RANGKUMAN
Oleh :
Elsa irdas Saputri
226601549
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju
tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi operasional
Manajemen sumber daya manusia meliputi :
1. Perencanaan Tenaga Kerja
2. Pengembangan Tenaga Kerja
3. Penilaian Prestasi Kerja
4. Pemberian Kompensasi
5. Pemeliharaan Tenaga Kerja
6. Pemberhentian.
1. PENGERTIAN REKRUTMEN
Rekrutmen merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam mengisi jabatan-jabatan terntu yang masih kosong.
2. TUJUAN REKRUTMEN
Menurut Henry Simamora (1997: 214) proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja
Rekrutmen dan Seleksi | 63 yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
b. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan karyawan-karyawan yang
merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan
sampai jangka waktu yang masuk akal.
c. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects) yakni citra
umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal haruslah
mempunyai kesan-kesan positif terhadap perusahaan.
3. PROSES REKRUTMEN
Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, menurut Simamora (1997:221):
a. Penyusunan strategi untuk merekrut
b. Pencarian pelamar-pelamar kerja
c. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok/penyaringan
d. Pembuatan kumpulan pelamar.
4. SISTEM REKRUTMEN
Menurut Simamora (1997: 246) untuk menciptakan suatu sistem rekrutmen yang efektif para
manajer dan manajer sumber daya manusia, seyogyanya menerapkan beberapa hal, antara lain:
a. Mendiagnosis seefektif mungkin (berdasarkan kendala waktu, sumber daya finansial, dan
ketersediaan staff pelaksana yang ada) faktor-faktor lingkungan dan organisasional yang
mempengaruhi posisi yang perlu diisi dan aktivitas rekrutmen.
b. Membuat deskripsi, spesifikasi, dan standart kinerja yang rinci.
c. Menentukan tipe individu-individu yang sering dikaryakan oleh organisasi dalam posisi
yang sama.
d. Menentukan kriteria-kriteria rekrutmen.
e. Mengevaluasi berbagai saluran dan sumber rekrutmen.
f. Menyeleksi sumber rekrutmen yang kemungkinan menghasilkan kelompok kandidat yang
paling besar dan paling sesuai pada biaya yang serendah mungkin.
g. Mengidentifikasikan saluran-saluran rekrutmen untuk membuka sumber-sumber tersebut,
termasuk penulisan iklan, menjadwalkan program rekrutmen.
h. Menyeleksi saluran rekrutmen yang paling efektif biaya.
i. Menyusun rencana rekrutmen yang mencakup daftar aktivitas dan daftar untuk
menerapkannya.
1. PENGERTIAN SELEKSI
Menurut Umi Sukamti (1989: 153) suatu proses penetapan pelamar yang mana diantara mereka
direkrut dengan melalui pertimbangan persyaratan-persyaratan untuk dapat diterima dalam
melakukan pekerjaan dengan baik.
seleksi merupakan salah satu cara yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk melihat
kesesuaian atau tidaknya antara individu, pekerjaan, organisasi, dan lingkungan.
2. TUJUAN SELEKSI
Tujuan seleksi yaitu untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan mempunyai
kualifikasi sebagaimana tercantum dalam deskripsi jabatan. Tindakan tersebut adalah untuk
merealisasikan keinginan perusahaan secara umum yaitu menempatkan orang yang tepat pada
tempatnya (The Right Men on The Right Place).
3. PROSES SELEKSI
Sondang P. Siagian (1999:133) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam proses seleksi
minimal ada delapan langkah, yaitu:
a. Penerimaan surat lamaran,
b. Penyelenggaraan ujian,
c. Wawancara seleksi,
d. Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensinya,
e. Evaluasi kesehatan,
f. Wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan langsungnya,
g. Pengenalan pekerjaan, dan
h. Keputusan atas lamaran.
4. SISTEM SELEKSI
Menurut Umi Sukamti (1989:164) ada empat sistem yang dapat digunakan organisasi dalam
proses seleksi, yaitu:
a) Relevansi, yaitu sejauhmana alat seleksi dapat mencerminkan sampel yang representatif dari
pekerjaan;
b) Reliabilitas, yaitu sejauhmana suatu alat seleksi memberikan hasil yang sama apabila
dipakai dalam waktu yang tidak sama atau oleh orang yang berbeda;
c) Validitas, yaitu hubungan statis antara skor-skor pada alat seleksi dengan kriteria atau
ukuran performasi pekerjaan; dan
d) Faktor keadilan, yaitu setiap alat seleksi harus dinilai standar keadilannya yang mana
kecenderungan alat ini memperlakukan dan memberi kesempatan sama kepada semua
pelamar untuk mendapatkan pekerjaan.
Wawancara calon karyawan adalah proses interaksi antara pihak perusahaan dan calon karyawan
dengan tujuan untuk menilai kualifikasi, keterampilan, kepribadian, dan kesesuaian karyawan potensial
dengan pekerjaan dan budaya perusahaan.
Ada beberapa pendekatan dan prinsip yang umumnya diikuti dalam melaksanakan wawancara seleksi.
Berikut adalah beberapa teori dan pandangan yang sering diterapkan dalam konteks wawancara calon
karyawan:
- Teori ini menekankan bahwa konsistensi penilaian antara pewawancara yang berbeda sangat penting.
Pewawancara harus menggunakan kerangka penilaian yang seragam dan objektif untuk menghindari bias
dan diskriminasi.
- Mengemukakan bahwa wawancara seleksi seharusnya terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
melibatkan pertanyaan dan interaksi umum untuk mengukur keterampilan teknis, sementara tahap kedua
melibatkan situasi nyata yang mensimulasikan pekerjaan yang sebenarnya.
- Mengasumsikan bahwa perilaku di masa lalu merupakan prediktor yang baik untuk perilaku di masa
depan. Pewawancara menggunakan pertanyaan tentang pengalaman dan tindakan konkret calon
karyawan untuk mengevaluasi apakah mereka memiliki keterampilan dan kemampuan yang diinginkan.
- Menyatakan bahwa calon harus melewati beberapa "hurdle" atau tahapan seleksi sebelum mencapai
tahap selanjutnya. Setiap tahap memiliki kriteria yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa hanya
calon terbaik yang melanjutkan proses seleksi.
- Fokus pada evaluasi keterampilan dan kompetensi yang spesifik yang diperlukan untuk berhasil
dalam pekerjaan. Pertanyaan dikembangkan berdasarkan kompetensi-kompetensi ini.
- Mengakui bahwa kesan pertama dapat memengaruhi evaluasi selanjutnya. Oleh karena itu,
pewawancara diharapkan menyadari potensi bias pertama dan melakukan upaya untuk
meminimalkannya.
- Menekankan bahwa evaluasi calon karyawan dapat dipengaruhi oleh kinerja calon sebelumnya atau
setelahnya. Pewawancara diharapkan untuk membuat penilaian berdasarkan kriteria objektif dan
spesifik.
Setiap organisasi dapat memilih atau mengadaptasi pendekatan wawancara yang sesuai dengan
kebutuhan dan nilai-nilai perusahaan mereka. Wawancara calon karyawan adalah alat evaluasi yang
kompleks, dan penggunaan berbagai teori dapat membantu meningkatkan validitas dan obyektivitas
proses seleksi.
2. Jenis Wawancara:
a. Wawancara Terstruktur: Mengikuti skrip dan serangkaian pertanyaan yang telah ditentukan
sebelumnya.
b. Wawancara Tidak Terstruktur: Lebih fleksibel, dengan pertanyaan yang berkembang sesuai dengan
respons calon karyawan.
c. Wawancara Kompetensi: Berfokus pada pengalaman dan keterampilan kandidat yang relevan
dengan pekerjaan.
3. Tujuan Wawancara:
b. Penilaian Budaya: Menilai sejauh mana calon karyawan cocok dengan nilai dan budaya perusahaan.
c. Verifikasi Informasi: Konfirmasi atau mendapatkan informasi tambahan yang tidak tercantum dalam
dokumen lamaran.
4. Persiapan Wawancara:
a. Pemahaman Pekerjaan: Mengetahui tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang akan diisi.
b. Analisis Lamaran: Mempelajari resume dan surat lamaran untuk memahami latar belakang dan
pengalaman calon.
c. Perancangan Pertanyaan Menyiapkan pertanyaan yang relevan dengan pekerjaan dan menggali
informasi lebih dalam.
5. Etika Wawancara:
a. Keterbukaan dan Jujur: Pihak perusahaan dan calon karyawan seharusnya terbuka dan jujur satu
sama lain.
b. Hindari Diskriminasi: Pertanyaan dan keputusan seharusnya tidak didasarkan pada faktor
diskriminatif seperti usia, jenis kelamin, atau agama.
c. Rahasiakan Informasi Pribadi: Melindungi informasi pribadi calon karyawan sesuai dengan
kebijakan privasi.
6. Teknik-Teknik Wawancara:
a. Pertanyaan Terbuka dan Tertutup: Menggali informasi secara mendalam atau mendapatkan jawaban
yang spesifik.
c. Pertanyaan Perilaku: Berfokus pada pengalaman dan tindakan calon karyawan di masa lalu.
d. Pertanyaan Penutup: Memberikan kesempatan kepada calon untuk bertanya dan menyimpulkan
wawancara.
b. Diskusi Tim: Melibatkan tim perekrutan atau panel wawancara dalam diskusi untuk memastikan
keputusan yang akurat.
c. Umpan Balik Konstruktif: Memberikan umpan balik kepada calon karyawan, terlepas dari keputusan
akhir.
Wawancara calon karyawan adalah tahap kritis dalam proses seleksi, memungkinkan organisasi untuk
mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang kandidat dan memastikan bahwa karyawan yang
dipilih memiliki kesesuaian dengan kebutuhan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar, Dkk. 2003. Manajemen SDM, Konsep dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi
Publik. Yogjakarta: Graha Ilmu Yogjakarta
https://info.populix.co/articles/wawancara