Anda di halaman 1dari 3

LARUTAN KATO KATZ

A. Pendahuluan

1. Laturan Belakang

Pemeriksaan feses metode kato katz merupakan pemeriksaan gold standart pada
infeksi cacing Soil transmitted helminth. Metode kato katz sering difungsikan untuk
penegakan diagnosa di lapangan karena mudah, murah dan dapat mengelompokkan intensitas
infeksi menjadi beberapa kelas berdasarkan perhitungan telur cacing dan metode kato katz
memiliki kelemahan yaitu sensitifitas yang lebih rendah dalam mendeteksi infeksi kecacingan
pada intensitas ringan pada cacing tambang, tetapi memiliki sensitivitas yang tinggi untuk
mendeteksi Schistosoma mansoni, A. lumbricoides dan T. Trichiura.

Metode pemeriksaan kecacingan secara kuantitatif atau teknik tidak langsung dalam
pemeriksaan sediaan tinja dibawah cellophane tape yang telah di rendam dalam larutan
malachite green. Metode ini dilakukan untuk menentukan derajat infeksi kecacingan, dengan
menghitung jumlah telur cacing yang terdapat dalam tinja yang dikeluarkan seseorang dalam
sehari.
Alasan dari teknik penelitian menggunakan metode Kato-Katz karena kelebihannya
bisa digunakan dalam pemeriksaan massal, morfologi telur cacing terlihat jelas dibawah
mikroskop dengan kepekatan latar belakang warna yang rendah, sangat penting untuk
kebutuhan diagnosis mendeteksi Ascaris lumbricoides. Hal ini sejalan dengan penelitiannya
bahwa metode Katokatz dapat digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif maupun kualitatif
tinja, sangat sensitive pemeriksaanya, memiliki variansi minimal antara sampel, sederhana
untuk dilakukan sesuai untuk studi lapangan.

2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan larutan kato kaztdengan tepat

B. Metode

Waktu dan tempat


Hari/Tanggal : 27 Oktober 2023
Waktu : 08.00 – 10.30
Tempat : laboratorium Kering

Alat dan Bahan


Alat : 1. cellophane tape (selofan), ukuran 2,5 cm
2. baskom stainless steel 60 cm
3. Gardus
4. gunting
5. Batang Pengaduk
6. pinset
7. kanvas
8. pipet tetes
9. gelas ukur
Bahan : 1. Malachite green 3% (0,5ml)
2. Gliserol 50 ml
3. Aquades 50 ml

Prosedur kerja :

1. Untuk membuat larutan kato deperlukan campuran dengan perbandingan malachite


green 3% (0,5), gliserol 50 ml, aquades 50 ml
2. Ambil malachite green dengan pipet tetes sebanyak 0,5 ml ke dalam baskom stainless
steel 60 cm
3. Ambil larutan gliserol sebanyak 50 mili dan masukan ke dalam gelas ukur
4. Tuangkan gliserol 50 ml pada baskom yang sudah berisi malachite green sebanyak 0,5 ml
lalu tambahkan aquades sebanyak 50 ml lalu aduk dengan batang pengaduk sampai
homogen, maka akan di dapat larutan Kato Katz

C. Hasil dan Pembahasan


Hasil :

Perbandingan dari larutan gliserol 50 : aquades 50 : malachite green 0,5


Mendapatkan hasil larutan kato katz yang awal berwarna biru menjadi warna toska karena
adanya pencampuran larutan gliserol dan juga aquades yang di homogenkan

Proses pengadukan larutan dan sekaligus di homogenkan menggunakan batang pengaduk


dan baskom stainless steel
Hasil setelah di homogenkan yang semula awal warna biru kini menjadi warna toska dan
agak kental
Rendaman cellophane tape (selofan) yang sudah di rendam dan siap digunakan untuk
sediaan pemeriksaan mikroskopik
Pembahasan :

Malachite Green(MG) adalah pewarna triphenylmethane yang merupakan senyawa


yang digunakan dalam industri tekstil dan sebagian digunakan dalam akuakultur dalam
fungisida dan ektoparasitisida. Malachite Green (MG) merupakan zat warna kationik yang
umumnya digunakan dalam bidang industri serta dibidang laboratorium kesehatan.
Penggunaan zat warna Malachite Green dalam laboratorium kesehatan dapat menimbulkan
bahaya apabila tercampur dalam badan air sebagai limbah laboratorium dan memiliki sifat
karsinogenik dan genotoksik yang menimbulkan risiko potensial bagi manusia serta
berpotensi menyebabkan tumor. Toksisitas pewarna ini meningkat seiring dengan waktu
pemaparan, suhu dan konsentrasi.
Gliserin atau gliserol merupakan trihidric alkohol mengandung radikal trivalen
gliserin (C3H5). Gliserin merupakan cairan kental yang tak berwarna dengan berat molekul
92, berat jenis 1,25 gr/cm3 dan mempunyai titik didih yang tinggi serta terurai pada suhu
290oC
Larutan Kato Katz untuk menentukan tingkat intensitas infeksi
kecacingan(helminthiasis). suatu pemeriksaan sediaan tinja ditutup dan diratakan di bawah
cellophane tape yang telah direndam dalam larutan malachite green. Salah satu faktor dari
metode Kato Katz adalah lama waktu inkubasi. Kontrol dalam penelitian ini adalah malacite
green yang brfungsi sebagai reagen warna dalam pemeriksaan mikroskopik metode Kato
Katz.pada larutan kato kazt dapat memeriksa jenis fases apasaja mulai dari manusia dan juga
hewan.

D. Penutup
Kesimpulan

Dalam praktikum ini praktikan dapat mengetahui bagaimana proses atau cara dalam
pembuatan larutan kato katz dengan takaran yang sesuai dan juga perbandingan,sehingga
praktikan dapat melakukannya dengan benar dan tepat. Serta praktikan mengetahaui bahwa
larutan kato katz yang sudah di buat tidak bisa di gunakan secara langsung karena
cellophane tape harus direndam dalam larutan malachite green selama 1x24jam

Saran

Praktikan harus memperhatikan ketika dalam

Daftar Pustaka

1. Iqbal M.Triana D.Rizqoh D.Gunasari L.F.V.Umar L.A.2023.Akurasi Pemeriksaan Kato-Katz


dan Mini-Flotac Dalam Diagnosis Kecacingan pada Feses Segar dan Feses Awetan. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan.Vol. 19(1). Tangerang Selatan
2. Rosdarni.Hasina.W.O.2021. PERBEDAAN KEJELASAN DAN KEKONTRASAN PADA
PEMERIKSAAN TELUR CACING GELANG (Ascaris lumbricoides) ANTARA METODE KATO-
KATZ DAN METODE LANGSUNG (Direct slide) DI DESA JATI BALI KECAMATAN
RANOMEETO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN. Jurnal MediLab Mandala Waluya
Vol.5(2)
3. Tambunan R.T.H.2020. MENILAI KUANTITAS FESES YANG DIHASILKAN OLEH
TIGA CETAKAN KHUSUS PEWARNAAN TEBAL KATO-KATZ YANG
DIGUNAKAN PADA BERBAGAI PENGATURAN.Majalah Ilmiah
METHODA.Vol.10(3)
4. Azis N.N.Harwani N.2020.Modifikasi Metode Kato Katz dengan perasan kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L).SNPPM-2
5. Aufari M.A.Robianto S.Manurung R.2013. PEMURNIAN CRUDE GLYCERINE MELALUI
PROSES BLEACHING DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF. Jurnal Teknik Kimia USU.
Vol. 2(1).Medan
6. Setiaji J.Johan T.I.Widantari M.2015.PENGARUH GLISEROL PADA MEDIA TRYPTIC SOY
BROTH (TSB) TERHADAP VIABILITAS BAKTERI Aeromonas hydrophila. Jurnal Dinamika
Pertanian Vol.30(1) 83 – 91.Pekanbaru
7.

Anda mungkin juga menyukai