Anda di halaman 1dari 24

Modul ke: Sistem Angkutan

01 Fakultas
Umum
Sistem Transportasi Perkotaan dan
Fakultas Teknologi Angkutan Umum
Teknik
Program Studi
Teknik Sipil
Yosie Malinda, ST, MT

Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi


Pendahuluan

Masalah lain yang


tak kalah pentingnya
Masalah transportasi ialah fasilitas
perkotaan saat ini angkutan umum.
sudah merupakan Angkutan umum
masalah utama yang perkotaan, yang
sulit dipecahkan di Masalah transportasi didominasi oleh Selain itu, ketertiban
kota – kota besar. perkotaan yang lain angkutan bus dan berlalu lintas di
adalah masalah mikrolet masih Indonesia masih
Kemacetan lalulintas parkir. kurang nyaman, sangat rendah
yang terjadi di kurang aman dan
Jakarta sudah kurang efisien.
sangat mengganggu Angkutan massal
aktifitas penduduk. kurang berfungsi
untuk angkutan
umum perkotaan.

<
← MENU AKHIRI >

Perkembangan Perangkutan
Perangkutan berumur setua manusia. Perbedaan dengan pada masyarakat modern
terletak pada perlengkapan yang digunakan; dengan kata lain ada ada perbedaan
teknologi.

Pada umumnya penemuan teknologi perangkutan didasarkan pada pengamatan


pergerakan alami – berjalan, berlari, meluncur, berenang, terbang dan pemindahan tanah
oleh air. Kemudian, manusia meniru gerakan tersebut, misalnya menggelindingkan kayu
gelondongan atau batu dan menghanyutkan batang kayu (Morlok, 1978).

Pada masyarakat yang sudah lebih maju, kebutuhan perangkutan dipenuhi tidak
sekedar mengandalkan kekuatan jasmani saja, tetapi dengan juga memanfaatkan
hewan.

Revolusi industri membantu mempercepat perkembangan perangkutan. Kuda


pemakan rumput digantikan kuda besi pemakan kayu api, dan sekarang pemakan
bahan bakar minyak.

Kini, di akhir abad 20, wajah perangkutan sudah semakin berubah. Kendaraan
bermotor banyak menggeser peranan kuda bagi keperluan angkutan sehari – hari.

<
← MENU AKHIRI >

Sistem Transportasi Perkotaan

Sistem transportasi merupakan bentuk


keterikatan dan keterkaitan antara
penumpang, barang, prasarana dan sarana
yang berinteraksi dalam rangka perpindahan
orang atau barang yang tercakup dalam suatu
tatanan, baik secara alami maupun
buatan/rekayasa.

Tujuan perencanaan transportasi adalah


untuk menetapkan arahan bagi penyediaan
layanan transportasi disesuaikan dengan
kebutuhannya dengan cara paling tepat dan
menggunakan sumber daya yang ada. Gambar. Proses Perencanaan Transportasi
Sederhana (Bruton, 1985)

<
← MENU AKHIRI >

Sistem Transportasi Perkotaan

Tabel. Perbedaan Transportasi Perkotaan dan Regional

<
← MENU AKHIRI >

Perangkutan Umum

Apa yang
dimaksud dengan
angkutan umum ?

<
← MENU AKHIRI >

Perangkutan Umum

Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan barang dari
satu tempat ke tempat lain.
Tujuan diselenggarakannya angkutan umum adalah memberikan pelayanan angkutan
yang baik dan layak bagi masyarakat.

Angkutan Umum Penumpang


Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian
angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus,
minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara
(Warpani , 1990).

Angkutan Barang
Berbeda dengan perjalanan orang, barang umumnya diangkut untuk jarak
yang lebih jauh, lebih sedikit pelanggan, dan lebih beragam.
Secara umum barang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu
Barang Kering, Cairan dan Barang Umum (Stewart. D & David 1980) :
<
← MENU AKHIRI >

Pembagian Kategori Angkutan Umum

Secara umum, kota-kota dibagi menurut jenis angkutannya berupa angkutan individu dan angkutan
massal, memiliki ciri operasi angkutan umum.

Kota Kecil :
- Angkutan umum terdiri dari : Angkutan Kota (Angkot) dan Bus
Sedang.
- Angkutan Individu : becak dan ojek.

Kota Menengah :
- Angkutan umum terdiri dari : Bus Besar, Bus Angkutan kota
(Angkot) dan bus sedang.
- Angkutan Individu : becak dan ojek.

Kota Metropolitan :
- Angkutan Massal, terdiri dari : Mass Rapid Transit (MRT), Bus
Besar, Bus Sedang, Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang.
- Angkutan Individu : becak dan ojek.
<
← MENU AKHIRI >

Pembagian Kategori Angkutan Umum

• Gambar. Pembagian Kategori Angkutan Umum <


← MENU AKHIRI >

Evolusi Mode Angkutan Umum

• Tahap-1 : Tahap pada kondisi eksisting angkutan bis kota dan angkutan kota yang masih rendah dalam
penerapan SPM angkutan umum, dimiliki oleh individu dan belum terorganisasi yang disebut dengan paratransit
/ angkot.
• Tahap-2 : Tahap awal reformasi,dengan pembenahan angkutan umum sebagai moda mayoritas terpilih, memiliki
kapasitas lebih besar dari paratransit, terorganisasi, belum memiliki lajur khusus dengan penerapan SPM
sedang yang disebut dengan system transit.
• Tahap-3 : Tahap pengembangan dari system transit dengan penerapan SPM dengan kategori baik, melalui
pembuatan lajur khusus, feeder bus guna meningkatkan kecepatan / travel time yang di sebut dengan BRT.
• Tahap-4 : Reformasi angkutan umum berbasis jalan, dengan penerapan SPM dengan kategori sangat baik,dengan
kapasitas lebih besar dari system BRT yang disebut dengan sistem Full BRT.
< MENU AKHIRI →
← >
Mass Rapid Transit (MRT)

Angkutan publik ini pada umumnya beroperasi pada jalur khusus


tetap yang telah disediakan atau jalur umum potensial yang terpisah
dan digunakan secara eksklusif, sesuai jadwal yang ditetapkan
berdasar pola trayek/rute yang didesain dengan menetapkan halte -
halte pemberhentian yang berada di sepanjang trayek/rute atau
koridor.

Karakteristik utama yang dimiliki MRT adalah biaya rendah,


kapasitas besar dan teknologi modern. Hal-hal lain yang digunakan
untuk menggambarkan sistem MRT antara lain jarak antara stasiun,
luas dan panjang jalur khusus,dan pedoman operasional dan sistem
panduan.

<
← MENU AKHIRI >

MRT di Singapura

Gambar. MRT Stasiun Bishan, Singapura

Jaringan MRT yang pertama adalah dari stasiun Yio Chu Kang ke stasiun Toa Payoh, yang
dioperasikan pada tahun 1987 sebagai sistem Metro yang tertua kedua di Asia Tenggara
setelah sistem Manila LRT.

Singapura mempunyai 89 Stasiun operasional dengan 146,5 KM dengan tipe angkutan


sebagai angkutan publik cepat jumlah jalur 4, jumlah penumpangnya 2.224 juta pada
September 2011, dan mulai dioperasikan pada 7 November 1987.

<
← MENU AKHIRI >

Jakarta Mass Rapid Transit

Gambar. Stasiun Jakarta MRT

Rencana pembangunan Jakarta MRT dimulai dengan jalur MRT 14,5 km dari Terminal Lebak
Bulus - stasiun Dukuh Atas, yang akan menjadi awal pengembangan jaringan terpadu dari
sistem Jakarta MRT (disebut jalur Utara - Selatan, yang akan diteruskan untuk jalur Timur -
Barat diharapkan akan sejajar dengan sistem MRT di kota-kota besar di Asia, seperti
Singapura, Hongkong, Bangkok, New Delhi, Seoul dan Tokyo.

<
← MENU AKHIRI >

Jakarta Mass Rapid Transit

<
← MENU AKHIRI >

Bus Rapid Transit (BRT)

Penyelenggaraan moda bus kota yang konvensional di banyak negara di dunia pada
saat sekarang ini sudah kurang diminati pelanggan/pengguna jasa transportasi
perkotaan karena layanan yang diberikan tidak memenuhi standar, tidak dapat
diandalkan, tidak nyaman dan tidak terjamin keamanannya bagi penumpang.
Bagi para perencana dan pengelola transportasi perkotaan dalam merancang
alternatif moda transportasi perkotaan yang mampu memberikan layanan yang lebih
cepat, yang mampu mengangkut sejumlah besar penumpang dalam waktu tertentu
dan memberlakukan tarif angkutan yang rendah

Rencana dan gagasan pembaharuan tersebut diungkapkan dalam konsep Angkutan


Bus Cepat atau Bus Rapid Transit (BRT).

<
← MENU AKHIRI >

Karakteristik Utama BRT

Jalur bus terpisah

Kendaraan datang dan berangkat secara cepat.

Stasiun/halte/terminal yang bersih, aman dan nyaman.

Penarikan ongkos/tarif sebelum berangkat yang efisien.

Pendanaan, informasi yang jelas dan tepat waktu.

Prioritas angkutan di persimpangan, pertigaan, roundabout.

Integrasi moda di stasiun/halte/terminal dan Layanan Kepada penumpang yang lebih baik..

<
← MENU AKHIRI >

ANGKUTAN UMUM
LAINNYA

<
← MENU AKHIRI >

Light Rail Transit (LRT)

LRT akan membangkitkan penumpang, mengurangi biaya angkutan, menambah


kapasitas angkut, aman, mengurangi polusi, cocok diimplementasikan di banyak
tempat, meningkatkan nilai properti di mana terdapat Stasiun/Terminal LRT .

Perbedaan elevated LRT dengan LRT standar adalah elevated LRT berjalan pada jalur
layang yang didukung oleh struktur baja atau beton; biasanya konstruksinya 16 - 20
feet di atas jalan tetapi bisa mencapai 35 feet di atas jalan apabila memotong jalan
atau jembatan; tidak menyatu dengan lalu lintas lain dan pejalan kaki sehingga
kecepatannya tinggi dan operasi yang lebih handal; lebih mahal dalam biaya
konstruksi dibandingkan dengan LRT standar.

<
← MENU AKHIRI >

Karakteristik LRT

Mendapat prioritas pada perlintasan.

Stasiun/halte/terminal yang bersih, aman dan nyaman.

Penarikan ongkos/tarif sebelum berangkat yang efisien.

Gerbong yang lebih bersih dan tenang.

Sistem transportasi cerdas.

Integrasi moda di stasiun/halte/terminal.

Pelayanan Kepada penumpang yang lebih baik.

<
← MENU AKHIRI >

Perbedaan LRT dan MRT

<
← MENU AKHIRI >

Perbedaan LRT dan MRT

<
← MENU AKHIRI >

Monorail

Monorail adalah salah satu moda transportasi publik yang dioperasikan relatif untuk
jarak pendek (5 mil atau kurang) dan diarahkan lebih kepada angkutan CBD (Central
bisnis District) dan angkutan ke dan dari Bandar Udara - Pusat Kota.

Monorail dan elevated LRT adalah serupa bahwa angkutan tersebut beroperasi pada
jalur yang ditinggikan, tetapi monorail hanya dioperasikan untuk jalur tunggal saja.

Manfaat monorail bila dibandingkan dengan elevated LRT adalah lebih tenang dan
pengerjaannya lebih baik.

<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Adisasmita, Adji Sakti. 2015. Perencanaan Sistem Transportasi Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ahmad Munawar. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Beta Offset. Yogyakarta.
Edward K. Morloc. 1978. (Alih bahasa : Ir. Johan Kelana Putra Hainim). 1988. Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi. Erlangga. Jakarta.
Kamarwan, S. S. 1997. Sistem Transportasi, Gunadarma. Jakarta.
Warpani, Suwardjoko. 1990. Merencanakan Sistem Pengangkutan. ITB. Bandung.

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih

Terima Kasih
Yosie Malinda, ST, MT

Anda mungkin juga menyukai