Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN TUTORIA KASUS I

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Disusun Oleh

1. Nabila Malahati (21120029)


2. Nadila Dea Amanda (21120030)
3. Padila Putri Syalsabilla (21120031)
4. Patri Tindavan Darnis (21120032)
5. Pradita Agustriani Putri (21120033)
6. Putri Anggraeni (21120034)
7. Quraisin (21120035)
8. Ranti Ayu Kartika (21120036)
9. Ranti Sapitri (21120037)
10. Rara Arta Anjelina putri (21120038)
11. Reka Tamara Dwiputri (21120039)
12. Risma Wati (21120040)
13. Salsa Billa Firdausah (21120041)

Dosen Pengampuh : Sutrisno,S.Kep,Ns,.M.Kep.Sp.Kep.K

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


Ketua : Nabila Malahati

Sekretaris : Pradita Agustriani Putri

Sekretaris : Rara Arta Anjelina Putri

SKENARIO KASUS I

Tim perawat komunitas melakukan pengkajian di Sekolah Dasar (SD) Sriwijaya Permai di salah
satu sekolah swasta di Palembang dengan pendekatan community as a partner. Pengkajian
dilakukan meliputi Core dan Sub Sytem Community. Hasil pengkajian didapatkan 30 orang siswa
menderita Diare dalam 3 bulan terakhir,70% siswa mengalami karies gigi. Menurut guru
Pembina UKS disekolah menyampaikan bahwa belum pernah ada petugas kesehatan yang dating
ke sekolah baik memberikan penyuluhan tentang PHBS maupun melakukan pelayanan
kesehatan. Hasil wawancara dengan siswa mengatakan bahwa mereka tidak mengerti dan tidak
tahu apa itu PHBS dan apa hubungan antara PHBS dengan penyakit Diare. Mereka juga bertanya
apa penyebab diare dan karies Gigi dan cara mengatasinya. Guru juga menyampaikan bahwa
prestasi siswa cenderung menurun karena sering ijin dan tidak masuk sekolah karena sakit.
Sebagian besar siswa mengatakan bahwa mereka tidak masuk sekolah karena sakit diare dan sakit
gigi. Hasil observasi perawat, bahwa sekolah ini belum memiliki fasilitas yang memadai
menunjang PHBS, sarana cuci tangan pakai sabun belum ada, siswa juga mengatakan tidak tahu
cara mencuci tangan dengan benar, sehingga mereka sering tidak cuci tangan ketika memegang
jajanan. Disekolah ruang UKS sudah ada namun belum ada kegiatan. Hal ini dimungkinkan
karena kurangnya koordinasi pengelolah UKS dan belum adanya perawat kesehatan sekolah.
Keterbatasan tersebut membuat program terkait dengan trias UKS melalui upaya promotif dan
preventif, kuratif dan rehabilitative belum berjalan optimal.
TAHAP TUTORIAL

A. Meklasifikasi istilah yang belum diketahui dalam kasus dan mencari istilah yang
belum diketahui.
No Pertanyaan Jawaban
1 Community as patner (RANTI Community as Partner merupakan salah
AYU) satu model yang dapat diterapkan untuk
menurunkan stressor yang mencakup:
keseimbangan sistem, sebuah komunitas
sehat, dan termasuk di dalamnya
pemeliharaan kesehatan komunitas serta
promosi kesehatan komunitas (RARA)
2 Upaya Promotif (PATRI) Suatu rangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan
kehiatan yang bersifat promosi kesehatan
seprti : Penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut. (RANTI S)
3 Preventif (PRADITA) Suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit (QURAISIN)
4 Kuratif (PADILA) Suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditunjukan untuk
penyembuhan penyakit,pengurangan
penderita akibat penyakit.pengendalian
secara yang optimal agar kualitas dapat
terjaga.(PUTRI)
5 Rehabilitative (REKA) Kegiatan atau serangkaian untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna
untuk dirinya dan masyarakat semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.
(NADILA DEA)
6 Sub system Community dan core Sub system community Pengkajian 8
(NABILA) subsistem komunitas adalah pengkajian
fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,
ekonomi, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi(Wahit Iqbal
Mubarak, 2009). inti: data demografi
kelompok atau komunitas yang terdiri:
umur, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan
serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.(RISMA)
7 PHBS (RANTI S) PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya
mampu menolong diri sendiri pada bidang
kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat. (SALSA)
8. Trias UKS Membina lingkungan yang sehat
9. Karier gigi Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh
asam yang ada dalam karbohidrat melalui
perantara mikroorganisme yang ada dalam
saliva (Irma, 2013).
10 Diare Proses BAB yang lebih dari 3 kali dan
. konstipasinya cair.
B. Mengidentifikasi masalah berdasarkan kasus dari pandangan skenario dalam
bentukpertanyaan.
No Pertanyaan Jawaban
1 Dari kasus di atas terdapat anak yang 1. Memisahkan makanan yang
mengalami diare, yang ingin saya mentah dari yang matang.
tanyakan apa saja upaya yang 2. Rajin mencuci tangan, terutama
diberikan dalam pencegahan diare sebelum dan setelah makan,
(PUTRI) setelah menyentuh daging yang
belum dimasak, sehabis dari
toilet, atau setelah bersin dan
batuk. Bersihkan tangan dengan
sabun, dan bilas dengan air
bersih.
3. Menjauhi makanan yang
diragukan kebersihannya dan
tidak minum air keran.
4. Menyimpan makanan di lemari
es dan hindari meninggalkan
makanan di bawah paparan
sinar matahari atau suhu
ruangan.
5. Utamakan memakan makanan
dari bahan makanan yang segar.
6. kebersihan kuku kamu terutama
jika memiliki kuku yang
panjang.
7. Mengonsumsi makanan dan
minuman yang sudah dimasak
hingga matang sempurna
(RANTI SAPITRI)
2 Apa saja faktor yang dapat Faktor-faktor yang dapat
memepengaruhi keberhasilan PHBS mempengaruhi keberhasilan PHBS
anak sekolah (REKA) anak sekolah berasala dari dukukungan
orang tua. dukungan teman
sekolah,dukungan guru di
sekolah,fasilitas dan sarana PHBS di
sekolah memadai seperti Fasilitas
penunjang PHBS disekolah ialah
ketersediaan aor bersih yang bebas dari
jentik nyamuk,tersedianya kantin yang
sehat.tersedianya jamban yang
bersih,tempat dan program olah raga
yang terukur dan teratur,dan juga
tempat sampah. (Kemenkes 2008)
(PADILA)
3 Bagaimana persiapan perawat dalam Perawat adalah salah satu lembaga
melakukan penyuluhan PHBS dan kesehatan yang memiliki peran aktif
pelayanan kresehatan (SALSA) dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. hal ini sejalan
dengan UU No. 36 tahun 2009 pasal 1
ayat 6 yang menyatakn bahwa “Tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan”. Peran utama dari perawat
adalah sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik dan peneliti :
1. Pelaksana
layanan keperawatan (care
provider). Perawat memberikan
pelayanan berupa asuhan
keperawatan secara langsung
kepada klien baik individu,
keluarga maupun kelompok.
Perawat bertugas untuk :
· memberi kenyamanan dan
rasa aman bagi klien.
· Melindungi hak dan
kewajiban klien agar tetap
terlaksana dengan baik.
· Berusaha mengembalikan
kesehatan klien.
2. Pengelola (Manager). Perawat
mempunyai peran dan tanggung
jawab dalam mengelola layanan
keperawatan disemua tatanan
pelayanan kesehatan baik
dirumah sakit, puskesmas dan
posyandu. Dalam fungsi
perawat sebagai manager berarti
perawat melakukan fungsi
manajemen keperawatan yaitu
planning, organizing, staffing,
directing dan controlling.
3. Pendidik dalam keperawatn
(educator). Perawat berperan
mendidik individu, keluarga,
dan masyarakat serta tenaga
kesehatan lainnya. Perawat
bertugas untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada
klien sebagai upaya meniptakan
perilaku individu atau
masyarakat.
4. Peneliti (researcher)
mengidentifikasi masalah
penelitian, menerapkan prinsip
dan metode penelitian, serta
memanfaatkan hasil penelitian
untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan
(RISMA)
4 Bagaimana pendekatan community as Model community as partner memiliki
a partner dilakukan ? (PATRI) dua faktor sentral yaitu berfokus pada
komunitas sebagai partner (mitra) yang
digambarkan dalam roda assessment.
Fokus sentral tersebut berhubungan
dengan masyarakat pada komunitas
sebagai intinya dan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Roda
pengkajian komunitas dalam
community as partner dilakukan
dengan terdiri dari dua bagian utama
yaitu inti dan delapan subsistem yang
mengelilingi inti yang merupakan
bagian dari pengkajian keperawatan,
sedangkan proses keperawatan terdiri
dari beberapa tahap mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Inti roda
pengkajian adalah individu yang
membentuk suatu komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan,
dan sejarah penduduk setempat.
Sebagai anggota masyarakat, penduduk
setempat dipengaruhi oleh delapan
subsistem komunitas, dan sebaliknya.
Delapan subsistem ini terdiri atas
lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan,
pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi, dan rekreasi
(QURAISIN)
5 Bagaimana cara proses pembinaan Pembinaan PHBS disekolah pada
PHBS disekolah. (NABILA) dasarnya terdiri dari 3 proses, yaitu
pemberdayaan, bina suasana, dan
advokasi. Pemberdayaan dapat
dilaksanakan dalam berbagai cara,
seperti pemberian proses belajar dan
mengajar, dalam kegiatan diluar proses
belajar dan mengajar, dan juga dapat
dilakukan melalui penyelenggaraan
klinik konsultasi kesehatan yang
dikelola oleh sekolah dan bekerjasama
dengan petugas kesehatan. Bina
suasana dapat dilakukan oleh semua
masyarakat sekolah seperti pemuka
masyarakat, pengurus organisasi anak
didik, pengurus pramuka, dan
sebaginya, sehingga mereka dapat
menjadi panutan dalam pelaksanaan
PHBS di lingkungan sekolah.Bina
suasana ini juga dapat dilaksanakan
dengan memanfaatkan media yang ada,
seperti pembuatan majalah dinding
(madding), poster, serta
penyelenggaraan seminar mengenai
kesehatan dan perilaku sehat.
Sedangkan advokasi dilakukan oleh
fasilitator yang berasal dari kabupaten,
kota, atau provinsi terhadap pihak
sekolah, sehingga pihak sekolah
berperan aktif dalam menunjang
kegiaatan pembinaan PHBS di sekolah
(Pedoman Pembinaan PHBS Kemenkes
RI, 2011). (RARA)
6 Bagaimana cara penyuluhan tentang Metode yang bisa digunakan dalam
PHBS maupun melakukan pelayanan memberikan bujukan kesehatan adalah
kesehatan yang mudah di mengerti ( Notoatmodjo, 2002 ):
oleh anak anak? (NADILA DEA) a. Metode Ceramah : Adalah suatu
cara dalam menerangkan dan
jelaskan suatu ide, pengertian
atau pesan secara lisan kepada
berkelompok sasaran jadi
Terima informasitentang
kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok :
Adalah pembicaraan yang
pindah dan telah dipersiapkan
tentang suatu topik pembicaraan
diantara 5 - 20 peserta (sasaran)
dengan seorang pemimpin
diskusi yangtelah ditunjuk.
c. Metode Curah Pendapat :
Adalah suatu bentuk pemecahan
masalah di mana setiap anggota
menunggu semua menunggu
pemecahan masalah yang
terpikirkan oleh masing-masing
peserta, danevaluasi atas
pendapat - pendapat tadi
dilakukan kemudian.
d. Metode Panel : Adalah
pembicaraan yang telah pindah
di depan pengunjung atau
peserta tentang sebuah topik,
diperlukan 3 orang atau lebih
panelis dengan seorang
pemimpin.
e. Metode Bermain Peran : Adalah
memerankan sebuah sejauh
dalam seumur hidup manusia
dengan tanpa diadakan latihan,
dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk dikenakan sebagai
bahan berpikiroleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi : Adalah
suatu cara untuk menunjukkan
pengertian, ide dan prosedur
tentang sesuatu hal yang telah
dipersiapkan dengan teliti untuk
kedatangan bagaimana
caramelakukan suatu tindakan,
adegan dengan menggunakan
alat peraga. Metode ini
digunakan terhadap kelompok
yang tidak terlalu besar
berbicara.
g. Metode Simposium : Adalah
seri ceramah yang diberikan
oleh 2 sampai 5 orang dengan
topik yang berlebihan tetapi
saling berhubungan erat.
h. Metode SeminarAdalah suatu
cara di mana berkelompok
orang pertemuan untuk
membahas suatumasalah
dibawah bimbingan seorang
ahli yang master bidangnya.
Berikut ini bisa dilihat beberapa
metode penyuluhan untuk
mengubah masing-masing
(Departemen Kesehatan RI.
Pusat Promosi Kesehatan,
Panduan Pelatihan
KomunikasiPerubahan
Perilaku, Untuk KIBBLA,
Jakarta 2008) (RARA ARTA)
7 Bagaimana cara perawat memberikan Cuci tangan merupakan salah satu
pendidikan kesehatan pada anak-anak perilaku sederhana yang penting untuk
sekolah agar mereka bisa mencuci diterapkan mejadi kebiasaan dalam
tangan dengan langkah yang benar? kehidupan sehari-hari. Tangan
(NABILA MALAHATI) merupakan salah satu agen utama
masuknya kuman/mikroba penyebab
penyakit, ke mulut, hidung dan anggota
tubuh lainnya. Penyebarannya bisa
melalui makanan dan minuman atau
benda-benda yang menempel ditangan
baik secara sengaja atau tidak sengaja.
Selain untuk diri sendiri tangan juga
sebagai sumber penyaluran kuman dari
satu orang ke orang lainnya. Banyak
masalah kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari kebiasaan cuci tangan
salah satunya adalah penyakit Diare
(Depkes, 2014) Cara cuci tangan yang
baik dan benar dapat dijelaskan sebagai
berikut ini:
1. Basahi tangan menggunakan air
yang mengalir
2. Tuangkan sabun pada tangan
3. Gosok sampai berbusa dikulti
tangan hitung sampai 15 detik
4. Bilas tangan menggunakan air
mengalir
5. Keringkan tangan
menggunakan handuk atau
pengering
6. Tutup kran menggunakan
handuk atau lengan (Healt Unit,
2012) (RANTI AYU)
8 Apa penyebab diare dan keries gigi Pada umumnya, penyebab penyakit
pada anak sekolah dan bagaimana cara diare adalah virus, bakteri dan parasit
mengatasinya? (RANTI AYU) hingga alergi. Benda asing tersebut
masuk ke dalam tubuh melalui
makanan. Salah satu hewan pembawa
bakteri adalah lalat. Makanan yang
telah dilalati sebaiknya dibuang untuk
mencegah diare Penyakit diare pun juga
dapat disebabkan oleh kuman yang
menempel pada tangan yang kotor dan
masuk ke dalam tubuh ketika sedang
makan. Ada pula diare yang
diakibatkan oleh intoleransi terhadap
beberapa makanan, seperti fruktosa dan
laktosa Cara Mengatasi Penyakit Diare:
1. Minum banyak cairan
2. Hindari makanan tertentu
3. Pilih makanan yang
mengandung probiotik
4. Rajin cuci tangan Penyebab
utama gigi berlubang adalah
plak. Plak adalah lapisan
lengket yang terdiri dari bakteri
dan asam.
Hal ini pun terbentuk dari makanan atau
minuman yang mengandung gula
sehingga berubah jadi asam. Mengatasi
karies gigi pada anak tergantung pada
usia dan tingkat keparahannya. Pada
tahap yang ringan, yaitu baru muncul
bercak kuning/coklat di gigi,
membersihkan gigi secara teratur oleh
orang tua dapat membantu mencegah
karies gigi pada anak bertambah luas
dan proses terjadinya karies juga dapat
dihentikan. Untuk anak usia 3 tahun
atau lebih, Anda bisa menggunakan
sikat gigi dan pasta gigi yang
mengandung flouride (gunakan sedikit
saja). Sementara untuk anak di bawah
satu tahun, Anda bisa menyeka giginya
secara perlahan menggunakan lap
lembut yang sudah dibasahi dengan air
hangat (QURAISIN)
9 Bagaimana cara menerapkan phbs di Penerapan PHBS di sekolah dapat
sekolah? (PRADITA) diterapkan dengan aktivitas sehat
seperti mencuci tangan dengan sabun,
mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah, tidak merokok, menggunakan
jamban yang bersih dan sehat, olahraga
yang teratur, menimbang berat badan
dan mengukur tinggi badan setiap
bulan, dan membuang sampah pada
tempatnya.(RANTI AYU)

C. Pathway / Problem Tree


Analisis masalah, review step 2 dan 3 dengan diskusi interaktif membuat peta konsep
yang berisi kesimpulan keseluruhan. (buat bagan atau skema)
D. Learning Objective (LO)
Merumuskan learning objective berdasarkan kesepakatan kelompok dengan persetujuan
dosen Tutor. Minimal tujuan khusus harus dicapai.
1. Mahasiswa mampu mengetahui indikator PHBS disekolah
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan manfaat PHBS dilingkungan sekolah
3. Mahasiswa mampu mengetahui Tujuan dari adanya UKS ?
4. Mahasiswa mampu mengetahui dari Trias / Tiga Program Pokok Dalam Pembinaan
di UKS ?
5. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat phbs disekolah
6. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pengembangan phbs disekolah
7. Mahasiswa mampu mengetahui upaya pencegahan penyakit diare pada anak di
sekolah?
8. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja pelayanan kesehatan yang ada di sekolah dan
tujuan dari adanya PHBS di sekolah ?
9. Mahasiswa mampu mengetahui cara penerapan PHBS di lingkungan sekolah ?
10. Mahasiswa mampu mengetahui Manfaat PHBS di sekolah ?
11. Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas?

E. Self Study, mahasiswa belajar mandiri dengan mencari sumber berdasarkan


tujuan belajar yang sudah disepakati kelompok
1. Mahasiswa mampu mengetahui indikator PHBS disekolah?
Jawab: (RANTI S)
Indikator PHBS disekolah terdiri dari perilaku memncuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun,mengosusmsi jajanan sehat dikantin
sekolah,menggunakan jamban yang bersih dan sehat,olahraga
teratur,memberantas jentik nyamuk,tidak merokok disekolah,menimbang berat
badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan serta membuang sampah pada
tempatnya.
( Sumber : Titin Nasiatin dan Irma Nurul Hadi.2019.Determinan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar Negara.Faletehan Health
Journal.Vo.6,No 3 Hal 118-124 )
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan manfaat PHBS dilingkungan sekolah
Jawab: (SALSA)
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni:
 Tujuan Umum: Memperdayakan setiap peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
 Tujuan Khusus
 Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
 Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
 Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS.
2) Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Sekolah
 Manfaat bagi peserta didik
a Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b Meningkatkan semangat belajar
c Meningkatkan produktivitas belajar
d Menurunkan angka absensi karena sakit
 Manfaat bagi warga sekolah
a Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan
b Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh
orangtua
c Meningkatnya citra sekolah yang positif
 Manfaat bagi sekolah
a Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di
sekolah
b Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di
sekolah
 Manfaat bagi masyarakat
a Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan
oleh sekolah

(Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September


2016, hlm. 8-13 )
3. Mahasiswa mampu mengetahui Tujuan dari adanya UKS ?
Jawab: (PADILA)
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat juga derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan
Lingkungan yang sehat, jadi memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam kerangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.Padahal secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya
mencakup :
Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melakukan Prinsip hidup
sehat, juga Padahal aktif dalam usaha Peningkatan kesehatan di sekolah dan
perguruan agama,rumah tangga, juga di Lingkungan masyarakat: Sehat, baik
dalam arti fisik, mental, sosial, juga lingkungan. Memiliki daya hayat dan daya
tangkal terhadap pengaruh buruk, lanjut narkoba,alkohol dan kebiasaan merokok
juga hal-hal yang kira dengan masalah sosial lainnya.
Sumber : Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.

4. Mahasiswa mampu mengetahui dari Trias / Tiga Program Pokok Dalam


Pembinaan di UKS ? (NADILA DEA)
Jawab:
Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan
pengembanganUKS Mencakup Menurut jurnal ( Jurnal Keolahragaan, 6 (1),
2018,P20-28. Pelaksanaantrias usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah dasar.
Leni Apriani , Novri Gazali.) tiga program utama Trias / Tiga Program Pokok
Dalam Pembinaan di UKS yaitu:
a lingkungan kehidupan sekolah yang sehat,
b pendidikan atau penyuluhan kesehatan, dan
c pelayanan kesehatan di sekolah

5. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat phbs disekolah


jawab: (RARA)
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Sekolah:
a Manfaat bagi peserta didik
 Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
 Meningkatkan semangat belajar
 Meningkatkan produktivitas belajar
 Menurunkan angka absensi karena sakit
b Manfaat bagi warga sekolah
 Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan
 Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orang
tua
 Meningkatnya citra sekolah yang positif
c Manfaat bagi sekolah
 Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
 Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di
sekolah
d Manfaat bagi masyarakat
 Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
 Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
sekolah.

Sumber : (JURNAL BUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI


SEKOLAH DASAR UNTUK MEMBANGUN GENERSI MUDA YANG
BERKARAKTER)

6. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pengembangan phbs disekolah ?


Jawab : (REKA)
Strategi yang dapat ditempuh dalam pengembangan PHBS yaitu:
 Strategi promosi kesehatan dengan melakukan kerjasama dengan keluarga
dilingkungan pesantren, sehingga sasaran PHBS yang dimulai dari
pendekatan individu, keluarga pesantren dan mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat.
 untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi santri dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
baik itu bagi pengurus maupun santri
 Dengan diterapkannya program PHBS diharapkan para santri dan para
pengurus serta pengelola pondok pesantrentidak hanya mahir dalam aspek
pengembangan moral dan spiritual dengan intlektual yang bernuansa
agamis, namun dapat pula menjadi motivator dan innovator dalam
perkembangan kesehatan serta menjadi tauladan dalam berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat(PHBS) bagi para santri Sumber: Nasihah, Mimatun.
2019. Strategi Pengembangan Pola Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dalam
Mengantisipasi Penyakit Berbasis Lingkungan (Pbl).
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol.2 No.2 (2019) P-ISSN: 2685-1563
7. Mahasiswa mampu mengetahui upaya pencegahan penyakit diare pada anak di
sekolah? (RANTI AYU)
Jawab : Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian
diare adalah menerapkan PHBS pada lingkungan sekolah salah satunya yaitu
perilaku cuci tangan pakai sabun. 9 Perilaku mencuci tangan dengan sabun
khususnya setelah berkontak dengan feses dapat menurunkan insiden diare hingga
42-47%,
( JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN MENCUCI TANGAN DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA SISWA KELAS IV-IV SDN 11 LUBUK
BUAYA PADANG)

8. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja pelayanan kesehatan yang ada di sekolah
dan tujuan dari adanya PHBS di sekolah ? (PATRI TINDAVAN)
Jawab : pelayanan kesehatan yang ada di sekolah
a. Pengaktifan UKS Melalui Pelatihan Dokter Kecil Dan Guru UKS
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengingkatkan kesadaran
dan upaya penjaringan kesehatan siswa SD sederajat melalui Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dan Dokter Kecil sebagai kader kesehatan yang
ada di sekolah.Adapun dokter kecil merupakan siswa yang memenuhi kriteria
dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungan
sekitarnya. Dokter kecil dapat meningkatkan upaya pentingnya kesadaran
akan kesehatan paling minimal untuk kesehatan diri pribadi.
b. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan di masyarakat dan di sekolah. Hal ini
bertujuan agar masyarakat bertambah pengetahuannya tentang kesehatan dan
mau meningkatkan kepedulian tentang kesehatan dirinya sendiri maupun
oranglain. Berbagai upaya yang dilakukan seperti sosialisasi tentang
kesehatan maupun pengadaan poster tentang kesehatandi sekolah. Hal ini
dikarenakan sekolah belum memiliki media yang dapat menginformasikan
kesehatan kepada peserta didiknya. Poster diharapkan dapat
menginformasikan tentang kesehatan dan mudah pahami oleh semua umur
agar informasi kesehatan yang disampaikan mampu menarik siapapun yang
melihat akan tertarik untuk menerapkannya. Selain itu poster juga diberikan
diposyandu, dengan harapan poster tersebut bias menjadi media promosi
kesehatan oleh bidan maupun kader posyandu, agar masyarakat sekitar bisa
mendapatinormasi melalui gambar tersebut, sehingga posyandu dapat menjdi
sumber informasi kesehatan bagi masyarakat.

c. Penyegaran Kader Posyandu

Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan


pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara
terpadu.Kegiatan dalam posyandu meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan
gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.Dalam posyandu
terdapat kader-kader posyandu.Menurut Depkes RI (2003) Kader posyandu
adalah anggota masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.Kader posyandu
merupakan pilar utama penggerak pembangunan khususnya dibidang
kesehatan.Karena kader posyandu merupakan pilar utama, sehingga mereka
haruslah memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan agar kegiatan
pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik.

d. Sosialisasi Cuci Tangan Menggunakan Sabun

Program kerja ini dilaksanakan dengan tujuan agar para siswa/i sekolah dasar
sederajat khususnya mengerti tata cara melakukan cuci tangan dengan baik
dan benar, yang nantinya akan berdampak pada anak-anak tersebut, dan juga
mengerti dan memahami pentingnya cuci tangan dalam kehidupan sehari-
sehari yang berpengaruh pada kesehatan pada anak-anak. Setelah kegiatan ini
diharapkan merka dapat mengerti dan memahami serta menerapkan langkah-
langkah cuci tangan yang baik dan benar dan membiasakan untuk mencuci
tangan sebelum makan dan sebelum tidur serta mencuci tangan setelah
melakukan aktifitas.

e. Sosialisasi cara menyikat gigi yang baik dan benar

Anak-anak sangat rentang terkena gangguan pada kesehatan gigi dan mulut
yang di sebabkan karena faktor makanan yang di konsumsi, sikat gigi yang
tidak teratur dan kurang benar, atau kurangnya perhatian orang tua terhadap
kesehatan mulut anaknya.Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa/i dapat
mengetahui sekaligus mempraktikkan cara menyikat gigi yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat menegtahui manfaat rutin
menyikat gigi, sehingga mereka tidak akan malas-malasan lagi untuk
menyikat gigi. Bila mereka rajin menyikat gigi, maka dapat mencegah
penyakit yang mungkin akan timbul.

f. Pemeriksaan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeteksi sedari dini jika
ada masalah kesehatan sehingga jika dapat diketahui lebih awal diharapkan
dapat dilakukan upaya pencegahan sehingga kejadian atau resiko
keberlanjutan penyakit bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan.Kegiatan
ini terdiri dari pemerikaan status gizi, pemeriksaan kebersihan diri,
pemeriksaan mata, pemeriksaan telinga, pemeriksaan gigi dan mulut, serta
pemeriksaan kebugaran jasmani.

Integrasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disekolah salah satunya
dengan adanya :

a. Indikator sekolah sehat seperti indikator fisik

a. jumlah murid dengan status gizi normal

b. memiliki sarana air bersih yang memadai dan jamban yang saniter
mencukupi

c. memiliki sarana cuci tangan dan tempat sampah yang mencukupi

d. melakukan cuci tangan pakai sabun

e. sarapan/makan siang dan sikat gigi bersama


f. melakukan aktivitas fisik secara teratur

g. melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala.

b. indikator mental meliputi

1) memberikan pendidikan keterampilan hidup sehat (kompetensi


psikososial) di sekolah, dan social

2) wilayah ktr (kawasan tanpa rokok)

3) wilayah ktn (kawasan tanpa narkoba)

4) wilayah ktk (kawasan tanpa kekerasan)

5) mempunyai kader kesehatan sekolah/ dokter kecil yang jumlahnya


cukup

6) angka ketidakhadiran karena sakit yang rendah (Kemenkes, 2017).

Sumber : Jurnal Karya Abdi Masyarakat Volume 2 Nomor 1 Januari - Juni


2018 Edukasi Kebiasaan Cuci Tangan Pada Anak Sekolah sebagai Upaya
Menurunkan Resiko Diare Iwan Suhendar, Witdiawati Volume 2 No 2
November 2019.

9. Mahasiswa mampu mengetahui cara penerapan PHBS di lingkungan sekolah


? (RISMA)

Jawab : Penerapan PHBS di sekolah dapat berupa aktivitas sehat seperti


mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah, tidak merokok, menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
olahraga yang teratur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap bulan, dan membuang sampah pada

tempatnya.

Sumber : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)


Universitas Aisyah Pringsewu Journal Homepage
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Abdi/

10. Mahasiswa mampu mengetahui Manfaat PHBS di sekolah ? (PUTRI)

Jawab : Manfaat pembinaan PHBS di sekolah menurut Atikah Proverawati


dan Rahmawati, (2016) :
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siwa, guru,
danmasyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar siswa.

b. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga


mampu menarik minat orang tua.

c. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

d. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Sumber : Rita Dwi.Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Melalui Budaya
Cuci

Tangan Pakai Sabun (CTPS). journal Research Colloqium. Semarang.2019

Asuhan keperawatan komunitas


Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN Sriwijaya Permail
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak
sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian
asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak sekolah dan
orang tua, dan kepala sekolah.

a. Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner
meliputi : data inti komunitas dan subsystem.
A. Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : 30 orang siswa di Sekolah Dasar (SD) Sriwijaya Permai di salah satu
sekolah swasta di Palembang
2. Status perkawainan : 100% dari anak usia sekolah belum kawin.
B. Data Subsystem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi Tipe sekolah permanen, tempatnya
strategis dekat dengan jalan raya.
Kebersihan lingkungan sekolah kurang
terjaga dengan baik,
Hasil observasi perawat, bahwa sekolah
ini belum memiliki fasilitas yang
memadai menunjang PHBS, sarana cuci
tangan pakai sabun belum ada, siswa juga
mengatakan tidak tahu cara mencuci
tangan dengan benar, sehingga mereka
sering tidak cuci tangan ketika memegang
jajanan.
Auskultasi Hasil wawancara : Menurut guru Pembina
UKS disekolah menyampaikan bahwa
belum pernah ada petugas kesehatan yang
dating ke sekolah baik memberikan
penyuluhan tentang PHBS maupun
melakukan pelayanan kesehatan.
Hasil wawancara dengan siswa
mengatakan bahwa mereka tidak mengerti
dan tidak tahu apa itu PHBS dan apa
hubungan antara PHBS dengan penyakit
Diare. Mereka juga bertanya apa
penyebab diare dan karies Gigi dan cara
mengatasinya. Guru juga menyampaikan
bahwa prestasi siswa cenderung menurun
karena sering ijin dan tidak masuk sekolah
karena sakit. Sebagian besar siswa
mengatakan bahwa mereka tidak masuk
sekolah karena sakit diare dan sakit gigi
Angket Adanya kebiasaan pada lingkungan anak
usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak yaitu orang tua dan
lingkungan anak yang membiasakan tidak
menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia
sekolah

2. Pelayanan kesehatann dan pelayanan sosial


Pelayanan kesehatan di sekolah SDN Sriwijaya Permai terdapat UKS untuk tempat
istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa
mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah
4. Keamanan dan Transportasi
a. Keamanan Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang
jalan raya
b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak Sriwijaya Permai adalah sepeda,
jalan kaki, dan diantar oleh orang tua
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut
sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap
masalah yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi
di sekolah yaitu mengikuti kegiatan di sekolah.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang PHBS berasal dari media, para guru dan orang tua
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN
Sriwijaya Permmai meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan
orang tua, peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak,
keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak.
7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN Sriwijaya Permai Palembang .
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke
Mall, taman taman kotadan Taman Hiburan.

Analisa Data
Data Masalah keperawatan
DS : Menurut guru Pembina UKS disekolah Defisit kesehatan komunitas
menyampaikan bahwa belum pernah ada petugas
kesehatan yang dating ke sekolah baik
memberikan penyuluhan tentang PHBS maupun
melakukan pelayanan kesehatan
DO : Hasil pengkajian didapatkan 30 orang siswa
menderita Diare dalam 3 bulan terakhir, 70 %
siswa mengalami karies gigi
DS : - Menurut Siswa SD Sriwijaya Permai juga Defisit Pengetahuan
bertanya apa penyebab diare dan karies Gigi dan
cara mengatasinya
DO : Hasil wawancara dengan siswa mengatakan
bahwa mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa
itu PHBS dan apa hubungan antara PHBS dengan
penyakit Diare
DS : Kesiapan peningkatan menajemen kesehatan
DO : dimungkinkan karena kurangnya koordinasi
pengelolah UKS dan belum adanya perawat
kesehatan sekolah. Keterbatasan tersebut
membuat program terkait dengan trias UKS
Adanya Keterbatasan tersebut membuat program
terkait dengan trias UKS melalui upaya promotif
dan preventif, kuratif dan rehabilitative belum
berjalan optimal
SKORING PRIORITAS MASALAH
No Dx.Keperawatan A B C D E F Total Prioritas

1. Defisit kesehatan 3 2 3 2 2 2 144 Satu


komunitas
2. Defisit Pengetahuan 2 3 2 2 2 1 48 Dua

3. Kesiapan peningkatan 2 2 2 1 2 1 16 Tiga


menajemen kesehatan

Keterangan:
A = Kesadaran Masyarakat akan Masalah
B = Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah
C = Kemampuan perawatan dalam mempengaruhi penyelasaian masalah
D = Tersediannya SDM atau ahli dalam mengatasi masalah
E = Beratnya konsekuensi jika masalah tidak diatasi
F = Cepatnya penyelasaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai

Skoring/Pembobotan :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi

Diagnosa Prioritas
1. D.0109 Defisit Kesehatan Komunitas

2. D.0112 Kesiapan Peningkatan Menajemen Kesehatan

3. D.110 Defisit Pengetahuan


Diagnosis keperawatan :

1. Defisit Kesehatan Komunitas D.0110 b.d Terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko
yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok

2. Kesiapan Peningkatan Manajemen kesehatan D.0112 b.d Pola pengaturan dan


pengintegrasian program kesehatan kedalam kehidupan sehari-hari yang cukup untuk
memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan

3. Defisit Pengetahuan D.0111 b.d Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu
Intervensi Keperawatan
No Data Diagnosa SLKI SIKI

1. DS : D.0109 Defisit Kesehatan Status kesehatan komunitas PREVENSI PRIMER


Komunitas meningkat L.12109 Promosi Perilaku Upaya
Menurut guru Pembina UKS
Kriteria hasil untuk Kesehatan (I.12472)
disekolah menyampaikan Observasi
membuktikan bahwa status
 Identifikasi perilaku upaya
bahwa belum pernah ada
kesehatan komunitas meningkat Kesehatan yang dapat
petugas kesehatan yang dating ditingkatkan
adalah:
Terapeutik
ke sekolah baik memberikan
1. Ketersedian program  Berikan lingkungan yang
penyuluhan tentang PHBS mendukung Kesehatan
promosi Kesehatan
 Orientasi pelayanan
maupun melakukan pelayanan
meningkat Kesehatan yang dapat
kesehatan dimanfaatkan
2. Ketersediaan program
Edukasi
DO :
proteksi Kesehatan  Anjurkan persalinan
Hasil pengkajian didapatkan ditolong oleh tenaga
meningkat
kesehatan
30 orang siswa menderita
3. Partisipasi dalam  Anjurkan memberi bayi ASI
Diare dalam 3 bulan terakhir, eksklusif
program Kesehatan
 Anjurkan menimbang balita
70 % siswa mengalami karies
komunitas meningkat setiap bulan
gigi  Anjurkan menggunakan air
4. Keikutsertaan
bersih
asuransi/jaminan  Anjurkan mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun
Kesehatan meningkat
 Anjurkan menggunakan
jamban sehat
5. Kepatuhan terhadap  Anjurkan memberantas
jentik di rumah seminggu
standar Kesehatan
sekali
lingkungan meningkat  Anjurkan makan sayur dan
buah setiap hari
6. Sistem surveilens
 Anjurkan melakukan
Kesehatan meningkat aktivitas fisik setiap hari
 Anjurkan tidak merokok di
7. Pemantauan standar
dalam rumah
Kesehatan komunitas
PREVENSI SEKUNDER
meningkat
Skrining kesehatan (I.14581)
8. Angka mortalitas Observasi
 Identifikasi target populasi
menurun
skrining kesehatan
9. Angka morbiditas Terapeutik
 Lakukan informed consent
menurun
skrining Kesehatan
10. Angka gangguan  Sediakan akses layanan
skrining (mis: waktu dan
Kesehatan mental
tempat)
menurun  Jadwalkan waktu skrining
Kesehatan
11. Prevalensi penyakit
 Gunakan instrument
menurun skrining yang valid dan
akurat
12. Angka penyalahgunaan
 Sediakan lingkungan yang
zat menurun nyaman selama prosedur
skrining Kesehatan
13. Angka penyalahgunaan
 Lakukan anamnesia,
alkohol menurun Riwayat Kesehatan, faktor
14. Angka kebiasaan risiko, dan pengobatan, jika
perlu
merokok menurun
 Lakukan pemeriksaan fisik,
15. Angka penyakit menular sesuai indikasi
Edukasi
seksual menurun
 Jelaskan tujuan dan
16. Angka kelahiran prosedur skrining Kesehatan
 Informasikan hasil skrining
preterm menurun
Kesehatan
17. Angka berat badan lahir Kolaborasi
 Rujuk untuk pemeriksaan
rendah menurun
diagnostik lanjut (mis: pap
18. Angka kejadian cidera smear, mamografi, prostat,
EKG), jika perlu.
menurun
19. Angka kriminalitas PREVENSI TERSIER
menurun
12360 Bimbingan Sistem
Kesehatan
Observasi
– Indetifikasi masalah kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat
– Indetifikasi inisiatif individu,
keluarga dan masyarakat

Terapeutik
 Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan kesehatan
 Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan kesehatan
mandiri
 Libatkan kolega/teman
untuk membimbing
pemenuhan kebutuhan
kesehatan
 Siapkan pasien untuk
mampu berkolaborasi dan
bekerjasama dalam
pemenuhan
kebutuhan kesehatan

Edukasi
 Bimbing untuk bertanggung
jawab mengidentifikasi dan
mengembangkan
kemampuan memecahkan
masalah kesehatan secara
mandiri.

2. DS : D.0112 Kesiapan Manajemen Kesehatan PREVENSI PRIMER


Peningkatan Menajemen meningkat L.12104 Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Menurut Siswa SD Sriwijaya
Kesehatan Kriteria hasil untuk Observasi
Permai juga bertanya apa membuktikan bahwa  Identifikasi kesiapan dan
manajemen Kesehatan kemampuan menerima
penyebab diare dan karies Gigi
meningkat adalah: informasi
dan cara mengatasinya 1. Melakukan Tindakan  Identifikasi faktor-faktor
untuk mengurangi yang dapat meningkatkan
DO :
faktor risiko meningkat dan menurunkan motivasi
Hasil wawancara dengan siswa 2. Menerapkan program perilaku hidup bersih dan
perawatan meningkat sehat
mengatakan bahwa mereka
3. Aktivitas hidup sehari- Terapeutik
tidak mengerti dan tidak tahu hari efektif memenuhi  Sediakan materi dan media
Pendidikan Kesehatan
apa itu PHBS dan apa tujuan Kesehatan  Jadwalkan Pendidikan
meningkat Kesehatan sesuai
hubungan antara PHBS dengan
4. Verbalisasi kesulitan kesepakatan
penyakit Diare dalam menjalani  Berikan kesempatan untuk
program bertanya
perawatan/pengobatan Edukasi
menurun  Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

PREVENSI SEKUNDER
Manajemen Perilaku (I.12463)
Observasi
 Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
Terapeutik
 Diskusikan tanggung jawab
terhadap perilaku
 Jadwalkan kegiatan
terstruktur
 Ciptakan dan pertahankan
lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap
dinas
 Tingkatkan aktivitas fisik
sesuai kemampuan
 Batasi jumlah pengunjung
 Bicara dengan nada rendah
dan tenang
 Lakukan kegiatan
pengalihan terhadap sumber
agitasi
 Cegah perilaku pasif dan
agresif
 Beri penguatan positif
terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
 Lakukan pengekangan fisik
sesuai indikasi
 Hindari bersikap
menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
 Hindari sikap mengancam
atau berdebat
 Hindari berdebat atau
menawar batas perilaku
yang telah ditetapkan
Edukasi
 Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan kognitif

PREVENSI TERSIER
Penentuan Tujuan Bersama
(I.12464)
Observasi
 Identifikasi tujuan-tujuan
yang akan dicapai
 Identifikasi cara mencapai
tujuan secara konstruktif
Terapeutik
 Nyatakan tujuan dengan
kalimat positif dan jelas
 Tetapkan skala pencapaian
tujuan, jika perlu
 Fasilitasi memecah tujuan
kompleks menjadi langkah
kecil yang mudah dilakukan
 Berikan batasan pada peran
perawat dan pasien secara
jelas
 Diskusikan sumber daya
yang ada untuk memenuhi
tujuan
 Diskusikan pengembangan
rencana untuk memenuhi
tujuan
 Prioritaskan aktivitas yang
dapat membantu pencapaian
tujuan
 fasilitasi dalam
mengidentifikasi hasil yang
diharapkan untuk setiap
tujuan
 Tetapkan batas waktu yang
realistis
 Diskusikan indikator
pengukuran untuk setiap
tujuan (mis: perilaku)
Tetapkan evaluasi secara
periodik untuk menilai
kemajuan sesuai tujuan
 HItung skor pencapaian
tujuan
 Modifikasi rencana jika
tujuan tidak tercapai
Edukasi
 Anjurkan mengenal masalah
yang dialami
 Anjurkan mengembangkan
harapan realistis
 Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan dan kemampuan
sendiri
 Anjurkan mengidentifikasi
nilai dan sistem kepercayaan
saat menetapkan tujuan
 Anjurkan mengidentifikasi
tujuan realistis dan dapat
dicapai

3. DS : D.110 Defisit Pengetahuan Tingkat PREVENSI PRIMER


pengetahuanmeningkat Edukasi Kesehatan (I.12383)
DO : dimungkinkan karena
L.12111 Observasi
kurangnya koordinasi Kriteria hasil untuk  Identifikasi kesiapan dan
membuktikan bahwa tingkat kemampuan menerima
pengelolah UKS dan belum
pengetahuanmeningkat adalah: informasi
adanya perawat kesehatan 1. Perilaku sesuai anjuran  Identifikasi faktor-faktor
meningkat yang dapat meningkatkan
sekolah. Keterbatasan tersebut
2. Verbalisasi minat dalam dan menurunkan motivasi
membuat program terkait belajar meningkat
dengan trias UKS Adanya 3. Kemampuan perilaku hidup bersih dan
menjelaskan sehat
Keterbatasan tersebut
pengetahuan tentang Terapeutik
membuat program terkait suatu topik meningkat  Sediakan materi dan media
4. Kemampuan Pendidikan Kesehatan
dengan trias UKS melalui
menggambarkan  Jadwalkan Pendidikan
upaya promotif dan preventif, pengalaman sebelumnya Kesehatan sesuai
yang sesuai dengan kesepakatan
kuratif dan rehabilitative
topik meningkat  Berikan kesempatan untuk
belum berjalan optimal 5. Perilaku sesuai dengan bertanya
pengetahuan meningkat Edukasi
6. Pertanyaan tentang  Jelaskan faktor risiko yang
masalah yang dihadapi dapat mempengaruhi
menurun Kesehatan
7. Persepsi yang keliru  Ajarkan perilaku hidup
terhadap masalah bersih dan sehat
menurun  Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

Anda mungkin juga menyukai