari timur dan tenggelam di barat. Kita kehilangan imajinasi tentang bagaimana
ketimpangan itu bisa dihapuskan, juga korupsi dan oligraki. Dan barangkali, kita bahkan
kehilangan kepercayaan, atau sama sekali tak kepikiran, bahwa ketimpangan itu adalah
konstruksi sosial, demikian juga dengan korupsi dan oligraki.

Dia bukan pemberian alam seperti halnya matahari dan udara. Kita terlalu
terbiasa dengan "vote buying" dalam pemilu sehingga kehilangan imajinasi dan
kepercayaan tentang adanya kemungkinan cara lain dalam memenangkan hati pemilih
dan pemilu. Kita terbiasa dengan berita korupsi, sehingga kita kehilangan imajinasi dan
kepercayaan bahwa cara berpolitik yang berbeda adalah mungkin dan bisa kita lakukan.
Kita membaca kisah bayi Debora yang meninggal karena dianggap tak mampu
membayar sehingga ditolak rumah sakit tanpa rasa getir.

Kita mendengar kabar 72 balita meninggal di Papua dan ratusan lainnya sakit
parah karena gizi buruk sebagaimana kita baca di media belum lama ini tanpa rasa iba
(Tempo, 12-18 Februari 2018). Sama seperti halnya di lampu-lampu merah atau di
stasiun-stasiun kereta, kita melihat seorang ibu yang mengemis dengan bayi di

32
gendongnya dengan tiada lagi ada rasa bersalah. Tanpa sama sekali terbit kesadaran
ataupun sekadar pertanyaan bahwa jangan-jangan kita semua turut andil dalam
mereproduksi struktur sosial yang timpang ini sehingga fakir miskin dan anak terlantar
kita biarkan berjuang di atas aspal di bawah terik kota.

Di sini, ilustrasi awal saya di muka tentang kehidupan di Belanda menjadi


penting. Saya tidak hendak mengatakan bahwa di Belanda semua serba indah. Negara
itu punya masalahnya sendiri. Belanda tidak sendirian. Ada negara-negara Eropa Barat
lain, seperti Jerman, Norwegia dan Finlandia, di mana prinsip keadilan sosial juga
diberlakukan bahkan dalam level yang baik lagi. Namun, mereka memiliki imajinasi
politik sedemikian rupa yang melahirkan sebuah kehidupan dengan keadilan ekonomi
jadi pemandangan normal sehari-hari. Ya, problem politik kita, menurut saya, adalah
keringnya imajinasi dan daya kreatif para pemimpin bangsa. Sehingga, kita tak mampu
keluar dari jebakan-jebakan masalah sosial yang memenjara hidup kita sehari-hari.

Akhirnya, sebagaimana dituturkan dengan indah oleh Ben Anderson (1983),


sebuah bangsa lahir karena ada sekelompok manusia yang, meskipun tidak pernah
bertemu satu sama lain, membayangkan diri mereka sebagai sama-sama bagian dari
sebuah bangsa. Dua ratus atau bahkan seratus tahun tahun yang lalu, saat Nusantara
masih berupa kerjaan yang terpisah, ide akan sebuah bangsa bernama Indonesia adalah
imaji yang tampak seperti utopia. Namun, kini sebuah bangsa bernama Indonesia telah
hampir berusia tiga per empat abad. Hari ini, imaji akan sebuah bangsa yang
berkeadilan dan bebas dari oligarki, korupsi, dan ketimpangan ekonomi itu mungkin
tampak seperti utopia.

Namun, jika setiap warga negara telah memulai membayangkan hal itu secara
bersama-sama hari ini, maka perwujudan akan imajinasi itu hanyalah masalah waktu.
Semoga anak cucu kita kelak bisa menikmatinya.

II.4 Keterkaitan antara Pasar Oligopoli dan Monopolistik dalam sistem oligarki
ekonomi

Persaingan monopolistik, seperti oligopoli, adalah suatu struktur pasar yang


berada di antara dua titik ekstrem, persaingan sempurna dan monopoli. Tetapi,
monopoli dan persaingan monopolistik berbeda. Oligopoli berbeda dengan pasar
33
persaingan sempurna karena hanya ada sedikit penjual di pasar. Sedikitnya penjual
menyebabkan persaingan ketat sulit terlaksana, sehingga interaksi strategis antara para
penjual menjadi sangat penting. Sebaliknya, dalam pasar persaingan monopolistik,
terdapat banyak penjual, masing-masing penjual skala bisnisnya berukuran lebih kecil
jika dibandingkan ukuran pasarnya. Suatu pasar persaingan monopolistik berbeda dari
pasar persaingan sempurna karena masing-masing penjual menawarkan produk yang
sedikit berbeda satu sama lain.

Oleh karena kenyataan tidak semudah teori, kadang, Anda mungkin sulit
menentukan struktur manakah yang paling cocok menjelaskan suatu pasar. Tidak ada
angka ajaib yang membedakan "sedikit" dengan "banyak" saat kita menghitung jumlah
perusahaan (apakah sekian banyak perusahaan yang menjual mobil di AS membuat
pasar mobil menjadi oligopoli, atau lebih kompetitif? Jawabannya masih perlu
diperdebatkan). Begitu juga, tidak ada cara yang pasti untuk menentukan apakah
barang-barang yang dijual di suatu pasar berbeda atau identik (apakah merek susu yang
berlainan sebenarnya sama semua? Sekali lagi, jawaban ini dapat diperdebatkan). Saat
menganalisis pasar-pasar yang sesungguhnya, para ekonom harus senantiasa mengingat
pelajaran-pelajaran yang telah diperolehnya terkait semua jenis struktur pasar, kemudian
mengaplikasikan setiap pelajaran tersebut secara tepat.

Persaingan monopolistik adalah seperti namanya: Ini adalah campuran dari


monopoli dan kompetisi. Layaknya monopoli, masing-masing perusahaan di pasar
persaingan monopolistik menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah, dan
hasilnya, mengenakan harga yang lebih tinggi daripada biaya marginalnya Layaknya
pasar persaingan sempurna, terdapat banyak perusahaan, dan masuk keluarnya
perusahaan pada pasar akan membuat keuntungan setiap perusahaan di pasar persaingan
monopolistik menjadi nol.

Oleh karena perusahaan-perusahaan di pasar persaingan monopolistik


memproduksi barang-barang yang terdiferensiasi, masing-masing melakukan
pengiklanan untuk menarik konsumennya pada produknya sendiri. Sampai batas
tertentu, iklan memanipulasi selera konsumen, mempromosikan loyalitas terhadap suatu
merek dengan cara yang irasional, dan menghambat kompetisi. Tetapi, sampai batas
yang lebih jauh, iklan memberikan informasi, membedakan merek mana yang
kualitasnya dapat diandalkan, dan menumbuhkan kompetisi.

34
Teori persaingan monopolistik ini kelihatannya dapat menjelaskan banyak jenis
pasar di dalam perekonomian. Maka dari itu, ketidakmampuan teori ini memberikan
saran yang sederhana dan menarik bagi para pembuat kebijakan merupakan sesuatu
yang mengecewakan. Dari sudut pandang ahli teori ekonomi alokasi sumber-sumber
daya dalam pasar persaingan monopolistik tidaklah sempurna. Akan tetapi, dari sudut
pandang pembuat kebijakan yang praktis, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk
memperbakinya.

 Perusahaan-perusahaan oligopoli memaksimalkan keuntungan mereka dengan


membentuk kartel dan bertindak seperti layaknya monopoli. Tetapi, jika
oligopoli membuat keputusan mengenai tingkat produksi secara individu, maka
hasilnya adalah jumlah yang lebih besar dan harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan hasil monopoli. Semakin banyak jumlah perusahaan dalam
oligopoli, semakin dekat jumlah dan harga barangnya dengan kondisinya dalam
pasar persaingan.
 Dilema para tahanan menunjukkan bahwa kepentingan pribadi dapat
menghalangi orang- orang memelihara kerja sama mereka, bahkan meskipun
kerja sama tersebut memberikan hasil yang terbaik bagi kepentingan mereka
bersama. Logika dari dilema para tahanan berlaku dalam berbagai situasi
lainnya, termasuk perlombaan senjata, periklanan, persoalan-persoalan
mengenai sumber daya milik bersama, dan oligopoli.
 Para pembuat kebijakan menggunakan undang- undang antipakat untuk
menghalangi perusahaan- perusahaan oligopoli melakukan perilaku-perilaku
bisnis yang mengurangi kompetisi. Penerapan undang-undang ini dapat
menimbulkan kontroversi, karena beberapa perilaku bisnis yang kelihatannya
mengurangi kompetisi pada kenyataannya memiliki tujuan bisnis yang sah

Perusahaan-perusahaan oligopoli ingin menjadi seperti monopoli, tetapi


kepentingan pribadi membuat mereka mendekati kondisi kompetitif. Maka. perusahaan-
perusahaan oligopoli dapat menjadi seperti perusahaan monopoli atau seperti
perusahaan kompetitif, bergantung pada jumlah perusahaan dalam oligopoli tersebut,
dan pada seberapa besar kecenderungan mereka bekerja sama. Kisah dilema para
tahanan menunjukkan alasan mengapa oligopoli dapat gagal dalam memelihara kerja
sama, meskipun ketika kerja sama adalah langkah yang terbaik guna mencapai
kepentingan mereka.

35
Para pembuat kebijakan mengatur perilaku para oligopoli melalui undang-
undang antipakat. Ruang lingkup yang tepat dari undang-undang ini masih banyak
diperdebatkan. Meskipun pengaturan harga di antara perusahaan-perusahaan kompetitif
jelas-jelas menurunkan kesejahteraan masyarakat dan harus dilarang, beberapa praktik
bisnis lainnya yang terlihat mengurangi kompetisi bisa saja memiliki tujuan-tujuan yang
tidak begitu jelas tetapi sah. Hasilnya, para pembuat kebijakan harus berhati-hati saat
menggunakan kekuasaannya di bidang antipakat untuk membatasi perilaku perusahaan-
perusahaan.

Pasar persaingan monopolistik dicirikan oleh tiga hal berikut: banyak perusahaan,
produk yang terdiferensiasi, dan kebebasan untuk masuk ke pasar. Keseimbangan
jangka panjang dalam pasar persaingan monopolistik berbeda dengan keseimbangan
jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna, karena dua hal yang berkaitan.
Pertama, setiap perusahaan di dalam pasar persaingan monopolistik memiliki kapasitas
berlebih. Artinya, perusahaan beroperasi pada bagian dari kurva biaya total rata-rata
yang miring ke bawah. Kedua, setiap perusahaan menjual barangnya pada harga di atas
biaya marginal.

Persaingan monopolistik tidak memiliki semua sifat yang diinginkan seperti


halnya yang ada pada persaingan sempurna. Terdapat kerugian beban baku yang normal
dari monopoli akibat markup harga dari biaya marginal. Selain itu, jumlah perusahaan
(dan variasi produk) dapat menjadi terlalu besar atau terlalu kecil. Pada praktiknya,
kemampuan para pembuat kebijakan untuk memperbaiki ketidakefisienan ini sangat
terbatas.

Diferensiasi produk yang merupakan ciri dari persaingan monopolistik


mengarah pada pemanfaatan iklan dan merek dagang. Para kritikus iklan dan merek
dagang berpendapat bahwa perusahaan menggunakannya untuk memanipulasi selera
konsumen dan mengurangi kompetisi. Para pendukung iklan dan merek dagang
berpendapat bahwa perusahaan menggunakannya untuk menginformasikan konsumen
dan memperketat persaingan dalam hal harga dan kualitas barang.

Pasar monopolistik adalah pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan


komoditas berbeda karakteristiknya .Dan pada jenis pasar ini,produsen menawarkan
satu jenis barang dengan berbagai ciri produk yang berbeda-beda dari segi
kualitas,bentuk,dan ukuran. Sehingga pada pasar monopolistik ini ,harga bukanlah

36
menjadi faktor penentu angka penjualan melainkan bagaimana perssepsi masyarakat
terhadap produk yang dijual.

Oleh sebab itu,perusahaan di pasar ini harus aktif dengan melakukan promosi
terhadap produknya serta terus menjaga citra perusahannya. Sedangkan pasar oligopoli
adalah tempat jual beli yang terdiri dari beberapa macam jenis perusahaan, “sehingga
perilaku dari salah satu perusahaan cenderung akan berpengaruh secara drastis terhadap
pengusaha“ yang lain yang ikut didalamnya . Dan akhirnya akan ada sifat yang saling
ketergantungan di antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainya yang ikut
didalam pasar oligopoli. Sebagai contoh jika perusahaan pertama menurunkan nominal
harga dan perusahaan kedua tidak menurunkan nominal harga, maka
perusahaan .Perusahaan yang kedua tidak menurunkan harga cenderung akan
kehilangan pelanggan secara drastis.

Di beberapa macam bentuk pasar persaingan tidak sempurna, para pelaku dalam
pasar oligopoli cenderung menunjukkan perilaku berkompetitif yang paling berat.
Sebelum mengambil suatu keputusan atau langkah, sebuah perusahaan akan
memperhitungkan atau menunggu reaksi dari para pesaingnya. Tidak heran jika
permainan dalam suatu pasar oligopoli mirip dengan permainan catrur atau skak. dan
Jika perusahaan atau pengusaha mengambil langkah secara benar, maka perusahaan
akan mendapatkan keuntungan atau gain berlipat ganda, akan tetapi jika perusahaan
atau pengusaha salah dalam mengambil kebijakan, perusahaan bisa bangkrut atau tidak
ada pemasukan kedalam perusahaan tersebut. Secara harfiah“oligopoli“berarti hanya
ada beberapa penjual di pasar. Boleh dikatakan oligopoli merupakan bagian tengah dari
monopolystyc competition.

 Pasar monopoli hanya dikuasai oleh satu perusahaan atau satu penjual. Namun
di pasar oligopoli ada dua atau lebih perusahaan yang menguasai pasar.
 Tidak ada pesaing yang dapat masuk di pasar monopoli. Tapi di pasar oligopoli,
perusahaan baru bisa masuk namun harus siap dengan persaingan sengit dan
membutuhkan modal besar.
 Perusahaan di pasar monopoli sebagai penentu harga. Sedangkan di pasar
oligopoli, perusahaan yang satu dengan yang lain dapat saling memengaruhi
harga.

37
 Promosi iklan kurang dibutuhkan di pasar monopoli karena tidak ada saingan.
Sedangkan di pasar oligopoli, setiap perusahaan melakukan berbagai cara untuk
mempertahankan konsumen dan merebut konsumen baru.
 Pasar monopoli biasanya dikuasai oleh perusahaan BUMN atau pemerintah.
Sedangkan di pasar oligopoli, segelintir perusahaan yang menguasai pasar
adalah dari perusahaan BUMN dan swasta.

Diciri lain pasar monopolistik ialah perusahaan memiliki sedikit kuasa untuk
memengaruhi harga. Karena mudah masuk pasar, produsen tidak bisa memengaruhi
atau menentukan harga menurut kehendaknya sendiri. Ini berbeda dengan karakteristik
pasar oligopoli, di mana produsen bisa menjadi price setter atau penentu harga.

Peluang masuk pasar

Perbedaan pasar oligopoli dan monopolistik terletak pada peluang produsen atau penjual
untuk memasuki pasar. Dalam pasar oligopoli, akan sangat sulit bagi produsen untuk
memasuki pasar. Sebab produsen utama bisa memainkan harga, sehingga produsen baru
sulit bersaing dengan harga yang sudah ada. Sedangkan dalam pasar monopolistik,
peluang produsen untuk memasuki pasar terbuka lebar. Sehingga produsen bebas
keluar masuk pasar tanpa banyak hambatan.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Pasar monopolistik adalah pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan


komoditas berbeda karakteristiknya. Dan pada jenis pasar ini, produsen menawarkan
satu jenis barang dengan berbagai ciri produk yang berbeda-beda dari segi kualitas,
bentuk, dan ukuran. Sehingga pada pasar monopolistik ini, harga bukanlah menjadi
faktor penentu angka penjualan melainkan bagaimana perssepsi masyarakat terhadap

38
produk yang dijual. Oleh sebab itu, perusahaan di pasar ini harus aktif dengan
melakukan promosi terhadap produknya serta terus menjaga citra perusahannya.

Sedangkan pasar oligopoli adalah tempat jual beli yang terdiri dari beberapa
macam jenis perusahaan, “sehingga perilaku dari salah satu perusahaan cenderung akan
berpengaruh secara drastis terhadap pengusaha“ yang lain yang ikut didalamnya . Dan
akhirnya akan ada sifat yang saling ketergantungan di antara perusahaan satu dengan
perusahaan yang lainya yang ikut didalam pasar oligopoli. Sebagai contoh jika
perusahaan pertama menurunkan nominal harga dan perusahaan kedua tidak
menurunkan nominal harga, maka perusahaan.

Perusahaan yang kedua tidak menurunkan harga cenderung akan kehilangan


pelanggan secara drastis. Di beberapa macam bentuk pasar persaingan tidak sempurna,
para pelaku dalam pasar oligopoli cenderung menunjukkan perilaku berkompetitif yang
paling berat. Sebelum mengambil suatu keputusan atau langkah, sebuah perusahaan
akan memperhitungkan atau menunggu reaksi dari para pesaingnya. Tidak heran jika
permainan dalam suatu pasar oligopoli mirip dengan permainan catrur atau skak. dan
Jika perusahaan atau pengusaha mengambil langkah secara benar, maka perusahaan
akan mendapatkan keuntungan atau gain berlipat ganda, akan tetapi jika perusahaan
atau pengusaha salah dalam mengambil kebijakan, perusahaan bisa bangkrut atau tidak
ada pemasukan kedalam perusahaan tersebut. Secara harfiah“oligopoli“berarti hanya
ada beberapa penjual di pasar. Boleh dikatakan oligopoli merupakan bagian tengah dari
monopolystyc competition.

 Pasar monopoli hanya dikuasai oleh satu perusahaan atau satu penjual. Namun
di pasar oligopoli ada dua atau lebih perusahaan yang menguasai pasar.
 Tidak ada pesaing yang dapat masuk di pasar monopoli. Tapi di pasar oligopoli,
perusahaan baru bisa masuk namun harus siap dengan persaingan sengit dan
membutuhkan modal besar.
 Perusahaan di pasar monopoli sebagai penentu harga. Sedangkan di pasar
oligopoli, perusahaan yang satu dengan yang lain dapat saling memengaruhi
harga.

39
 Promosi iklan kurang dibutuhkan di pasar monopoli karena tidak ada saingan.
Sedangkan di pasar oligopoli, setiap perusahaan melakukan berbagai cara untuk
mempertahankan konsumen dan merebut konsumen baru.
 Pasar monopoli biasanya dikuasai oleh perusahaan BUMN atau pemerintah.
Sedangkan di pasar oligopoli, segelintir perusahaan yang menguasai pasar
adalah dari perusahaan BUMN dan swasta.

III.2 Saran

Saran pada makalah ini, yaitu agar setiap anggota kelompok dapat
memperhatikan dan memahami tentang praktek pasar oligopoli, pasar monopolistik dan
pasar oligarki.

40
Daftar Pustaka

https://deepublishstore.com/materi/ketimpangan-sosial/

https://ppid.depok.go.id/wp-content/uploads/2022/02/Buku-Analisis-Ketimpangan-
Kecamatan-Kota-Depok-2021.pdf

https://cerdasco.com/ketimpangan-ekonomi/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/26/140000369/contoh-dampak-
kesenjangan-dalam-bidang-sosial-dan-ekonomi

https://rumahpemilu.org/panggung-oligarki-politik-oleh-agus-sudibyo/

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/07/06460031/oligarki-ketimpangan-
ekonomi-dan-imajinasi-politik-kita

Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi), Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sukirno, S. (2015). Mikroekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20221118/9/1599877/apa-itu-pasar-oligopoli-ini-jenis-
ciri-ciri-dan-contohnya

https://www.cermati.com/artikel/pasar-oligopoli-pengertian-ciri-jenis-dan-beragam-
plus-minusnya

PERSAINGAN BUKAN HARGA. (2019). Retrieved December 11, 2022, from Scribd

website https://id.scribd.com/document/399236992/PERSAINGAN-BUKAN-HARGA

Akhdi Martin Pratama. (2021, August 20). Kelebihan dan Kekurangan Pasar

Monopolistik Halaman all - Kompas.com. Retrieved December 11, 2022, from

KOMPAS.com website:

https://money.kompas.com/read/2021/08/20/150000926/kelebihan-dan-kekurangan-

pasar-monopolistik?page=all

41
Laeli Nur Azizah. (2022, January 28). Pasar Monopolistik: Pengertian, Ciri-ciri, dan

Contohnya - Gramedia Literasi. Retrieved December 11, 2022, from Gramedia Literasi

website:

https://www.gramedia.com/literasi/pasar-monopolistik/#:~:text=ke%20tingkat

%20normal.-,Terdapat%20Ketidakefisienan%20di%20Dalam%20Pasar%20Persaingan

%20Monopolistik,adalah%20kapasitas%20yang%20terlalu%20berlebih.

Kevin. (2022, December). √ Pasar Monopolistik (Pengertian, Ciri, Kelebihan,

Kekurangan, Contoh). Retrieved December 11, 2022, from Rumus Pintar website:

https://rumuspintar.com/pasar-monopolistik/

https://katadata.co.id/intan/berita/61bca92229adf/memahami-oligarki-dan-praktiknya-

di-indonesia

https://laelitm.com/oligarki/

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/07/06460031/oligarki-ketimpangan-

ekonomi-dan-imajinasi-politik-kita

https://www.kudupinter.com/2019/12/pengertian-ciri-ciri-pasar-monopolistik.html?

amp=1&m=1

42

Anda mungkin juga menyukai