Tahun Pelajaran 2023/2024 Novel Negeri 5 Menara Karya: Ahmad Fuadi
Judul Buku : Negeri 5 Menara
Penulis : Ahmad Fuadi Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2009 Tebal Buku : 416 halaman Unsur Intrinsik a. Tema Dalam novel Negeri 5 Menara ini tema utamanya adalah pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari latar tempat, yaitu di Pesantren dimana kegiatan utama yang dilakukan sehari-hari tokoh utama adalah belajar. b. Penokohan 1. Alif dalam novel ini adalah tokoh yang protagonis. Alif digambarkan sebagai sosok generasi muda yang penuh motivasi, bakat, semangat untuk maju dan tidak kenal menyerah. 2. Baso dalam novel ini tokoh yang protagonis. Baso adalah teman Alif merupakan anak yang paling rajin, agamais, peduli, dan berbakti kepada orang tua. 3. Raja dalam novel ini tokoh yang protagonis. Raja di gambarkan sebagai sosok yang percaya diri, rajin membaca, dan senang berbagi. 4. Said dalam novel ini tokoh yang protagonis. Teman Alif sesama sahibul menara yang di gambarkan sebagai sosok yang memiliki pemikiran dewasa namun kurang percaya diri. 5. Dulmajid dalam novel ini tokoh yang protagonis. Teman Alif sesama sahibul menara yang di gambarkan sebagai sosok yang mandiri, rajin belajar, dan setia kawan. 6. Atang dalam novel ini tokoh yang protagonis. Atang di gambarkan sebagai sosok orang yang menepati janji dan humoris. 7. Amak, adalah sosok ibu yang ramah, peduli terhadap peradaban islam di masa depan, serta penyayang. 8. Ayah, adalah sosok yang peduli dan setia kepada anaknya. Serta orangnya sangat amanah. 9. Ustad Salman dalam novel ini tokoh yang protagonis. Laki-laki muda bertubuh kurus bersuara lantang. c. Alur (Plot) Alur dari Novel Negeri 5 Menara adalah campuran. Dimana cerita adalah kilas balik ingatan tokoh utama akan masa silam ketika menimbah ilmu di Pondok Madani hingga membuahkan hasil yang menyenangkan dimasa kini. d. Latar 1. Latar Tempat Kantor Alif (Washington DC) "Dari balik kerai tipis di lantai empat ini..” Rumah Alif (Maninjau, Bukittinggi) "Sampai sekarang kami masih tinggal di rumah kontrakan beratap seng dengan dinding dan lantai kayu" Trafalgar Square (London) "Tidak lama kemudian aku sampai di Trafalgar Square, sebuah lapangan beton yang amat luas." Pondok Madani "Tidak terasa, hampir satu jam kami berkeliling PM." Rumah Atang (Bandung) "Kaca depan rumahnya menempel sebuah stiker hijau dengan gambar matahari di tengahnya” Rumah Said (Surabaya) “... Mengajak kami berkeliling ke berbagai objek wisata di sekitar Surabaya...” Apartemen Raja (London) "Malam itu kami menginap di apartemen Raja di dekat Stadion Wembley..." 2. Latar waktu Dini hari "Dalam perjalananku dari Padang ke Jawa Timur, aku sempat sekilas melewati Jakarta jam tiga dini hari." Pagi hari "Sejak dari pagi buta suasana PM sudah heboh." Sore hari "Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan ini." Malam hari "Malam ini adalah salah satu dari malam-malam inspiratif yang digubah oleh Ustad Salman." 3. Latar Suasana Sepi "Diam sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi" Emosi "Sebelum mereka menyahut, aku telah membanting pintu dan menguncinya" Takut "Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku" Gugup "Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang bikin ngilu." Bahagia "Dengan penuh kemenangan kami keluar dari gerbang PM" Sedih "Di ujung kelopak matanya aku menangkap kilau air yang siap luruh. Suaranya kini bergetar” e. Sudut Pandang Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini dikarenakan tokoh utama selalu menyebut dirinya dengan kata “aku”. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Negeri 5 Menara ini menggunakan bahasa yang sederhana dengan ditambahkan beberapa majas seperti hiperbola, personifikasi, dan juga asosiasi. g. Amanat Novel Negeri 5 Menara ini memberikan pesan moral pendidikan yang sangat dalam. Khususnya kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam meraih impian serta mencapai kesuksesan. Apabila kita bersungguh-sungguh pasti apapun akan tercapai. Namun, tidak lupa dengan meminta restu dari kedua orang tua kita sebagai anak yang baik harus menghormati dan berbakti kepada orang tua kita.