Anda di halaman 1dari 4

BANYAKNYA RINGKASAN KARANGAN DALAM ILMU PENGETAHUAN

MENCIDERAI PENGAJARAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata kuliah Studi Naskah Bahasa Arab

Dosen Pengampu

Dr. Abdurrohman, M.Ed.

Oleh:

Muhammad Fuad Mubarok 2274130010


Prodi: Hukum Keluarga Islam

PROGRAM MAGISTER HUKUM KELUARGA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2023 M/1445 H
A. Terjemahan

BANYAKNYA RINGKASAN KARANGAN DALAM ILMU


PENGETAHUAN MENCIDERAI PENGAJARAN
Ulama kontemporer banyak melakukan peringkasan metode dan menyusun
program dalam setiap cabang ilmu pengetahuan yang mencakup pembatasan tentang
masalah-masalah dan argumen-argumennya, dengan meringkas kata-kata dan
memenuhinya dengan banyak pengertian dalam cabang ilmu tersebut. Metode
semacam ini tentu mencederai keindahan Bahasa dan mempersulit pemahaman.
Bahkan mereka merambah buku-buku yang menjadi referensi utama yang
menjelaskan secara Panjang lebar seperti alam ilmu Tafsir dan Al-Bayan; Mereka
meringkasnya dengan tujuan agar mudah dihapal.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan Ibnul Hajib dalam bidang fikih, Ibnu Malik
dalam ilmu bahasa, Al-Khawanji dalam bidang ilmu logika dan sejenisnya. Upaya-
upaya peringkasan ini merupakan kemunduran dalam metode pengajaran dan
mengandung cela dalam pemahaman. Hal ini disebabkan karena metode tersebut
mempersamakan antara orang yang baru belajar dengan mereka yang sudah
profesional, dengan memberikan sistem pengajaran untuk pemula yang seharusnya
untuk kalangan profesional. Dengan metode seperti ini, pelajar pemula tidak siap
memahami dan menguasainya. Metode semacam ini merupakan cacat dalam
pengajaran. Hal ini sebagaimana yang akan saya jelaskan dalam pembahasan berikut.
Metode tersebut mengharuskan penuntut ilmu sibuk menelusuri kata-kata yang
singkat dan sulit dipahami karena banyaknya pengertian yang terkandung dalam
sebuah kata sehingga mempersulit untuk menarik kesimpulan terhadap masalah-
masalah yang ada di antaranya. Sebab Anda dapat melihat bahwa kata-kata yang
diringkas sangat sulit untuk dipahami sehingga akan memutuskan pemahaman yang
baik dan menghabiskan banyak waktu.
Di samping semua itu, insting yang dihasilkan dari pengajaran dengan
ringkasan-ringkasan tersebut, kalaupun dilakukan dengan baik dan tidak tercederai,
maka insting tersebut merupakan insting yang kurang dari standar insting-insting yang
diperoleh dari pembahasan-pembahasan sederhana yang dijelaskan secara panjang
lebar. Sebab terjadinya banyak karena pengulangan dan pelimpahan pemahaman, serta
bermanfaat untuk mendapatkan insting yang sempurna. Jika pengulangan tersebut
ibatasi, maka insting yang dihasilkan pun terbatas karena pengulangan yang sedikit
layaknya pembahasan-pembahasan yang diringkas ini.
Ketika mereka berupaya mempermudah pemahaman bagi kaum muslimin,
maka saat itu juga mereka telah melimpahkan kesulitan kepada mereka. Pada akhirnya
hal itu menjauhkan mereka dari insting-insting yang bermanfaat bagi mereka dan
kekokohan pemahamannya. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak
ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang telah disesatkan Allah maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

B. Analisis

Tidak terelakkan bahwa pada masa sekarang seorang murid dituntut menguasai
semua pelajaran yang ada di sekolah. Mulai dari pelajaran agama, umum dan
sebagainya. Dan dalam satu cabang ilmu mengandung banyak materi yang harus
dipahami oleh murid. Sehingga seorang guru cenderung memakai istilah-istilah yang
tinggi untuk menyingkat kata-kata dengan maksud agar mudah dipahami. Ternyata
jika hal tersebut tidak disertai dengan penjelasan maka akan membuat bingung peserta
didik. Dan hal ini bertolak belakang dengan pemikiran Ibnu Kholdun, ia melarang hal
tersebut.
Dalam buku karangan E. Mulyasa yang berjudul Menjadi Guru Profesional
dijelaskan bahwa pendidik tidak boleh meringkas kata-kata baru atau kata yang sulit
dipahami oleh murid. Jika seorang pendidik sudah menjelaskan secara baik, tetapi
pendidik menemukan kata khusus atau baru, maka pendidik wajib menjelaskan kata
tersebut dengan definisi yang tepat sampai peserta didik memahaminya.
Ringkasan dapat membingungkan serta menyebabkan kesulitan pada pemula
dengan melemparkan tujuan-tujuan ilmu yang belum siap untuk diterimanya,
penguasaan yang didapatkan pula dari ringkasan sangat kurang dan ringkasan merusak
pengertian yang membutuhkan penjelasan yang rinci. Beliau juga memparkan bahwa
pendidik harus mempunyai keahlian atau professional dalam profesi mengajar.

Anda mungkin juga menyukai