Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MI’YAR ILMI

(PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG SURGA DAN NERAKA)

DI TULIS OLEH:

AHMADUL ABRAR

UNIT: IV A

MAHASANTRI MA’HAD ALI RAUDHATUL MA’ARIF COT TRUNG


¤. Perbedaan pendapat tentang surga dan neraka antara Ahlusunnah Wal
Jamaah dengan kelompok Syiah.

■. Ahlusunnah wal Jamaah

Ahlussunnah Wal Jamaah mempercayai bahwa surga adalah tempat kebahagiaan


dan kenikmatan abadi bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti
ajaran Islam dengan baik. Neraka dianggap sebagai tempat penyiksaan bagi orang-
orang yang berdosa. Seorang hamba berhak atau tidaknya mendapatkan surga atau
neraka ialah sepenuhnya terletak pada qudrah dan iradah Allah.

■. Kelompok Syi’ah

Syi’ah meyakini bahwa imam-imam mereka memiliki peran penting dalam


menentukan nasib akhir umat manusia dan bahwa pengikut mereka memiliki status
khusus. Pandangan mereka tentang surga dan neraka seringkali diselaraskan
dengan pandangan imam-imam mereka.

¤. Perbedaan pendapat tentang surga dan neraka antara Ahlussunnah Wal


Jamah dengan Mu’tazilah (golongan Huzailiah).

■. Ahlusunnah Wal Jamaah

Menjelaskan surga sebagai tempat yang indah, dengan sungai-sungai yang


mengalir, taman-taman yang hijau, dan pohon-pohon yang memberikan buah-
buahan yang lezat. Orang-orang di surga menikmati kenikmatan yang tidak
terbatas.

■. Mu’tazilah (golongan Huzailiah)

Golongan ini percaya bahwa di akhirat makhluk tidak mempunyai gerak atau
semacamnya, dan mereka menjadi abadi dalam ketenangan. Ketenangan abadi
adalah milik penghuni surga, sementara penderitaan abadi adalah milik penghuni
neraka. Dan menurut mereka pula, surga dan neraka akan binasa. Karena mereka
berkeyakinan bahwa sesuatu yang tidak ada awal adalah sesuatu yanhg tidak ada
akhir, begitupula sesuatu yang punya awal maka ia punya akhri, sementara surga
dan neraka mempunya awal, dalam artian surga dan neraka juga mempunyai akhir.

¤. Pandangan surga dan neraka menurut Filsuf

■. Fisuf

Gagasan tentang “surga” sebagai bentuk tertinggi dari kehidupan yang baik dan
adil. Mereka merujuk pada idealisasi masyarakat yang adil dan masyarakat yang
diperintah oleh filsafat atau kebijaksanaan. Tetapi, menutrut Immanuel Kant,
konsep surgawi mungkin dikaitkan dengan pemahaman moral, di mana orang
mencapai kebahagiaan atau kebaikan sejati dengan menjalankan tindakan moral.
Sedangkan “neraka” mereka tidak menganggapnya sebagai tempat penyiksaan
fisik atau semacamnya. Mereka meinterpretasikan neraka sebagai konsekuensi
alamiah dari tindakan yang tidak etis atau kehidupan yang tidak bermoral. 1

Hal ini jelas berbeda dengan pandangan dalam beberapa pandangan agama
umumnya. Karena konsep Surga dalam pandangan agama adalah tempat
kebahagiaan dan kenikmatan bagi mereka yang taat kepada Tuhan, sementara
neraka adalah tempat penyiksaan bagi yang berdosa atau tidak taat.

1Hal ini mungkin bervariasi tergantung pada filsufnya dan kerangka pemikiran filosofis yang
mereka gunakan, di sini saya memaparkan pemikiran Plato dan Immanuel Kant.

Anda mungkin juga menyukai