Laporan Akhir Topik Diskusi 1 - Kelompok 6
Laporan Akhir Topik Diskusi 1 - Kelompok 6
dan Potensi
Pengembangannya
Kelompok 6 - Perkolasi
Annisa Qonita Haq (2006532802)
Matthew Tee (2006524095)
Rahilza (2006578066)
Afrah Alatas (2206013400)
Airell Rahmadi M. (2306184445)
Table of contents
01 02 03 04
Pendahuluan Soal 1 Soal 2 Soal 3
05 06 07 08
Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
01
Pendahuluan
Latar Belakang
Moringa oleifera L.
● Tanaman kelor (Moringa oleifera) diketahui
berasal dari negara India, khususnya di wilayah
pegunungan Himalaya, dan juga di Pakistan.
● Tanaman ini juga sudah banyak dikultivasi di
wilayah-wilayah lain di seluruh Dunia, termasuk
Kamboja, Filipina, benua Amerika, dan Afrika.
● Pada daun kelor, telah ditemukan beberapa
senyawa-senyawa penting yang dapat
dimanfaatkan, seperti alkaloid, saponin, tannin,
steroid, flavonoid, maupun senyawa fenolik.
Senyawa flavonoid dan fenolik bersifat
anti-oksidan dan diketahui dapat melawan
radikal bebas (Gharsallah, et al., 2023).
Tujuan
Pembahasan
Pembahasan dari topik ini
bertujuan untuk mengetahui
manfaat dari daun kelor dan
senyawa metabolit sekunder yang
terkandung di dalamnya, serta
metode ekstraksi apa saja yang
sesuai untuk mendapatkan
senyawa metabolit sekunder yang
diinginkan.
02
Soal 1: Potensi
Pemanfaatan Daun
Kelor
Metabolit Sekunder pada Daun Kelor
Contoh beberapa Senyawa Flavonoid pada Daun Kelor (Wang, et al., 2022)
Pemanfaatan Senyawa Flavonoid pada Daun
Kelor
1 2
Reperkolasi Tekanan
● Perkolasi biasa dengan beberapa ● Perkolasi dengan tekanan digunakan
perkolator. jika simplisia mempunyai derajat
● Tidak dilakukan pemekatan. halus yang sangat kecil.
● Untuk menghindari kehilangan minyak ● Menggunakan alat penghisap
atsiri pada pembuatan sari. (diacolator) agar perkolat bisa turun
ke bawah.
Maserasi
● Maserasi merupakan metode ekstraksi
dengan proses perendaman bahan dengan
pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif
yang akan diambil dengan pemanasan
rendah atau tanpa adanya proses
pemanasan (Chairunnisa et. al, 2019).
● Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi
dengan metode maserasi diantara lainnya
adalah waktu, suhu, jenis pelarut,
perbandingan bahan dan pelarut, dan
ukuran partikel.
Maserasi (Mich Amy, n.d.)
Mekanisme Proses Maserasi
Pada saat proses perendaman bahan
akan terjadi pemecahan dinding sel dan
membran sel yang diakibatkan oleh
perbedaan tekanan antara luar sel
dengan bagian dalam sel sehingga
metabolit sekunder yang ada dalam
sitoplasma akan pecah dan terlarut pada
pelarut organik yang digunakan
(Novitasari dan Putri, 2016).
Maserasi (MIPA, n.d.)
Keuntungan Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi
yang menguntungkan untuk isolasi
bahan alam yang tidak tahan panas
karena prosesnya menggunakan suhu
ruang. Selain itu, ekstraksi dengan
metode ini memiliki kelebihan yaitu
terjaminnya zat aktif yang diekstrak tidak
akan rusak (Pratiwi, 2010).
Maserasi (Ilmu Kimia, n.d.)
Perkolasi dan Maserasi
Bubuk daun diekstraksi dengan maserasi dalam pelarut ekstraksi yang dipilih pada
kondisi ekstraksi yang berbeda dimana hanya satu parameter yang diubah setiap langkah
untuk mengevaluasi efek dari setiap parameter pada kuantitas dan kualitas ekstrak yang
dikumpulkan:
Setelah akhir waktu maserasi dari setiap langkah, ekstrak tersebut disaring, dipekatkan,
dikeringkan, ditimbang dan disimpan dalam keadaan beku sampai digunakan untuk
penentuan kandungan fenolik total TPC, kandungan flavonoid total TFC dan total aktivitas
scavenging.
Optimasi Ekstraksi Maserasi
Studi Literatur
Optimasi Ekstraksi Maserasi
Studi Literatur
● Waktu maserasi memiliki pengaruh yang lumayan signifikan %yield (p value 0,031 - 0,040),
dimana pada suhu ekstraksi yang sama dengan waktu maserasi meningkat, %yield juga sedikit
meningkat.
● Temperatur maserasi memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap %yield (p value 0,001 -
0,021), dimana %yield meningkat ketika temperatur meningkat. Hal ini mungkin terjadi karena
M.oleifera mengandung kandungan polisakarida, karbohidrat, dan vitamin mineral larut air
dalam jumlah besar yang dapat sedikit larutdalam etanol, sehingga membutuhkan temperatur
lebih tinggi untuk meningkatkan kelarutannya.
● Peningkatan TPC dan aktivitas scavenging total terlihat ketika periode inkubasi meningkat pada
suhu ekstraksi 35 C dan 45 C, dan mulai menurun seiring dengan periode inkubasi meningkat
pada suhu 55 C dan 65 C.
● Peningkatan TFC seiring dengan peningkatan suhu inkubasi 55 dan 65 C inkubasi meningkat
pada suhu ekstraksi 35, 45 dan 55 C dan mulai menurun seiring dengan meningkatnya waktu
inkubasi pada 65 C.
● Hal ini mungkin disebabkan karena flavonoid lebih stabil terhadap panas dibandingkan dengan
senyawa fenolat.
Optimasi Ekstraksi Perkolasi
Studi Literatur 1 (Vongsak et al., 2013)
● Perbandingan menggunakan etanol 50% dan 70%
1. Serbuk daun kering dicampur secara terpisah dengan 50% dan 70% etanol (1:5, b/v),
2. Campuran didiamkan selama 1 jam.
3. Campuran tersebut dipindahkan ke perkolator, dan etanol 50% dan 70% ditambahkan
untuk mencapai proporsi akhir 1:10 (w/v).
4. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu kamar dengan laju alir 1 mL/menit hingga
perkolasi habis.
Meningkatnya kekuatan pelarut etanol menunjukkan peningkatan pada senyawa fitokonstituen yang
terekstrak. Namun, aktivitas scavenging menurun pada etanol 70%.
Optimasi Ekstraksi Perkolasi
Studi Literatur 2 (Arifan et al., 2021)
● Perbandingan efek durasi, temperatur, dan pengadukan
Artikel ini membahas aktivitas antibakteri M.oleifera ketika diformulasi menjadi hand sanitizer.
Kandungan senyawa flavonoid dan fenol dalam M.oleifera dapat menghambat aktivitas bakteri.
Dengan demikian, semakin baik kinerja hand sanitizer, besar kemungkinannya semakin besar
pula senyawa flavonoid dan fenolnya.
Artikel ini mengekstrak implisia M.oleifera (100 gram) dengan aquades (1750 ml).
● Penelitian menunjukkan total senyawa yang dihasilkan dari ekstrak M.oleifera yang
sebelumnya dikeringkan menggunakan udara, sinar matahari, dan oven.
● Hasilnya menunjukkan ekstrak M.oleifera yang dikeringkan dengan udara memiliki TPC
terbesar, yaitu maksimum 13,14 mg GAE/g DW. Sedangkan TPC dengan pengeringan sinar
matahari dan oven secara berurutan sebesar maksimum 12,65 dan 12,28 mg GAE/g DW.
● Hal ini karena pengeringan dengan sinar matahari dapat menyebabkan hilangnya antioksidan
yang tak merata. Pengeringan sinar matahari bergantung pada faktor iklim yang tak konstan.
Sedangkan, pengeringan dengan oven menghasilkan panas intensif yang dapat
menginaktivasi antioksidan. Antioksidan terdekomposisi secara cepat jika terkena sinar
matahari lagsung atau temperatur tinggi.
● Selain itu, waktu pengeringan yang terlalu panjang juga dapat merusak antioksidan.
06
Soal 5: Jenis Pelarut dan
Pengaruhnya terhadap ekstraksi
Maserasi vs Perkolasi
● For the focus of this task, we focused solely on the yields produced by the
maceration and percolation methods only.
- Maceration with 70% ethanol promoted the extract with a yield of 40.50% dry wt of
crude extract
Simpler, as
complex
equipment
are not
needed
Long
process
Produces
waste that
needs
purification
Less time
needed to
complete the
extraction.
Source: Saravanabavan, et al., 2020
Task 2 – Benefits and Challenges of
Maceration & Percolation Methods
Need
elaborate
equipment
and regular
maintenance
of filter