Dokumentasi Keperawatan
“Askep legal pendokumentasian keperawatan”
Dosen MK :
Disusun oleh :
Kelompok 8
Maryam pawae
Sry rahmi lahasi
Elawati rumbou
Kementerian kesehatan RI
Poltekes kemenkes Maluku
Prodi keperawatan masohi
Tahun ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini yang
berjudul “ASPEK LEGAL PENDOKUMENTASIAN’’
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi
penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna
perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami mengucapkan
ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah-
mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak
terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian ataupun tentang krisis.
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik
keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu negara. Hukum
bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-undang keperawatan bermaksud
melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak perawatan.
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
pasien sama seperti telehealthsecara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa
negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang
online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan
pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat
antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam
kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan
praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan
dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis
internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan
dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang
diberikan harus tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus
3. diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi,
melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
4. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
5. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan
penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Standar praktik keperawatan klinis ANA (1991) mengarahkan proses pemberian asuhan
keperawatan dan dokumentasi tentang:
1. data pengkajian yang relefan,
2. diagnosa,
3. tujuan yang dapat diukur,
4. interfensi,
5. respon klien,
6. perbaiakan dalam diagnosa,
7. hasil dan rencana.
The Joint Commission On Accreditation Of Healthcare Organitations (JCAHO)
mempunyai standar untuk dokumentasi keperawatan. Manual akreditasi JCAHO untuk
rumah sakit (1994) menganjurkan dokumentasi tentang:
1. pengkajian awal dan pengkajian ulang,
2. diagnose keparawatan dan kebutuhan perawatan pasien,
3. intervensi yang terencana,
4. asuhan keperawatan yang diberikan,
5. respon pasien terhadap, dan hasil dari, asuhan yang diberikan,
6. kemampuan untuk mengatur kebutuhan perawatan berkelanjutan setelah
pulang/keluar dari rumah sakit.
Kebanyakan rumah sakit menerima hasil pemeriksaan JCAHO yang tak memuaskan
karena mereka tidak dapat untuk memberikan bukti bahwa mereka sebenarnya telah
melakukan apa yang mereka minta lakukan.
Memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat pola pencatatan dan
sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan
keperawatan. Fakta tentang kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukkan
pada keterampilan menuliskan sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola
yang efektif, lengkap dan akurat. Penggunaan Pola Standar Dokumentasi yang Efektif
meliputi :
1. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau
pemerintah
2. Standar profesi keperawatan dituliskan ke dalam catatan kesehatan, Data yang ada
menjabarkan apa yang dilakukan pearawat, Perawat mempunyai kewenangan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan terhadap respon
klien terhadap masalah kesehatan klien actual dan resiko/potensial.
3. Peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan
kesehatan. Data yang tertulis menunjukan kegiatan perawat yang independen dan
interdependen. Diagnosa keperawatan tidak secara khusus mempunyai ijin
mendiagnosa masalah medis sebaliknya diagnosa medis tidak terdapat pada
catatan keperawatan, tetapi diagnosa keperawatan dituliskan pada catatan,
keperawatan.
4. Pedoman akreditasi harus diikuti, Penekanan yang khusus pada data tentang
kegiatan observasi dan evaluasi. Tahap pada proses keperawatan adalah
dituliskannya data setiap klien pada waktu masuk rumah sakit sampai pulang.
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan umum
Perawat mampu mendiskripsikan aspek legal pendokumentasian di rumah sakit
maupun dalam ruanglingkup pendidikan bagi mahasiswa.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui isu legal, standar praktek keperawatan, dan askep legal
pilihan dalam kepearawatan