Anda di halaman 1dari 4

Untuk mengetahui tingkat kemampuan dengar pada individu dengan hambatan

pendengaran diperlukan adanya asesmen fungsi pendengaran. Adapun yang


dimaksud dengan asesmen fungsi pendengaran yaitu suatu proses
kegiatan pengukuran untuk mengumpulkan berbagai macam informasi
atau data yang berkaitan dengan hambatan pendengaran melalui pengetesan
(Skala penilaian), pengamatan (Observasi), dan wawancara sebagai dasar dalam
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan pendidikan bagi
anak hambatan pendengaran (Kretsmer, 2009). Tujuan dilaksanakannya
asesmen fungsi pendengaran yang paling mendasar adalah untuk mengetahui
tingkat kehilangan kemampuan dengar setelah diidentifikasi bahwa anak
tersebut mengalami hambatan pendengaran, sehingga sesegera mungkin
mendapat pelayanan intervensi sesuai dengan kebutuhan khususnya.

Dalam pelaksanaannya, asesmen fungsi pendengaran tersebut dapat dilakukan


secara obyektif maupun secara subyektif (Vermeulen,1995). Asesmen fungsi
pendengaran secara obyektif dilakukan oleh seorang profesional, seperti
dokter THT atau seorang audiolog. Jenis-jenis asesmen fungsi pendengaran
secara obyektif antara lain tes BERA (Brain Evoke Respons Audiometry),
Tymphanometer, Otoacustic Emision. Sedangkan asesmen fungsi
pendengaran subyektif, dapat dilakukan oleh siapapun dan dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan sederhana sekalipun, karena terutama
berfungsi untuk mengenali secara dini terhadap ada dan tidaknya
hambatan pendengaran pada anak tersebut. Beberapa contoh asesmen fungsi
pendengaran secara subyektif, antara lain ; BOA (Behavioral Observation
Audiometry), Puppet Show Audiometry, Free Field Test dan Audiometer
Nada Murni Asesmen. fungsi pendengaran tersebut sebagai dasar awal untuk
memberikan intervensi dini. Asesmen fungsi pendengaran dapat bersifaf
kuantitatif, yaitu untuk mengetahui berapa deciBell anak mengalami
kehilangan kemampuan dengar, dan dapat bersifat kualitatif yaitu untuk
mengetahui jenis ketunarunguannya, termasuk tunarungu konduktif, perseptif
atau campuran pendengaran sebagian besar juga mengalami hambatan-
hambatan penyerta. Hasil dari kegiatan asesmen, digunakan sebagai
dasar untuk memberikan intervensi pendidikan sejak usia dini bagi anak
dengan hambatan pendengaran.

Menurut hermanto 2011, terdapat Asessmen psikologis antara lain:

Tes untuk anak <4 tahun

 Form board terdiri dari FB 3, 4, 6, 8, 10 dan 12.


 Form orang, besar dan kecil.
 PUZZLE
 Menara bundar, persegi, segi enam, dll.

Tes untuk anak > 4 tahun, terdiri dari :

 Tes Hiskey Nebraska untuk anak tunarungu yang belum dapat


berkomunikasi secara verbal
 Tes WISC (Weshler Intellegence Scale for Children) terdiri dari verbal
dan performance scale (untuk anak tuli hanya performance scale saja)
 Tes WB (Weshler Belleve) juga terdiri dua bagian yaitu verbal dan
performance scale (batas usia 10; 0 th sampai dewasa).

Pertimbangan Pendidikan

Pada usia sekolah, anak tunarungu tentu juga memiliki kesiapan untuk belajar
menggunakan media berbasis teknologi informasi. Teknologi ini akan sangat
membantu dalam proses pengembangan anak untuk memperoleh kosakata yang
lebih banyak lagi. Penyandang tunarungu tentu juga akan merasa gembira jika
belajar menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi. Menurut Kurnia
(2018), menyatakan bahwa kegembiaraan merupakan suatu indikator dari adanya
kesiapan pada anak tunarungu untuk belajar kosa kata dengan menggunakan
teknologi informasi guna untuk menambah referensi keterampilan berbicara.
Namun sepraktis apapun teknologi, tetap saja harus ada pendampingan dalam
mengaksesnya agar digunakan secara baik dan memperoleh hasil keterampilan
berbicara yang maksimal. Terdapat beberapa program pendidikan yang bisa
dilakukan yaitu:
Pertama, program bimbingan orangtua, agar orangtua dapat memenuhi kebutuhan
khusus anaknya, yang meliputi ; kegiatan konseling, terutama pada fase awal bila
orangtua masih mengalami kesulitan dalam menerima keadaan anak, pemberian
informasi tentang seluk beluk ketunarunguan, pembinaan dalam teknik cara-cara
tertentu : seperti memfungsikan dan merawat alat bantu dengar, merangsang dan
mengembangkan keterampilan anak dalam bidang berkomunikasi atau berbicara,
serta pengembangan aspek kognitif.

Kedua, pengembangan bidang sosial emosional anak hambatan pendengaran usia


dini, pemberian informasi pada orangtua untuk memahami dampak
ketunarunguan dan bagaimana cara mengatasinya, sehingga akan berpengaruh
positif dalam membangun sikap sosial emosional anak.

Dan ketiga, pemberian latihan kemampuan mendengar melalui program


Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama. Sebelum melaksanakan
pembinaan dalam persepsi bunyi dan irama, maka langkah pertama adalah upaya
“mengurangi” tingkat kehilangan kemampuan dengar anak melalui kegiatan
pemilihan alat bantu mendengar yang cocok sesuai kehilangan kemampuan
pendengaran anak.

Sekolah SLB menjadi sarana yang baik untuk anak dengan gangguan
pendengaran, pembelajaran efektif bisa dilakukan, dalam mengajar anak
tunarungu menggunakan media yang membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan mudah diterima siswa. Berikut ini adalah media untuk
mengajar tunarungu yang cocok dan diterapkan, yaitu dengan benda nyata,
tunarungu mengalami hambatan pada pendengaran sehingga media pembelajaran
yang digunakan lebih menekankan ke visual, dimana anak bisa melihat langsung
mengenai benda yang dimaksud sambil disajikan nama bendanya melalui tulisan.

Referensi :
Kretschmer. (2009). Communication and language development,
Australian Journal of Education of the Deaf.
Vermeulen. (1995). Pengajaran Wicara Anak Tunarungu, Kursus Guru SLB
B Pangudi Luhur Jakarta. Jakarta: Pangudi Luhur.
Nugroho, G. B. (2022). ASESMEN DAN INTERVENSI PENDIDIKAN BAGI
SISWA DENGAN HAMBATAN PENDENGARAN. Psiko Edukasi, 20(1), 45-
52.
Hermanto, H. (2011). Penguasaan Kosakata Anak Tunarungu Dalam
Pembelajaran Membaca Melalui Penerapan Metode Maternal. Majalah Ilmiah
Pembelajaran, 7(2).
Kurnia, Arum. 2018. Perancangan User Interface Aplikasi Kamus Bahasa Isyarat
Tematik Berbasis Mobile Aplication. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. XIII No. 3
(2018).

Anda mungkin juga menyukai