Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERIODESASI PERKEMBANGAN FIKIH


SEJAK MASA SETALAH TABI’IN HINGGA MASA HINGGA
SAAT INI

Alamat : INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO


Jl.Pramuka No.156 PO.Box 116 Ponorogo
Fakultas: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Prodi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Tahun : 2023 AGUSTUS

Dosen Pengampu :

Dini Arifah Nihayati

Disusun Oleh :
Dony Surya Itsan 201230010

Nailul Hidayah 201230422

Yuke Desya Ardiyanti 201230024


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Ponorogo,

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II
A. Pembahasan

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan

B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak zaman Rasulullah saw., sahabat, tabi’in dan sesudahnya, pemikiran hukum Islam
mengalami perkembangan. Namun demikian, corak atau metode pemikiran belum terbukukan
dalam tulisan yang sistematis. Dengan kata lain, belum terbentuk sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri. Penulis mencoba mengulas tuntas tentang sejarah perkembangan ushul fiqh mulai
zaman Nabi hingga sampai ushul fiqih menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan penelaahan dokumen. Periodisasi
perkembangan ushul fiqh di mulai sejak zaman Rasulullah SAW sumber hukum Islam hanya
dua, yaitu Al-Quran dan Assunnah, semenjak masa sahabat telah timbul persoalan-persoalan
baru yang menuntut ketetapan hukumnya. Untuk itu para sahabat berijtihad, mencari ketetapan
hukumnya. Selanjutnya pada masa tabi’in, tabi’it-tabi’in dan para imam mujtahid, di sekitar
abad II dan III Hijriyah wilayah kekuasaan Islam telah menjadi semakin luas, sampai ke daerah-
daerah yang dihuni oleh orang-orang yang bukan bangsa Arab atau tidak berbahasa Arab dan
beragam pula situasi dan kondisinya serta adat istiadatnya Dengan semakin tersebarnya agama
Islam di kalangan penduduk dari berbagai daerah tersebut, menjadikan semakin banyak
persoalan-persoalan hukum yang timbul, yang tidak didapati ketetapan hukumnya dalam
Alquran dan As-Sunnah. Untuk itu para ulama yang tinggal di berbagai daerah itu berijtihad
mencari ketetapan hukumnya.

B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah tersebut, maka yang di bahas dalam makalah ini
terdepat beberapa masalah tersebut yaitu:
1. Bagaimana perkembangan metode dan pendekatan dalam studi fikih setelah masa
tabii’in?
2. Apa saja hukum hukum yang ada pada masa setelah tabiin ?
3. Bagaimana metode pergeseran dalam masalah masal ?

C. Tujuan Pembahasan
1.Mendeskripsi Bagaimana perkembangan metode dan pendekatan dalam studi fikih setelah
Masa tabi’in
2.Untuk memahami mengapa ada perbedaan dalam pandangan ulama tentang hukum islam
3.Untuk mengetahui bagaimana islam dapat mengakomodasi perubahan zaman dan tetap
relevan dalam kehidupan umat islam

BAB II
PEMBAHASAN
A.METODE DAN PENDEKATAN STUDI FIKIH
Rekonstruksi ushul fiqih adalah salah satu cabang dari proyek pembaruan tradisi Hasan
Hanafi. Baginya, ushul fiqih adalah ilmu ‘tanzil’yaitu ‘sesuatu’yang berasal dari Allah untuk
manusia. ilmu yang berorientasi ke bawah, kepada mashlahah manusia. Ushul fiqih yang
dicoba oleh Hasan Hanafi untuk direkonstruksi minimal tampak perbedaannya dengan ushul
fiqih karya para ushuli terdahulu pada empat aspek. Pertama, resistematisasi objek
pembahasan. Dimulai dari mashadir arba’an, lalu adillah syariyyah kemudian ahkam
syar’iyah. kedua, adanya orientasi dan kecenderungan memberi ruang lebar bagi
pentransparanan bagi tugas dan potensi manusia dalam menjemput misi wahyu dan
pengimplementasiannya dalam kehidupan manusia yang riil. Ketiga, memberikan
idiomidiom (redaksi, ta’bir) yang mengartikulasikan potensi kemanusiaan sebagai tindak
lanjut dari kesimpulan nomor dua di atas. Keempat, bersifat deduktif, menjelaskan teori-teori
yang bersifat general dan sepi dari penyebutan contoh-contoh hukum sebagai deskripsi bagi
teori-teori pemahaman terhadap isi teks Metode penafsiran dalam ushul fiqih kontemporer
merupakan topik penting dalam kajian ilmu fiqih. Dalam upaya untuk memahami dan
menerapkan prinsip prinsip hukum Islam dalam konteks modern, ulama dan cendekiawan
Muslim telah mengembangkan berbagai pendekatan penafsiran. Dua pendekatan utama yang
sering dibahas dalam konteks ini adalah pendekatan literal dan pendekatan kontekstual.
Pendekatan literal dalam penafsiran ushul fiqih menekankan pada makna harfiah dan teks-
teks hukum secara harfiah. Para pengikut pendekatan ini berpendapat bahwa hukum-hukum
Islam harus dipahami sesuai dengan apa yang secara eksplisit dinyatakan dalam sumber-
sumber hukum, seperti Al-Qur'an dan hadis. Mereka memandang pentingnya
mempertahankan keaslian dan kebenaran teks hukum tanpa banyak penambahan atau
interpretasi. Di sisi lain, pendekatan kontekstual dalam penafsiran ushul fiqih menekankan
pentingnya mempertimbangkan konteks sosial, sejarah, budaya, dan situasional dalam
memahami hukum-hukum Islam. Para pengikut pendekatan ini berpendapat bahwa hukum-
hukum Islam harus diterapkan dengan memperhatikan kondisi zaman dan tempat. Mereka
menganggap bahwa hukum hukum Islam adalah fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
perubahan lingkungan sosial dan kebutuhan masyarakat. Kajian terhadap pendekatan literal
dan kontekstual dalam ushul fiqih kontemporer melibatkan analisis kritis terhadap kelebihan
dan kekurangan masing-masing pendekatan. Sebagian ulama mengusulkan pendekatan yang
memadukan kedua pendekatan ini, dengan memberikan penekanan pada pemahaman
tekstual yang tepat sambil mempertimbangkan konteks yang relevan. Pendekatan ini
bertujuan untuk menghindari penafsiran yang terlalu kaku dan terlalu longgar. Dalam
konteks penafsiran ushul fiqih kontemporer, kedua pendekatan ini memiliki dampak yang
signifikan terhadap pengembangan hukum Islam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari umat Muslim. Pemahaman yang tepat dan seimbang terhadap metode penafsiran ini
penting untuk mencapai keadilan dan relevansi hukum Islam dalam dunia yang terus
berubah. 1

B.Hukum – hukum fiqih


Sejak zaman Rasulullah saw., sahabat, tabi’in dan sesudahnya, pemikiran hukum Islam
mengalami perkembangan. Namun demikian, corak atau metode pemikiran belum
terbukukan dalam tulisan yang sistematis. Dengan kata lain, belum terbentuk sebagai suatu
disiplin ilmu tersendiri. Disini kami mencoba mengulas tuntas tentang sejarah
perkembangan ushul fiqh mulai zaman Nabi hingga sampai ushul fiqih menjadi sebuah
disiplin ilmu tersendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan
penelaahan dokumen. Periodisasi perkembangan ushul fiqh di mulai sejak zaman Rasulullah
SAW sumber hukum Islam hanya dua, yaitu Al-Quran dan Assunnah, semenjak masa
sahabat telah timbul persoalan-persoalan baru yang menuntut ketetapan hukumnya. Untuk
itu para sahabat berijtihad, mencari ketetapan hukumnya. Selanjutnya pada masa tabi’in,
tabi’it-tabi’in dan para imam mujtahid, di sekitar abad II dan III Hijriyah wilayah kekuasaan
Islam telah menjadi semakin luas, sampai ke daerah-daerah yang dihuni oleh orang-orang
yang bukan bangsa Arab atau tidak berbahasa Arab dan beragam pula situasi dan kondisinya
serta adat istiadatnya. Dengan semakin tersebarnya agama Islam di kalangan penduduk dari
1
Jurnal ilmiah Ekonomi islam,7(3),1682-1688
berbagai daerah tersebut, menjadikan semakin banyak persoalan-persoalan hukum yang
timbul, yang tidak didapati ketetapan hukumnya dalam Alquran dan As-Sunnah. Untuk itu
para ulama yang tinggal di berbagai daerah itu berijtihad mencari ketetapan hukumnya.2

C. Perkembangan ilmu fikih di anggap mutlak seiring dengan


perkembangan manusia
Sebagai sebuah ilmu, maka fiqh mengalami perkembangan dari masa Rasul SAW hingga
sekarang, walaupun sebagian orang kurang memahami dan terkadang menganggap orang
yang berpendapat demikian disebut dengan pembaharu agama. Namun tidak dapat dibantah,
bahwa fiqh tetap berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia pada zamannya. Ini sesuai
dengan fitrah Islam sendiri, yang memiliki konsep Islam menjadi rahmat sekalian alam. Jika
fiqh tidak berkembang, maka akan ditinggalkan orang. Perjalanannya dari masa Rasul SAW
sampai sekarang mengalami pasang-surut, dimana hal ini sangat dipengaruhi kondisi sosial
masyarakat saat tersebut, sehingga para Faqih dalam mengeluarkan hukum fiqhnya senantisa
dipengaruhi sejumlah faktor sosial, kultur budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Oleh
karena itu perkembangan ilmu fiqh itu mutlak terjadi karena perkembangan manusia tidak
pernah berhenti. Ini berarti bahwa selama kehidupan manusia ada, maka selama itu pula fiqh
akan terus berkembang hingga akhir kehidupan manusia di dunia.3

2
Periodesasi fiqh( Perbandingan fiqh dari masa Rasul saw sampai modern).jurnal ilmiah islam future,7(1),25-41.
3
Periodesasi fiqh( Perbandingan fiqh dari masa rasul saw sampai modern).jurnal ilmiah islam future, 7(1),25-41.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
periodesasi perkembangan fikih sejak masa setelah tabi'in hingga saat ini adalah bahwa
fikih mengalami perkembangan signifikan dengan terbentuknya disiplin ilmu tersendiri,
dipengaruhi oleh konteks sosial dan kultural, pentingnya inovasi, dan akan terus berkembang
seiring perkembangan zaman untuk tetap relevan dalam memberikan panduan dalam
kehidupan umat Islam..

A. Saran
Daftar Pustaka

Jurnal ilmiah Ekonomi islam,7(3),1682-1688


Periodesasi fiqh( Perbandingan fiqh dari masa Rasul saw sampai modern).jurnal ilmiah islam future,7(1),25-41.
Periodesasi fiqh( Perbandingan fiqh dari masa rasul saw sampai modern).jurnal ilmiah islam future, 7(1),25-41.

Anda mungkin juga menyukai