Anda di halaman 1dari 2

REVIEW WEEK 5 (Politik Islam Global)

Amr GE Sabet. 2008. Islam and Political Theory, Governance, and International
Relations, London, Pluto Press, pp. 202-246
Raja Alfahluzi Zulvie (11201130000010) HI 7A

Ringkasan Ide Utama

 Istilah dan konsep HAM atau Hak Asasi Manusia merupakan hal yang kerap kali
menciptakan kontroversi karena terdapat ambivalensi diantara keduanya, seperti dukungan
dan pertentangan secara bersamaan.
 Di antara ideologi dan wacana kekuasaan yang berkembang, hak asasi manusia seringkali
menjadi subjek perdebatan. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana hak asasi manusia
dimaknai dan digunakan. Ini disebabkan oleh penolakan keras dan klaim karena
universalitasnya, banyak diskusi tentang hak asasi manusia bergantung pada konsep
manusia yang memiliki hak-hak tersebut secara sederhana. Ini didukung oleh klaim tentang
struktur dan institusi sosial dan politik yang sebanding, yang memberikan perlindungan
hak-hak yang diproklamirkan.
 Dalam wacana politik, memiliki tujuan untuk mengurangi dan menghilangkan eksistensi
dari hak asasi manusia.
 Persepsi Eurosentris mengenai hak asasi manusia berasal dari Sejarah Eropa yang
mengutamakan peran individu dan hak terhadap prinsip agama dan komunal.
 Hak asasi manusia sebagai ideologi meletakkan dasar bagi persepsi yang salah yang
memungkinkan untuk melihat musuh, seperti Islam dan Muslim, sebagai dikotomi antara
baik dan jahat, sehingga setiap serangan terhadap mereka dapat diselesaikan. Dikotomi
ideologis dan distorsi mengatur konflik dalam kerangka. permainan yang didasarkan pada
bias.
 Sinisme berasal dari skeptisisme terhadap tujuan politiknya, yang menghasilkan keraguan
terhadap ide hak asasi manusia.
 Hak asasi manusia telah diasosiasikan dengan tradisi moral dan filosofi Eropa, terutama
liberalisme, dalam konteks kekuasaan domestik.
 Dalam banyak pertimbangan politik, konsep hak asasi manusia berfungsi sebagai alat
utama untuk menentukan legitimasi moral. Ini karena hak asasi manusia dapat
menyebabkan polarisasi, yang membedakan yang sah dari yang tidak sah, atau untuk
menentukan dikotomi antara teman dan musuh. Penulis menganggap hal ini sebagai hal
yang masih tidak jelas di dunia Islam.
 Terdapat hak dalam asasi manusia dalam pandangan liberal eurosentris.
 Ada perbedaan epistemologis dalam pandangan Eurosentris dan Muslim tentang hak dan
otonomi manusia. Menurut perspektif Eurosentris, manusia memiliki kemandirian.
Sebaliknya, dari perspektif Kepercayaan Islam memungkinkan manusia menjadi sedikit
otonom. Pada pahala dan hukuman akhirat yang bergantung pada pilihan individu, dan
takdir, atau keyakinan pada perintah dan kehendak Tuhan, di sisi lain
Identifikasi Tujuan Utama Penulis
Dalam tulisan “Islam and The Political Theory, Governance and International
Relations” mencoba memberikan pandangannya dan menjelaskan sebuah pemahaman baru
tentang bagaimana hak asasi manusia berhubungan dengan politik. Pemahaman ini sangat
penting karena hak asasi manusia seringkali diabaikan dalam politik.
Konsep-Konsep HI
Menurut saya teori kosmopolitanisme adalah teori HI yang relevan untuk bacaan ini.
Menurut teori kosmopolitanisme, semua orang memiliki kedudukan yang sama, sehingga batas
fisik, ekonomi, atau kebudayaan tidak menjadi penghalang bagi masyarakat berhubungan satu
sama lain.

Pendapat Mahasiswa
Menurut saya, tulisan ini memiliki tujuan untuk menguji ketidaksesuaian wacana hak
asasi manusia, terutama mengenai ketidaksesuaian antara isi dan cara hak asasi manusia
dimanifestasikan. Selain itu, penulis mencoba menjelaskan hubungan antara hak asasi manusia
dan politik, khususnya bagaimana kekuasaan dapat memengaruhi cara orang melihat hak asasi
manusia. Di sisi lain, ia juga menyelidiki bagaimana Islam melihat hak asasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai