ORGANISASI GENOM
Cara informasi genetic RNA atau DNA
yang disusun dalam suatu organisme.
Genome alphavirus dan rubiviruses 2. Sylvatic :didapat dari mamalia yang
berupa RNA untai positif dengan panjang terinfeksi, biasanya di pinggir hutan.
11.7 dan 9.8 kk yang mencermikan
sebagai jumlah pasangan basa dalam RNA CHIKUNGUNYA DAPAT MENYEBAR KEMANA
virus. SAJA?
Polaritas RNA dengan rantai positif yang
berarti dapat langsung digunakan sebagai
template sintesis protein.
Kutub 5’ pada RNA mengacu pada ujung
RNA dimana sintesis protein itu dimulai.
Tempat dimana ribossom terikat dan
proses translasi dimulai.
Poliprotein P123 dan P1234 : Dua pertiga
pertama genom alphavirus diterjemahkan
untuk menghasilkan P123 dan P1234 dan
bagian pertama dari genom RNA
mengarah pada pembentukan
Bagian tubuh yang diserang oleh virus
polyprotein.
chikungunya:
Poliprotein sendiri sebagai prekusor yang
akan dipecah menjadi komponen lainnya.
MASA INKUBASI DARI VIRUS CHIKUNGUNYA
Prekusor RNA polimeraase itu yang
dibutuhkan untuk replikasi RNA virus dan
penggandaan genom dari virus.
Proses inkubasi :
KARAKTERISTIK
TRANSMISI DAN VEKTOR
Transmisi : nyamuk,ibu dan anak.
Vektor ini ditularkan oleh Aedes aegypti
Menyerang pada sel endothel
dan Aedes albopictus.
lebih sering daripada sel epitel
Vektor utama penularan secara historis
Gambarannya : Sel sering dikenali
adalah aedes aegypti dan aedes
fibroblast(bisa menyebabkan nyeri
albopictus sebagai vektor.
sendi),sel endotel,lymphoid.
Aedes albocpitus dapat berperan sebagau
Gambaran firemia : Saat digigit
vektor yang kompeten dikarenakan
sama timbul gejala hingga sembuh
kurangnya jumlah aedes vektor aegypti
(viral load saat fase akut waktu pas
dengan mutase protein selubung E1.
untuk mendeteksinya (3-5 sudah
Mutasi A226V pada protein E1
tidak bisa dideteksi), fase akut
meningkatkan kebugaran dan penularan
diidentifikasi antigennya kalo fase
dari spesies vertebrata.
selanjutnya IG nya)
DUA SIKLUS DALAM PENULARAN CHIKUNGUNYA
PATHOGENESIS
Terdapat dua siklus berbeda dalam
Sejumlah sel dalam tubuh rentan
penularan chikungunya :
terhadap infeksi dan produksi dari
1. Urban : nyamuk dapat virus dari orang
virus chikungunya termasuk :
sakit,biasanya di perkotaan.
1. sel epitel (yang melapisi Pada pasien dengan ruam kulit akut
permukaan organ dan jaringan didominasi oleh limfosit CD8+
tubuh) Sedangkan pada pasien efusi synovial
2. sel endotel yang membentuk kronis didominasi oleh sel CD4+.
lapisan pada sel darah merah) Infeksi chikungunya sendir
3. fibroblast primer (jenis sel ikat) menyebabkan peradangan yang
4. makrofag (dalam fagositosis dan berpengaruh terhadap pertumbuhan
respon terhadap sel imun. dan fungsi dari sel tulang yang dapat
Dalam beberapa kasus, monosit yang berkontribusi pada efek kronis.
terinfeksi chikungunya telah terdeteksi Sitokin seperti TNF-a,IL-6,dan IL-1
secara in vivo dari pasien yang terkait akan infeksi dapat
terinfeksi chikungunya. meningkatkan aktivitas dari osteoklast
Monosit peran penting dalam sistem yang berperan dalam
kekebalan tubuh dan menunujukan osteklastogenesis. (Menyebabkan
bahwa pada fase viremia beberapa nyeri sendi chikungunya lebih kuat).
monosit tetap terinfeksi virus chik. Sel microglial sendiri berperan sebagi
Replikasi chikungunya di jaringan lain respon terhadap chikungunya dengan
adalah tahap dimana virus hasilkan sitokin dan molekul pro-
berkembang biak dalam bagian tubuh apoptosis seperti ;
inangnya. 1. IL-12
Fase viremia saat virus sudah 2. IFN-a
mencapai tingkat cukup tinggi dalam 3. TNF-a
darah sehingga nyamuk yang Perbedaan chikungnya dengan dengue
menggigit inang yang terinfeksi dapat yaitu : Kalo dengue tidak menyerang
menularkan penyakitnya ke inang lain fibroblastnya.
melalui darah. Replikasi terjadi saat masuk lymphone>
Setelah replikasi pertama dari Jaringan>sirkulasi>Firengial (virus dalam
virus,respons imun imang mulai darah)> terjadi infeksi
berperan,tetapi chikv dapat bermigrasi Pasien akut lebih banyak CD8+ disbanding
ke kelenjar getah bening dan ke dengan CD4+
jaringan lain melalui peredaran darah.
Respon imun terhadap infeksi
chikungunya sebagian telah diketahui
tetapi sebagian belum diketahui.
Nah,setelah terinfeksi chikungunya
sendiri secara tidak langsung produksi
IFN1 melalui aktivasi sel non-
hematopoetik terutama fibroblast,
penting untuk membersihkan
chikungunya dari tubuh.
Faktor pengatur interferon (IRF) 3 dan
7 bekerja secara berlebihan pada
orang dewasa. Bayi kekurangan
interferon 3 dan 7 lebih rentan
terhadap infeksi.
CHIK juga menginduksi persinyalan
dengan mengaktifkan interferon
promotor stimulator (IPS-1)
menyebabkan penumpukan mRNA POLIO VIRUS
yang bergantungb pada IRF3 yang Family : Picornaviridae
memblokir mRNA dari pengkodean Genus : Enterovirus ( Dapat masuk
protein. melalui makanan karena menyebar
melalui tinja yang terinfeksi, kontaminasi RNA dari virus. (alasan : agar dapat
makanan dengan tinja yang mengandung melihat bagian dalam virus dengan lebih
virus pada makanan atau air yang jelas).
tercemar)
Gejala : paralisis (menyerang sel saraf
sehingga tidak bisa jalan).
Stabil pada saat asam dengan
temperature normal 37 dejarat.
Sample virus pada tenggorokan dan usus
besar.
STRUKTUR
Struktur virion memiliki penampilan
bernoda negative dalam mikrograf
electron.
Kapsidnya sendiri teridir dari 60 unit GENOME ORGANIZATION
structural yang membentuk 12 pentamer. Pada virus polio, RNA nya memiliki
Tidak memiliki envelope dan langsung polaritas positif dan disertai dengan
kapsid. protein VPg diujung 5.
Memiliki bentuk icosahedral dengan Genom mekodekan poliprotein yang
genome RNA. dipecah selama proses translansi menjadi
Secara Genome, RNA gen positif sendiri berbagai jenis protein dan yang berperan
mengkode P1,P2,dan P3 setelah dalam struktur maupun bukan oleh dua
dihasilkan dan kemudian dipotong yang enzim protease virus yaitu 2Apro dan
mana potongannya jadi VP1,VP3,dan VP0 3Cpro.
(VP0 menjadi VP3 dan VP4) Virus pada feses sendiri mengandung
Terdapat protease yang memotong folio.
protein. Orang yang dapat terkena dan
Setiap unit terdiri satu salinan : menyebabkan polio 1% dan dapat terjadi
1. VP1 (biru) : Pengenalan dan paralisis 1%.
pengikatan virus ke sel target. Terlibat
dalam memicu pelepasan genomic
virus setelah penetrasi sel.
2. VP2 (hijau) : Bagian kapsid yang
membuat virus tetap kokoh dan
melindungi genetika virus serta ikut
campiur dalam menyatukan dan
melepaskan virus.
3. VP3 (merah) : Memberikan kestabilan
pada kapsid dan membantu virus
untuk mengenali sel yang akan
diinfeksi, membantu pembentukan
kapsid dan melindungi materi genetic PATHOGENESIS
dari virus. Ketika seseorang yang mudah terinfeksi
4. VP4 (kuning) : Terdapat di dalam terpapar virus, responsnya bisa bervariasi
kapsid dan berperan saat virus mulai dari tidak menunjukkan gejala,
memasuki sel target dengan demam ringan, hingga kelumpuhan parah
membantu dari pelepasan materi dan permanen.
genetic virus dan proses awal infeksi Sebagian besar infeksi bersifat tidak
ke dalam sel. terlihat secara jelas; hanya sekitar 1% dari
Salah satu wajah icosahedral dihilangkan infeksi yang benar-benar menyebabkan
untuk menunjukan lokasi dari VP4 dan penyakit yang terlihat.
Masa inkubasi, yaitu waktu dari paparan Envelope dari virus berisi glib-shaped
virus hingga munculnya gejala, biasanya glikoprotein spikes yang berada di
berlangsung selama 7–14 hari, tetapi bisa permukaanya.
beragam antara 3 hingga 35 hari. Ordo :Nidovirales
Virus dapat ditemukan dalam darah Family : Coronaviridae
penderita poliomielitis nonparalitik. Subfamily : Coronaviradae
Antibodi terhadap virus muncul pada Infect mammals :
tahap awal penyakit, seringkali sebelum 1. Alphacoronavirus : Penyakit pada
munculnya kelumpuhan. saluran pernapasan atas yang ringan
Virus polio awalnya dapat berkembang seperti batuk dan pilek.
biak di amandel, kelenjar getah bening di 2. Betacoronavirus : COVID,SARS,MARS
leher, bercak Peyer, dan usus kecil. (pada pernapasan bawah)
Kemudian, virus menyerang sistem saraf Infect burung,ikan dan beberapa bisa
pusat (SSP) melalui perjalanan darah. infeksi mamals :
Virus polio menyebar melalui serat saraf 1. Gammacoronavirus
tepi ke SSP, merusak sel-sel saraf motorik 2. Deltacoronavirus
dan menyebabkan kelumpuhan. Virus ini
tidak berkembang biak di otot secara VIRAL CHARACTERISTIC
langsung. Pada saat virus bereplikasi tidak ada
Selain dampak pada sistem saraf, polio pembentukan dan pembelahan
juga bisa menyebabkan masalah seperti poliprotein.
miokarditis (radang pada jantung), Suhu ideal untuk pertumbuhan virus
hiperplasia limfatik (pertumbuhan berada pada kisaran 33 hingga 35 dejarat.
berlebihan kelenjar getah bening), dan Untuk SARS-CoV dan MERS-CoV
ulserasi pada Peyer’s patch (bagian usus). bereplikasi pada suhu 37 dejarat.
Penularannya sendiri melalui aerosol atau
tetesan kecil di udara.
CORONA VIRUS
KARAKTERISTIK
Ordo :Nidovirales
Family : Coronaviridae
Subfamily : Coronaviradae
Merupakan virus dengan RNA positif
rantai terpanjang.
Single strand positif RNA
27 hingga 30kbp.
Bentuk seperti mahkota : corona : crown
Virus dapat ditemukan ditinja pasien
(virus memiliki peningkatan dan dapat
bertahan hidup di saluran pencernaan)
INFLUENZA VIRUS
Transmisi :intinya melalui pernapasan , IDENTITAS VIRUS
belum tau melalui aerosol dan droplet Family : Orthomyxoviridae
Fase early : RNA diubah jadi negative lalu Genus :
positif lagi dan diubah jadi virus. 1. Influenza A
Suhu :37 2. Influenza B
ZOONES (hidup di dalam tubuh hewan)
1. Musang (SARS-CoV)
3. Influenza C
2. MERS-CoV (Onta)
3. SAR-CoV-2 (resevervoir tetap di KARAKTERISTIK
kelelawar atau tringgiling)
Distribusi penyakit : 1. EXCRECTION 2.
SLAUGHTER 3. …
SARS-CoV-2
Bisa didaptkan dari feses pasien yang
terinfeksi sars
Kecepatan transmisi berupa RO (angka ORGANISASI GENOM
orang terinfeksi dari setiap satu kasus) Organisasi genom sendiri mengacu pada
Semakin tinggi RO kecepat transimisi nya struktur dan penyusunan gen pada materi
juga tinggi. genetic virus.
Asal : di daerah wuhan dimana makan Genom influenza tipe A terdiri dari 8
bebas sehingga mudah terinfeksi. segmen RNA untai negatif.
Memiliki envelope dan memiliki protein Setiap segmen mengkode setidaknya satu
spike protein dari virus,segmen gen terkecil,
Mutasi : perubahan protein spike dan yaitu 7 dan 8, mengalami penyambungan
lebih parah atau tidak pathogen (ada 2 oleh enzim dari sel inang pada mRNA
kemungkinan) untai positif.
Protein NS (non structural) dinamai
SARS COV-2 seperti itu karena dianggap tidak
Berupa virus beta-corona bergabung dalam partikel dari virus.
Zoonosis berupa kelelawar sebagai inanng Terdapat protein aksesori dengan aktivitas
reservoirnya. proapoptosis, PB1-F2, yang dihasilkan dari
Penularannya sendiri melalui droplet RNA PB1 melalui translasi bingkai
(sebesar 3 kaki atau Im) pembacaan terbuka yang tumpang tindih.
Protein PB1 N40 diterjemahkan dari
bingkai pembacaan terbuka ketiga dalam
RNA PB1.
TRANSMISSION
Influenza sendiri menyebar dari orang ke
orang nengan droplets air ludah yang
terkontak dari tangan atau permukaan.
PATHOGENESIS
Virus menyebar pada sel epitel
pernapasan yang tidak mengelurkan
partikel virus melalui reflex batuk atau
terhidar dari antibody ig A.
Progeni virion cepat PATHOGENESIS
diproduksi,menyebar,dan merusak laipsan Virus rabies berkembang biak di otot
mukosa serta dapat memicu kematian. atau jaringan ikat di tempat inokulasi.
Untuk masa inkubasinya sendiri bervariasi Memasuki saraf tepi melalui sambungan
tergantung dosis dan kekebalan tubuh. neuromuskular dan menyebar ke sistem
Pelepasam virus sendiri dimulai sebelum saraf pusat.
gejala dan mencapai puncak dalam 24 Penyebaran pada sistem saraf sendiri
jam. yaitu ketika virus masuk ke sistem saraf
Penyembuhan melalui darah jarang tanpa replikasi local dan berkembang
berhasil dan virus merusak epitel. biak di sistem saraf pusat, menyebabkan
Menurunkan resistensi terhadap bakteri ensefalitis progresif.
patogen seperti stafilokokus,streptokukus, Menyebar melalui saraf tepi ke kelenjar
dan haemophilus influenzae. ludah dan organ lain.
Kelenjar ludah submaksila memiliki titer
RABIES VIRUS virus tertinggi, diikuti oleh pankreas,
IDENTITAS VIRUS ginjal, jantung, retina, dan kornea.
Family : Rhabdoviridae Isolasi Virus dan Faktor-faktor yang
Genus : Lyssavirus Mempengaruhi
Belum diisolasi dari darah orang
KARAKTERISTIK terinfeksi.
Kerentanan dan masa inkubasi
dipengaruhi oleh usia, latar belakang
genetik, status kekebalan, jenis virus,
jumlah inokulum, keparahan luka, dan
jarak perjalanan virus.
Tingkat serangan lebih tinggi dan masa
inkubasi lebih pendek pada gigitan di
wajah atau kepala.
TRANSMISSION Angka kematian terendah terjadi pada
Gigitan binatang gigitan di kaki.
Virus menyebabkan pembentukan inklusi
sitoplasma spesifik, badan Negri, pada sel
saraf terinfeksi.
Pentingnya badan Negri dalam diagnosis
berkurang dengan pengembangan tes
diagnostik yang lebih sensitif.