AIK 2 GERAKAN TAJDID 100 Abad Ke 2
AIK 2 GERAKAN TAJDID 100 Abad Ke 2
Dosen Pengampu :
Nama Kelompok
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “GERAKAN
TAJDID PADA 100 TAHUN KE-2”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah AIK 2 di Universitas Muhammadiyah
Gresik.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Gresik, 27 November
Penulis
i
DAFTAR ISI
Paradigma .................................................................................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
5
6
yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus
kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik.
A. Bayani
Bayani adalah pengetahuan Islam yang bertitik tolak dari nas sebagai
sumber pengetahuan. Metode berpikir bayani digunakan memecahkan
masalah-masalah terkait ibadah mahdah (khusus). Karena asas hukum
syariah tentang ibadah menegaskan bahwa ibadah itu pada asasnya
tidak dapat dilaksanakan kecuali yang disyariatkan.
B. Burhani
Burhani adalah pengetahuan yang berbasis pada akal (al-‘aql) dan
empirisme (al-tajribah). Pendekatan burhani memberikan dinamika
pemikiran tarjih. Khususnya ibadah ghaira mahdlah (ibadah umum).
Berbagai permasalahan sosial dan kemanusiaan yang timbul tidak
hanya didekati dari sudut nash syariah, tetapi juga didekati dengan
menggunakan ilmu pengetahuan yang relevan. Metode burhani
menempatkan hukum kausalitas sebagai unsur terpenting. Misalnya,
ijtihad penentuan awal bulan Qamariah, khususnya bulan-bulan terkait
ibadah, seperti Ramadan, Syawal atau Zulhijah. Ijtihad
Muhammadiyah boleh menggunakan kemajuan ilmu falak, sehingga
tidak lagi rukyat.
C. Irfani
Irfani adalah pengetahuan yang bertitik tolak pada al-‘ilm al-hudluri.
Metode ini dikembangkan para sufi dan filsuf. Pendekatan irfani
berdasarkan kepada upaya meningkatkan kepekaan nurani dan
ketajaman intuisi batin. Dasar ontologis irfani yaitu wahdatul wujud.
Paham wahdatul wujud ini mengenalkan bahwa realitas itu hanya ada
satu yang ditempati Allah semata, dan benda-benda. Selain Allah
hanyalah bayangan, yang hakikatnya bukan wujud. Para sufi bahkan
menyebut alam, yakni segala sesuatu selain Allah,
9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui gerakan pencerahan yang membawa misi dakwa dan tajdid yang
membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan di tengah dinamika abad
modern, tahap lanjutnya sarat tantangan. Muhammadiyah dituntut melakukan
transformasi pemikiran, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan usaha-usaha lain yang
bersifat unggul dan terobosan. Muhammadiyah dituntut untuk terus berkiprah dengan
inovatif.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.muhammadiyahlamongan.com/blog/tajdid
https://web.suaramuhammadiyah.id/2023/03/15/muhammadiyah
11