Anda di halaman 1dari 7

“ SOSIAL PROFETIK “

NAMA : SYALIDA AZAHRA

UTUSAN : PK IMM EKONOMI UNMUH KUPANG

NO HP/WA : 0812-3822-9687

PELATIHAN INSTRUKTUR DASAR (PID) / DARUL ARQAM MADYA


(DAM) REGIONAL NTT

PIMPINAN CABANG

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

KOTA KUPANG

2023

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kuntowijoyo (1943-2005) adalah pemikir muslim Indonesia yang


mencetuskan pemikirannya mengenai ilmu sosial profetik. Pemikiran ini berawal
dari Kuntowijoyo terinspirasikan dari tulisan-tulisan Roger Graudy dan
Muhammad Ikbal. Dari pemikiran Muhammad Iqbal, Kuntowijoyo mengambil
etika profetiknya,dalam buku the reconstructionof religious thought in Islam,
Iqbal mengutip kata-kata Abdul Quddus, etika profetik seperti inilah yang
mendasari lahirnya ilmu sosial profetik.

Ilmu sosial seyogyanya menjadi kekuatan intelektual dan moral. Karenanya,


ilmu sosial seharusnya tidak berhenti hanya menjelaskan realitas atau fenomena
sosial apa adanya, namun lebih dari itu, melakukan tugas transformasi. Jadi,
tujuannya lebih pada usaha utuk proses transformasi sosial. Ilmu sosial tidak
boleh tinggal diam atau value neutral tapi berpihak, dengan semangat inilah ilmu
sosial profetik digulirkan.

Ilmu sosial profetik dalam pemikiran Kuntowijoyo ini adalah suatu disiplin
ilmu sosial yang menjadikan dimensi transendental sebagai landasannya. Ia
merupakan alternatif ditengah-tengah perkembangan berbagai ilmu pengetahuan
yang cenderung bersifat positivis. Selain itu, nilai-nilai transendental dalam ilmu
sosial profetik Kuntowijoyo ini mengadopsi suatu ajaran yang bersumber dari eks
keagamaan otorotatif (yakni al-Quran dan Hadis) yang dijadikan sebagai dasar
pijakan proses transformasi humanisasi, liberasi. Sehingga ia menjadi suatu
pengetahuan yang memiliki nilai-nilai keilahian, yang pada dasarnya keimanan
dan tauhid kepada Allah SWT.

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG
PEMBAHASAN
“SOSIOAL PROFETIK”

SOSIAL

Kata sosial adalah istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu ‘socius’ yang
berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bersama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah berkenan
dengan masyarakat. Istilah lainnya dari sosial adalah suka memeperhatikan
kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya).

Secara pengertian ini, seringkali yang memiliki korelasi dengan interaksi


sosial. Interaksi sosial adalah subjek yang dipelajari dalam banyak ilmu sosial.
Dalam ilmu sosiologi, interaksi soioal adalah urutan dinamis tindakan antara
individu (atau kelompok) yang mengubah tindakan dan reaksi mereka karena
tindakan oleh mitra interaksi mereka. Interaksi sosial adalah pembentuk dasar
untuk struktur sosial. Dalam defenisi umum, interaksi sosial adalah setiap
hubungan antara dua individua atau lebih. Interaksi sosial terdiri dari sejumlah
besar interaksi sosial, fisik, dan verbal yang menciptakan iklim untuk pertukaran
perasaan dan ide.

Secara luas definisi sosial adalah memiliki acuan pada hubungan yang ada
antara orang-orang yang memiliki interaksi berulang yang dirasakan oleh peserta
memiliki makna pribadi. Interaksi sosial biasanya dibatasi dan diatur oleh norma
sosial dan budaya, antara dua orang atau lebih, dengan masing-masing memiliki
posisi sosial dan menjalankan peran sosial. Interaksi sosial dapat dipelajari anatara
kelompok dua (diad), tiga (triad) atau kelompok sosial yang lebih besar.

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG
PROFETIK

Arti kata profetik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
“profetik”mengandung arti sebagai kata sifat yang berkenan dengan kenabian atau
ramalan. Profetik adalah kenabian atau suatu sifat, prilaku dan ucapan yang ada
pada diri Nabi. Bahwasannya Nabi memiliki sifat yang mulia dalam berperilaku
maupun berucap. Selain itu Nabi merupakan tokoh pembebas dari segala hal,
seperti kekerasan, kebodohan, kemiskinan dll. Dengan perilaku yang dimiliki
seorang Nabi, dapat menjadi contoh dalam menumbuhkan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam.

SOSIAL PROFETIK

Istilah profetik diperkenalkan Kuntowijoyo melalui konsep Ilmu Sosial


Profetik (ISP). Bagi Kuntowijoyo, Ilmu Sosial Profetik (ISP) tidak hanya
menjelaskan dan mengubah fenomena sosial tapi juga memberi petunjuk kearah
mana transformasi itu dilakukan, untuk apa dan untuk siapa. Karena itu, ilmu
sosial profetik bukan sekedar mengubah berdasarkan cita-cita dan profetik saja.
Dalam pengertian ini, ilmu sosial profetik secara sengaja memuat kandungan nilai
dari cita-cita yang diidamkan masyarakatnya. Profetik dalam hal ini
dikembangkan Kuntowijoyo, yang mengacu pada konteks al-Quran, dalam Q.S
Ali-Imran ayat 110:

‫ُك نُتْم َخْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِر َج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِبٱْلَم ْعُروِف َو َتْنَهْو َن َع ِن ٱْلُم نَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنوَن ِبٱِهَّللۗ َو َلْو َء اَم َن َأْهُل ٱْلِكَٰت ِب َلَك اَن‬
‫َخْيًرا َّلُهمۚ ِّم ْنُهُم ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن َو َأْكَثُر ُهُم ٱْلَٰف ِس ُقوَن‬

Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
diantara mereka ada yang beriman, dan kebanayakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG
Dalam kajian ayat diatas Kuntowijoyo mengaplikasikan dasar sosial
profetik melalui tiga unsur etika menuju profetik yaitu adanya sebuah humanisasi
(Amar Ma’ruf) mengandung pengertian memanusiakan manusia, humanisasi
menjelaskan bahwa kehidupan tidak berpusat kepada Tuhan melainkan kepada
manusia, pandangan hidup dan semangatnya tentu untuk menghargai nilia-nilai
yang dibangun oleh manusia itu sendiri, manusialah yang menjadikan manusia
sebagai tolak ukur kebenaran dan kebohongan jadi sesuatu kegiatan yang
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat atau masyarakat. Liberasi (Nahi
Munkar) mengandung pengertian pembebasan, yang bersignifikasi sosial dengan
tujuan membebaskan manusia dari kekejaman pemiskinan struktural, keangkuhan
teknologi, pemerasan kelimpahan,dominasi struktur yang menindas, dan
hegemoni kesadaran palsu. Transendensi (Tu’minuna bilah) dimensi keimana
manusia, transendensi mempunyai makna teologis, yakni ketuhanan, maksudnya
bermakna beriman kepada Allah SWT. Transendensi bertujuan menambahkan
dimensi transendental dengan cara membersihkan diri dari arus hedonisme,
materialisme, dan budaya yang dekaden. Singkatnya menghendaki manusia untuk
mengakui otoritas mutlak Allah SWT.

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG
PENUTUP
KESIMPULAN

Istilah profetik mempunyai makna kenabian. Nilai-nilai profektif prespektif


Kuntowijoyo terdiri dari nilai humanisasi, liberasi dan transendensi. Humanisasi
berarti memanusiakan manusia, menghilangkan kebendaan, ketergantungan,
kekerasan dan kebencian dari manusia. Liberasi mempunyai makna
membebaskan, yang bersignifikasi sosial dengan tujuan membebaskan manusia
dari kekejaman pemiskinan struktural, keangkuhan teknologi, pemerasan
kelimpahan dan lain sebagainya. Transendensi mempunyai makna teologis, yakni
ketuhanan, maksudnya bermakna beriman kepada Allah SWT. Transendensi
bertujuan menambahakan dimensi transendental dengan cara membersihkan diri
dari arus hedonisme, materialisme, dan budaya yang dekaden. Singkatnya
menghendaki manusia untuk mengakui otoritas mutlak Allah SWT.

SARAN

Sebagai seorang manusia yang masih dalam tahap mencari kebenaran


hendaknya dapat mempelajari dan menelaah semua buku-buku dan karya-karya
dari berbagai tokoh dan dari berbagai disiplin guna mencapai suatu pengertian
yang lebih mendekati

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/6308

https://id.m.wikipedia.org/wiki/ilmu-sosial-profetik

https://sagasitas.org/prof-kuntowijoyo-ilmu-sosial-profetik

IMMawati Syalida Azahra


PK IMM EKONOMI
PC IMM KOTA KUPANG

Anda mungkin juga menyukai