Anda di halaman 1dari 6

lOMoARcPSD|19826044

lOMoARcPSD|198260

TUGAS FILOSOFI PENDIDIKAN

Nama : Hadid Hanjalu Yudhantara

Nim : X9022082390

Prodi : Pendidikan Jasmani Olahraga - C

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman
dari
Topik IV dengan Topik I, Topik II dan Topik III. Sejauh mana topik tentang
Pancasila sebagai
Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan
yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Jawaban :

1. Keterkaitan antara topik I dan topik IV adalah :


a. Pada topik I kita akan mempelajari serta menghayati perjuangan pendidikan
Indonesia dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Kita akan melihat
perbedaan
antara pendidikan sebelum kemerdekaan yaitu pada tahun 1854 pendidikan
hanya
dikhususkan untuk orang-orang tetentu dalam rangka mendukung usaha dana
pemerintah Hindia-Belanda yang hanya diajarkan sebatas membaca dan
menulis.
Pada tahun yang sama lahirlah sekolah bumi putera yang mengajarkan
membaca,
menulis, dan berhitung secukupnya. Hingga pada 20 mei 1908 lahirlah
organisasi
Boedi Oetomo. Dan pada tahun 1922 lahirlah taman siswa di Yogyakarta
sebagai
gerbang emas pendidikan nasional. Pendidikan pada zaman ini masih terpaku
pada
ideologi bangsa Belanda yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya
manusia
masyarakat Indonesia yang siap bekerja bagi pemerintahan Belanda. Walaupun
begutu rakyat Indonesia memiliki semangat yang tinggi untuk mengenyam
pendidikan.Sedangkan berbeda dengan pendidikan sesudah kemerdekaan. pada
saat
ini, Indonesia lebih leluasa dan lebih mudah mendapatkan layanan
pendidikan tanpa
ada intervensi dari bangsa lain. Bukan hanya layanan pendidikan yang
sekarang ini
mudah diakses tetapi terdapat banyak jenis-jenis pelajaran yang ada di
setiap
penyedia pendidikan di Indonesia. Begitupun dengan media pembelajaran yang
digunakan lebih bervariatif. Pembelajaran pada abad ini mengintegrasikan
kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
penguasaan
terhadap teknologi.
b. Pada topik IV kita akan mempelajari tentang Pancasila sebagai entitas dan
identiotitas
bangsa Indonesia yang memiliki keragaman baik dari agama, suku, ras,
kebudayaan,
etnis, sosisial, dan bahasa. Selain itu wujud dari nilai-nilai pancasila
yang diterapkan
dalam lingkungan sekolah yaitu profil pelajar pancasila yang memiliki enam
elemen
dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan
global, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
lOMoARcPSD|19826044

c. Topik IV dan I memiliki keterkaitan yaitu menumbuhkan kesadaran calon guru


Profesional terkait perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa demi
terciptanya
pendidikan Indonesia yang lebih baik dari masa ke masa. Selain itu, ada pun
bapak
pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yang melahirkan pemikiran-
pemikiran yang masih di pakai hingga saat ini. Salah satunya adalah
pendidikan yang
berdasarkan Profil Pelajar Pancasila. Setiap siswa tentunya datang dari latar
belakang
sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda-beda sehingga kita sebagai seorang
guru
harus mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan berbegai strategi dan metode
agar pembelajaran dalam berpusat pada peserta didik dan tetap mengutamakan
profil
pelajar Pancasila.
2. Keterkaitan antara topik II dan topik III adalah :
a. Pada topik II kita akan mempelajari tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar
Dewantara. Pemikiran- pemikiran beliau menjadi acuan para guru, pemangku
kebijakan, orang tua dan pejuang pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan
yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dalam pandangannya pendidikan dan
pengajaran dalam memahami tujuan pendidikan. Menurutnya onderwij atau
pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran yang dimaksud adalah
proses
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan ilmu atau faedah untuk bekal
sesorang
dalam menjalani kehidupan baik secara lahir maupun batin. Sedangkan
Pendidikan
(Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-
tingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Jadi
menurut KHD (2009), “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan
persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup
bermasyarakat
maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Oleh sebab itu,
pendidikan
dan pengajaran adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan karena hal tersebut
merupakan usaha persiapan dan persedian untuk membekali seseoran dalam segala
kepentingan kehidupannya baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya. KHD juga menegaskan bahwa kita medidik siswa harus sesuai dengan
tunyutan alam dan zamannya sendiri. artinya, cara belajar dan interaksi murid
abad
ke-21 tentunya sangar berbeda dengan para peserta didik pertengahan dan akhir
abad
ke 20.
b. Pada topik III kita akan mempelajari tentang identitas manusia Indonesia. Hal
tersebut termuat dalam Pancasila. Pancasila intisari yang merangkum nilai-
nilai, jiwa
dan semangat yang dihidupi oleh masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung
tinggi nilai saling tolong menolong (gotong royong). Ditengah keberagaman,
diharapkan pendidikan menjadi tempat untuk pelestarian keberagaman, menemukan
nilai-nilai yang menyatukan keberagaman, dan melawan segala bentuk yang
merongrong kesatuan.
lOMoARcPSD|19826044

c. Topik II dan topik III memiliki keterkaitan yaitu dasar pemikiran Ki Hajar
Dewantara
yang mengutamakan nilai-nilai pancasila serta mendorong siswa agar tetap
bersatu
walaupun banyak perbedaan.
3. Kesimpulan :
Pendidikan indonesiansudah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Tugas kita
sebagai calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para pejuang
pendidikan
Indonesia. Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat diakses tanpa intervensi
dari
negara lain, kita sebagai calon guru profesionel harus mendidik anak-anak sesuai
dengan
tuntutan zaman tanpa meninggalkan identitas bangsa Indonesia. Pada pendidikan di
abad
ini dikenal dengan merdeka belajar. Hal itu berarti kita sebagai guru harus
menciptakan
lingkungan belajar yang memerdekakan peserta didik. Salah satunya adalah dengan
pembelajaran yang berpihak pada siswa. Pembelajaran yang berpihak pada siswa
salah
satunya dengan memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat. Kemudian
memberi kebebasan membangun sendiri pengetahuannya, tidak selalu mengikuti
keinginan gurunya.

Anda mungkin juga menyukai