Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROBLEMATIK DALAM SUPERVISI PENGAJARAN

DI SDN 8 PALANGKA

Dosen Pengampu :

Dr. Teti Berliani, M.Pd

Disusun Oleh :
Mely Agustina : 213010217003
Ardi Nor : 213030217029
Benediktus Iga Wihantara : 213020217022
Arjuni : 213020217015
Ferdinan : 213030217031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................
D. Manfaat Penulisan................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Problematik dalam supervise pengajaran...........................
B. Pengertian Supervisi pengajaran...........................................................
C. Apa yang menjadi pemicu terjadinya problematika pengajaran disekolah
SDN 8 Palangkaraya.............................................................................
D. Apa yang dilakukan guru jika menemui anak yang mengalami hambatan
dalam pencapaian pembelajarannya.....................................................
E. Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi problematika pengajaran yang
terjadi di sekolah SDN 8 Palangkaraya..........................................
F. Menurut bapak/ibu apa sajakah permasalahan yang sering terjadi di
sekolah SDN 8 Palangkaraya pada saat ini.....................................
G. Masalah pokok apa di sekolah SDN 8 Palangkaraya yang perlu mendapat
perhatian lebih serius............................................................................
BAB III Penutup
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

pembuata Makalah “ Problematik Dalam Supervisi Pengajaran”

Dalam pembuatan makalah ini, Saya mendapat bantuan dari berbagai pihak. Maka

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada pihak

yang telah membantu sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari masa sempurna, maka dari itu

penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan agar menjadi lebih baik lagi. Penulis

berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, sekian dan

terimakasih.

Palangka Raya, 16 September

2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic” yang


artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal
yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan (Kemindikbud, 2002: 276).
Ahli lain menyatakan bahwa “definisi problema/problematika adalah suatu kesen-jang an
antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesai-kan atau dapat
diperlumenyelesai-kan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu
(Syukir, 1983: 65).
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan (Subri, 1994: 1). Jadi supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan
masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi. Supervisi
ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik (Subroto, 1988:
134). Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.
Dalam Dictionary of Education, Good Carter (1959) memberikan pengertian bahwa
supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan
petugas-petugas lainnya dalam memper-baiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan jabat-an djabat-an perkembjabat-angjabat-an guru-guru, merevisi
tujujabat-an-tujujabat-an pendidikjabat-an, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi
pengajaran (Sahertian,2008: 17).
Konsep supervisi moderen dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik.
Rumusan ini meng-isyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar
mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envi-rovment)
(ttp://www.psb-psma.org).
Menghimpun dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas maka
Problematika Supervisi Pendidikan dapat kita artikan dengan berbagai persoalan dan masalah
serta adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang berkaitan dengan
pembinaan atau tuntunan ke arah perbaikan terhadap situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Problematika Supervisi
Pendidikan dapat kita artikan pula dengan berbagai masalah dan persoalan dalam hal
pembinaan dan pengawasan pendidikan. Sedangkan masalah dan persoalan tersebut jika
dikaitkan dengan sasaran pembinaan dan pengawasan bisa terjadi pada kepala sekolah, guru,
pegawai tata

usaha, tenaga kependidikan, peserta didik, atau pada supervisor sendiri. Disamping itu
persoalan-persoalan dan kesenjangan yang terjadi tidak hanya terletak pada siapa yang
menjadi sasaran dari supervisi tersebut, namun terdapat hal-hal lain yang mempengaruhinya
diantaranya: (1) masalah regulasi kebijakan yang mengatur supervisi, (2) pembiayaan (bud-
getting), (3) faktor orangtua peserta didik, masyarakat dan ling kungannya, (4) Fasilitas dan
sarana yang menunjang, dan (5) masalah-masalah yang tidak terduga lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan problematik dalam supervisi pengajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan supervisi pengajaran?
3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan supervisi?
4. Apa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian problematik dalam supervisi pengajaran
2. Mengetahui pengertian supervisi pengajaran
3. Mengetahui tujuan problematic dalam supervisi pengajaran
4. Mengetahui pengaruh penghambatan dalam supervisi pengajaran
D. Manfaat Penulisan
1. Bahan penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan melakukan aktivitas
berikutnya khususnya dalam hal penggunaan bahan pengawet ramah lingkungan
dan alami.
2. Bahan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para
generasi muda agar bisa lebih peduli lagi dengan SDA yang ternyata bisa
dimanfaatkan menjadi pengawet alami.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Problematika Dalam Supervisi Pengajaran

problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic” yang artinya


persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum
dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan (Kemindikbud, 2002: 276). Ahli lain
menyatakan bahwa “definisi problema/problematika adalah suatu kesen-jang an antara
harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesai-kan atau dapat diperlumenyelesai-
kan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu (Syukir, 1983: 65).
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan (Subri, 1994: 1). Jadi supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan
masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi. Supervisi
ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik (Subroto, 1988:
134). Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.
B. Pengertiaan Supervisi Pengajaran
Supervisi pengajaran merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk
mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di
kelas. Kegiatannya dilakukan melalui beragam teknik, baik individual maupun kelompok.
Salah satu model supervisi pengajaran adalah supervisi kolegial. Supervisi ini menjadi salah
satu bentuk alternatif pelaksanaan supervisi pengajaran. Guru yang memiliki kemampuan
lebih menjadi supervisor guru lainnya. Model supervise kolegial yang ditemukan, yaitu
individual-formal(yang banyak dilakukan berupa supervisi klinis), kelompok-formal ( yang
banyak dilakukan berupa lesson study), individual-informal(yang banyak dilakukan berupa
percakapan pribadi), dan kelompok-informal berupa diskusi.
Pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan menjadi harapan bagi semua siswa.
Model pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton. Material pembelajaran juga perlu
bervariasi. Selain menggunakan buku teks, artikel ilmiah dan sumber belajar lainnya berupa
hard copy, bisa juga diunduh dari internet serta sumber belajar dari lingkungan sekolah.
Kemampuan guru dalam menggunakan variasi model dan material pembelajaran yang tepat
dan bervasriasi menjadi perhatian supervisor.
Pelaksanaan teknik supervisi pengajaran yang efektif mampu meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan variasi model pembelajaran. Variasi model dan
material pembelajaran yang variatif banyak ditentukan oleh penerapan prinsip supervisi
pengajaran. Di Indonesia memiliki urutan tertinggi sampai terendah, yaitu ramah, objektif,
kooperatif, terbuka, demokratis, hangat, konstruktif, self reflektif. Sedangkan di Filipina
memiliki urutan kooperatif, self reflektif, konstruktif, demokratis, objektif, terbuka, ramah,
hangat. Intensitasnya Indonesia lebih tinggi dari Filipina.
Pelaksanaan pendekatan supervisi pengajaran yang kolaboratif, pendekatan yang
memberi kesempatan supervisor dan guru memecahkan masalah dan membuat keputusan
bersama-sama, mampu meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan keragaman model
pembelajaran dan keragaman material pembelajaran. Sedangkan pendekatan direktif yang
mana pembuatan keputusan banyak didominasi supervisor, dan pendekatan non-direktif yang
mana pembuatan keputusan banyak didominasi guru, mampu meningkatkan kemampuan
guru dalam penerapan keragaman model pembelajaran, namun tidak mampu meningkatkan
kemampuan guru dalam memanfaatkan keragaman material pembelajaran.
C. Apa yang menjadi pemicu terjadinya problematika pengajaran disekolah SDN 8
Palangkaraya
1. Perkembangan Iptek Dan Seni
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang era tantara Pendidikan dan Iptek. Ilmu pengetahuan merupakan
hasil eksplorasi secara system terorganasasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah
penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyrakat.
b. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual maupun
kelompok yang menghasilkan suatu yang indah. Dilihat dari segi tujuan
penndidikan yaitu berbentuknya manusia seutuhnya.
2. Laju pertumbuhan Pendudukan
 Laju pertumbuhan Pendidikan di Indonesia bagi menjadi dua :
1. Pertambahan pendudukan
2. Penyebaran pendudukan
3. Aspirasi masyrakat
3. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh
sekolompok Masyarakat ( yang menggangap dirinya sudah maju ) kepada
Masyarakat lain pendudukan suatu budaya.
Letak geografis tempat tinggal suatu masyakat ( Masyarakat terpencil ).
Penolakan Masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak
dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi Masyarakat.
Ketidakmampuan Masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan.
4. Upaya Penanggulan
Upaya penanggulan perlu dilakukan untuk menggulangi masaslah-masalah
actual antara lain sbg :
a.Pendidikan afektip perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup
langsung hanya secara incidental.
b. pelaksanaan ko dan ekstrakulikuler dikerjakan dengan penuh
kesungguhan dan hasilnya diperhitungan dalam menetapkan nilai akhir
ataupun pelulusan.
D. Apa yang dilakukan guru jika menemui anak yang mengalami hambatan dalam
pencapaian pembelajarannya
Guru melakukan langkah-langkah untuk membasmi kerumitan belajar siswa, yaitu
mengasihkan panduan dan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar, menggunakan media pembelajaran, memberikan tugas dan latihan agar siswa
mau belajar secara mandiri, mengarahkan siswa belajar dalam kelompok, menggunakan
Perbaikan. Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan oleh guru saat menemukan
anak yang sulit mencapai tujuan pembelajaran adalah perbaikan atau remidial. Arti
perbaikan ini adalah anak akan mengulang materi yang sama agar dipelajari lagi. Cara
perbaikan yang paling umum adalah dengan memberikan soal kembali.
Tindakan yang paling tepat dilakukan pada saat siswa mengalami kesulitan
memahami pelajaran yang sedang diajarkan adalah: Mengulang kembali bahan yang
diajarkan. Memberikan tugas agar siswa mempelajari bahan yang belum dipahami.
Memberikan buku sumber untuk dipelajari siswa. Permasalahan pendidikan di Indonesia
yang sedang di hadapi saat ini adalah dimulai dari minimnya pemerataan pendidikan,
anggaran pendidikan, kualitas pendidik, dan kurangnya sarana dan prasarana
menyebabkan kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia semakin rendah.
E. Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi problematika pengajaran yang terjadi di
sekolah SDN 8 Palangkaraya
1. Guru dapat memulai dengan mengevaluasi diri sendiri untuk memahami apa

yang mungkin menjadi sumber masalah dalam pengajaran mereka. Ini

termasuk pemahaman tentang gaya mengajar mereka, keterampilan

komunikasi, dan kemampuan mengelola kelas.

2. Terbuka terhadap umpan balik dari siswa adalah penting. Guru dapat berbicara

dengan siswa untuk memahami masalah yang mereka hadapi dalam proses

pembelajaran.

3. Guru dapat mencoba berbagai metode pengajaran untuk menyesuaikan

pembelajaran dengan kebutuhan beragam siswa. Ini dapat mencakup

menggunakan berbagai materi dan sumber daya, serta pendekatan

pembelajaran yang berbeda.

4. Guru dapat berdiskusi dengan rekan kerja mereka untuk bertukar ide dan

pengalaman dalam mengatasi tantangan pengajaran yang sama.

5. Mungkin diperlukan pelatihan tambahan dalam hal manajemen kelas,

teknologi pendidikan, atau strategi pengajaran khusus untuk mengatasi

masalah tertentu.

6. Guru dapat melibatkan orang tua siswa dalam proses pembelajaran dengan

berkomunikasi secara teratur dan melibatkan mereka dalam mendukung anak-

anak mereka di rumah.

7. Guru harus selalu mengevaluasi efektivitas metode pengajaran mereka dan

bersedia untuk menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan.

8. Beberapa masalah pengajaran mungkin memerlukan perhatian khusus, seperti

kesulitan belajar atau masalah perilaku siswa. Dalam kasus seperti ini, bekerja

sama dengan profesional pendidikan atau ahli kesehatan mungkin diperlukan.


F. Menurut bapak/ibu apa sajakah permasalahan yang sering terjadi di sekolah

SDN 8 Palangkaraya pada saat ini

1. Kesulitan Menangkap Materi Pelajaran

Kemampuan setiap anak berbeda-beda, jadi daya tangkap mereka terhadap materi

pembelajaran pun tidak sama. Namun, hal ini kemudian menjadi permasalahan yang

sering terjadi di kelas Sekolah Dasar. Keadaan diperparah dengan keengganan anak untuk

berterus terang bahwa dia tidak bisa mengikuti materi yang diberikan. Padahal, materi

yang diberikan terus bertambah.

2. Sulit Bersosialisasi

Masalah semacam ini terjadi umumnya saat masa-masa awal sekolah atau anak baru saja

pindah ke lembaga pendidikan yang baru. Mereka seolah menutup diri dan sulit berbaur

dengan teman-temannya. Mereka dapat bercerita pada orang tua maupun pengajar tentang

hal tersebut, namun tidak sedikit pula yang memilih untuk diam. Dan juga ujar ibu kepala

sekolah masalah yang sering terjadi adalah peserta didik yang tidak bisa mengerjakan

soal,membaca dan belum bisa memahami isi teks.

G. Masalah pokok apa di sekolah SDN 8 Palangkaraya yang perlu mendapat

perhatian lebih serius


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai