Anda di halaman 1dari 23

MASALAH SOSIAL SEBAGAI HAMBATAN PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN (KASUS PENYALAHGUNAAN OBAT)

MATA KULIAH
SEMINAR MASALAH SOSIAL

DI SUSUN OLEH
SELAWATI A. UMAR B20121076
JIHAN SAFIRA B20121107
SRIYANTI A.MA’A B20121119
RIFANI ALHADAD B20121120

PRODI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1. Kerangka Teori..........................................................................................3

2.2. Analisis Masalah Sosial: Penyalahgunaan Obat........................................7

2.3. Hubungan Antara Penyalahgunaan Obat dan


Penurunan Kesejahteraan.........................................................................10

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................18

3.1. Kesimpulan..............................................................................................18

3.2. Saran........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

i
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, kami menyampaikan puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya
yang melimpah pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
dukungan, bimbingan, dan motivasi dalam proses penulisan makalah ini.

Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas kelompok mata kuliah [nama
mata kuliah guna memenuhi salah satu persyaratan akademik. Tema yang
diangkat, "Masalah Sosial sebagai Hambatan Peningkatan Kesejahteraan (Kasus
Penyalahgunaan Obat)," dipilih dengan tujuan untuk memahami, menganalisis,
dan memberikan solusi terhadap masalah sosial yang menjadi tantangan bagi
kesejahteraan masyarakat.

Kami mengakui bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari kontribusi
serta kerjasama seluruh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok memberikan
sumbangsih pemikiran dan ide yang berharga untuk menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Semangat gotong royong dan kolaborasi yang terjalin di
antara kami menjadi kunci keberhasilan penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari berbagai
pihak akan kami terima dengan tangan terbuka guna perbaikan dan
pengembangan pengetahuan di masa yang akan datang.

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam dinamika perubahan masyarakat yang terus berkembang,


pencapaian kesejahteraan menjadi suatu tujuan sentral yang diupayakan oleh
berbagai pihak, terutama dalam konteks pembangunan. Kesejahteraan
diartikan sebagai kondisi di mana setiap individu dan komunitas dapat
memenuhi kebutuhan dasar mereka, mencakup aspek material, spiritual, dan
sosial. Upaya pencapaian kesejahteraan tersebut, sayangnya, seringkali
dihadapkan pada berbagai masalah sosial yang kompleks, yang dapat menjadi
hambatan signifikan.

Salah satu masalah sosial yang muncul sebagai tantangan serius adalah
penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat bukan sekadar masalah kesehatan
masyarakat; lebih dari itu, ia menjadi permasalahan yang merasuk ke dalam
jaringan sosial, ekonomi, dan psikologis masyarakat. Penyalahgunaan obat
tidak memandang lapisan masyarakat tertentu, melainkan dapat merajalela di
berbagai kelompok, mempengaruhi individu dari berbagai latar belakang.1

Perlu dipahami bahwa penyalahgunaan obat bukan hanya sebuah gejala


individual, tetapi juga merupakan manifestasi dari dinamika sosial yang lebih
luas. Faktor-faktor seperti ketidaksetaraan ekonomi, tekanan sosial,
kurangnya pendidikan, dan ketidakstabilan lingkungan dapat memainkan
peran dalam mendorong individu untuk mengambil jalur penyalahgunaan
obat. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap hubungan antara
masalah sosial, khususnya penyalahgunaan obat, dan kesejahteraan menjadi
krusial untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam penanggulangan
dan perbaikan kondisi masyarakat.

1
Soetomo, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya.

1
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana penyalahgunaan obat sebagai fenomena masalah sosial
dapat menjadi hambatan utama dalam mencapai peningkatan kesejahteraan
masyarakat, dengan fokus pada dampaknya terhadap aspek kesehatan, sosial,
dan ekonomi?

1.3. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dampak fenomena


penyalahgunaan obat sebagai masalah sosial terhadap kesejahteraan
masyarakat, dengan mengidentifikasi aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi
yang terpengaruh, serta memberikan solusi dan rekomendasi untuk
meningkatkan kesejahteraan melalui pendekatan holistik dan partisipasi aktif
masyarakat.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Kerangka Teori
A. Definisi Masalah Sosial

Masalah sosial adalah kondisi atau situasi yang dianggap tidak


sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, atau standar yang berlaku dalam
masyarakat. Masalah sosial mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti
ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan perilaku sosial. Konsep masalah
sosial seringkali bersifat relatif, karena tergantung pada norma-norma
yang dianut oleh masyarakat tertentu.2

Adapun beberapa ciri-ciri dari masalah sosial yang umum terjadi


yaitu:3

1. Subjektivitas: Masalah sosial bersifat subjektif karena dapat dilihat


dari perspektif nilai dan norma yang berbeda-beda dalam
masyarakat. Apa yang dianggap masalah oleh satu kelompok,
mungkin tidak dianggap sebagai masalah oleh kelompok lain.

2. Kemasyarakatan: Masalah sosial melibatkan interaksi sosial antara


individu, kelompok, atau lembaga. Ini tidak hanya memengaruhi
satu individu, tetapi juga dapat merambat dan mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.

3. Ketidaksetaraan: Masalah sosial sering kali muncul sebagai hasil


dari ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya, kekuasaan, atau
hak-hak masyarakat. Ketidaksetaraan ini dapat mencakup
ketidaksetaraan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

4. Keterkaitan: Masalah sosial tidak berdiri sendiri; mereka saling


terkait dan dapat menjadi akar penyebab atau akibat satu sama lain.

2
Soetomo.
3
Partini dkk., Masalah-Masalah Sosial.

3
Sebagai contoh, kemiskinan dapat menjadi penyebab masalah
kesehatan, dan sebaliknya.

5. Perubahan Sosial: Masalah sosial dapat menciptakan dorongan


untuk perubahan sosial. Ketika masyarakat menyadari adanya
masalah, ini dapat memicu upaya perubahan sosial untuk mengatasi
masalah tersebut.

6. Dinamis: Masalah sosial bersifat dinamis dan dapat berubah seiring


waktu. Perubahan dalam nilai-nilai sosial, perkembangan
teknologi, atau perubahan struktural dalam masyarakat dapat
mempengaruhi karakteristik masalah sosial.

Masalah sosial memiliki keterkaitan yang erat dengan tingkat


kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat. Secara langsung,
masalah seperti kemiskinan, pengangguran, atau diskriminasi mampu
merusak kesejahteraan individu dengan menciptakan ketidaksetaraan
dalam akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, dan peluang
ekonomi. Tak hanya itu, masalah sosial juga berdampak pada
kesejahteraan keluarga, terutama melalui konflik hubungan, kekerasan
dalam rumah tangga, atau ketidakstabilan ekonomi yang menciptakan
lingkungan tidak mendukung bagi anggota keluarga, terutama anak-anak.
Sementara itu, tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan juga
dipengaruhi oleh masalah sosial seperti kejahatan, kurangnya
infrastruktur, atau ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan
kesehatan.

Masalah sosial, seperti stigmatisme atau diskriminasi, juga


berkontribusi pada kesejahteraan mental dan emosional, menciptakan
beban stres dan tekanan psikologis pada individu. Seiring dengan itu,
terdapat potensi terbentuknya siklus ketidaksetaraan yang dapat bertahan
dari generasi ke generasi, memperburuk kondisi kesejahteraan. Oleh
karena itu, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

4
memerlukan pendekatan holistik yang mengatasi akar penyebab masalah
sosial, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih adil, seimbang,
dan berkelanjutan bagi semua individu dan kelompok dalam masyarakat.4

B. Penyalahgunaan Obat

Penyalahgunaan obat merupakan fenomena serius yang dapat


memiliki dampak yang merugikan baik pada individu maupun
masyarakat secara keseluruhan. Beberapa faktor pendorong
penyalahgunaan obat melibatkan lingkungan sosial, seperti tekanan dari
teman sebaya dan lingkungan keluarga dengan sejarah penyalahgunaan
obat. Faktor psikologis, seperti stres emosional dan kurangnya
keterampilan mengatasi masalah, juga dapat menjadi pendorong. Di
samping itu, faktor genetik, kondisi ekonomi yang sulit, ketersediaan
obat di pasar gelap, dan norma sosial turut berperan dalam memicu
penyalahgunaan obat.5

Dampak penyalahgunaan obat terhadap individu mencakup risiko


ketergantungan fisik dan psikologis, serta gangguan kesehatan mental
dan fisik. Sosialnya, penyalahgunaan obat dapat merusak hubungan
interpersonal dan menyebabkan isolasi sosial.6 Secara ekonomis,
dampaknya termanifestasi dalam kehilangan produktivitas dan beban
kesehatan masyarakat. Terlebih lagi, penyalahgunaan obat dapat
membawa dampak negatif pada keamanan masyarakat melalui
keterlibatan dalam tindakan kriminal dan ancaman terhadap
kesejahteraan umum. Anak muda, sebagai kelompok rentan, dapat
mengalami dampak signifikan pada pendidikan dan terjebak dalam siklus
penyalahgunaan obat. Dampak kesehatan masyarakat mencakup
penyebaran penyakit menular dan peningkatan beban pada sistem
kesehatan.

4
Partini dkk.
5
Sunarno, Narkoba : Bahaya dan Upaya Pencegahannya.
6
Sunarno.

5
C. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi di mana anggota


masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka secara memadai
dan merata, serta memiliki akses terhadap peluang dan sumber daya yang
mendukung kehidupan yang bermartabat. Kesejahteraan tidak hanya
mencakup aspek materi, tetapi juga mencakup dimensi sosial, kesehatan,
pendidikan, lingkungan, dan keadilan. Sebuah masyarakat yang sejahtera
ditandai oleh tingkat kehidupan yang tinggi, pemerataan distribusi
kekayaan, akses universal terhadap layanan kesehatan dan pendidikan,
serta partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan.7

Indikator kesejahteraan digunakan sebagai alat untuk mengukur


dan memantau tingkat kesejahteraan masyarakat. Beberapa indikator
utama melibatkan pendapatan per kapita, tingkat pengangguran, harapan
hidup, tingkat pendidikan, dan tingkat ketidaksetaraan. Pendapatan per
kapita mencerminkan daya beli individu atau keluarga untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan.
Tingkat pengangguran mencerminkan sejauh mana masyarakat
memberikan kesempatan pekerjaan yang layak bagi anggotanya.

Harapan hidup mencerminkan kualitas kesehatan masyarakat,


sementara tingkat pendidikan menunjukkan sejauh mana masyarakat
memberikan akses dan kesempatan pendidikan kepada warganya. Selain
itu, mengukur tingkat ketidaksetaraan dapat memberikan gambaran
tentang sejauh mana kekayaan dan peluang didistribusikan secara adil di
masyarakat. Indikator kesejahteraan tersebut membantu pemerintah dan
organisasi untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih
dan merancang kebijakan yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara menyeluruh.8 Dengan pemahaman yang baik tentang
7
Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial.
8
Fahrudin.

6
indikator kesejahteraan, masyarakat dapat mengarahkan upaya mereka
untuk mencapai perkembangan berkelanjutan dan inklusif.

2.2. Analisis Masalah Sosial: Penyalahgunaan Obat


A. Penyebab Penyalahgunaan Obat

Penyalahgunaan obat adalah fenomena kompleks yang dapat


dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial, ekonomi, dan
psikologis.9

1. Faktor Sosial

Penyalahgunaan obat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor


sosial yang melibatkan interaksi individu dengan lingkungannya.
Beberapa faktor sosial yang dapat menyebabkan penyalahgunaan
obat meliputi:

 Pengaruh Teman dan Lingkungan Sosial: Individu


seringkali cenderung meniru perilaku teman sebaya atau
terpengaruh oleh norma-norma sosial di lingkungan mereka.
Jika penggunaan obat dianggap sebagai sesuatu yang umum
atau diterima di lingkungan tertentu, seseorang mungkin
lebih cenderung untuk mencoba atau menggunakan obat.

 Ketidakstabilan Keluarga: Lingkungan keluarga yang tidak


stabil, disfungsional, atau penuh dengan konflik dapat
menjadi pemicu penyalahgunaan obat. Kurangnya
dukungan sosial dari keluarga juga dapat meningkatkan
risiko individu untuk menggunakan obat.

 Stigma Sosial: Stigma terkait masalah kesehatan mental


atau kecanduan obat dapat membuat seseorang cenderung
menyembunyikan masalahnya dan mencari pelarian melalui
penggunaan obat.

9
Sunarno, Narkoba : Bahaya dan Upaya Pencegahannya.

7
2. Faktor Ekonomi

Aspek ekonomi juga dapat memainkan peran penting dalam


penyalahgunaan obat. Beberapa faktor ekonomi yang dapat
menjadi penyebab penyalahgunaan obat meliputi:

 Kemiskinan: Individu yang hidup dalam kondisi


kemiskinan mungkin mengalami stres finansial dan
kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar. Penyalahgunaan
obat dapat dianggap sebagai cara untuk melarikan diri dari
realitas yang sulit.

 Tingkat Pengangguran: Individu yang mengalami


pengangguran dapat merasa frustrasi dan kehilangan
identitas sosial, yang dapat mendorong mereka mencari
pelarian dalam penggunaan obat.

 Aksesibilitas dan Harga Obat: Ketersediaan dan harga obat


juga dapat mempengaruhi tingkat penyalahgunaan. Obat-
obat tertentu mungkin lebih mudah diakses atau terjangkau,
meningkatkan risiko penyalahgunaan.

3. Faktor Psikologi

Faktor psikologis mencakup aspek-aspek kognitif dan


emosional yang dapat memengaruhi kecenderungan seseorang
untuk menyalahgunakan obat. Beberapa faktor psikologis yang
terkait dengan penyalahgunaan obat meliputi:

 Stres dan Tekanan Emosional: Individu yang mengalami


stres berat atau tekanan emosional mungkin mencari
pelarian dalam penggunaan obat untuk sementara waktu
meredakan gejala-gejala tersebut.

 Gangguan Mental: Kehadiran gangguan mental seperti


depresi, kecemasan, atau gangguan kepribadian dapat

8
meningkatkan risiko penyalahgunaan obat sebagai upaya
untuk mengatasi gejala atau merasa lebih baik.

 Kurangnya Keterampilan Mengatasi Stres: Individu yang


kurang memiliki keterampilan mengatasi stres atau tidak
dapat mengelola emosi dengan baik mungkin cenderung
menggunakan obat sebagai cara untuk mengatasi tantangan
kehidupan.

B. Dampak Penyalahgunaan Obat

Penyalahgunaan obat adalah fenomena yang mendalam dan


memiliki konsekuensi serius pada berbagai aspek kehidupan, mencakup
dampak kesehatan, ekonomi, dan psikologi yang dapat membentuk pola
yang merugikan bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Dampak kesehatan dari penyalahgunaan obat mencakup ancaman


fisik dan mental yang signifikan. Penggunaan obat yang tidak
terkendali dapat menimbulkan kerusakan organ, seperti hati, paru-paru,
dan jantung, mengancam kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain
itu, penyalahgunaan obat juga dapat melemahkan sistem kekebalan
tubuh, meninggalkan individu lebih rentan terhadap penyakit dan
infeksi. Overdosis merupakan risiko serius yang dapat mengakibatkan
konsekuensi fatal dan merugikan.10

Dampak ekonomi dari penyalahgunaan obat termanifestasi


melalui berbagai saluran. Biaya perawatan kesehatan untuk pemulihan
fisik dan rehabilitasi mental sering kali signifikan, menciptakan beban
finansial yang berat bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Kurang
produktivitas di tempat kerja, baik dalam bentuk absensi maupun
penurunan kinerja, juga menjadi dampak ekonomi yang nyata.
Keterlibatan dalam kejahatan untuk memenuhi kebutuhan finansial

10
Amanda, Humaedi, dan Santoso, “Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja (Adolescent
Substance Abuse).”

9
terkait obat menyumbang pada biaya sosial dan ekonomi yang lebih
luas.

Dampak psikologi penyalahgunaan obat mencakup perubahan


perilaku dan dinamika hubungan interpersonal yang rumit. Penggunaan
obat dapat merubah kepribadian individu, membuatnya lebih impulsif
dan tidak dapat diprediksi. Konflik interpersonal sering muncul,
memengaruhi hubungan dengan keluarga, teman, dan rekan kerja.
Selain itu, ketidakstabilan emosional dan gangguan mental yang dapat
memburuk akibat penyalahgunaan obat, seperti depresi dan kecemasan,
dapat menciptakan tantangan psikologis yang serius.11

2.3. Hubungan Antara Penyalahgunaan Obat dan Penurunan Kesejahteraan12


A. Keterkaitan Antara Masalah Sosial dan Kesejahteraan

Penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan memiliki


hubungan yang kompleks yang dapat diuraikan melalui keterkaitan
antara masalah sosial dan kesejahteraan. Pertama-tama, penyalahgunaan
obat seringkali berakar dari berbagai masalah sosial, seperti
ketidakstabilan ekonomi, kurangnya pendidikan, pengangguran, atau
konflik interpersonal. Individu yang mengalami tekanan sosial cenderung
mencari pelarian dalam obat-obatan sebagai bentuk koping terhadap stres
atau kesulitan yang mereka hadapi.

Dampak penyalahgunaan obat terhadap kesejahteraan sangat


signifikan. Secara fisik, penggunaan obat dapat merugikan kesehatan
tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan mental. Selain itu, pengaruh
negatif dari obat-obatan tersebut dapat merusak hubungan sosial, karir
pekerjaan, dan kehidupan pribadi seseorang. Terdapat suatu siklus saling
memengaruhi antara penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan;
penyalahgunaan obat dapat memicu atau memperburuk masalah sosial,

Amanda, Humaedi, dan Santoso.


11

12
di ambil dari Ritonga dkk., Model Pelayanan Kesejahteraan Sosial Adiksi
Narkoba.

10
dan sebaliknya, kondisi sosial yang sulit dapat memicu individu untuk
mencari pelarian dalam obat-obatan.

Penanganan masalah ini memerlukan pendekatan holistik.


Tindakan pencegahan dan intervensi harus mencakup aspek-aspek sosial,
seperti pemberdayaan ekonomi, peningkatan akses pendidikan, serta
perbaikan struktur sosial yang mungkin menjadi faktor pendorong
penyalahgunaan obat. Selain itu, masyarakat dan pemerintah memiliki
peran penting dalam mengatasi hubungan ini. Pendidikan masyarakat,
dukungan sosial, dan kebijakan yang mendukung rehabilitasi dan
reintegrasi sosial dapat membantu memutus siklus negatif yang terkait
dengan masalah penyalahgunaan obat.

B. Dampak pada Kesehatan Masyarakat

Penyalahgunaan obat memiliki dampak yang serius terhadap


kesejahteraan masyarakat, terutama dalam konteks kesehatan. Secara
fisik, penyalahgunaan obat dapat menyebabkan gangguan kesehatan
mental, seperti depresi dan kecemasan, serta meningkatkan risiko
penularan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan hepatitis melalui
praktik berbagi jarum suntik atau perilaku seksual berisiko tinggi. Aspek
sosial juga terpengaruh, dengan terjadinya ketidakstabilan sosial, konflik
interpersonal, dan isolasi sosial sebagai hasil dari penyalahgunaan obat.
Pelanggaran hukum juga sering terkait dengan aktivitas narkotika,
menimbulkan dampak negatif pada individu dan masyarakat secara
keseluruhan.

Selain itu, aspek ekonomi juga terkena dampak, baik melalui biaya
perawatan kesehatan akibat penanganan medis yang diperlukan, maupun
melalui penurunan produktivitas di tempat kerja yang merugikan
perekonomian masyarakat. Pendidikan dan pengembangan anak juga
terpengaruh, dengan penyalahgunaan obat oleh orang tua yang dapat
menghambat perkembangan anak-anak dan menciptakan kurangnya

11
pendidikan kesehatan di masyarakat. Tekanan pada sistem kesehatan
muncul akibat overdosis dan kecelakaan terkait penyalahgunaan obat,
menuntut alokasi sumber daya yang signifikan.

Perubahan sosial dan budaya juga terjadi, di mana norma sosial


dapat berubah sehingga penyalahgunaan obat dianggap lebih dapat
diterima. Orang-orang yang terlibat dalam penyalahgunaan obat sering
menghadapi stigma dan diskriminasi, memperburuk masalah
kesejahteraan mereka.

C. Dampak Sosial

Penyalahgunaan obat memiliki dampak yang signifikan pada


berbagai aspek kehidupan, termasuk dampak sosial. Hubungan antara
penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan sosial dapat
dijelaskan melalui beberapa dimensi, seperti berikut:

1. Pecahnya Hubungan Sosial: Penyalahgunaan obat seringkali


menyebabkan pecahnya hubungan sosial. Individu yang terlibat
dalam perilaku penyalahgunaan obat mungkin mengalami alienasi
dari keluarga, teman, dan masyarakat luas. Stigma sosial terkait
dengan penyalahgunaan obat juga dapat menyebabkan isolasi
sosial.

2. Penurunan Produktivitas dan Pekerjaan: Penyalahgunaan obat


dapat mengakibatkan penurunan produktivitas di tempat kerja.
Individu yang terlibat dalam penyalahgunaan obat mungkin
mengalami kesulitan mempertahankan pekerjaan atau mencapai
potensi penuh mereka dalam karier mereka. Ini dapat berdampak
negatif pada perekonomian individu dan masyarakat secara
keseluruhan.

3. Peningkatan Tingkat Kriminalitas: Dalam beberapa kasus,


penyalahgunaan obat dapat menyebabkan peningkatan tingkat
kriminalitas. Individu yang terlibat dalam penyalahgunaan obat

12
mungkin terlibat dalam kegiatan ilegal untuk mendapatkan dana
untuk mendukung kebiasaan mereka. Hal ini dapat memicu
lingkaran setan di mana keterlibatan dalam kegiatan kriminal
semakin memperburuk situasi sosial.

4. Beberapa Masalah Kesejahteraan Masyarakat: Penyalahgunaan


obat dapat menyebabkan masalah kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Misalnya, peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
akibat pengaruh obat dapat membahayakan keamanan umum.
Selain itu, penyalahgunaan obat yang merajalela dapat memberikan
tekanan tambahan pada sistem perawatan kesehatan dan sumber
daya masyarakat lainnya.

5. Munculnya Perilaku Berisiko: Individu yang terlibat dalam


penyalahgunaan obat mungkin cenderung menunjukkan perilaku
berisiko, termasuk berhubungan dengan lingkungan yang
merugikan dan terlibat dalam aktivitas berbahaya. Hal ini dapat
meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera,
memberikan beban tambahan pada pelayanan kesehatan dan
pemulihan sosial.

6. Penyimpangan Sosial dan Stigma: Penyalahgunaan obat seringkali


dianggap sebagai penyimpangan sosial, dan individu yang terkena
dampaknya dapat mengalami stigmatisme. Stigma ini dapat
menyulitkan mereka untuk mendapatkan dukungan sosial dan akses
ke layanan rehabilitasi.

D. Dampak Ekonomi

Penyalahgunaan obat memiliki dampak yang signifikan pada


berbagai aspek kehidupan, termasuk dampak ekonomi. Hubungan antara
penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan ekonomi dapat
dijelaskan melalui beberapa perspektif, seperti berikut:

13
1. Biaya Perawatan Kesehatan: Penyalahgunaan obat seringkali
mengarah pada masalah kesehatan yang memerlukan perawatan
medis intensif. Ini mencakup perawatan di rumah sakit, rehabilitasi,
dan berbagai layanan kesehatan lainnya. Biaya perawatan
kesehatan yang tinggi dapat memberikan beban finansial yang
signifikan pada individu, keluarga, dan sistem kesehatan secara
keseluruhan.

2. Ketidakstabilan Pekerjaan: Individu yang mengalami masalah


penyalahgunaan obat cenderung mengalami ketidakstabilan dalam
karier dan pekerjaan. Absensi yang tinggi, produktivitas yang
rendah, dan masalah perilaku di tempat kerja dapat mengakibatkan
pemutusan hubungan kerja atau kesulitan dalam mempertahankan
pekerjaan.

3. Kerusakan Produktivitas: Penyalahgunaan obat dapat


mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja secara efektif.
Produktivitas menurun karena gangguan kognitif, absensi, dan
kurangnya fokus yang seringkali terkait dengan penggunaan zat
terlarang.

4. Kriminalitas dan Sistem Hukum: Individu yang terlibat dalam


penyalahgunaan obat seringkali terlibat dalam perilaku kriminal,
seperti pencurian, perampokan, atau penjualan narkoba ilegal. Hal
ini dapat menyebabkan keterlibatan dengan sistem hukum dan
menghasilkan biaya yang signifikan, termasuk biaya hukum,
penegakan hukum, dan sistem penjara.

5. Kesejahteraan Sosial: Penyalahgunaan obat dapat merusak


hubungan sosial dan keluarga, yang pada gilirannya dapat
menghasilkan konsekuensi ekonomi. Pemisahan keluarga,
perceraian, dan dukungan keluarga yang terputus dapat
memperburuk situasi ekonomi individu dan keluarga.

14
6. Biaya Sosial: Masyarakat secara keseluruhan juga mengalami
dampak ekonomi karena penyalahgunaan obat. Ini termasuk biaya
untuk program rehabilitasi, pencegahan, penegakan hukum, dan
layanan kesehatan mental yang diperlukan untuk mengatasi
masalah ini.

E. Cara Penyalahgunaan Obat Menjadi Penghambat Kesejahteraan

Penyalahgunaan obat memiliki dampak yang signifikan pada


penurunan kesejahteraan individu dan masyarakat. Salah satu cara yang
dapat diidentifikasi adalah melalui dampak kesehatan fisik, di mana
penggunaan obat yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan
organ dan gangguan sistem saraf, menghambat pencapaian kesejahteraan
melalui kondisi fisik yang buruk. Tak hanya itu, penyalahgunaan obat
juga berpotensi menimbulkan gangguan mental dan emosional,
menciptakan tantangan baru dalam mencapai kesejahteraan mental dan
keseimbangan emosional. Dampak tersebut dapat merugikan
produktivitas dan kinerja, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan
sehari-hari, menghambat pencapaian tujuan individu.

Selain aspek kesehatan, penyalahgunaan obat juga menciptakan


masalah sosial dan merusak hubungan interpersonal. Isolasi sosial,
konflik keluarga, dan masalah dalam hubungan sosial menjadi kendala
serius dalam mencapai kesejahteraan yang seimbang. Keterlibatan dalam
aktivitas kriminal, seperti perdagangan narkoba, juga dapat merugikan
individu dengan menghadapi konsekuensi hukum yang signifikan,
menciptakan tekanan tambahan pada kesejahteraan. Kondisi finansial
juga terancam, karena individu yang terlibat dalam penyalahgunaan obat
mungkin mengorbankan stabilitas keuangan untuk memenuhi kebutuhan
obat.

Siklus ketergantungan yang sulit diputuskan juga merupakan aspek


yang menghambat kesejahteraan. Ketergantungan yang berkelanjutan

15
menciptakan tantangan dalam mengubah pola perilaku dan mencapai
pemulihan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang kompleksitas
hubungan antara penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan
menjadi kunci untuk merancang upaya pencegahan, intervensi, dan
rehabilitasi yang efektif. Hanya dengan pendekatan holistik ini, kita dapat
berharap untuk meminimalkan dampak negatif penyalahgunaan obat dan
mendukung individu dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang
optimal.

F. Tantangan dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Penyalahgunaan obat merupakan masalah serius yang dapat


memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan seseorang.
Hubungan antara penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan
melibatkan berbagai aspek kehidupan individu, termasuk kesehatan fisik,
mental, hubungan sosial, dan stabilitas ekonomi. Dalam konteks ini,
terdapat beberapa tantangan yang dapat menghambat upaya
meningkatkan kesejahteraan bagi individu yang terlibat dalam
penyalahgunaan obat. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut:

1. Ketergantungan Fisik dan Psikologis: Individu yang telah lama


mengalami penyalahgunaan obat sering mengalami ketergantungan
fisik dan psikologis terhadap zat tersebut. Proses detoksifikasi dan
pemulihan dari ketergantungan ini bisa sangat sulit dan
menyakitkan. Tantangan ini dapat menghambat upaya
meningkatkan kesejahteraan karena individu mungkin mengalami
gejala putus obat yang parah.

2. Stigma Sosial: Stigma sosial terhadap penyalahgunaan obat dapat


menciptakan hambatan bagi individu untuk mendapatkan dukungan
sosial. Masyarakat yang kurang pemahaman terhadap masalah ini
dapat menciptakan isolasi sosial, mempersulit proses pemulihan
dan peningkatan kesejahteraan.

16
3. Keterbatasan Akses ke Layanan Kesehatan Mental: Beberapa
individu yang terlibat dalam penyalahgunaan obat mungkin
menghadapi keterbatasan akses ke layanan kesehatan mental yang
berkualitas. Terbatasnya sumber daya dan dukungan dapat
menghambat kemampuan individu untuk mendapatkan bantuan
profesional yang diperlukan untuk pemulihan.

4. Masalah Kesejahteraan Ekonomi: Penyalahgunaan obat dapat


menyebabkan masalah kesejahteraan ekonomi, baik melalui
pengeluaran obat-obatan maupun dampak negatif pada
produktivitas kerja. Kesulitan finansial dapat menjadi hambatan
serius dalam memulai proses pemulihan dan mencapai
kesejahteraan yang berkelanjutan.

5. Gangguan Hubungan Sosial: Penyalahgunaan obat dapat merusak


hubungan sosial, termasuk keluarga, teman, dan kolega.
Memperbaiki hubungan yang terpengaruh oleh penyalahgunaan
obat dapat menjadi tantangan, dan dukungan sosial yang kurang
dapat menghambat upaya pemulihan.

6. Kekurangan Pengetahuan dan Pendidikan: Beberapa individu


mungkin kurang memahami konsekuensi dari penyalahgunaan obat
atau mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang cara mengatasi
masalah ini. Kurangnya pendidikan dan pemahaman dapat menjadi
hambatan dalam langkah-langkah untuk meningkatkan
kesejahteraan.

7. Ketidakstabilan Emosional dan Mental: Penyalahgunaan obat


seringkali terkait dengan masalah kesehatan mental. Tantangan
dalam mengatasi masalah emosional dan mental dapat
memperlambat proses pemulihan dan menghambat upaya untuk
mencapai kesejahteraan yang optimal.

17
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Dalam penutup makalah ini, dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan


obat bukan hanya sekadar masalah individu, melainkan juga fenomena
masalah sosial yang memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Fenomena ini menciptakan lingkaran setan
dengan menimbulkan konsekuensi serius dalam aspek kesehatan, sosial, dan
ekonomi.

Pertama, dari segi kesehatan, penyalahgunaan obat dapat


mengakibatkan peningkatan kasus penyakit menular, overdosis, dan dampak
kesehatan mental yang merugikan bagi individu dan masyarakat. Kondisi ini
menempatkan beban tambahan pada sistem kesehatan dan menimbulkan
biaya perawatan yang signifikan.

Kedua, dari segi sosial, penyalahgunaan obat merusak struktur sosial


dengan merusak hubungan keluarga dan sosial. Tingginya tingkat kejahatan
terkait obat, seperti pencurian dan perdagangan obat terlarang, juga
memberikan kontribusi pada penurunan keamanan masyarakat.

Ketiga, dari segi ekonomi, penyalahgunaan obat memberikan dampak


negatif melalui biaya perawatan kesehatan yang meningkat dan kehilangan
potensi ekonomi akibat penurunan produktivitas dan keterlibatan masyarakat
dalam aktivitas ekonomi.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang


melibatkan sektor kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pentingnya kesadaran dan edukasi masyarakat menjadi kunci dalam
menghilangkan stigma terhadap penyalahgunaan obat dan membangun
dukungan untuk individu yang terkena dampak.

18
Dengan demikian, melalui pemahaman mendalam terhadap keterkaitan
antara penyalahgunaan obat dan penurunan kesejahteraan, diharapkan
makalah ini dapat memberikan landasan untuk upaya bersama dalam
menciptakan perubahan positif menuju masyarakat yang lebih sejahtera dan
berdaya.

3.2. Saran

Pertama, diperlukan penguatan dalam pendekatan edukasi dan


pencegahan penyalahgunaan obat. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan program edukasi di sekolah-sekolah dan masyarakat. Program
ini sebaiknya tidak hanya memberikan informasi mengenai bahaya obat,
tetapi juga mengajarkan keterampilan sosial dan koping kepada individu agar
mampu menghadapi tekanan dan tantangan tanpa bergantung pada obat-
obatan.

Kedua, perlunya kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan


lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan kampanye preventif dan
penyuluhan. Kampanye ini dapat mencakup narasi positif mengenai gaya
hidup sehat, menciptakan kesadaran akan risiko penyalahgunaan obat, dan
mempromosikan alternatif positif bagi masyarakat. Dengan melibatkan
berbagai pihak, upaya pencegahan dapat menjadi lebih terintegrasi dan
efektif.

Terakhir, diperlukan upaya untuk meningkatkan akses dan ketersediaan


layanan rehabilitasi bagi individu yang telah terjerat dalam penyalahgunaan
obat. Pemerintah dan lembaga kesehatan dapat bekerja sama untuk
memberikan dukungan psikososial, terapi, dan rehabilitasi untuk membantu
individu dalam proses pemulihan. Melibatkan masyarakat dalam mendukung
individu yang sedang dalam upaya pemulihan juga dapat menjadi kunci
keberhasilan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan obat secara holistik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Maudy Pritha, Sahadi Humaedi, dan Meilanny Budiarti Santoso.


“Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja (Adolescent Substance
Abuse).” Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 4,
no. 2 (2017).
Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Cet. 1. Bandung: Refika
Aditama, 2012.
Partini, Hempri Suyatna, Dewi Cahyani Puspitasari, dan Desintha Dwi Asriani.
Masalah-Masalah Sosial. Ed. 5. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Press, 2023.
Ritonga, Fajar Utama, S. Sos, M. Kesos, Adil Arifin, dan S. Sos. Model
Pelayanan Kesejahteraan Sosial Adiksi Narkoba. Puspantara, 2020.
Soetomo. Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya. Cet. 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010.
Sunarno. Narkoba : Bahaya dan Upaya Pencegahannya. Semarang: Bengawan
Ilmu, 2007.

20

Anda mungkin juga menyukai