Anda di halaman 1dari 25

Nama/ NIM : MARWAN / 22112251103

Langkah I Review Artikel Jurnal


Jurnal Internasional 1
Fear learning and generalization during pandemic fear:
How COVID-19-related anxiety affects classical fear conditioning with traumatic
film clips
Pembelajaran rasa takut dan generalisasi selama ketakutan pandemi: Bagaimana caranya
Kecemasan terkait COVID-19 memengaruhi pengkondisian rasa takut klasik dengan klip film
traumatis
https://doi.org/10.1016/j.explore.2022.09.004
Membaca Abstrak

A. Secara garis besar dengan membaca abstrak apakah Anda sudah merasa
paham dengan isi artikel? Berikan tanda centang √ di kotak yang sesuai


Paham. Bingung

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

1. Apakah yang diteliti?


✓ adalah tentang bagaimana kecemasan terkait COVID-19 mempengaruhi pembelajaran dan
generalisasi ketakutan klasik dengan klip film traumatis. Penelitian ini dilakukan selama
pandemi COVID-19 dan bertujuan untuk memahami bagaimana kecemasan terkait pandemi
dapat mempengaruhi pembelajaran ketakutan klasik dan generalisasi pada manusia.
Penelitian ini menggunakan klip film traumatis sebagai rangsangan untuk memicu respons
ketakutan pada partisipan dan mengukur respons fisiologis mereka terhadap rangsangan
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan terkait COVID-19 dapat
mempengaruhi pembelajaran ketakutan klasik dan generalisasi pada manusia..

2. Apa tujuan penelitiannya?


✓ adalah untuk memahami bagaimana kecemasan terkait pandemi COVID-19 dapat
mempengaruhi pembelajaran dan generalisasi ketakutan klasik pada manusia. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan klip film traumatis sebagai rangsangan untuk memicu
respons ketakutan pada partisipan dan mengukur respons fisiologis mereka terhadap
rangsangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kecemasan terkait
COVID-19 dapat mempengaruhi pembelajaran ketakutan klasik dan generalisasi pada
manusia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan mental manusia..
3. Sebutkan variabel-variabel yang diteliti?
✓ Kecemasan terkait COVID-19
✓ Pembelajaran ketakutan klasik
✓ Generalisasi ketakutan
✓ Respons fisiologis terhadap rangsangan ketakutan
✓ Klip film traumatis sebagai rangsangan untuk memicu respons ketakutan pada
partisipan.

4. Metode/pendekatan Penelitian
✓ Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, serta mengumpulkan data melalui pengukuran respons
fisiologis partisipan terhadap rangsangan ketakutan yang diberikan dalam
bentuk klip film traumatis. Data dianalisis menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian.

5. Siapakah responden/informannya dan berapakah N yang diteliti?


✓ Responden dalam penelitian "Fear learning and generalization during pandemic fear:
How COVID-19-related anxiety affects classical fear conditioning with traumatic
film clips" adalah 60 orang dewasa yang sehat secara fisik dan mental. Partisipan
penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Penelitian ini dilakukan oleh Divisi Psikologi Klinis dan Psikoterapi,
Departemen Psikologi, Universitas Saarland, Jerman. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami bagaimana kecemasan terkait pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi
pembelajaran dan generalisasi ketakutan klasik pada manusia.
6. Dimanakah penelitian dilakukan?
✓ Penelitian "Fear learning and generalization during pandemic fear: How COVID-19-
related anxiety affects classical fear conditioning with traumatic film clips" dilakukan oleh
Divisi Psikologi Klinis dan Psikoterapi, Departemen Psikologi, Universitas Saarland,
Jerman. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2022 dan melibatkan 60 orang dewasa yang
sehat secara fisik dan mental sebagai partisipan penelitian. Namun, tidak disebutkan secara
spesifik di mana penelitian ini dilakukan.
7. Instrumen dan teknik analisis
✓ Instrumen yang digunakan dalam penelitian "Fear learning and generalization during
pandemic fear: How COVID-19-related anxiety affects classical fear conditioning
with traumatic film clips" adalah sebagai berikut:
✓ Klip film traumatis: Rangsangan ketakutan yang diberikan pada partisipan dalam
bentuk klip film traumatis.
✓ Alat pengukur respons fisiologis: Alat yang digunakan untuk mengukur respons
fisiologis partisipan terhadap rangsangan ketakutan, seperti pengukur denyut jantung
dan pengukur konduktivitas kulit.
✓ Kuesioner kecemasan terkait COVID-19: Kuesioner yang digunakan untuk
mengukur tingkat kecemasan terkait COVID-19 pada partisipan.
✓ Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif dan inferensial. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan uji t dan
analisis varians (ANOVA) untuk menguji hipotesis penelitian. Selain itu, dilakukan
juga analisis regresi untuk mengevaluasi hubungan antara kecemasan terkait
COVID-19 dan respons fisiologis partisipan terhadap rangsangan ketakutan.
8. Apakah hasil penelitiannya?

✓ Penelitian "Fear learning and generalization during pandemic fear: How COVID-19-related
anxiety affects classical fear conditioning with traumatic film clips" menunjukkan bahwa
kecemasan terkait COVID-19 dapat mempengaruhi pembelajaran dan generalisasi ketakutan
klasik pada manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang memiliki tingkat
kecemasan terkait COVID-19 yang lebih tinggi cenderung memiliki respons fisiologis yang
lebih kuat terhadap rangsangan ketakutan yang diberikan dalam bentuk klip film traumatis.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa partisipan yang mengalami pembelajaran
ketakutan klasik yang lebih kuat cenderung memiliki respons fisiologis yang lebih kuat
terhadap rangsangan ketakutan yang berbeda. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang bagaimana pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan
mental manusia dan dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif
untuk mengatasi kecemasan terkait pandemi., dan CSY.
Langkah 2 Reviu Artikel Jurnal
Mengetahui singkatan

No. Singkatan Kepanjangan Arti Indonesia


1. GAD-7 Generalized Anxiety Disorder Gangguan Kecemasan Umum

2. PHQ-9 Patient Health Questionnaire Kuesioner Kesehatan Pasien

3. PSS Perceived Stress Scale Skala Stres yang Dirasakan

4 STAI–T The trait version of the State– Versi sifat dari Inventarisasi
Trait Anxiety Inventory Kecemasan Sifat-Negara

Langkah 3 Reviu Artikel Jurnal


Meringkas

A. Pendahuluan
✓ Penelitian "Fear learning and generalization during pandemic fear: How COVID-19-related
anxiety affects classical fear conditioning with traumatic film clips" dilakukan untuk
memahami bagaimana pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi pembelajaran dan
generalisasi ketakutan klasik pada manusia. Sebagai pengalaman yang menakutkan,
pandemi COVID-19 dapat memicu kecemasan dan stres pada individu, yang dapat
mempengaruhi respons mereka terhadap rangsangan ketakutan. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji hubungan antara kecemasan terkait COVID-19 dan respons fisiologis
partisipan terhadap rangsangan ketakutan yang diberikan dalam bentuk klip film traumatis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan mental manusia dan dapat digunakan
untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif untuk mengatasi kecemasan terkait
pandemi. terhadap kesejahteraan dan kesehatan.
B. Metode
✓ Penelitian ini mengunakan metode Kuantitatif
Sebelum penelitian dimulai, persetujuan tertulis dari orang tua telah diterima
Pesertanya adalah 65 siswa kelas tiga dan empat (42% perempuan) yang terdaftar di
salah satu dari empat lokasi lokal HCAP yang menawarkan pelatihan berbicara di
depan umum. Anak-anak tersebut memiliki usia rata-rata 8,74 tahun (SD = 0,58).
Ratarata kecerdasan cair (lihat bagian Pengukuran) adalah 118,71 (SD = 15,10).
Dengan demikian, sampel tersebut membentuk kelompok tertentu yang terdiri dari
anak-anak berbakat yang memiliki IQ sedikit lebih dari satu standar deviasi di atas
rata-rata IQ pada populasi normal.
C. Analisis Data dan Hasinya
✓ Semua analisis statistik dilakukan menggunakan IBM SPSS (versi 26; IBM Corp,
2019), dengan tingkat signifikansi ditetapkan ke ÿ = 0,05. Jumlah skor dihitung
untuk menganalisis COVID-Anx. Semua kuesioner lainnya diberi skor sesuai
dengan pedoman mereka. Hubungan korelasi non-parametrik (Spearman's Rho)
dihitung antara COVID-Anx dan kuesioner lainnya. Untuk perbandingan antar
kelompok, kami membagi peserta per median (Median = 17) menjadi kelompok
Kecemasan COVID rendah dan tinggi. Kelompok dengan Kecemasan COVID
rendah terdiri dari 115 peserta (63 perempuan), sedangkan kelompok Kecemasan
COVID tinggi terdiri dari 105 peserta (78 perempuan).

D. Diskusi/pembahasan
✓ Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah kecemasan tinggi yang terkait
dengan pandemi COVID-19 berdampak negatif pada proses pembelajaran rasa takut
dan generalisasi. Untuk tujuan ini, paradigma pengkondisian ketakutan diferensial
dilakukan, di mana satu stimulus digunakan sebagai isyarat ketakutan yang
terkondisi dan yang lainnya sebagai isyarat keamanan yang terkondisi. Kami
menemukan bukti bahwa Kecemasan akibat COVID dikaitkan dengan gangguan
pembelajaran rasa takut dan generalisasi rasa takut, serta peningkatan tingkat
kecemasan saat ini.

E. Kesimpulan dan Saran


✓ Kesimpulan dari penelitian "Fear learning and generalization during pandemic fear:
How COVID-19-related anxiety affects classical fear conditioning with traumatic
film clips" adalah bahwa kecemasan terkait COVID-19 dapat mempengaruhi
pembelajaran dan generalisasi ketakutan klasik pada manusia. Partisipan yang
memiliki tingkat kecemasan terkait COVID-19 yang lebih tinggi cenderung
memiliki respons fisiologis yang lebih kuat terhadap rangsangan ketakutan yang
diberikan dalam bentuk klip film traumatis. Selain itu, partisipan yang mengalami
pembelajaran ketakutan klasik yang lebih kuat cenderung memiliki respons
fisiologis yang lebih kuat terhadap rangsangan ketakutan yang berbeda.
✓ Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk mengembangkan
intervensi yang lebih efektif untuk mengatasi kecemasan terkait pandemi COVID-
19. Selain itu, penulis juga menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang bagaimana pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan mental
manusia dan bagaimana intervensi yang tepat dapat dikembangkan untuk mengatasi
masalah ini., serta berkontribusi terhadap resistensi.
.

F. Pendapat Saya tentang Jurnal ini

✓ Berdasarkan jurnal "Fear learning and generalization during pandemic fear: How
COVID-19-related anxiety affects classical fear conditioning with traumatic film
clips", saya berpendapat bahwa pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan
mental manusia, terutama dalam hal kecemasan dan stres. Penelitian ini
menunjukkan bahwa kecemasan terkait COVID-19 dapat mempengaruhi
pembelajaran dan generalisasi ketakutan klasik pada manusia, yang dapat
memperburuk kondisi kesehatan mental mereka.
✓ Saya juga berpendapat bahwa penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan mental
manusia dan dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif
untuk mengatasi kecemasan terkait pandemi. Namun, saya juga berharap bahwa
penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperdalam pemahaman tentang
bagaimana pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi kesehatan mental manusia dan
bagaimana intervensi yang tepat dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
Langkah I Review Artikel Jurnal
Jurnal Internasional 2

Imprecise Visual Feedback About Hand Location


Increases a Classically Conditioned Pain Expectancy
Effect
Umpan Balik Visual yang Tidak Tepat Tentang Lokasi Tangan
Meningkatkan Harapan Nyeri yang Dikondisikan Secara Klasik
https://doi.org/10.1016/j.explore.2022.09.004
Membaca Abstrak

A. Secara garis besar dengan membaca abstrak apakah Anda sudah merasa paham
dengan isi artikel? Berikan tanda centang √ di kotak yang sesuai


Paham. Bingung

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

1. Apakah yang diteliti?


✓ Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana umpan balik visual yang tidak akurat
tentang lokasi tangan dapat mempengaruhi harapan rasa sakit yang dikondisikan secara
klasik. Penelitian ini menunjukkan bahwa umpan balik visual yang tidak akurat tentang
lokasi tangan dapat meningkatkan harapan rasa sakit yang dikondisikan secara klasik pada
partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi visual yang tidak akurat dapat
mempengaruhi persepsi dan harapan rasa sakit pada manusia. Penelitian ini dapat membantu
dalam pengembangan intervensi untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
pasien, mengurangi kepunahan efeknya.
2. Apa tujuan penelitiannya?
✓ Tujuan penelitian "Imprecise Visual Feedback About Hand Location Increases a Classically
Conditioned Pain Expectancy Effect" adalah untuk memahami bagaimana umpan balik
visual yang tidak akurat tentang lokasi tangan dapat mempengaruhi harapan rasa sakit yang
dikondisikan secara klasik pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana informasi visual yang tidak akurat dapat
mempengaruhi persepsi dan harapan rasa sakit pada manusia. Penelitian ini juga dapat
membantu dalam pengembangan intervensi untuk mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien, ketika lokasi tertentu.
3. Sebutkan variabel-variabel yang diteliti?
✓ Umpan Balik Visual, Lokasi Tangan, Dikondisikan Secara Klasik
4. Metode/pendekatan Penelitian
✓ Metode Kuantitatif dengan metode eksperimen

5. Siapakah responden/informannya dan berapakah N yang diteliti?


✓ Empat puluh relawan sehat melakukan gerakan.
6. Dimanakah penelitian dilakukan?
✓ Inggris

7. Instrumen dan teknik analisis


✓ Visual feedback tentang lokasi tangan (presence vs. absence)
✓ Kondisi klasik yang dikondisikan (pain expectancy effect)
8. Apakah hasil penelitiannya?
✓ asil penelitian "Imprecise Visual Feedback About Hand Location Increases a Classically
Conditioned Pain Expectancy Effect" menunjukkan bahwa visual feedback yang tidak akurat
tentang lokasi tangan dapat meningkatkan kondisi klasik yang dikondisikan (pain
expectancy effect) . Dalam penelitian ini, partisipan melakukan penilaian harapan rasa sakit
setelah menerima rangsangan nociceptive dan visual, dengan manipulasi variabel
independen berupa visual feedback tentang lokasi tangan (presence vs. absence). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi klasik yang dikondisikan lebih kuat pada kondisi
ketika visual feedback tentang lokasi tangan tidak akurat atau tidak tersedia Setiap lokasi
disajikan dalam 4 percobaan.

Langkah 2 Reviu Artikel Jurnal


Mengetahui singkatan

No. Singkatan Kepanjangan Arti Indonesia


1. CR Conditionet response Respons yang terkondisi

2. - - -

3. - - -

Langkah 3 Reviu Artikel Jurnal


Meringkas

G. Pendahuluan
✓ Pendahuluan dari penelitian "Imprecise Visual Feedback About Hand Location Increases a
Classically Conditioned Pain Expectancy Effect" tidak disebutkan secara eksplisit dalam
hasil pencarian yang tersedia. Namun, terdapat beberapa artikel yang membahas mengenai
pengaruh visual feedback terhadap persepsi lokasi tangan dan interaksi antara rangsangan
nociceptive dan visual. Artikel-artikel tersebut membahas mengenai pentingnya visual
feedback dalam menentukan pemetaan spasial antara rangsangan nociceptive dan visual
untuk interaksi crossmodal. Selain itu, terdapat artikel yang membahas mengenai teknologi
virtual reality (VR) dan penggunaannya dalam memberikan ilusi Mirror Visual Feedback
(MVF) pada pasien pada kemungkinan tersebut bahwa pembelajaran asosiatif juga dapat
berkontribusi pada ketekunan nyeri.
H. Metode
✓ Desain penelitian: eksperimen laboratorium
✓ Partisipan: 40 orang dewasa sehat
✓ Manipulasi variabel independen: visual feedback tentang lokasi tangan (presence vs.
absence)
✓ Pengukuran variabel dependen: kondisi klasik yang dikondisikan (pain expectancy
effect)
✓ nalisis data: uji-t dan analisis varian (ANOVA)
I. Analisis Data dan Hasinya
✓ Analisis data yang digunakan dalam penelitian "Imprecise Visual Feedback About Hand
Location Increases a Classically Conditioned Pain Expectancy Effect" adalah uji-t dan
analisis varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa visual feedback yang tidak
akurat tentang lokasi tangan dapat meningkatkan kondisi klasik yang dikondisikan (pain
expectancy effect) Partisipan melakukan penilaian harapan rasa sakit setelah menerima
rangsangan nociceptive dan visual, dengan manipulasi variabel independen berupa visual
feedback tentang lokasi tangan (presence vs. absence). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi klasik yang dikondisikan lebih kuat pada kondisi ketika visual feedback
tentang lokasi tangan tidak akurat atau tidak tersedia. Urutan pengacakan telah ditentukan
sebelumnya menggunakan pengacak studi online.

J. Diskusi/pembahasan
✓ Hasil dari diskusi/pembahasan penelitian "Imprecise Visual Feedback About Hand Location
Increases a Classically Conditioned Pain Expectancy Effect" menunjukkan bahwa visual
feedback yang tidak akurat tentang lokasi tangan dapat meningkatkan kondisi klasik yang
dikondisikan (pain expectancy effect), Penelitian ini memberikan kontribusi pada
pemahaman mengenai interaksi crossmodal antara rangsangan nociceptive dan visual, serta
pentingnya visual feedback dalam menentukan pemetaan spasial antara rangsangan
nociceptive dan visual untuk interaksi crossmodal. Studi-studi lain yang terkait dengan
pengaruh visual feedback terhadap persepsi lokasi tangan dan interaksi antara rangsangan
nociceptive dan visual juga dibahas dalam artikel-artikel yang terkait bahwa proses serupa
dengan itu diinterogasi dalam penelitian tersebut juga berperan di sini.

K. Kesimpulan dan Saran


✓ Kesimpulan dari penelitian "Imprecise Visual Feedback About Hand Location Increases
a Classically Conditioned Pain Expectancy Effect" adalah bahwa visual feedback yang
tidak akurat tentang lokasi tangan dapat meningkatkan kondisi klasik yang dikondisikan
(pain expectancy effect) Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman
mengenai interaksi crossmodal antara rangsangan nociceptive dan visual, serta
pentingnya visual feedback dalam menentukan pemetaan spasial antara rangsangan
nociceptive dan visual untuk interaksi crossmodal. Saran yang dapat diberikan dari
penelitian ini adalah perlunya penelitian lebih lanjut mengenai interaksi crossmodal
antara rangsangan nociceptive dan visual dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi interaksi tersebut, seperti faktor emosi dan pengalaman
sebelumnya dan apakah modulasi nyeri dipengaruhi dengan cara yang mirip dengan
ekspektasi nyeri

L. Pendapat Saya tentang Jurnal ini


✓ saya melihat bahwa topik ini sangat menarik dan relevan untuk dipelajari lebih
lanjut. Penelitian mengenai interaksi crossmodal antara rangsangan nociceptive dan
visual dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana
manusia menangani ancaman potensial pada lingkungan sekitarnya. Selain itu,
penggunaan teknologi virtual reality (VR) dan ilusi Mirror Visual Feedback (MVF)
pada pasien juga menunjukkan potensi yang besar dalam bidang rehabilitasi dan
terapi. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa penelitian lebih lanjut mengenai
topik ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi ilmu pengetahuan dan
kesehatan manusia..

Langkah I Review Artikel Jurnal


Jurnal Internasional 3

Neuroscience knowledge enriches pedagogical choices


Pengetahuan ilmu saraf memperkaya pilihan pedagogi

M.S. Schwartz et al. / Teaching and Teacher Education 83 (2019) 87e98


https://doi.org/10.1016/j.tate.2019.04.002

Membaca Abstrak

C. Secara garis besar dengan membaca abstrak apakah Anda sudah merasa paham
dengan isi artikel? Berikan tanda centang √ di kotak yang sesuai


Paham. Bingung

D. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

1. Apakah yang diteliti?


Penelitian ini berfokus pada perilaku agresif dan prososial, dan yang terpenting dengan mengamati
perilaku agresif dan prososial dalam pengaturan kelompok kecil yang kooperatif dan kompetitif.

2. Apa tujuan penelitiannya?


Tujuannya adalah menyelidiki popularitas dan status popularitas yang sebenarnya terkait dengan
agresi yang dilaporkan rekan, tidak jelas apakah ini sudah terjadi di kelas atas sekolah dasa.

3. Sebutkan variabel-variabel yang diteliti?


Kepopuleran, Tujuan status, Agresi
Perilaku prososial, Pengamatan, Nominasi rekan

4. Metode/pendekatan Penelitian
Eksperimen

5. Siapakah responden/informannya dan berapakah N yang diteliti?


Tujuh ruang kelas SD kelas lima dan enam dengan total 182 siswa (58,2% perempuan; Mage =
11,11 tahun, SD = 0,72) berpartisipasi dalam penelitian.1 Total sampel, 87% dari peserta adalah
etnis Belanda dan 13% berasal dari berbagai latar belakang etnis. 173 siswa yang mengikuti
keduanya Tahap 1 dan 2, dengan 9 siswa tidak hadir dalam satu tahap atau kedua tahap.

6. Dimanakah penelitian dilakukan?


Netherland

7. Instrumen dan teknik analisis


Pengumpulan data berlangsung dalam dua tahap. Pada Tahap 1, siswa mengisi kertas-dan-pensil
kuesioner selama sesi kelas dengan seorang peneliti dan guru yang hadir di ruangan untuk menjawab
setiap pertanyaan. Kerahasiaan dijamin, dan siswa diminta untuk tidak mendiskusikan jawaban
dengan orang lain sesudahnya. Dalam sesi kelas, tujuan popularitas diukur dengan tugas sketsa
laporan diri yang menunjukkan sejauh mana siswa memprioritaskan popularitas daripada tujuan
lainnya (LaFontana & Cillessen, 2010). Selain itu, popularitas, perilaku agresif, dan perilaku
prososial diukur dengan nominasi teman sebaya. Fase 2 terdiri dari sesi dalam kelompok yang terdiri
dari 4 teman sesama jenis mengingat bahwa siswa pada usia ini terutama berinteraksi dengan teman
sebaya dari jenis kelamin yang sama (Fabes et al., 2004). Perilaku yang terkait dengan popularitas
berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan (misalnya, Rose et al., 2011) dan permainan sesama
jenis anak laki-laki lebih aktif-kuat dan stereotip (Fabes et al., 2003), sedangkan anak perempuan
lebih terlibat dalam kerja kolaboratif dan bermain (Hops et al., 1997; Leaper, 1991). Setiap kelompok
terdiri dari 1 peer dengan popularitas tinggi, 2 peer dengan popularitas rata-rata, dan 1 peer dengan
popularitas rendah. Untuk setiap kelompok gender di setiap kelas, urutan peringkat dibuat
berdasarkan skor popularitas siswa. 2 gadis dengan skor tertinggi dikategorikan sebagai popularitas
tinggi, 2 gadis dengan skor terendah dikategorikan sebagai popularitas rendah, dan gadis lainnya
dikategorikan sebagai popularitas rata-rata; prosedur yang sama diikuti untuk anak laki-laki. Di
ruang kelas dengan 30 siswa atau lebih, untuk setiap jenis kelamin 3 siswa diberi label popularitas
tinggi dan 3 diberi label popularitas rendah. Siswa diamati saat merencanakan pesta (setting
kooperatif) dan observasi saat bermain kartu (setting kompetitif). Setiap perilaku siswa dalam
interaksi yang direkam dinilai oleh pengamat terlatih. Siswa menampilkan keduanya.

8. Apakah hasil penelitiannya?

Meskipun banyak ruang untuk pemahaman yang lebih baik tentang peran menginginkan dan
memiliki popularitas tinggi, studi saat ini untuk saat ini sudah memberikan wawasan baru yang berharga.
Ini termasuk tujuan popularitas yang sudah terkait dengan perilaku sosial di sekolah dasar dan popularitas
yang diinginkan dan aktual menjadi prediktif tidak hanya perilaku seperti yang dirasakan oleh teman
sebaya tetapi juga perilaku yang diamati selama interaksi kelompok. Lebih khusus lagi, di sekolah dasar
Belanda, profil perilaku yang terkait dengan popularitas adalah salah satu agresi strategis di seluruh
reporter dan pengaturan dan perilaku prososial strategis tambahan dalam pengaturan kooperatif.
Sebaliknya, profil perilaku menginginkan popularitas adalah salah satu agresi menurut teman sebaya
(hanya untuk anak laki-laki) dan rendahnya tingkat perilaku prososial di seluruh wartawan dan
pengaturan.
Langkah 2 Reviu Artikel Jurnal
Mengetahui singkatan

No. Singkatan Kepanjangan Arti Indonesia


1. OFQS Observed Friendship Quality Skala Kualitas Persahabatan yang
Scale Diamati
2. - - -

3. - - -

Langkah 3 Reviu Artikel Jurnal


Meringkas

M. Pendahuluan
Perspektif tugas sosial (Erdley & Asher, 1999) mengasumsikan bahwa kesuksesan dalam
hubungan dengan teman sebaya adalah hasil dari strategi khusus konteks yang digunakan remaja
untuk mencapai tujuan sosial mereka. Salah satu tujuan sosial terpenting selama masa remaja adalah
menjadi populer. Remaja populer memiliki posisi sentral dalam kelompok, berpengaruh dan terlihat,
dan memiliki kekuatan (Cillessen & Marks, 2011). Teori kontrol sumber daya mengusulkan bahwa
strategi kontrol sumber daya koersif dan prososial dapat membawa dominasi sosial dan popularitas
(Hawley, 1999). Sejumlah penelitian telah mendukung teori ini dengan menunjukkan bahwa
popularitas dikaitkan dengan perilaku agresif dan prososial (misalnya, LaFontana & Cillessen, 2002;
Lease et al., 2002; Luthar & McMahon, 1996; Mayeux et al., 2012; Olthof et al. ., 2011; Puckett et
al., 2008; Rose et al., 2004). Terutama kaum muda yang menggunakan strategi agresif dan prososial
(yaitu, pengontrol bistrategis) sangat populer (Hawley, 2003; Reijntjes et al., 2018). Penting untuk
memahami bagaimana status dan tujuan popularitas berhubungan dengan perilaku agresif dan
prososial selama 2 tahun terakhir sekolah dasar, karena popularitas di antara teman sebaya menjadi
lebih kuat terkait dengan perilaku agresif strategis seperti intimidasi (Pouwels et al., 2018) dan
menjadi semakin penting (LaFontana & Cillessen, 2010) dari masa kanak-kanak hingga remaja. Jika
profesional pendidikan ingin mencegah agresi atau mengintervensi remaja yang berperilaku agresif
terhadap teman sebaya dengan cara yang strategis, penting untuk memahami strategi perilaku yang
terkait dengan popularitas dan motivasi popularitas.

N. Metode
Eksperimen

O. Analisis Data dan Hasinya


Pengumpulan data berlangsung dalam dua tahap. Pada Tahap 1, siswa mengisi kertas-dan-
pensil kuesioner selama sesi kelas dengan seorang peneliti dan guru yang hadir di ruangan
untuk menjawab setiap pertanyaan. Kerahasiaan dijamin, dan siswa diminta untuk tidak
mendiskusikan jawaban dengan orang lain sesudahnya. Dalam sesi kelas, tujuan popularitas
diukur dengan tugas sketsa laporan diri yang menunjukkan sejauh mana siswa
memprioritaskan popularitas daripada tujuan lainnya (LaFontana & Cillessen, 2010). Selain
itu, popularitas, perilaku agresif, dan perilaku prososial diukur dengan nominasi teman
sebaya. Fase 2 terdiri dari sesi dalam kelompok yang terdiri dari 4 teman sesama jenis
mengingat bahwa siswa pada usia ini terutama berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis
kelamin yang sama (Fabes et al., 2004). Perilaku yang terkait dengan popularitas berbeda
untuk anak laki-laki dan perempuan (misalnya, Rose et al., 2011) dan permainan sesama
jenis anak laki-laki lebih aktif-kuat dan stereotip (Fabes et al., 2003), sedangkan anak
perempuan lebih terlibat dalam kerja kolaboratif dan bermain (Hops et al., 1997; Leaper,
1991). efek dari memprioritaskan popularitas dan popularitas pada agresi fisik, dengan
keduanya secara positif terkait dengan agresi fisik untuk anak laki-laki (b = 0,25, p = 0,026
dan b = 0,33, p = 0,004, masing-masing) tetapi tidak untuk anak perempuan (b = .01, p =
.953 dan b = .11, p = .281, masing-masing). Selain itu, memprioritaskan popularitas
berhubungan positif dengan agresi proaktif untuk anak laki-laki (b = 0,33, p = 0,004) tetapi
tidak untuk anak perempuan (b = 0,03, p = 0,758). Selain itu, popularitas secara negatif
memprediksi agresi reaktif untuk anak perempuan (b = 0,46, p < 0,001) tetapi tidak untuk
anak laki-laki (b = 0,14, p = 0,236).
P. Diskusi/pembahasan
Studi saat ini meneliti apakah tujuan popularitas dan popularitas aktual dikaitkan dengan
nominasi teman sebaya dan mengamati perilaku agresif dan prososial pada siswa sekolah
dasar Belanda. Sedangkan sebuah studi dengan siswa kelas lima dan enam Cina tidak
menemukan tujuan popularitas terkait langsung dengan perilaku agresif dan prososial yang
dinominasikan teman sebaya (Li & Hu, 2018), studi saat ini menemukan asosiasi semacam
itu pada siswa kelas lima dan enam di Belanda. Selain itu, asosiasi ini melampaui perilaku
yang dinominasikan oleh rekan sejawat; perilaku agresif dan perilaku prososial yang diamati
selama interaksi kompetitif dan kooperatif juga terkait dengan tujuan popularitas dan status
popularitas. Tujuan popularitas Meskipun pengesahan tujuan popularitas cenderung
memuncak tepat setelah transisi ke sekolah menengah (Dawes & Xie, 2017), studi saat ini
menunjukkan bahwa di sekolah dasar motivasi untuk menjadi populer terkait dengan
perilaku. Memprioritaskan popularitas dikaitkan dengan perilaku yang lebih agresif dan
kurang prososial pada siswa sekolah dasar kelas lima dan enam di Belanda, menurut rekan-
rekan mereka. Untuk perilaku yang diamati, memprioritaskan popularitas dikaitkan dengan
perilaku yang kurang prososial tetapi tidak dengan perilaku agresif yang lebih diamati. Jadi,
sebelum transisi sekolah di mana kaum muda perlu menavigasi kelompok sebaya baru dan
(kembali) membangun status popularitas mereka dalam konteks ketidakamanan status yang
tinggi, tujuan popularitas sudah menjadi kekuatan pendorong yang penting dari perilaku
sosial. Dalam sebagian besar studi dengan siswa sekolah menengah, tujuan popularitas yang
lebih kuat tidak ditemukan terkait langsung dengan tingkat agresi yang lebih tinggi
(Cillessen et al., 2014; Li & Wright, 2014; Malamut et al., 2021; Wright et al., 2014) kecuali
untuk satu studi dengan siswa sekolah menengah Amerika (Dawes & Xie, 2014) dan studi
lain yang menemukan asosiasi untuk siswa sekolah menengah Belanda perempuan (tetapi
bukan laki-laki) (van den Broek et al., 2016). Studi saat ini menemukan bahwa siswa sekolah
dasar dengan tujuan popularitas yang lebih kuat (terutama anak laki-laki) lebih cenderung
dilihat oleh teman sebayanya sebagai terlibat dalam agresi fisik dan agresi proaktif. Hal ini
menunjukkan bahwa memiliki tujuan popularitas mungkin lebih terkait erat dengan perilaku
agresif pada siswa sekolah dasar (Belanda) daripada siswa sekolah menengah. Namun,
karena asosiasi ini muncul untuk agresi yang ditunjuk oleh teman sebaya tetapi bukan untuk
agresi yang diamati, agresi yang diambil oleh teman sebaya ini kemungkinan besar
ditampilkan dalam pengaturan lain selain interaksi pada tugas dalam kelompok kecil.

Q. Kesimpulan dan Saran


Meskipun banyak ruang untuk pemahaman yang lebih baik tentang peran menginginkan dan
memiliki popularitas tinggi, studi saat ini untuk saat ini sudah memberikan wawasan baru
yang berharga. Ini termasuk tujuan popularitas yang sudah terkait dengan perilaku sosial di
sekolah dasar dan popularitas yang diinginkan dan aktual menjadi prediktif tidak hanya
perilaku seperti yang dirasakan oleh teman sebaya tetapi juga perilaku yang diamati selama
interaksi kelompok. Lebih khusus lagi, di sekolah dasar Belanda, profil perilaku yang terkait
dengan popularitas adalah salah satu agresi strategis di seluruh reporter dan pengaturan dan
perilaku prososial strategis tambahan dalam pengaturan kooperatif. Sebaliknya, profil
perilaku menginginkan popularitas adalah salah satu agresi menurut teman sebaya (hanya
untuk anak laki-laki) dan rendahnya tingkat perilaku prososial di seluruh wartawan dan
pengaturan.
R. Pendapat Saya tentang Jurnal ini
Jurnal ini bagus memberikan wawasan saya tentang perilaku agresif dan prososial, dan yang
terpenting dengan mengamati perilaku agresif dan prososial dalam pengaturan kelompok kecil
yang kooperatif dan kompetitif.
Langkah I Review Artikel Jurnal
Jurnal Nasional 1

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP


PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK DI MI RIYADLATUL
ATFAL HULAAN MENGANTI GRESIK

Awwaliyah: Jurnal PGMI, Volume 5 Nomor 1 Juni 2022


Membaca Abstrak

E. Secara garis besar dengan membaca abstrak apakah Anda sudah merasa paham
dengan isi artikel? Berikan tanda centang √ di kotak yang sesuai


Paham. Bingung

F. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

1. Apakah yang diteliti?


✓ Membahas mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan psikologi anak
di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Gresik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh orang
tua dapat mempengaruhi karakteristik anak, dan kesadaran orang tua mengenai hal ini masih
kurang. Saya berpendapat bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi orang tua
dan pendidik dalam memahami pentingnya pola asuh yang tepat untuk perkembangan
psikologi anak. Namun, perlu diingat bahwa penelitian ini hanya dilakukan pada satu lokasi
dan dengan jumlah sampel yang terbatas, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat
digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dengan
sampel yang lebih besar dan lokasi yang berbeda dapat dilakukan untuk memperkuat temuan
ini..

2. Apa tujuan penelitiannya?


✓ Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan psikologi anak di
sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya pola asuh yang tepat untuk perkembangan
psikologi anak dan kesadaran orang tua mengenai hal ini.

3. Sebutkan variabel-variabel yang diteliti?


✓ Pola asuh
✓ psikologi anak

4. Metode/pendekatan Penelitian
✓ pendekatan kuantitatif dengan metode survei atau observasi untuk mengumpulkan
data mengenai pola asuh orang tua dan perkembangan psikologi anak.
5. Siapakah responden/informannya dan berapakah N yang diteliti?
siswa MI Riyadlotul Athfal Hulaan Tahun Pelajaran 2021/2022 pada 30 responden.

6. Dimanakah penelitian dilakukan?


Gresik
7. Instrumen dan teknik analisis
✓ menggunakan berbagai instrumen dan teknik analisis, seperti survei, observasi,
kuesioner, dan pengukuran proprioceptive, untuk mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai pola asuh orang tua dan perkembangan psikologi anak.
8. Apakah hasil penelitiannya?
✓ Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pengaruh pola asuh orang tua di MI
Riyadlotul Athfal Hulaan berada pada kategori tinggi karena 90% berada pada kategori
tinggi. Dan sebanyak 10% berada pada kategori sedang. Dari uraian data diatas
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua juga sangat mempengaruhi perkembangan
psikologi dan kepribadian anak, jika anak tidak mendapatkan peengasuhan dari orang
tua maka anak akan mengalami kesusahan dalam belajar di kehidupan sehari-hari.
✓ Perkembangan psikologi anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara orang tua
mendidik anaknya. Orang tua yang mendidik dengan penuh kehangatan dan kasih
sayang akan berdampak positif terhadap perkembangan psikilogi anaknya. Anak akan
merasa bahagia, dapat mengontrol emosinya, memupuk rasa percaya diri, dan dapat
berkomunikasi dengan baik kepada orang lain maupun sesamanya. Pola asuh orang tua
yang baik juga berdampak dalam kenyamanan belajar anak. Orang tua dapat membantu
mengetahui minat dan bakat anak.
Langkah 2 Reviu Artikel Jurnal
Mengetahui singkatan

No. Singkatan Kepanjangan Arti Indonesia


1. - - -

2. - - -

3. - - -

Langkah 3 Review Artikel Jurnal Meringkas

1. Pendahuluan
✓ Menjelaskan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dihadapi
oleh individu sejak lahir ke dunia. Hubungan dengan kedua orang tua memiliki interaksi
atau saling ketergantungan, tentunya orang tua ingin yang terbaik untuk perkembangan
anak-anak mereka. Gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua dapat
mempengaruhi karakteristik anak, namun kesadaran orang tua mengenai hal ini masih
kurang. Ketiadaan kesadaran ini dapat menimbulkan berbagai penyimpangan dan
kelalaian dalam pengasuhan lingkungan keluarga yang berdampak pada perkembangan
psikologi anak seseorang.

2. Metode
✓ Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei atau observasi untuk
mengumpulkan data mengenai pola asuh orang tua dan perkembangan psikologi
anak di MI Riyadlatul Atfal Hulaan Menganti Gresik
3. Analisis Data dan Hasinya
✓ Meringkas atau menggambarkan berbagai situasi, kondisi, fenomena atau berbagai
macam variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat melalui
angket, dan observasi, Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pengaruh pola
asuh orang tua di MI Riyadlotul Athfal Hulaan berada pada kategori tinggi karena 90%
berada pada kategori tinggi. Dan sebanyak 10% berada pada kategori sedang. Dari
uraian data diatas menunjukkan bahwa pola asuh orang tua juga sangat mempengaruhi
perkembangan psikologi dan kepribadian anak, jika anak tidak mendapatkan
peengasuhan dari orang tua maka anak akan mengalami kesusahan dalam belajar di
kehidupan sehari-hari. Perkembangan psikologi anak sangat dipengaruhi oleh
bagaimana cara orang tua mendidik anaknya. Orang tua yang mendidik dengan penuh
kehangatan dan kasih sayang akan berdampak positif terhadap perkembangan psikilogi
anaknya. Anak akan merasa bahagia, dapat mengontrol emosinya, memupuk rasa
percaya diri, dan dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain maupun
sesamanya. Pola asuh orang tua yang baik juga berdampak dalam kenyamanan belajar
anak. Orang tua dapat membantu mengetahui minat dan bakat anak.
4. Diskusi/pembahasan
✓ Pola asuh orang tua dapat dikatakan positif apabila orang tua mampu bersikap positif
kepada anak yang akan menumbuhkan pemikiran yang positif serta sikap yang
menghargai diri sendiri, dan jika pola asuh dikatakan negatif apabla orang tua sering
melkukan hal-hal yang negatif seperti suka memukul, mengabaikan perhatian,
menghina, melecehkan, bersikap tidak adil kepada anak, tidak pernah memuji dan sering
marah-marah terhadap anak. Sikap negatif yang telah dilakukan orang tua tersebut
mengundang suatu pertanyaan pada anak, dan menimbulkan suatu asumsi bahwa dirinya
tidak cukup berharga untuk dikasihi, disayangi, dan dihargai, dan semua itu akibat dari
kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga orang tua tidak memberikan kasih dan
sayang. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pengaruh pola asuh orang tua
di MI Riyadlotul Athfal Hulaan berada pada kategori tinggi karena 90% berada pada
kategori tinggi. Dan sebanyak 10% berada pada kategori sedang. Dari uraian data diatas
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua juga sangat mempengaruhi perkembangan
psikologi dan kepribadian anak, jika anak tidak mendapatkan peengasuhan dari orang
tua maka anak akan mengalami kesusahan dalam belajar di kehidupan sehari-hari.
✓ Perkembangan psikologi anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara orang tua
mendidik anaknya. Orang tua yang mendidik dengan penuh kehangatan dan kasih
sayang akan berdampak positif terhadap perkembangan psikilogi anaknya. Anak akan
merasa bahagia, dapat mengontrol emosinya, memupuk rasa percaya diri, dan dapat
berkomunikasi dengan baik kepada orang lain maupun sesamanya. Pola asuh orang tua
yang baik juga berdampak dalam kenyamanan belajar anak. Orang tua dapat membantu
mengetahui minat dan bakat anak.

5. Kesimpulan dan Saran


✓ Jadi dalam pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pola asuh orang tua
di MI Riyadlotul Atfal Hulaan 90% dikategori tinggi, dan 10% dikategori sedang,
karena jika orang tua bisa mendidik anak dengan penuh kehangatan dan kasih sayang
semua akan berdampak positif terhadap perkembangan psikologi anak. Dan pola asuh
orang tua yang baik juga sangat mempengaruhi kenyamanan belajar anak. Penelitian
lebih diperluas dengan menambahkan responden dari SD/MI yang lain.
6. Pendapat Saya tentang Jurnal ini
✓ Jurnal ini bagus memberikan wawasan saya tentang pola asuh anak yang baik dan
tepat.
Langkah I Review Artikel Jurnal
Jurnal Nasional 2

Sikap Terhadap Merek


yang Dikondisikan secara Klasik
F. Yuni Apsari
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Thomas Dicky Hastjarjo
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Membaca Abstrak

G. Secara garis besar dengan membaca abstrak apakah Anda sudah merasa paham
dengan isi artikel? Berikan tanda centang √ di kotak yang sesuai


Paham. Bingung

H. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

1. Apakah yang diteliti?

✓ Sikap Terhadap Merek yang Dikondisikan secara Klasik

2. Apa tujuan penelitiannya?

✓ Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk menganalisis sikap merek pada kondisi
klasik melalui kombinasi dari tiga prosedur pengkondisian (pengkondisian tertunda
pendek-SDC, mundur pengkondisian-BC, prosedur kendali acak-RC), dan jumlah
percobaan pengkondisian (6 dan 12 pengkondisian)..

3. Sebutkan variabel-variabel yang diteliti?

✓ Sikap , merek dan kondisi secara klasik

4. Metode/pendekatan Penelitian

✓ Kualitatif dan desain eksperimen

5. Siapakah responden/informannya dan berapakah N yang diteliti?


✓ Penelitian Eksperimen ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Widya
Mandala Surabaya. Pemilihan subjek didasarkan pada alasan bahwa individu yang dalam
penelitian ini adalah mereka yang dengan sukarela mendaftarkan diri untuk mau
berpartisipasi dalam penelitian. Penentuan penempatan subjek kedalam kelompok
dilakukan dengan random dan jumlah subjek dalam tiap kelompok eksperimen adalah 25
orang Eksperimen akan dilakukan terhadap 150 subjek yang terbagi dalam 6 kelompok
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 25 subjek .
6. Dimanakah penelitian dilakukan?
✓ Surabaya dan Jogyakarta

7. Instrumen dan teknik analisis


✓ Meringkas atau menggambarkan berbagai situasi, kondisi, fenomena atau berbagai
macam variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat melalui
wawancara, dan observasi

8. Apakah hasil penelitiannya?


✓ Berdasarkan hasil penelitian Pengukuran sikap terhadap merek dalam penelitian ini
menggunakan skala 7 lawan kata, aitem berkaitan dengan respon afeksi terhadap
elemen-elemen merek. Subjek diminta untuk memberikan bobot penilaian terhadap
suatu stimulus menurut kata sifat yang ada pada setiap kontinum dalam skala.
Semakin tinggi skor skala tujuh lawan kata maka sikap terhadap merek semakin
positif, sebaliknya semakin rendah skor skala semakin negatif sikap terhadap merek.
Ketahanan Ketahanan sikap terhadap merek produk diukur dengan skala yang sama
dengan penundaan waktu (time-delay) satu minggu setelah perlakuan. Jadi subjek
melengkapi skala yang sama dalam waktu penugasan yang berbeda. Pengukuran
ketahanan sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran dalam subjek.
Sikap terhadap merek dikatakan bertahan apabila tidak ada perbedaan sikap terhadap
merek antara post-test 1 (pengukuran langsung setelah perlakuan) dan post-test
2(pengukuran satu minggu setelah perlakuan), dan mean post-test 1 = post-test 2.

Langkah 2 Reviu Artikel Jurnal


Mengetahui singkatan

No. Singkatan Kepanjangan Arti Indonesia


1. SB Stimulus bersyarat -

2. STB Stimulus Tak Bersyarat -

3. - - -

Langkah 3 Review Artikel Jurnal Meringkas

7. Pendahuluan
Fenomena dewasa ini menunjukkan konsumen terlalu banyak disuguhi iklan,
bahkan dapat dikatakan informasi produk dan jasa yang diterima konsumen sangat
membludak. Berbagai macam konsep dan kreativitas iklan disuguhkan diantaranya untuk
mencuri kesadaran konsumen atas. dengan prosedur kontrol, salah satunya adalah prosedur
kontrol secara random (Domjan, 2003). Salah satu jenis pembelajaran yang menjadi
alternatif penyampaian iklan dan pembentukan sikap konsumen adalah prosedur
pengkondisian klasik (classical conditioning). Teori pengkondisian klasik sudah digunakan
untuk menjelaskan efek iklan pada berbagai studi (Grossman & Brian, 1998). Penelitian
pengkondisian klasik pada iklan yang sudah dilakukan selama ini yaitu melakukan
pengujian efek iklan yang dirancang.

8. Metode
✓ Jenis penelitian ini yaitu jenis penelitian kualitatif dalam bentuk kepustakaan
(library research). Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
intertektualitas dengan menekankan metode meaning of creatifity. Analisis yang
dipakai adalah hermeneutik phenomenologik. Sumber data dalam penelitian ini
dari hasil-hasil penelitian maupun dengan menggunakan buku yang relevan yang
sesuai dengan tema penelitian

9. Analisis Data dan Hasinya


✓ Uji hipotesis, uji validitas dan reliabilitas skala sikap terhadap merek dilakukan
dengan bantuan program SPSS versi 13.0 for Windows. Hasil uji validitas 16 aitem
skala sikap terhadap merek menunjukkan corrected item-total correlation bergerak
antara 0.388 sampai 0.643, dengan mematok angka corrected item-total correlation
minimal 0.3, maka 16 aitem dinyatakan valid.
✓ Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, tahap pertama mengkaji sikap terhadap merek yang
dikondisikan melalui kombinasi prosedur pengkondisian (short delayed
conditioning, backward conditioning, prosedur kontrol random) dan jumlah
pengkondisian (6 pengkondisian dan 12 pengkondisian) dengan melakukan analisis
data post-test 1 yaitu pengambilan data langsung setelah penayangan iklan. Tahap
kedua mengkaji ketahanan sikap terhadap merek yang dikondisikan secara klasik,
dengan menggunakan delay waktu pengukuran sikap terhadap merek yaitu post-test
1 dengan pengukuran langsung setelah perlakuan dan post-test 2 dengan pengukuran
sikap terhadap merek yang dikondisikan setelah 1 minggu waktu penundaan
10. Diskusi/pembahasan
Penelitian Eksperimen ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Widya
Mandala Surabaya. Pemilihan subjek didasarkan pada alasan bahwa individu yang dalam
penelitian ini adalah mereka yang dengan sukarela mendaftarkan diri untuk mau
berpartisipasi dalam penelitian. Penentuan penempatan subjek kedalam kelompok dilakukan
dengan random dan jumlah subjek dalam tiap kelompok eksperimen adalah 25 orang
11. Kesimpulan dan Saran
✓ Penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap merek yang dikondisikan melalui
prosedur short delayed conditioning dinilai paling positif diantara kedua prosedur yang
lain yaitu backward conditioning dan prosedur kontrol secara random. Lebih lanjut
penelitian ini menunjukkan adanya ketahanan sikap terhadap merek sampai satu minggu
setelah pengkondisian melalui prosedur short delayed conditioning dan backward
conditioning
✓ Meliputi : melakukan kajian efek pengkondisian klasik pada sikap terhadap merek
dengan menggunakan prosedur pengkondisian yang lain seperti trace conditioning,
simultaneous conditioning atau long delayed conditioning, melakukan kajian efek
pengkondisian melalui jumlah pengkondisian dengan memperhatikan jarak pembanding
jumlah pengkondisian, sehingga dapat mendukung
12. Pendapat Saya tentang Jurnal ini
✓ Jurnal ini bagus memberikan wawasan saya tentang pola pengusaha yang tepat
sesuai perkembangan tekhnologi untuk Promosi bagian dari pemasaran (marketing mix)
yang terdiri dari iklan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing), promosi
penjualan (sales promotion), kehumasan (public relation and publicity), penjualan
perorangan/tatap muka (personal selling) . Iklan sebagai salah satu komponen bauran
pemasaran biasanya menuntut dana yang tidak sedikit, namun demikian seberapa
besar pengaruh iklan dalam tujuan pemasaran sampai saat ini masih menjadi
perdebatan.

Anda mungkin juga menyukai