Anda di halaman 1dari 179

STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR


Gambar 1.23. Skematik Plumbing Air Limbah Rumah Sakit Inmedika ......... 54
Gambar 1.24. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 1 ................................... 55
Gambar 1.25. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 2 ................................... 56
Gambar 1.26. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 3 ................................... 57
Gambar 1.27. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 4 ................................... 58
Gambar 1.28. Layout Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah ........................ 59
Gambar 1.29 Layout Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/STP) RS
Inmedika 35 CMD ................................................................................. 60
Gambar 1.30. Layout Pemanfaatan Air Limbah Rumah Sakit Inmedika ....... 61
Gambar 1.31. Ilustrasi Penggunaan Grass Block yang akan digunakan di
Rumah Sakit Inmedika - Denpasar ................................................ 63
Gambar 1.32. Diagram Alur Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan
Sistem Anaerobik - Aerobik Biofilter .............................................. 79
Gambar 1.33. Diagram Alur Pengolahan Air Limbah Laundry dengan
Sistem Anaerobik Biofilter.................................................................. 83
Gambar 1.34 Diagram Skematik Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Inmedika dengan Sistem Anaerobik - Aerobik Biofilter ......... 110
Gambar 1.35 Layout Plan Grease Trap .................................................................. 112
Gambar 1.36 Section A-A Grease Trap ................................................................... 113
Gambar 1.37 Layout Plan Pre-Treatment Laundry ............................................ 114
Gambar 1.38 Section A-A Pre-Treatment Laundry ............................................. 115
Gambar 1.39 Layout Plan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/STP) RS
Inmedika 35 CMD ............................................................................... 116
Gambar 1.40 Section A-A Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/STP) RS
Inmedika 35 CMD ............................................................................... 117
Gambar 1.41 Odor Eliminator ................................................................................... 119
Gambar 1.42 Jenis Tanaman pada RS Inmedika ............................................... 123
Gambar 1.43 Ilustrasi Parking Area dan Jalan Akses di RS Inmedika ....... 123
Gambar 1.44. Layout Pengelolaan Air Limbah ...................................................... 125
Gambar 1.45. Tata Cara Pengaliran Air Limbah untuk Penyiraman ............ 129
Gambar 1.46. Tata Cara Pembersihan Sisa Endapan pada Tanah yang
Diaplikasikan ........................................................................................ 130

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG vii


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
BAB I
STANDAR TEKNIS

1.1 DESKRIPSI KEGIATAN

Lokasi rencana pembangunan Rumah Sakit Inmedika oleh PT.Intaran


16 Gemilang yang beralamat di Jalan Danau Tempe, Dusun Kertha
Petasikan, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
Rencana usaha/atau kegiatan tersebut direncanakan dibangun di atas lahan
seluas 5.800 m2. Lahan tersebut merupakan tanah SHM, dengan nomor
07410 atas nama A.A Putu Gede Arinata, SE, Anak Agung Putra Subamia, I
Gusti Made Oddiyanta, A.A Ngurah Aryana, A.A Gede Asmara, A.A Made
Kunia Dwipa T, I Gusti Agung Gede PS, I Gusti Agung Ketut P.N, A.A Bagus
Amertajaya bekerjasama untuk mendirikan Rumah Sakit berdasarkan Akta
Perjanjian Kerja Sama No. 105 tanggal 27 September 2017 pada Notaris
kemudian dilanjutkan dengan Addendum No. 122 Tanggal 31 Mei 2019 pada
Notaris Hartono, SH.

Gambar 1.1. Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Inmedika

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 1


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Berikut terdapat identitas dari pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan Rumah
Sakit Inmedika - Denpasar.
Nama Penanggung jawab : Alvi Yusnadi
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Karang Kajen MG III/802 YK, RT 047, RW
012, Kelurahan Brontokusuman,
Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Telepon : 081329542882
Nama Perusahaan : PT Intaran Enam Belas Gemilang
Nomor Induk Berusaha
(NIB) : 0220004590118
Alamat Kantor : Jalan Intaran Nomor 16, Desa/Kelurahan
Sanur Kauh, Kec. Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Provinsi Bali,
No. Telepon : 081329542882
Email : intaran16medika@gmail.com
Nama Usaha : Rumah Sakit Umum Inmedika
Nama KBLI : Aktivitas Rumah Sakit Swasta
Kode KBLI : 86103
Alamat Usaha : Jalan Danau Tempe No. 99, Dusun Kertha
Petasikan, Desa Sidakarya, Kecamatan
Denpasar Selatan, Kota Denpasar

1.1.1 JENIS DAN KAPASITAS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Pada Rumah Sakit Inmedika, bangunan yang dibangun merupakan 1


unit bangunan utama berlantai 4 dengan luas bangunan keseluruhan adalah
5.098,25 m2. Tinggi bangunan adalah 15 meter, luas lantai dasar bangunan
± 1.678,40 m2 serta KDB= 28,94%. Kapasitas utama Rumah Sakit Inmedika-
Denpasar yakni sebanyak 60 bed dengan tambahan fasilitas penunjang yaitu
cafetaria sebanyak 100 pax per hari, serta laundry.
Rencana pembangunan Rumah Sakit Umum Inmedika adalah Rumah
Sakit dengan Tipe D sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan yang

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 2


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dilengkapi dengan peralatan modern, dengan memberikan pelayanan secara
komprehensif kepada masyarakat, sehingga dapat memberikan hasil yang
maksimal kepada pasien. Rumah Sakit Umum Inmedika dilengkapi dengan
berbagai pelayanan medis dan penunjang medis untuk memenuhi
kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Adapun pelayanan yang ada
adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan pelayanan medis


Kegiatan pelayanan medis merupakan kegiatan utama rumah sakit
pada umumnya. Kegiatan pelayanan medis yang dilakukan meliputi 2 jenis
kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan pelayanan medis rawat jalan
Kegiatan ini dilakukan di Poliklinik dan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD). Kegiatan Pelayanan Medis di Poliklinik berlangsung setiap hari kerja
(berlangsung selama 6 hari/minggu) dari pukul 09:00 sampai 21:00,
sedangkan pelayanan medis di IGD berlangsung setiap hari baik pada hari
kerja maupun pada hari Minggu dan hari libur yang berlangsung sehari
penuh (24 jam) secara terus menerus.
Pelayanan medis rawat jalan di Poliklinik, untuk mendapatkan
diagnosa awal yang tidak bersifat darurat (non emergency) dan perawatan
tindak lanjutan yang tidak memerlukan rawat inap. Pelayanan medis yang
dilakukan di Poliklinik meliputi diagnosa (pemeriksaan) penyakit pasien dan
melakukan terapi (pengobatan) sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
Poliklinik yang dimiliki ada 2 jenis, yaitu Poliklinik Umum dan
Poliklinik Spesialis. Poliklinik Spesialis yang terdapat di Rumah Sakit Umum
Inmedika sebanyak 12 Poliklinik meliputi :
- Poli Umum
Poli Umum di targetkan dapat melayani setiap hari untuk
mengantisipasi kebutuhan pelayanan non spesialis.
- Poli Spesialis Kandungan/Obstetry dan Ginekolog
Dokter spesilis Obsgyn minimal satu orang dokter dengan status
dokter tetap, Dokter Obsgyn juga melayani kegawatdaruratan obsgyn
di IGD. Pada poli obsgyn akan dilengkapi dengan peralatan diagnose

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 3


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
berupa USG model terbaru 5D
- Poli Penyakit Dalam
Dokter spesialis penyakit dalam minimal harus ada satu orang dokter
spesialis penyakit dalam yang berstatus dokter tetap.
- Poli Anak
Dokter Anak merupakan dokter spesialis dasar yang statusnya sebagai
dokter tetap. Ruangan poli anak di desain menyenangkan bagi pasien
anak, demikian juga peralatan medis yang disediakan disesuaikan
dengan model untuk anak-anak, supaya pasien merasa nyaman.
- Poli Bedah
Dokter spesialis Bedah merupakan dokter tetap.
- Poli Gigi dan Mulut
RS akan menyiapkan dokter gigi umum dan spesialis gigi dan mulut
untuk melengkapi jenis pelayanan penyakit dan keluhan masalah gigi
bagi pasien. Untuk pasien anak dipersiapkan cover dental unit dengan
desain menyesuaikan dunia anak-anak, sehingga muncul perasaan
tidak menakutkan bagi anak-anak.
- Poli Mata
Masalah kesehatan mata cenderung meningkat di banyak fasilitas
kesehatan, kecepatan dan keamanan tindakan operasi katarak
menjadi barometer peningkatan kunjungan pasien
- Poli Jantung
Pelayanan jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu
program pelayanan unggulan yang direncanakan. Pada awal
operasional akan disiapkan peralatan diagnose berupa mesin USG
khusus untuk jantung (Electrocardiaography).
- Poli Syaraf
Peralatan medis untuk penegakan diagnose pasien syaraf dipersiapkan
peralatan dengan mesin EMG dan EEG.
- Poli THT
Pasca pandemi covid 19, pencegahan keluhan pernafasan dan
kenyamanan melalui hidung dan tenggorokan menjadi salah satu
perhatian, RS. Inmedika menyiapakan fasilitas ruangan dan peralatan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 4


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
yang memadai.
- Poli Kulit dan Kelamin & Estetik
Pelayanan unggulan lain akan dikembangkan melalui pelayanan
estetik/kecantikan dan perawatan kesehatan kulit.
- Poli Orthopedi
Konsep poli ortopedi diproyeksikan menjadi layanan pendukung
sebagai salah satu syarat RS Inmedika untuk dapat menjadi penyedia
layanan “trauma center”.
- Poli Paru
Ruangan dilengkapi dengan fasilitas uji dahak, ruang tunggu dan
akses yang terpisah dengan pasien poli lainnya.
Dalam melakukan pelayanan medis di Poliklinik; pada masing-masing
Poliklinik dilayani oleh tenaga medis (dokter umum/dokter spesialis), tenaga
paramedis (perawat/bidan) dan tenaga non medis antara lain apoteker,
asisten rontgen, analis dan sebagainya.

2. Unit Gawat Darurat


IGD melayani 24 jam untuk kegawatadaruratan pasien dengan dokter
umum yang sudah terlatih PPGD/ATLS/ACLS dan stand by on site sesuai
jadwal yang sudah ditentukan (shift). Ambulance RS Inmedika akan
dilengkapi dengan peralatan standar kegawatdaruratan pasien termasuk
untuk mengatasi permasalahan jantung didukung oleh SDM yang terlatih
dan kompeten. Ambulance RS melayani antar jemput untuk wilayah
Denpasar dan sekitarnya.

3. Pelayanan Rawat Inap


Kegiatan pelayanan medis rawat inap dilakukan bila pasien (penderita)
sudah mendapatkan kepastian diagnosa yang memerlukan tindakan
lanjutan baik dalam bentuk pelayanan ringan, sedang maupun pelayanan
berat, yang memerlukan tindakan khusus; canggih sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kesehatan.
Pedoman pembuatan desain ruangan Rawat Inap terutama
berpedoman pada standar yang berlaku dan mengantisipasi diberlakukanya

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 5


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
standar KRIS, yaitu dengan mengatur jarak bed dari dinding selebar 75 cm,
jarak antar tepi tempat tidur 150 cm, ukuran toilet, arah membuka toilet,
dan standar lain sudah diterapkan dalam DED:
- Ruang VVIP: 4 Bed
Design dan fasilitas ruang VVIP dibuat senyaman mungkin, tempat tidur
elektrik. Ruangan dilengkapi dengan AC, gas medis central, nurse call,
sistim alarm bahaya kebakaran, media hiburan berupa TV dan akses
internet/wifi.
- Ruang VIP: 6 Bed
Design ruangan VIP mirip dengan standar VVIP yang membedakan
hanya dimensi ruangan, kenyamanan dan fasilitasnya sama.
- Ruang Setara Kelas 1: 8 Bed
Ruang perawatan ini memiliki dimensi ruangan yang sama dengan
ruang VIP, kapasitas dalam ruang perawatan hanya berisi satu tempat
tidur. Gas medis sentral, nurse station, dan sistem alarm bahaya
kebakaran sama seperti yang terpasang pada ruangan VVIP dan VIP.
Perbedaannya ada pada fasilitas di dalam ruangan.
- Ruang Setara Kelas 2: 8 Bed
Ruang perawatan ini diisi dua tempat tidur, fasilitas lainnya sama
dengan yang terpasang pada ruang setara kelas 1. Tempat tidur pasien
type manual tiga crank.
- Ruang Setara Kelas 3/ Ruang Standar: 20 Bed
Untuk mengantisipasi pemberlakuan Ketentuan Rawat Inap Standar
(KRIS) yang akan diberlakukan.
- CU/PICU/NICU: 8 Bed
Ruangan ini disediakan sesuai standar terbaru, dimana 10% dari total
jumlah tempat tidur pasien diperuntukkan untuk perawatan intensif;
6% untuk ICU dan 4% untuk NICU dan PICU, tempat tidur tipe khusus
untuk ICU, sistim monitoring pasien menggunakan central monitor,
peralatan ICU dilengkapi dengan Ventilator, CPAP, Defibrilator, Medical
gas sentral, nurse call, dan sistem alarm bahaya kebakaran.
- Isolasi: 6 Bed
Ruangan Isolasi dikelompokkan menjadi satu area, untuk

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 6


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada pasien, fasilitas
ruang Isolasi sama dengan ruang perawatan setara kelas 1, di lengkapi
ante room untuk masing-masing ruangan, jumlah ruang isolasi
dipersiapkan sebanyak 10% dari total jumlah tempat tidur.
- Pelayanan Ruang Bersalin:
Ruang Bersalin merupakan wadah pelayanan masyarakat yang
berperan sebagai tempat kegiatan dan tindakan melayani pasien yang
akan melahirkan, pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga bidan
yang kompeten dan profesional.
- Pelayanan Instalasi Bedah Sentral:
Instalasi bedah adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi
sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif
maupun darurat yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus
lainnya. Pelayanan kamar operasi merupakan salah satu bentuk
pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap indikator layanan mutu
suatu rumah sakit. Oleh karena itu, ruang operasi harus dirancang
dengan faktor keselamatan yang tinggi karena semua tindakan yang
dilakukan di ruang operasi menyangkut nyawa pasien. Selain itu
pengelolaannya pun harus khusus agar tindakan operasi yang
dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga meminimalisir
kejadian yang tidak diinginkan. Untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan kamar operasi, kerja sama yang baik sangat diperlukan
antar tim bedah yang terdiri dari dokter bedah, perawat kamar bedah,
dokter anastesi, maupun personel penunjang lainnya. Pada instalasi
bedah sentral akan disiapkan berbagai alat khusus untuk tindakan
operasi seperti mesin anastesi (pembiusan), patient monitor, suction
pump, meja operasi, lampu operasi, meja instrumen dan berbagai
peralatan penunjang lainya.
Adapun ruangan-ruangan yang digunakan untuk pelayanan rawat inap
disajikan pada Tabel 1.1.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 7


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.1 Ruang Pelayanan Rawat Inap
No Jenis Ruangan Kapasitas (bed)
1
R. VVIP 4
2
R. VIP 8
3
R. Rawat Kelas 1 8
4
R. Rawat Kelas 2 8
5
R. Rawat Kelas 3 20
6
CU/NICU/PICU 6
7
Isolasi 6
TOTAL 60
Sumber : Studi Kelayakan RS Inmedika 2022.
B. Penunjang Medis
Penunjang medis yang akan disediakan RS Inmedika, diantaranya:
- Pelayanan Laboratorium
Kegiatan pelayanan laboratorium dilakukan di Instalasi
Laboratorium yang merupakan instalasi yang menyelenggarakan
pelayanan laboratorium diagnostik secara profesional dan
bermutu sesuai dengan kebutuhan pasien. Instalasi Laboratorium
melayani kebutuhan pasien 24 jam/hari. Lingkup kegiatan yang
dilakukan di Instalasi Laboratorium meliputi :
Ø Pemeriksaan kimia klinik
Ø Pemeriksaan gula darah
Ø Pemeriksaan hematologi
Ø Pemeriksaan serologi
Ø Pemeriksaan bakteriologi
Ø Pemeriksaan urine (air kencing)
Ø Pemeriksaan feces (tinja)
Dalam menjalankan operasionalnya, instalasi laboratorium
berhubungan dengan instalasi rawat jalan, rawat inap dan rawat
darurat. Dalam pemeriksaan laboratorium petugas melakukan
pemeriksaan sesuai dengan permintaan dokter.
Instalasi Laboratorium memiliki fasilitas berupa ruang tunggu,
ruang locker petugas, ruang administrasi, ruang penyimpanan
alat dan bahan, ruang pengambilan spesimen, ruang persiapan
reagent, ruang pemeriksaan, ruang cuci alat, toilet.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 8


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
- Pelayanan Radiologi
Kegiatan pelayanan radiologi dilakukan di Instalasi Radiologi.
Jenis pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Inmedika yang
dilakukan berupa pelayanan radiodiagnostik dengan
menggunakan alat canggih, USG dan CT scan. Pelayanan
radiodiagnostik ini merupakan kegiatan pelayanan penunjang
untuk dapat memperkuat diagnosa oleh dokter terhadap pasien,
khususnya yang terkait dengan organ bagian dalam tubuh atau
untuk melakukan Medical Check up.
Fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dimiliki berupa X-ray,
ruang X-ray yang dilapisi timbal (Pb), ruang ultrasonografi (USG)
umum, ruang gelap, ruang ekspetise, ruang administrasi.
- Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi dilakukan di Instalasi Farmasi yang
merupakan unit penunjang pelayanan rumah sakit yang bertugas
melaksanakan seluruh pekerjaan kefarmasian di rumah sakit dan
mempunyai fungsi sebagai berikut.
Ø Bertanggung jawab atas perencanaan pengadaan barang
farmasi meliputi obat, alat medis, bahan medis dan linen
medis.
Ø Menerima, memeriksa dan menyimpan barang-barang-barang
farmasi di gudang farmasi.
Ø Menjalankan sistem distribusi obat/perbekalan farmasi dari
gudang farmasi ke SMF/pasien sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Ø Mengadakan pelayanan kefarmasian yang berkaitan dengan
pelayanan obat/farmasi pasien.
Ø Membuat sistem administrasi yang teratur sesuai dengan
pedoman kerja termasuk pengadaan, pengendalian kegiatan
kefarmasian di lingkungan sumah sakit.
Ø Turut serta dalam pelaksanaan penelitian bidang kesehatan
dan kefarmasian di rumah sakit, terutama dalam
pengembangan stabilisasi dan formulasi obat, memantau efek

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 9


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
samping obat, khususnya dalam usaha meningkatkan mutu
guna menjamin keselamatan dan keamanan penggunaan obat
pasien.
Fasilitas yang dimiliki di Instalasi Farmasi meliputi ruang
administrasi, ruang counter, gudang, ruang produksi dan ruang
distribusi.
- Pelayanan Rehabilitasi Medis
Pelayanan rehabilitasi medis dilakukan di Instalasi Rehabilitasi
Medis, yang merupakan salah satu unit penunjang rumah sakit
yang berfungsi untuk melaksanakan tugas pelayanan rehabilitasi
medis meliputi :
Ø Kinesiterapi atau latihan fisik (terapi latihan, aktivitas hidup
sehari-hari, luas gerak sendi dan test kekuatan otot)
Ø Aktinoterapi (terapi menggunakan sinaran cahaya infrared)
Ø Elektroterapi (terapi menggunakan memberikan arus listrik
bolak balik pada tubuh)
Ø Traksi lumbal dan servical (terapi menggunakan alat manual
yang bekerja dengan cara memisahkan atau melonggarkan
sendi dan jaringan lunak).

C. Penunjang Nonmedis
• Pelayanan Gizi
Pelayanan ini dilakukan di instalasi gizi yang terdiri dari :
- Pelayanan gizi ruangan, penyajian langsung makanan
pasien pada ruang rawat inap kelas I, II dan III. Penyuluhan
perorangan maupun kelompok penderita yang
mendapatkan diet selama dirawat atas permintaan dokter
atau penderita yang akan pulang dan harus menjalankan
diet dirumahnya.
- Penyuluhan gizi rawat jalan, konsultasi di klinik gizi pada
pasien/penderita yang dikirim oleh dokter, poliklinik
maupun dokter dari luar.
Kegiatan pelayanan gizi yang dilakukan :

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 10


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
- Kegiatan pengadaan dan penyediaan makanan bagi pasien
dan karyawan.
- Pelayanan gizi ruang rawat inap.
- Penyuluhan/konsultasi gizi.
Fasilitas yang disediakan di Instalasi Gizi antara lain ruang
dapur/masak, ruang saji, ruang cuci alat, gudang makanan
basah, gudang makanan kering, ruang administrasi/Kepala
Instalasi Gizi, ruang distribusi makanan jadi dan
kulkas/chiller/freezer.
• Sterilisasi Sentral (CSSD)
Instalasi Sterilisasi Pusat/Central Sterile Supply Department
(CSSD). Fasilitas untuk menghilangkan semua mikroorganisme
baik dengan cara fisik maupun kimia. Sterilisasi Sentral (CSSD)
yang merupakan unit pelayanan penunjang non revenue, tetapi
dalam keberadaannya sangat menunjang kelancaran pelayanan
pada unit-unit lain yang terkait dengan divisi ini seperti rawat
inap, rawat jalan, rawat darurat, bedah sentral dan Intensive Care
Unit (ICU).
Tugas pokok divisi ini adalah :
- Melakukan sterilisasi peralatan penunjang medis
- Menyiapkan alat yang akan disterilkan.
- Membungkus alat yang akan disterilkan.
- Memasukkan alat yang akan disterilkan kedalam
sterilisator/autoclave.
- Menyimpan hasil sterilisasi pada rak penyimpanan di ruang
steril.
- Mendistribusikan peralatan yang sudah disterilisasi kepada
unit kerja yang menggunakannya.

Pola Pelayanan CSSD (Central Sterile Supply Department) :


- Peralatan yang akan disteril diterima di kamar penerimaan
barang kotor, dicatat/diadministrasikan oleh petugas CSSD.
- Menyiapkan alat yang akan disterilkan.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 11


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
- Menimbang alat yang akan disterilkan.
- Membungkus alat yang akan disterilkan.
- Memasukkan alat yang sudah dibungkus yang akan
disterilkan ke autoclave.
- Alat yang sudah disterilkan dikeluarkan dari autoclave dan
diangkut ke tempat rak steril dan ditunggu sampai dingin.
- Melayani permintaan alat yang sudah steril dari unit kerja.
- Semua peralatan diberikan desinfectan dan anti karat.
- Pendistribusian peralatan yang sudah steril kepada unit kerja
pengguna melalui kamar bersih/steril yang dilayani petugas
CSSD.
• Pelayanan Laundry
Pelayanan laundry merupakan unit pelayanan penunjang non
revenue, tetapi dalam keberadaannya sangat menunjang
kelancaran pelayanan pada unit-unit lain yang terkait dengan
divisi ini seperti rawat inap, rawat jalan, rawat darurat, bedah
sentral dan Intensive Care Unit (ICU). Berikut adalah kegiatan
yang di lakukan pada unit pelayanan laundry :
- Melaksanakan tugas-tugas laundry/binatu meliputi pencucian
linen, penyetrikaan linen, jas kerja dokter/perawat dan pakaian
pasien yang disediakan oleh rumah sakit.
- Menyimpan hasil cucian yang telah disetrika ke ruang/gudang
linen.
- Mendistribusikan linen, pakaian bersih ke unit kerja yang
menggunakannya.
- Memperbaiki dan merawat pakaian-pakaian dan linen
kelengkapan rumah sakit yang baru.
Pola pelayanan laundry/binatu :
- Penerimaan kain kotor dari unit kerja rawat inap, bedah sentral
dilakukan setiap hari. Kain-kain kotor dibawa dalam kantong-
kantong khusus dalam kontainer yang dibawa melalui
koridor/alur khusus untuk lalu lintas laundry.
- Perlakukan khusus ini mengingat kain-kain kotor dari ruang

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 12


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
perawatan bersifat infectious karena dapat mengandung kuman
penyakit menular.
- Linen yang berasal dari ruang perawatan dilakukan sterisilasi
menggunakan desinfektan dan proses pencucian menggunakan
mesin cuci khusus. Demikian pula untuk proses pengeringan
dan pres menggunakan mesin khusus.
- Melakukan penjahitan linen yang robek atau rusak, memasang
tali dan/atau kancing yang lepas.
- Melayani permintaan linen baru untuk mengganti linen rusak
atau tidak layak pakai.
- Membuat permintaan gorden, baju pasien, sarung bantal, duk
instrument dan lain-lainnya. Semua linen, pakaian diberi tanda
sebagai identitas milik rumah sakit.
- Pendistribusian linen, pakaian bersih ke ruang perawatan
dilakukan oleh petugas laundry dengan mencatat semua jenis
barang yang diserahkan dalam buku ekspedisi.
• Pelayanan Pemulasaraan Jenazah
Pelayanan pemulasaran jenasah dilakukan di Instalasi
Pemulasaran Jenazah yang berfungsi untuk menangani jenazah
yang dikirim dari berbagai ruang rawat inap, ruang intensif yang
mempunyai kasus kematian dan jenazah dari luar yang
membutuhkan penyimpanan jenazah sementara. Kegiatan pokok
yang dilakukan di instalasi pemulasaran jenazah antara lain
melakukan perawatan jenazah sesuai SPO, melakukan
penyimpanan jenazah dengan atau tanpa cooling. Pada Instalasi
Pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Umum Inmedika tidak
melakukan pelayanan atau kegiatan otopsi dan kegiatan visum et
repertum.
• Power House
Bangunan ini berisi sumber daya untuk kebutuhan operasional
Rumah Sakit 24 jam non stop berupa; transformer, cubicle,
genset, panel listrik utama dan panel distribusi, keamanan dan
kerapian instalasi menjadi hal yang krusial demi kelancaran, dan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 13


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
kecepatan penyediaan daya listrik untuk keperluan semua
peralatan Rumah Sakit.
• Café untuk pasien dan keluarga
Fasilitas pendukung ini menempati lokasi di lobby utama, café ini
diadakan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman
utamanya bagi pasien poli rawat jalan dan keluarganya, sehingga
tidak perlu membawa makanan dan minuman dari luar demi
kepraktisan dan kenyamanan.
• Pemeliharaan sarana rumah sakit
Pemeliharaan sarana rumah sakit dilakukan oleh Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) yang merupakan salah
satu unit kerja untuk melaksanakan pemeliharaan sarana dan
prasarana rumah sakit seperti gedung, IPAL, TPS serta melakukan
sanitasi indoor dan outdoor, saluran air bersih, saluran air kotor,
listrik, mesin genset, sistem pengkondisisn udara (AC), lift serta
sanitasi rumah sakit. Pemeliharaan peralatan tersebut untuk
mencegah resiko kerusakan peralatan yang digunakan. Kegiatan
pemeliharaan ini dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak
ketiga.
• Pelayanan administrasi
Pelayanan administrasi sangat dibutuhkan rumah sakit sebagai
penunjang dan pelengkap semua aktivitas rumah sakit. Tanpa
pelayanan administrasi maka pelayanan medis, penunjang medis
dan non medis tidak akan dapat berjalan dengan baik.
• Pelayanan parkir dan keluar masuknya kendaraan
Kegiatan Rumah Sakit Umum Inmedika memerlukan tempat
parkir yang memadai agar pengunjung rumah sakit tidak sampai
memarkir kendaraan di pingir atau tepi Jalan. Adanya parkir
kendaraan pada badan jalan sering menimbulkan hambatan
kelancaran lalu lintas. Areal parkir sudah disiapkan baik bagi
pengunjung/pasien beserta pengantar, penjenguk dan penunggu
maupun karyawan/pegawai RSUD dapat menampung seluruh

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 14


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
kendaraan baik kendaraan roda 4 (mobil) maupun kendaraan roda
2 (motor) di areal parkir yang tersedia.

D. Pelayanan Lain-Lain
Pelayanan lain-lain ini, meliputi Pelayanan Kebugaran dan
peningkatan informasi kepada masyarakat di sekitar rumah sakit yang
terdiri dari:
- Senam Hamil
Kegiatan ini kami adakan dalam rangka untuk berkomunikasi dan
menjaga kontinuitas pemeriksaan pasien Ibu hamil di Rumah
Sakit Inmedika, Staff Rumah Sakit akan menjelaskan manfaat
kegiatan ini terutama bagi ibu-ibu muda yang baru pertama kali
mengandung buah hatinya. Manfaat dari senam hamil yang
sebaiknya diketahui oleh Ibu hamil antara lain; dapat
memperkuat otot sendi, memperkuat jantung dan paru-paru,
membuat tidur lebih nyenyak, menurunkan resiko kenaikan berat
badan secara berlebihan, mengurangi rasa nyeri tulang belakan
dan punggung, mendukung tumbuh kembang janin, mengurangi
ketegangan menjelang persalinan, dan meningkatkan stamina.
- Tumbuh Kembang Anak
RS Inmedika akan berpartisipasi aktif dalam bidang tumbuh
kembang anak, dengan layanan ini diharapkan calon pelanggan
akan tertarik untuk mendapatkan pelayanan di RS Inmedika,
seperti kita tahu beberapa fungsi pijat bayi antara lain;
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan
memberikan stimulasi raba, gerak dan kombinasi stimulasi
lainnya.
- Seminar Awam
Kegiatan seminar awam di RS Inmedika membawa misi pada
upaya preventif, bagian pelayanan medis RS Inmedika akan
memberikan informasi berkala tentang kesehatan kesehatan baik
melalui kegiatan seminar awam mengenai isu-isu kesehatan
terkini bekerja sama dengan pihak terkait. Dengan seminar awam

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 15


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
yang diadakan rutin dengan topik yang bervariasi diharapkan
masyarakat akan mendapatkan tambahan wawasan dan referensi
terkait kesehatan secara umum maupun kondisi kesehatan
masing-masing, dan untuk tindak lanjut konsultasi maupun
pemeriksaan dapat menghubungi Rumah Sakit Inmedika.
- Senam Sehat Lansia
Rumah Sakit Inmedika akan berpartisipasi untuk membangkitkan
gaya hidup sehat kepada masyarakat, kegiatan senam sehat lansia
dapat dimanfaatkan RS untuk melakukan komunikasi dan
kegiatan marketing untuk membentuk komunitas dan member
Rumah Sakit Inmedika.
- Esthetic Center
Gaya hidup masa kini salah satunya dengan menjaga penampilan
agar tetap fresh dan menarik, pelayanan ini akan dikolaborasikan
dengan dokter spesialis kulit untuk dapat membuat pakat-paket
layanan estetik bagi kalangan kaum perempuan khususnya.
- Geriatri
Geriatri merupakan cabang disiplin Ilmu kedokteran yang
mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut
Usia termasuk pelayanan kesehatan kepada lanjut usia dengan
mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan,
diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi. Layanan Geriatri pada
awal operasional belum menjadi fokus utama, namun lebih pada
melengkapi jenis layanan, fasilitas layanan geriatri akan didorong
pada layanan home care untuk kasus geriatri yang secara medis
dapat ditangani di luar Rumah Sakit.

Adapun rincian mengenai luas bangunan Rumah Sakit Inmedika dapat


dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 16


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.2 Rincian Luas Bangunan Rumah Sakit Inmedika
BANGUNAN
FUNGSI LUAS PER
No (PER MASA LANTAI UNIT JUMLAH
RUANG LANTAI (M2)
BANGUNAN)
R. Pemulasaran
R. Cuci alat
Kamar
Toilet/ruang ganti
Jenazah
R. Kepala
Administrasi
Janitor
Linen kotor
masuk
R. Prewash
R. Deterjen
R. Setrika
Gudang linen
Laundry bersih
R. cuci Infeksius
R. cuci non
infeksius
R. mesin
pengering
Toilet
R. staff laundry
Ruang Genset
Shaft Genset
R. panel &
cubical PLN
R. Sentral gas
Bangunan medis
1 I 1.678,40
utama R. Pompa
Gudang
logistic
Gudang obat
IPSRS
R. Manajer
R. Teknisi
R. Biomedical
Engineer
R. Servis
Toilet 8
R. CT-Scan
R. USG
R. Petugas
Pantry
Gudang
R. UPS CT-Scan
Radiologi R. Kontrol
R. Cuci
R. X-ray
R. Konsultasi
R. Tunggu
Keluarga & Pasien
Administrasi
Lab. Patologi
Laboratorium
Klinik

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 17


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
BANGUNAN
FUNGSI LUAS PER
No (PER MASA LANTAI UNIT JUMLAH
RUANG LANTAI (M2)
BANGUNAN)
Lab. Kimia klinik,
hematologi &
uranalisis
R. Pengambilan
sampel
Administrasi
R. Tunggu Pasien
Poliklinik mata
Poliklinik Gigi dan
Mulut
Poliklinik umum
Poliklinik Spesialis 7
Poliklinik Poliklinik Obsgyn
Poliklinik Paru
R. Laktasi
R. Tunggu
Poliklinik
Toilet difabel
Konter Admisi
Ruang Rekam
medis
Lobby
Konter
Farmasi
R. Petugas
Depo obat
Farmasi
Area Racik
obat
Dapur/café
Bar/kasir
Cafe
UGD Administrasi UGD
R. Tunggu
Keluarga
R. Perawat
Observasi 2
Gudang alat &
linen
R. Tindakan
R. Isolasi
Bak sampah
B3
Bak sampah
medis
Bak sampah
umum
Tangga
darurat
Gudang kotor
II Spoel Hoek 1.189,71
Janitor
Pantry
Gudang Bersih

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 18


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
BANGUNAN
FUNGSI LUAS PER
No (PER MASA LANTAI UNIT JUMLAH
RUANG LANTAI (M2)
BANGUNAN)
Lift servis
Ramp darurat
Kelas NS 1 Bed 8 unit
Kelas Standar 4 bed 20 unit
Kelas Standar 2 bed 8 unit
Lavatory 22
Manajerial
office
Nurse Station
R. Istirahat
Dokter &
perawat
R. Case Mix
Toilet 5
Pantry 2
R. Komisaris
Perusahaan
Kantor R. Direktur
3
Manajemen Perusahaan
R. Sekretariat
Lobby Kantor
R. Rapat
R. Panel
Tangga
darurat
Gudang Kotor
Ramp Darurat
Spoel hoek
Janitor
Pantry
Gudang bersih
Lift servis
Isolasi 1 bed 6 unit
Kelas VIP 1 bed 8 unit
Kelas VVIP 1 bed 4 unit
Lavatory 17
R. Istirahat
dokter &
III perawat 1.189,71
R. Case Mix
Toilet 5
R. Panel
Gudang
Rekam Medis
Lift umum
Lift pasien
Nurse Station
R. Tunggu
keluarga
Administrasi
R. Konsultasi
R. Dokter &
Delivery (VK) perawat
R. Bayi

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 19


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
BANGUNAN
FUNGSI LUAS PER
No (PER MASA LANTAI UNIT JUMLAH
RUANG LANTAI (M2)
BANGUNAN)
R bersalin 1 bed 1 unit
R. bersalin 2 bed 4 unit
Tangga
Darurat
Ramp Darurat
Lift servis
Koridor
outdoor
Area MEP
NICU 1 unit
Depo obat
Nurse station
R. Petugas
Toilet
ICU
Spoel hoek
Gudang kotor
ICU 3 unit
Isolasi ICU 2 unit
Isolasi Anteroom
Konter keluar
R.
Administrasi &
distribusi
R.
Penyimpanan
alat steril &
troli
Sterilisasi alat
VI 1.040,43
& pengemasan
alat
R. Pencatatan
R. Kepala
CSSD
Cuci Troli
R. Processing
R.
Dekontaminasi
Konter Terima
Transfer Bayi
Loker
Gudang alat
baru
Toilet ganti 2
R. Persiapan
(Induksi/investasi)
Depo obat
R. Operasi Minor
Gudang alat Steril
Bedah Sentral R. ganti perawat
R. ganti dokter
Scrub up
Spool hoek
R. Operasi Mayor
Doctor’s lounge

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 20


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
BANGUNAN
FUNGSI LUAS PER
No (PER MASA LANTAI UNIT JUMLAH
RUANG LANTAI (M2)
BANGUNAN)
Ruang Recovery
3 unit
(pacu)
R. Diskusi paska
operasi
Anteroom 1 unit
Janitor
Toilet
R. Panel
Lift umum
Lift pasien
R. Tunggu
keluarga
pasien

TOTAL JUMLAH BED 60 unit bed


TOTAL LUAS LANTAI BANGUNAN 5.098,25 m2
TOTAL LUAS DASAR BANGUNAN 1.678,40 m2
LUAS TOTAL SITE 5.800 m2
KDB 28,94%
TOTAL LUAS PARKIR 777,20 m2

Gambar rencana kegiatan mulai dari Site Plan, dan gambar untuk masing-
masing lantai disajikan pada Gambar 1.2. hingga Gambar 1.6.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 21


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

S
T
P

Lokasi STP/IPAL

Gambar 1.3. Layout Lantai 1 Rumah Sakit Inmedika

PT. INTARAN 16 GEMILANG 23


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

1.1.2 JENIS DAN JUMLAH BAHAN BAKU DAN/ATAU BAHAN PENOLONG

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan secara paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif (pemeliharaan dan peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan penyakit, kuratif (penyembuhan penyakit), dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).
Aktivitas di dalam operasional rumah sakit bervariasi sesuai dengan
tipe rumah sakit. Bahan baku dan bahan penolong pada rumah sakit ini
akan dijelaskan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan air
limbah. Adapun aktivitas rumah sakit yang menghasilkan air limbah pada
umumnya berasal dari dapur, laundry, perkantoran, ruang operasi, ruang
perawatan, laboratorium dan cafetaria. Diagram aktivitas yang terdapat di
Rumah Sakit dapat dilihat pada Gambar 1.7 berikut.

Ruang Ruang
Operasi Perawatan

Perkantoran Laboratorium

Ruang
Laundry
Poliklinik

Dapur
Rumah Cafetaria
Sakit

Gambar 1.7. Diagram Aktivitas Pada Rumah Sakit

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 27


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
a. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Dapur Rumah Sakit
Pada Dapur Rumah Sakit kegiatan yang menghasilkan air limbah
berupa pencucian bahan baku masakan seperti buah, sayur, daging, dan
sebagainya, kegiatan memasak, kegiatan penyiapan makanan, dan kegiatan
pembersihan alat-alat memasak dan pembersihan area dapur. Dari berbagai
kegiatan tersebut, bahan baku utama yang juga diperlukan yakni air dan
minyak agar proses ataupun aktivitas di dapur dapat berjalan dengan baik.
Bahan penolong yang diperlukan untuk aktivitas di dapur berupa sabun
pencuci piring, cairan pembersih lantai dan meja, dan sabun cuci tangan.
Bahan baku dan bahan penolong yang terdapat pada aktivitas dapur rumah
sakit dapat dilihat pada Gambar 1.8. Estimasi jumlah kebutuhan bahan
baku dan bahan penolong pada dapur rumah sakit pada Tabel 1.3.

Cairan
Pembersih
Lantai dan
Cairan Meja
Sabun cuci
pencuci
tangan
piring

Dapur
Minyak Rumah Air
Sakit

Gambar 1.8. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Dapur Rumah
Sakit

Tabel 1.3. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Dapur Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku

- Air 20 L/orang/hari

- Minyak 15 mL/orang/hari

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 28


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
B. Bahan Penolong

- Cairan pencuci piring 15 mL/orang/hari

- Cairan Pembersih Lantai 10 mL/orang/hari


dan Meja

- Sabun Cuci Tangan 5 mL/orang/hari

Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003), dan Pengamatan Langsung

b. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Poliklinik


Poliklinik merupakan bagian yang melayani pasien rawat jalan. Pada
aktivitas poliklinik rumah sakit, sumber air limbah yang dihasilkan yakni
berasal dari kegiatan cuci tangan, penggunaan toilet serta pembersihan area
poliklinik. Bahan baku utamanya merupakan air, sedangkan bahan
penolongnya yakni sabun cuci tangan, pembersih lantai dan pembersih toilet.
Bahan baku dan bahan penolong yang terdapat pada aktivitas poliklinik
rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 1.9. Estimasi jumlah kebutuhan
bahan baku dan bahan penolong pada poliklinik rumah sakit dapat dilihat
pada Tabel 1.4.

Pembersih
Lantai dan
Toilet
Sabun
Cuci Air
Tangan

Poliklinik
Rumah
Sakit

Gambar 1.9. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Poliklinik
Rumah Sakit

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 29


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.4. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Poliklinik Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku

- Air 5 L/orang/hari

B. Bahan Penolong

- Sabun Cuci Tangan 30 mL/orang/hari

- Pembersih lantai dan toilet 15 mL/orang/hari

Sumber : Permenkes No 7 Tahun 2019 dan Pengamatan Langsung

c. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Perkantoran Rumah Sakit


Pada kegiatan perkantoran rumah sakit, dalam hal ini merupakan
kegiatan staff maupun karyawan rumah sakit yang meliputi pegawai
administrasi, bagian farmasi, perawat, dokter dan lain-lain di dalam area
rumah sakit. Pada aktivitas perkantoran, sumber air limbah yang dihasilkan
yakni berasal dari kegiatan cuci tangan, penggunaan toilet serta pembersihan
area perkantoran. Bahan baku utamanya merupakan air, sedangkan bahan
penolongnya yakni sabun cuci tangan dan pembersih lantai dan toilet.
Bahan baku dan bahan penolong yang terdapat pada aktivitas perkantoran
rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 1.10. Estimasi jumlah kebutuhan
bahan baku dan bahan penolong pada perkantoran rumah sakit dapat dilihat
pada Tabel 1.5.

Pembersih
Lantai dan
Toilet
Sabun Cuci
Air
Tangan

Perkantoran
Rumah Sakit

Gambar 1.10. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Perkantoran
Rumah Sakit

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 30


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.5. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Perkantoran Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku

- Air 30 L/orang/hari

B. Bahan Penolong

- Sabun Cuci Tangan 30 mL/orang/hari

- Pembersih lantai dan toilet 15 mL/orang/hari

Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003) dan Pengamatan Langsung

d. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Ruang Operasi Rumah Sakit
Pada ruang operasi, sumber air limbah yang dihasilkan yakni berasal
dari kegiatan cuci tangan, pembersihan ataupun sterilisasi area ruang
operasi. Bahan baku utamanya merupakan air, sedangkan bahan
penolongnya yakni sabun cuci tangan dan pembersih lantai. Untuk air
limbah dari ruang operasi yang mengandung B3 akan di tampung TPS LB3
dan diangkut oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan Rumah Sakit
Inmedika-Denpasar. Bahan baku dan bahan penolong yang terdapat pada
aktivitas ruang operasi rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 1.11.
Estimasi jumlah kebutuhan bahan baku dan bahan penolong pada ruang
operasi rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 1.6.

Pembersih
Lantai
Sabun
Cuci Air
Tangan

Ruang
Operasi

Gambar 1.11. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Ruang Operasi
Rumah Sakit

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 31


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.6. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Ruang Operasi Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku

- Air 40 L/orang/hari

B. Bahan Penolong

- Sabun Cuci Tangan 60 mL/orang/hari

- Pembersih lantai 45 mL/orang/hari

Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003) dan Pengamatan Langsung

e. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Ruang Perawatan Rumah Sakit
Pada ruang perawatan rumah sakit, sumber air limbah yang dihasilkan
yakni berasal dari kegiatan cuci tangan, toilet dan pembersihan lantai dan
toilet ruang perawatan. Bahan baku utamanya merupakan air, sedangkan
bahan penolongnya yakni sabun dan pembersih lantai dan toilet. Bahan
baku dan bahan penolong yang terdapat pada aktivitas ruang perawatan
rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 1.12. Estimasi jumlah kebutuhan
bahan baku dan bahan penolong pada ruang perawatan rumah sakit dapat
dilihat pada Tabel 1.7.

Pembersih
Lantai
dan Toilet
Sabun Air

Ruang
Perawatan

Gambar 1.12. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Ruang
Perawatan Rumah Sakit

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 32


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.7. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Ruang Perawatan Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku

- Air 200 L/bed/hari

B. Bahan Penolong

- Sabun 60 mL/bed/hari

- Pembersih Lantai dan 45 mL/bed/hari


Toilet

Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003), Permenkes No 7 Tahun 2019


dan Pengamatan Langsung

f. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Ruang Laboratorium Rumah


Sakit
Pada ruang laboratorium rumah sakit, sumber air limbah yang
dihasilkan yakni berasal dari kegiatan cuci tangan dan pembersihan alat-alat
laboratorium setelah digunakan serta pembersihan lantai dan ruangan
laboratorium. Bahan baku utamanya merupakan air, sedangkan bahan
penolongnya yakni sabun cuci tangan, cairan pembersih alat-alat
laboratorium dan pembersih lantai. Standar air limbah dari laboratorium
rumah sakit yang boleh masuk ke IPAL rumah sakit merupakan air bilasan
ketiga dari proses pencucian peralatan alat-alat laboratorium. Untuk air
limbah laboratorium pada bilasan pertama dan kedua masuk ke TPS LB3
dan diangkut oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan Rumah Sakit
Inmedika-Denpasar. Bahan baku dan bahan penolong yang terdapat pada
aktivitas ruang laboratorium rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 1.13.
Estimasi jumlah kebutuhan bahan baku dan bahan penolong pada ruang
laboratorium rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 1.8.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 33


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Cairan
Pembersih Pembersih
Alat-alat Lantai
Lab.

Sabun Cuci
Air
Tangan
Laboratorium
Rumah Sakit

Gambar 1.13. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Ruang
Laboratorium Rumah Sakit

Tabel 1.8. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Ruang Laboratorium Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku

- Air 30 L/orang/hari

B. Bahan Penolong

- Sabun Cuci Tangan 30 mL/orang/hari

- Cairan Pembersih Alat-alat 30 mL/orang/hari


Lab

- Pembersih Lantai 15 mL/orang/hari

Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003) dan Pengamatan Langsung

g. Bahan Baku dan Penolong pada Laundry


Pada kegiatan laundry rumah sakit yang menghasilkan air limbah
berupa pencucian linen kotor dan pembersihan area laundry. Dari kegiatan
tersebut bahan baku utama yang digunakan berupa air dan detergen. Bahan
penolong yang diperlukan pada laundry adalah cairan pelembut linen
maupaun desinfektan untuk sterilisasi linen infeksius. Bahan baku dan
bahan penolong pada aktivitas laundry dapat dilihat pada gambar 1.14.
estimasi jumlah bahan baku dan penolong dapat dilihat pada Tabel 1.9.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 34


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Pewangi dan
Desinfektan
Pelembut

Detergent Air

Laundry

Gambar 1.14. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Laundry Rumah
Sakit

Tabel 1.9. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada
Laundry Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku
- Air 100 L/orang/hari

- Detergent 30 mL/orang/hari

B. Bahan Penolong
- Pelembut dan Pewangi 15 mL/orang/hari

- Desinfektan 10 mL/orang/hari
Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003) dan Pengamatan Langsung

h. Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Cafetaria


Pada cafetaria rumah sakit kegiatan yang menghasilkan air limbah
berupa pencucian bahan baku masakan seperti buah, sayur, daging, dan
sebagainya, kegiatan memasak, kegiatan penyiapan makanan, dan kegiatan
pembersihan alat-alat memasak dan pembersihan area dapur. Dari berbagai
kegiatan tersebut, bahan baku utama yang juga diperlukan yakni air dan
minyak agar proses ataupun aktivitas di cafetaria dapat berjalan dengan
baik. Bahan penolong yang diperlukan untuk aktivitas di cafetaria berupa
sabun pencuci piring, cairan pembersih lantai dan meja, dan sabun cuci

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 35


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
tangan. Bahan baku dan bahan penolong yang terdapat pada aktivitas
cafetaria dapat dilihat pada Gambar 1.15. Estimasi jumlah kebutuhan bahan
baku dan bahan penolong pada cafetaria pada Tabel 1.10.

Cairan
Pembersih
Lantai dan
Cairan Meja
Sabun cuci
pencuci
tangan
piring

Minyak Cafetaria Air

Gambar 1.15. Diagram Bahan Baku dan Bahan Penolong Pada Cafetaria
Rumah Sakit

Tabel 1.10. Estimasi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong
Pada Cafetaria Rumah Sakit
Jenis Bahan Kebutuhan Per
Orang
A. Bahan Baku
- Air 20 L/orang/hari

- Minyak 15 L/orang/hari

B. Bahan Penolong
- Cairan pencuci piring 15 mL/orang/hari

- Cairan Pembersih Lantai 10 mL/orang/hari


dan Meja

- Sabun Cuci Tangan 5 mL/orang/hari


Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003), dan Pengamatan Langsung

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 36


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.1.3 PROSES USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1.1.3.1 Proses Utama dan Proses Penunjang Usaha dan/atau Kegiatan
Secara Keseluruhan

¨ Kegiatan Utama Rumah Sakit


Kegiatan di dalam operasional rumah sakit bervariasi sesuai dengan tipe
rumah sakit. Adapun aktivitas rumah sakit yang menghasilkan air limbah
pada umumnya berasal dari dapur (Pelayanan Gizi), poliklinik, perkantoran,
ruang operasi, ruang perawatan, dan laboratorium.
• Kegiatan Pada Dapur Rumah Sakit
Pada dapur rumah sakit kegiatan yang menghasilkan air limbah berupa
pencucian bahan baku masakan seperti buah, sayur, daging, dan
sebagainya, kegiatan memasak, kegiatan penyiapan makanan, dan
kegiatan pembersihan alat-alat memasak dan pembersihan area dapur.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan menyediakan
makanan yang sesuai bagi orang sakit yang dapat menunjang
penyembuhan penyakitnya. Kadang-kadang beberapa rumah sakit juga
menyediakan pelayanan bagi karyawan dan pengunjungnya.
• Kegiatan Pada Poliklinik
Pelayanan medis rawat jalan di Poliklinik, untuk mendapatkan diagnosa
awal yang tidak bersifat darurat (non emergency) dan perawatan tindak
lanjutan yang tidak memerlukan rawat inap. Pelayanan medis yang
dilakukan di Poliklinik meliputi diagnosa (pemeriksaan) penyakit pasien
dan melakukan terapi (pengobatan) sesuai dengan penyakit yang diderita
pasien.
Pada aktivitas poliklinik rumah sakit, sumber air limbah yang dihasilkan
yakni berasal dari kegiatan cuci tangan, penggunaan toilet serta
pembersihan area poliklinik.
Poliklinik Spesialis yang terdapat di Rumah Sakit Umum Inmedika
sebanyak 12 Poliklinik meliputi :
- Poli Umum
Poli Umum di targetkan dapat melayani setiap hari untuk
mengantisipasi kebutuhan pelayanan non spesialis.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 37


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
- Poli Spesialis Kandungan/Obstetry dan Ginekolog
Dokter spesilis Obsgyn minimal satu orang dokter dengan status
dokter tetap, Dokter Obsgyn juga melayani kegawatdaruratan obsgyn
di IGD. Pada poli obsgyn akan dilengkapi dengan peralatan diagnose
berupa USG model terbaru 5D
- Poli Penyakit Dalam
Dokter spesialis penyakit dalam minimal harus ada satu orang dokter
spesialis penyakit dalam yang berstatus dokter tetap.
- Poli Anak
Dokter Anak merupakan dokter spesialis dasar yang statusnya sebagai
dokter tetap. Rungan poli anak di design menyenangkan bagi pasien
anak, demikian juga peralatan medis yang disediakan disesuaikan
dengan model untuk anak-anak, supaya pasien merasa nyaman.
- Poli Bedah
Dokter spesialis Bedah merupakan dokter tetap.
- Poli Gigi dan Mulut
RS akan menyiapkan dokter gigi umum dan spesialis gigi dan mulut
untuk melengkapi jenis pelayanan penyakit dan keluhan masalah gigi
bagi pasien. Untuk pasien anak dipersiapkan cover dental unit dengan
desain menyesuaikan dunia anak-anak, sehingga muncul perasaan
tidak menakutkan bagi anak-anak.
- Poli Mata
Masalah kesehatan mata cenderung meningkat di banyak fasilitas
kesehatan, kecepatan dan keamanan tindakan operasi katarak
menjadi barometer peningkatan kunjungan pasien
- Poli Jantung
Pelayanan jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu
program pelayanan unggulan yang direncanakan. Pada awal
operasional akan disiapkan peralatan diagnose berupa mesin USG
khusus untuk jantung (Electrocardiaography).
- Poli Syaraf
Peralatan medis untuk penegakan diagnose pasien syaraf dipersiapkan
peralatan dengan mesin EMG dan EEG.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 38


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
- Poli THT
Pasca pandemi covid 19, pencegahan keluhan pernafasan dan
kenyaman melalui hidung dan tenggorokan menjadi slah satu
perhatian, RS. Inmedika menyiapakn fasilitas ruangan dan peralatan
yang memadai.
- Poli Kulit dan Kelamin & Estetik
Pelayanan unggulan lain akan dikembangkan melalui pelayanan
estetik/kecantikan dan perawatan kesehatan kulit.
- Poli Orthopedi
Konsep poli ortopedi diproyeksikan menjadi layanan pendukung
sebagai salah satu syarat RS Inmedika untuk dapat menjadi penyedia
layanan “trauma center”.
- Poli Paru
Ruangan dilengkapi dengan fasilitas uji dahak, ruang tunggu dan
akses yang terpisah dengan pasien poli lainnya.
- Pelayanan Health Tourism (Wisata Medis)
Berupa pelayanan General Check Up (GCU), MCU, dan pemeriksaan
laboratorium baik pelayanan langsung, maupun pelayanan home care
secara bertahap akan dirintis dari awal operasional RS, melalui kerja
sama dengan biro perjalanan dan agen pariwisata.
• Kegiatan Pada Perkantoran Rumah Sakit
Pada kegiatan perkantoran rumah sakit, dalam hal ini merupakan
kegiatan staff maupun karyawan rumah sakit yang meliputi pegawai
administrasi, bagian farmasi, perawat, dokter dan lain-lain di dalam area
rumah sakit. Pada aktivitas perkantoran, sumber air limbah yang
dihasilkan yakni berasal dari kegiatan cuci tangan, penggunaan toilet serta
pembersihan area perkantoran.
• Kegiatan Pada Ruang Operasi
Ruang Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan
termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas
ini dipergunakan untuk pasien-pasien yang membutuhkan tindakan
operasi, terutama untuk tindakan operasi besar. Proses operasi meskipun

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 39


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu 1. Prior
Surgery, 2. During Surgery dan 3. After Surgery. Kegiatan pada periode
prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan
operasi untuk kasus kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada periode
During Surgery tentu saja berada di Ruang Operasi. Sedangkan kegiatan
pada periode After Surgery, pasien yangtelah selesai dilakukan tindakan
operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2
jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang
tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri, jika pasien dalam
keadaan baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila
pasien perlu mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke
ICU. Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan operasi dengan system
one day care maka akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 2 sebelum
pasien ini pulang ke rumah.
Pada ruang operasi, sumber air limbah yang dihasilkan yakni berasal dari
kegiatan cuci tangan, pembersihan area ruang operasi. Untuk air limbah
medis dari ruang operasi yang mengandung B3 akan di tampung TPS LB3
dan diangkut oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan RS Inmedika.
• Kegiatan Pada Ruang Perawatan Rumah Sakit
Pada ruang perawatan dilakukan pelayanan terhadap pasien yang masuk
ke rumah sakit untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi
medik dan penunjang medik lainnya. Pada ruang perawatan rumah sakit,
sumber air limbah yang dihasilkan yakni berasal dari kegiatan cuci
tangan, toilet dan pembersihan lantai dan toilet ruang perawatan.
• Kegiatan Pada Ruang Laboratorium Rumah Sakit
Laboratorium rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian untuk penentuan
jenis penyakit, penyebab penyakit, dan kondisi kesehatan. Pada ruang
laboratorium rumah sakit, sumber air limbah yang dihasilkan yakni
berasal dari kegiatan cuci tangan dan pembersihan alat-alat laboratorium
setelah digunakan serta pembersihan lantai dan ruangan laboratorium.
Standar air limbah dari laboratorium rumah sakit yang boleh masuk ke
IPAL rumah sakit merupakan air bilasan ketiga dari proses pencucian

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 40


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
peralatan alat-alat laboratorium. Untuk air limbah laboratorium pada
bilasan pertama dan kedua masuk ke TPS LB3 dan diangkut oleh pihak
ketiga yang bekerjasama dengan RS Inmedika.
• Kegiatan Pada Cafetaria Rumah Sakit
Pada cafetaria rumah sakit kegiatan yang menghasilkan air limbah berupa
pencucian bahan baku masakan seperti buah, sayur, daging, dan
sebagainya, kegiatan memasak, kegiatan penyiapan makanan, dan
kegiatan pembersihan alat-alat memasak dan pembersihan area dapur.
• Kegiatan Pada Laundry Rumah Sakit
Pada kegiatan laundry rumah sakit yang menghasilkan air limbah berupa
pencucian linen kotor dan pembersihan area laundry. Dari kegiatan
tersebut bahan baku utama yang digunakan berupa air dan detergen.
Bahan penolong yang diperlukan pada laundry adalah cairan pelembut
linen maupun desinfektan untuk sterilisasi linen infeksius.

Air limbah rumah sakit yang berasal dari dapur dan cafetaria akan
mengalami proses trap/menjebak lemak pada grease trap dan kemudian
dialirkan menuju IPAL untuk mengalami proses pengolahan lebih lanjut. Air
limbah yang berasal dari laundry rumah sakit diolah terlebih dahulu pada
pretreatment laundry kemudian dialirkan menuju IPAL. Air limbah domestik
rumah sakit yang berasal dari poliklinik, ruang operasi (air limbah cuci
tangan dan air limbah pembersihan lantai), ruang perawatan, laboratorium
(air limbah bilasan ke-3 cuci alat lab, air limbah cuci tangan dan air limbah
pembersihan lantai) dan dari perkantoran langsung dialirkan menuju IPAL
rumah sakit. Untuk air limbah medis dan air limbah dari laboratorium
(bilasan 1 dan 2 dari pembersihan dan alat reagen) yang mengandung B3
akan ditampung pada sementara pada TPS LB3 dan nantinya akan dikelola
oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Inmedika-
Denpasar. Hal ini juga sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Alur pengolahan air limbah
Rumah Sakit Inmedika dapat dilihat pada Gambar 1.16.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 41


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Bilasan ke -3
Cuci alat Lab,
Cuci Tangan,
Pembersihan
Lantai,

Cuci Tangan,
Pembersihan
Lantai Penyiraman
Tanaman dan
Lahan

Bilasan 1 dan 2 (Reagen + Pembersihan Alat)

Gambar 1.16. Diagram Alur Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Inmedika

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 42


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.1.3.2 Karakteristik Air Limbah
Air limbah rumah sakit jika tidak diolah sangat berpotensi untuk
mencemari lingkungan. Selain pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah
sakit juga berpotensi untuk mencemari lingkungan secara bakteriologis.
Secara prinsip, karakteristik air limbah terbagi menjadi karakteristik fisik,
kimia dan bakteriologis.
• Karakteristik fisik
Air limbah pada umumnya terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, sedikit berbau, kadang-kadang mengandung potongan bahan bahan
sisa produksi dan sebagainya. Karakteristik fisik yang lain termasuk bau,
temperatur dan warna juga harus diperhatikan.
• Karakteristik kimia
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian bahan yang digunakan untuk produksi dan lainnya. Beberapa
karakteristik yang dapat dilihat dari zat-zat kimia ini antara lain, Biochemical
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), pH (keasaman air),
Oksigen terlarut (DO), Amoniak, Nitrit, Nitrogen, Logam Berat seperti,
tembaga, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel, arsen,
selenium, cobalt, mangan dan aluminium.
• Karakteristik biologi
Terkait dengan karakteristik biologi ini, secara umum beberapa
mikroorganisme penting dalam air limbah dan air permukaan antara lain
bakteri, jamur, protozoa dan algae. Mereka berperan penting dalam proses
dekomposisi atau stabilisasi organik.
Sumber air limbah rumah sakit dan karakteristiknya dapat dilihat Pada
Tabel 1.11. Karakteristik air limbah inlet rumah sakit per parameternya
dapat dilihat pada Tabel 1.12.

Tabel 1.11. Sumber Air Limbah Rumah Sakit dan Karakteristiknya


Sumber Air Limbah Material-Material Utama
• Rawat Inap • Material-material organik

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 43


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Sumber Air Limbah Material-Material Utama
• Rawat Jalan • Ammonia
• Rawat Darurat • Bakteri patogen
• Rawat Intensif • Antiseptik
• Bedah Sentral • Antibiotik
• Rawat Isolasi
Laboratorium Klinik dan Kimia • Material solvent organik
• Fosfor
• Logam berat
• pH fleksibel
Ruang Dapur • Material-material organik
• Minyak / lemak
• Fosfor
• Pembersih ABS
Laundry • Detergen (MBAS)
• Fosfat

Tabel 1.12. Karakteristik Air Limbah Inlet Rumah Sakit


Parameter Satuan Nilai
pH - 7,9
BOD mg/L 200
COD mg/L 250
TSS mg/L 260
Minyak dan Lemak mg/L 70
Amoniak mg/L 100
Total Coliform Jumlah / 100 mL 21000
Sumber :
Dari pengalaman desain IPAL di RS Prima Medika, RS Surya Husada

1.1.3.3 Diagram Alir Proses

Proses atau kegiatan yang dilakukan pada Rumah Sakit Inmedika -


Denpasar dapat dilihat pada Gambar 1.17.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 44


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

RUMAH SAKIT
INMEDIKA - DENPASAR

Air Ruang Operasi Tindakan Operasi Air Laundry

Air Dapur, Cafetaria


Limbah B3
ditampung di
Sabun Cuci Pembersihan Sterilisasi Pakaian Pencucian Pakaian Deterjen
Cuci Tangan TPS LB3 Desinfektan
Tangan Lantai Kotor Kotor
Pencucian
Minyak Memasak bahan Pembersihan Cairan Pembersih
Lantai dan Meja Meja dan Lantai
makanan Cairan Pelembut dan
(daging, Pembersih Pewangi
sayur, dll.) Lantai Air Limbah
Air Limbah
Pencucian Piring, Laundry
Cairan Pencuci Ruang Operasi
Gelas dan Alat-alat
Piring Cuci Tangan
Memasak

Sabun Cuci
Tangan

Air Ruang Perawatan


Cairan
Air Limbah Dapur, Pencucian alat
Air Laboratorium Pembersih
Cafetaria laboratorium
Alat-alat Lab.

Cuci Tangan, Buang Limbah B3


Sabun Cuci Pembersihan Cairan
Air Kecil, Buang Air ditampung di
Tangan Lantai dan Toilet Pembersih Sabun Cuci Pembersihan TPS LB3
Besar Lantai dan Cuci Tangan
Tangan Lantai
Toilet

Cairan
Air Poliklinik Pembersih
Air Limbah Air Limbah Lantai
Ruang Perawatan Laboratorium
Air Perkantoran

Cuci Tangan, Buang Cairan


Sabun Cuci Pembersihan
Air Kecil, Buang Air Pembersih
Tangan Lantai dan Toilet
Besar Lantai dan
Toilet Cuci Tangan, Buang Cairan
Sabun Cuci Pembersihan
Air Kecil, Buang Air Pembersih
Tangan Lantai dan Toilet
Besar Lantai dan
Air Limbah Toilet
Poliklinik

Air Limbah
Perkantoran

Gambar 1.17. Diagram Kegiatan Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 45


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.1.3.4 Neraca Air
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air di suatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut
kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Pada Tabel 1.13 dijelaskan kebutuhan air bersih, estimasi kebutuhan bahan penolong, air limbah yang dihasilkan per hari pada
Rumah Sakit Inmedika. Adapun kebutuhan air di Rumah Sakit Inmedika sebagai berikut:

Tabel 1.13. Neraca Air Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar


DEBIT AIR
FAKTOR
KEBUTUHAN DEBIT AIR LIMBAH
KEBUTUHAN EVAPORASI, DEBIT AIR BAHAN
JENIS JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN AIR AIR LIMBAH MAKS
NO AIR TOTAL KEBOCORAN, LIMBAH PENOLONG
KEGIATAN (UNIT) (ORANG/UNIT) (L/ORANG.UNIT.HARI) MAKSIMAL TOTAL DESAIN
(M3/HARI) DLL. (M3/HARI) (M3/HARI)
(M3/HARI) (M3/HARI) STP (3)
(M3/HARI)
(M3/HARI)
f=cxdxe xii = xi *
a b c d E (1) g = f x 1,1 h = f x 5% (2) i = f - viii x xi = ix + x
/1000 1,1
A KEGIATAN UTAMA
1 DAPUR * 1 180 20 3,6 3,96 0,18 3,42 0,008 3,428 3,942
2 POLIKLINIK 12 50 5 3 3,3 0,15 2,85 0,027 2,877 3,309
3 PERKANTORAN 1 50 30 1,5 1,65 0,075 1,425 0,002 1,427 1,641
4 R.OPERASI 2 6 40 0,48 0,528 0,024 0,456 0,001 0,457 0,526
5 R. PERAWATAN 60 1 200 12 13,2 0,6 11,4 0,006 11,406 13,117
6 LABORATORIUM 1 100 30 3 3,3 0,15 2,85 0,008 2,858 3,286
B KEGIATAN PENUNJANG
1 CAFETARIA 1 100 20 2 2,2 0,1 1,9 0,005 1,905 2,190
2 LAUNDRY 1 60 100 6 6,6 0,3 5,7 0,003 5,703 6,559
TOTAL 31,580 34,738 1,579 30,001 0,060 30,061 34,570

Keterangan:
(1) Sumber: (Metcalf and Eddy, 2003), Permenkes No 7 Tahun 2019
(2) Sumber: (Metcalf and Eddy, 2003)
(3) Debit air limbah maksimal digunakan sebagai acuan untuk mendesain kapasitas pengolahan air limbah dengan menambahkan safety factor 10%

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 46


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Bahan Penolong
(0,008 m3/day)

Dapur Air Limbah


(3,6 m3/day) (3,428 m3/day)

Evaporasi, meresap ke tanah, dll.


(0,18 m3/day)

Bahan Penolong
(0,005 m3/day)

Cafetaria Air Limbah


(2 m3/day) (1,905 m3/day)

Evaporasi, meresap ke tanah, dll.


(0,1 m3/day) Grease Trap
(Qave= 5,333 m3/day)
(Qmaks= 6,132 m3/day)
Bahan Penolong (Qdesain= 7 m3/day)
(0,027 m3/day)

PDAM
Poliklinik Air Limbah
(Qave = 6,316 m3/day) (3 m3/day) (2,877 m3/day)
(Qmaks = 6,948 m3/day)

Evaporasi, meresap ke tanah, dll.


(0,15 m3/day)

Bahan Penolong
Air Tanah (0,002 m3/day)
(Qave = 25,264 m3/day)
(Qmaks = 27,79 m3/day)
Perkantoran Air Limbah
STP / IPAL
(1,5 m3/day) (1,427 m3/day)
(Qave= 30,061 m3/day)
(Qmaks= 34,570 m3/day)
(Qdesain= 35 m3/day)
Evaporasi, meresap ke tanah, dll.
(0,075 m3/day)

Bahan Penolong
(0,001 m3/day) Penyiraman
Tanaman
dan Lahan
Ruang Operasi (35 m3/day)
Air Limbah
(0,48 m3/day) (0,457 m3/day)

Evaporasi, meresap ke tanah, dll.


(0,024 m3/day)

Bahan Penolong
(0,006 m3/day)

Ruang Perawatan Air Limbah


(12 m3/day) (11,406 m3/day)

Evaporasi, meresap ke tanah, dll.


(0,6 m3/day)

Bahan Penolong
(0,008 m3/day)

Laboratorium Air Limbah


(3 m3/day) (2,858 m3/day)
Pre-Treatment Laundry
(Qave= 5,703 m3/day)
Evaporasi, meresap ke tanah, dll. (Qmaks= 6,559 m3/day)
Bahan Penolong
(0,15 m3/day) (Qdesain= 7 m3/day)
(0,003 m3/day)

Laundry Air Limbah


(6 m3/day) (5,703 m3/day)

Evaporasi, meresap ke tanah, dll.


(0,3 m3/day)

Gambar 1.18. Diagram Neraca Air Rumah Sakit Inmedika - Denpasar

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 47


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

1.1.3.5 Fluktuasi atau Kontinuitas Produksi dan Air Limbah

Penggunaan air akan berfluktuasi berdasarkan musim, tiap-tiap hari


setiap minggu, bahkan dalam tiap-tiap jam setiap satu harinya dikarenakan
adanya perbedaan karakteristik penggunaan air dan penduduk dari masing-
masing wilayah/tempat tersebut. Fluktuasi penggunaan air adalah keadaan
tidak seimbang dari penggunaan air oleh konsumen pada suatu wilayah,
pada kondisi penggunaan air akan mencapai maksimum disaat tertentu dan
sebaliknya akan mencapai minimum di saat yang lain, di mana kondisi ini
tergantung dari variasi kegiatan/aktivitas dari masyarakat pada wilayah
tersebut (Hadisoebroto dkk. 2007). Pada Rumah Sakit Inmedika produksi air
limbah yang dihasilkan yakni saat proses yakni saat proses pencucian alat
masak pada area dapur dan kafetaria, saat penggunaan bak cuci tangan dan
toilet di seluruh area rumah sakit, serta pembersihan area ruangan dan toilet
rumah sakit, pembersihan peralatan laboratorium, dan saat proses laundry.
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 1.13, menunjukkan
bahwa debit aliran rata-rata yang dihasilkan kegiatan RS Inmedika yaitu
30,061 m3/hari dengan operasional RS Inmedika 24 jam.
Debit air limbah rata- = 30,061 m3/hari : (24 jam/hari x 3600 detik/jam)
rata (Qave) = 30,061 m3/hari : 86400 detik/hari
= 0,000348 m3/detik
Debit air limbah = Q air limbah rata-rata (Qave) x Faktor Peak(1)
puncak (Qpeak) = 0,000348 m3/detik x 3,34
= 0,001162 m3/detik
Sumber: (1) (Metcalf and Eddy, 2003)

1.1.3.6 Layout Lokasi Masing-masing Unit Proses/Kerja

Rumah Sakit Inmedika yang dibangun terdiri dari area Lantai 1,


Lantai 2, Lantai 3 dan Lantai 4. Pada area Lantai 1 terdapat area publik,
poliklinik, Radiologi, Farmasi, Unit Gawat Darurat, Laboratorium, IPSRS,
Pemulasan Jenazah, Cafetaria, Sentral Dapur, Rekam Medis dan Admisi,
Sentral Gas Medis dan Ruang Pompa, Mushola, Laundry, Gudang Logistik,
Gudang Obat, Sentral EE dan Security CCTV, Power House dan Tempat

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 48


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Pembuangan Sampah dan STP. Lantai 2 terdiri dari Area Publik, Kantor
Management, Ruang Rawat Inap. Lantai 3 terdiri dari Ruang Delivery (Ibu
Melahirkan), Ruang Rawat Inap, dan Gudang Rekam Medis. Lantai 4 terdiri
dari Area Publik, Bedah Sentral, CSSD dan ICU. Layout masing-masing
Lantai dapat dilihat pada Gambar 1.19 sampai dengan Gambar 1.22.

1.1.3.7 Layout Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah

Instalasi pengolahan air limbah Rumah Sakit Inmedika


menggunakan sistem Anaerobik Aerobik Biofilter. Pada Gambar 1.23
merupakan skematik plumbing air kotor pada Rumah Sakit Inmedika. Pada
Gambar 1.24 – Gambar 1.27 merupakan layout perpipaan air kotor pada
Rumah Sakit Inmedika. Layout lokasi instalasi pengolahan air limbah dapat
dilihat pada Gambar 1.28. Layout instalasi pengolahan air limbah dapat
dilihat pada Gambar 1.29 dan layout lokasi pemanfaatan air limbah dapat
dilihat pada Gambar 1.30.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 49


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

S
T
P

Lokasi STP/IPAL

Gambar 1.19. Layout Unit Proses/Kerja Pada Lantai 1

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 50


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Gambar 1.20. Layout Unit Proses/Kerja Pada Lantai 2

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 51


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Gambar 1.21. Layout Unit Proses/Kerja Pada Lantai 3

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 52


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Gambar 1.22. Layout Unit Proses/Kerja Pada Lantai 4

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 53


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

IPAL Anaeobik-
Aerobik Biofilter
Cap. 35 m3/day

Gambar 1.23. Skematik Plumbing Air Limbah Rumah Sakit Inmedika

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 54


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH

PEMILIK PROYEK PEKERJAAN LOKASI MENGETAHUI MENYETUJUI DIPERIKSA OLEH TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek LAYOUT AIR KOTOR,AIR BEKAS
HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, LANTAI 1 PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
DI LAPANGAN
Bali Tenaga Ahli Struktur

SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR FORMAT


Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME 1 : 250 M - DWG 7 A3

Gambar 1.24. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 1

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 55


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''
AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''
ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''
VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''
VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''
ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''
AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''
ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''
KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH

PEMILIK PROYEK PEKERJAAN LOKASI MENGETAHUI MENYETUJUI DIPERIKSA OLEH TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek LAYOUT AIR KOTOR,AIR BEKAS
HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, LANTAI 2 PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
DI LAPANGAN
Bali Tenaga Ahli Struktur

SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR FORMAT


Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME 1 : 250 M - DWG 8 A3

Gambar 1.25. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 2

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 56


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''
AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''

AK 4''
ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''
VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''
RISER AIR KOTOR 4''
RISER AIR BEKAS 4''

RISER AIR BEKAS 4''


RISER AIR KOTOR 4''
RISER VENT 1'

VENT 1/2'' VENT 1/2'' VENT 1/2'' VENT 1/2''

ABS 4'' ABS 2'' ABS 4'' ABS 2'' ABS 4'' ABS 2'' ABS 4'' ABS 2''

AK 4''

AK 4''
AK 4''

AK 4''

VENT 1/2''

VENT 1/2''

VENT 1/2''
ABS 4''

ABS 4''

ABS 4''
AK 4''

AK 4''

AK 4''
ABS 2''

ABS 2''

ABS 2''
KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH

PEMILIK PROYEK PEKERJAAN LOKASI MENGETAHUI MENYETUJUI DIPERIKSA OLEH TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek LAYOUT AIR KOTOR,AIR BEKAS
HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, LANTAI 3 PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
DI LAPANGAN
Bali Tenaga Ahli Struktur

SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR FORMAT


Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME 1 : 250 M - DWG 9 A3

Gambar 1.26. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 3

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 57


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH

PEMILIK PROYEK PEKERJAAN LOKASI MENGETAHUI MENYETUJUI DIPERIKSA OLEH TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek LAYOUT AIR KOTOR,AIR BEKAS
HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, LANTAI 4 PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
DI LAPANGAN
Bali Tenaga Ahli Struktur

SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR FORMAT


Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME 1 : 250 M - DWG 10 A3

Gambar 1.27. Layout Instalasi Pipa Air Limbah Lantai 4

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 58


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

LAYOUT LOKASI STP / IPAL RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH

Outlet Pipe to STP,


PVC 6"

3400 800
150 600 200
SECONDARY

H = 1.8 m

150

150
200

950

950

200
CLARIFIER
Venting out to
Odor Eliminator Pipe

PVC 6"
Trap and Pre Treatment Laundry,
Inlet Pipe from Toilet, Grease
200
ANAEROBIC FILTER 2

COLLECTING
H = 1.3 m
H = 2.3 m

1400

TANK

800

EQUALIZATION TANK
H = 2.3 m

2000
150
ANAEROBIC FILTER 1
H = 2.3 m

1400

150 700 150


SEDIMENTATION
7000

H = 2.3 m
TANK
150500150
SEDIMENTATION

H = 1.8 m
TANK
Inlet Pipe from Laundry,

ANAEROBIC
H = 2.8 m

1200
FILTER 1
EQUALIZATION

150
H = 1.8 m

2100
TANK

ANAEROBIC
H = 2.8 m
FILTER 2

1200
PVC 6"

150
200
1900 1500

H = 2.8 m

ANAEROBIC

1200
FILTER 3

Odor Eliminator Pipe


14000

Venting out to
Outlet Pipe to STP,

150 1000
AERATION TANK
H = 2.3 m
PVC 6"

800

150 800 150 800 150 600 150 600 150


200 800 150 800 150 800 150 800 200

H = 2.3 m

AEROBIC
FILTER 1
H = 1.3 m
TRAP 3
GREASE
Venting out to
Odor Eliminator Pipe

PVC 2"
Water Filter FRP 1865,
Outlet Pipe to Multimedia

H = 2.3 m

AEROBIC
FILTER 2
H = 1.3 m
TRAP 2
GREASE

SECONDARY INTERMEDIATE
H = 2.3 m H = 2.3 m
4050

CLARIFIER
H = 1.3 m
TRAP 1
GREASE
Inlet Pipe from kitchen,

TANK
COLLECTING

H = 1.3 m

Inlet Pipe from Multimedia


PVC 2"
Water Filter FRP 1865,
TANK
PVC 6"

FINAL TANK
H = 2.3 m

2000
1200

200

PVC 2"
Outlet Pipe STP
PEMILIK PROYEK PEKERJAAN LOKASI MENGETAHUI MENYETUJUI DIPERIKSA OLEH TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek Site Plan HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
Lokasi IPAL KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
DI LAPANGAN
Bali Tenaga Ahli Struktur

SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR FORMAT


Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME NTS M - DWG A3

Gambar 1.28. Layout Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 59


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Inlet Pipe from Toilet, Grease


Trap and Pre Treatment Laundry, Outlet Pipe STP
PVC 4" PVC 2"
Venting out to
Odor Eliminator Pipe
14000
200 2000 150 700 150 1200 150 1200 150 1200 150 1000 150 800 150 800 150 600 150 600 150 2000 200
200

950 EQUALIZATION TANK SEDIMENTATION


TANK
ANAEROBIC
FILTER 1
ANAEROBIC
FILTER 2
ANAEROBIC
FILTER 3
AEROBIC
FILTER 1
AEROBIC
FILTER 2
SECONDARY INTERMEDIATE
CLARIFIER TANK
FINAL TANK
H = 2.3 m H = 2.8 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m
H = 2.3 m H = 2.8 m H = 2.8 m H = 2.3 m
800
150
A AERATION TANK A
E

3400 800
E E E E E E
COLLECTING
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E

H = 2.3 m
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E

TANK
H = 1.3 m
150

950

200

Outlet Pipe to Multimedia Inlet Pipe from Multimedia


Water Filter FRP 1865, Water Filter FRP 1865,
PVC 2" PVC 2"

PLAN STP
NTS

Gambar 1.29 Layout Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/STP) RS Inmedika 35 CMD

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 60


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

LAYOUT PEMANFAATAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH
PIPA DISTRIBUSI PENYIRAMAN
TAP POIN PENYIRAMAN
AREA PENYIRAMAN

Outlet Pipe to STP,


PVC 4"

SECONDARY

H = 1.8 m

3400
CLARIFIER
Venting out to
Odor Eliminator Pipe

PVC 4"
Trap and Pre Treatment Laundry,
Inlet Pipe from Toilet, Grease
ANAEROBIC FILTER 2

COLLECTING
H = 1.3 m
H = 2.3 m

TANK

EQUALIZATION TANK
H = 2.3 m
ANAEROBIC FILTER 1
H = 2.3 m

SEDIMENTATION
7000

H = 2.3 m
TANK
SEDIMENTATION

H = 1.8 m
TANK
Inlet Pipe from Laundry,

ANAEROBIC
H = 2.8 m
FILTER 1
EQUALIZATION

H = 1.8 m
TANK

ANAEROBIC
H = 2.8 m
FILTER 2
PVC 4"

1900

H = 2.8 m

ANAEROBIC
FILTER 3

Odor Eliminator Pipe


14000

Venting out to
Outlet Pipe to STP,

AERATION TANK
H = 2.3 m
PVC 4"

800

H = 2.3 m

AEROBIC
FILTER 1
H = 1.3 m
TRAP 3
GREASE
Venting out to
Odor Eliminator Pipe

PVC 2"
Water Filter FRP 1865,
Outlet Pipe to Multimedia

H = 2.3 m

AEROBIC
FILTER 2
H = 1.3 m
TRAP 2
GREASE

SECONDARY INTERMEDIATE
H = 2.3 m H = 2.3 m
4050

CLARIFIER
H = 1.3 m
TRAP 1
GREASE
Inlet Pipe from kitchen,

TANK
COLLECTING

H = 1.3 m

Inlet Pipe from Multimedia


PVC 2"
Water Filter FRP 1865,
TANK
PVC 4"

FINAL TANK
H = 2.3 m
1200

PVC 2"
Outlet Pipe STP
PEKERJAAN
PEMILIK PROYEK LOKASI
Gambar 1.30. Layout Pemanfaatan AirMENYETUJUI
MENGETAHUI DIPERIKSA OLEH
Limbah Rumah Sakit Inmedika TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek Site Plan HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
Lokasi IPAL KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
DI LAPANGAN
Bali Tenaga Ahli Struktur

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR 61FORMAT
Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME NTS M - DWG A3
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

1.1.4 EFISIENSI PENGGUNAAN AIR

Efisiensi penggunaan air bersih merupakan suatu upaya dalam


menghemat atau menggunakan air bersih dengan bijak dalam kegiatan
sehari-hari baik itu kegiatan dalam kegiatan rumah tangga, rumah sakit,
hotel, maupun aktivitas lainnya. Pada kegiatan di rumah sakit bentuk
kegiatan efisiensi penggunaan air misalnya penggunaan kembali air limbah
yang sudah diolah dan digunakan kembali untuk pencucian, flush toilet, dan
juga penyiraman tanaman.
Kebutuhan air bersih perhari dapat dihitung dalam bentuk rupiah
yakni dengan mengalikan kebutuhan air per m3 dengan harga air per m3,
dengan menggunakan kembali air bersih akan sangat membantu menghemat
biaya pengeluaran air untuk kegiatan tertentu serta dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan air.
Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar, air limbah yang telah
mengalami proses pengolahan pada instalasi pengolahan air limbah akan
digunakan kembali untuk siram tanaman. Pada Tabel 1.14 berikut
merupakan estimasi jumlah penggunaan air limbah yang telah mengalami
proses pengolahan untuk penyiraman tanaman, parking area dan jalan akses
di Rumah Sakit Inmedika - Denpasar.
Pada parking area dan jalan akses di Rumah Sakit Inmedika
menggunakan grass block. Grass Block adalah bahan bangunan untuk
perkerasan jalan, area parkir, taman, dan sebagainya. Hampir sama
fungsinya dengan Paving Block. Hanya bedanya, ia memiliki rongga yang
dapat ditanami rumput. Kelebihan lainnya, hujan dengan mudah dapat
terserap ke dalam tanah. Rongga-rongga ini memungkinkan air dapat
meresap kedalam tanah menjadi lebih banyak, dibandingkan Paving Block.
Umumnya penggunaannya untuk lahan pedestrian, jalan pada taman, atau
carport rumah, halaman restoran atau perkantoran hingga jalan areal jalan
lingkungan perumahan. Ilustrasi penggunaan grass block untuk parking
area dan jalan akes di Rumah Sakit Inmedika dapat dilihat pada Gambar
1.31 berikut.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 62


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Gambar 1.31. Ilustrasi Penggunaan Grass Block yang akan digunakan di


Rumah Sakit Inmedika - Denpasar

Tabel 1.14. Penggunaan Air Limbah untuk Penyiraman Tanaman pada


Rumah Sakit Inmedika - Denpasar
KEBUTUHAN
FREKUENSI
DOSIS AIR UNTUK
LOKASI LUAS (m2) PENYIRAMAN
(L/m2) PENYIRAMAN
(kali/hari)
(m3/hari)
GARDEN 522,36 3 3 4,70
PARKING AREA 3413,896 3 3 30,73
DAN JALAN
AKSES
TOTAL 3936,256 35,43

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi penggunaan air untuk


penyiraman tersebut, didapatkan total kebutuhan air yang digunakan untuk
penyiraman yakni sebesar 35,43 m3/hari. Air limbah yang akan digunakan
untuk penyiraman tanaman dan lahan yakni 35 m3/hari. Adanya
penggunaan atau pemanfaatan kembali air limbah yang telah diproses untuk
penyiraman ini dapat mengurangi suplai air dari PDAM maupun air tanah
untuk penyiraman tanaman sejumlah 35 m3/hari. Apabila tarif dasar PDAM
Denpasar per m3 sebesar Rp 9.203,-, maka biaya yang dihemat untuk suplai
air penyiraman tanaman yakni sebesar Rp 322.105 per hari.

1.2 BAKU MUTU AIR LIMBAH


Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari
suatu usaha dan atau kegiatan. Baku mutu air limbah ini mengacu pada

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 63


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Lampiran I PerMenLHK No. 68 Tahun 2016 dan khusus parameter COD
mengacu pada Lampiran VI Peraturan Gubernur Bali No 16 Tahun 2016.
Parameter yang umum terdapat pada baku mutu air limbah,
diantaranya:
a. Zat Padat Tersuspensi
Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan
– bahan tersuspensi yang memiliki diameter > 1 µm. Zat padat tersuspensi
berasal dari pasir, lumpur dan tanah liat atau partikel yang tersuspensi
dalam air dan dapat berupa koponen hidup (abiotik) seperti fitoplankton yang
terbawa ke badan air (Tarigan, 2010). Zat padat tersuspensi merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi
sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal (Tarumingkeng, 2019).
Dampak TSS terhadap kualitas air dapat menyebabkan penurunan kualitas
air. TSS menyebabkan kekeruhan dan mengurangi cahaya yang dapat masuk
ke dalam air sehingga manfaat air dapat berkurang, dan organisme yang
butuh cahaya akan mati. Kematian organisme ini akan mengganggu
ekosistem akuatik. Apabila jumlah materi tersuspensi ini akan mengendap,
maka pembentukan lumpur dapat sangat mengganggu aliran dalam saluran
air.

b. Zat Padat Terlarut


Kelarutan zat padat terlarut dalam air atau disebut sebagai Total
Dissolved Solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, senyawa
dan koloid dalam air (Situmorang, 2007). Padatan total terlarut adalah bahan
bahan terlarut diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm)
yang berupa senyawa kimia dan bahan – bahan lain yang tidak tersaring pada
kertas saring berdiameter 0,45µm. Total padatan terlarut terdiri dari bahan
organic, garam organic dan gas terlarut. Apabila terjadi peningkatan total
padatan terlarut akan menyebabkan terjadinya peningkatan pada kesadahan
air.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 64


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
c. pH
pH merupakan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan atau cairan yang
menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air limbah. Perubahan
konsentrasi pH dalam suatu cairan sangat berpengaruh terhadap proses
fisika, kimia, maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Skala
pH Berkisar antara 1 - 14. Kisaran nilai pH 1 – 7 termasuk asam dan pH 7
netral (Ningrum, 2008).

d. Amonia
Amonia adalah gas tajam yang tidak berwarna dengan titik didih -33,5oC
cairannya mempunyai panas penguapan yang bebas yaitu 1,37 kj/g pada
titik didihnya yang dapat ditangani dengan peralatan laboratorium yang
biasa (Cotton danWilkinson, 1989 dalam Panjaitan R, 2019). Amoniak (NH3)
dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion amonium adalah
bentuk transisi dari amoniak. Sumber amonia diperairan adalah pemecahan
nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat
didalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organik
(tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) oleh mikroba jamur. Tinja dari
biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga banyak
mengeluarkan amonia (Panjaitan R, 2019). Sumber amonia yang lain adalah
reduksi gas nitogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah
industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam mineral masuk kebadan
air melalui erosi tanah. Di perairan alami, pada suhu dan tekanan normal
amonia berada dalam bentu gas dan membentuk keseimbangan dengan gas
amonium (Panjaitan R, 2019). Kesetimbangan antara gas amoniak dan gas
amonium ditunjukkan dalam persamaan reaksi :
NH3 + H2O NH4+ + OH-
Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk kompleks dengan
beberapa ion logam, amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan
tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia yang
terukur diperairan berupa amonia total (NH3 dan NH4+). Amonia bebas tidak
dapat terionisasi, sedangkan amonium (NH4+) dapat terionisasi dalam
(Panjaitan R, 2019).

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 65


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi karena
tekanan parsial ammonia dalam larutan meningkat dengan semakin
meningkatnya pH. Hilangnya amonia ke atmosfer juga dapat meningkat
dengan meningkatnya kecepatan angin dan suhu. Amonia yang terukur di
perairan berupa amonia total (NH3 dan NH4+). Ammonia bebas tidak dapat
terionisasi. Presentase ammonia bebas meningkat dengan meningkatnya pH
di perairan. Pada pH 7 atau kurang, sebagian amonia akan mengalami
ionisasi. Sebaliknya, pada pH lebih besar dari 7, ammonia tidak terionisasi
yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah yang banyak (Panjaitan R, 2019).

e. BOD
Biochemical oxygen demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi
karbondioksida dalam air (Effendi, 2003). Angka BOD menunjukkan jumlah
oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme pada waktu melakukan
penguraian bahan organik. Proses pengurian memerlukan oksigen yang
cukup, apabila oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup, maka proses
penguraian bahan organik berlangsung dalam suasana aerobik sampai
keseluruhan bahan organik terdegradasi atau terkonsumsi. BOD5 adalah
ukuran banyaknya oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme
dalam 5 hari dengan suhu 200 C (Zaher & Hammam, 2014). Untuk
melakukan pengukuran BOD5 dapat dilakukan dengan melakukan inkubasi
sampel air dan mengoksidasi air selama 5 hari dengan suhu 200 C, kemudian
setelah 5 hari diamati lalu dibandingkan dengan kandungan oksigen dalam
air sebelum dan sesudah inkubasi (Fardiaz, 1992).

f. COD
Chemical oxygen demand (COD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan
agar limbah organik dapat teroksidasi melalui rekasi kimia. Limbah organik
akan teroksidasi oleh kalioum bichromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen
menjadi CO2 dan H2O serta sejumlah ion chrom. Nilai COD merupakan
ukuran untuk menentukan tingkat pencemaran oleh bahan organik.
Menurut Sperlling (2017) pengukuran COD Memerlukan waktu yang singkat

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 66


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
yaitu sekitar dua hinga tiga jam sehingga COD menjadi salah satu parameter
dengan respon yang cepat dibandingkan dengan BOD, namun tidak melihat
respon penguraian bahan organik oleh mikroorganisme dalam air.

g. Minyak Lemak
Minyak dan lemak merupakan senyawa organik yang berasal dari alam
dan tidak dapat larut di dalam air namun dapat larut dalam pelarut organik
non-polar. Minyak dan lemak dapat larut karena memiliki polaritas yang
sama dengan pelarut organi non-polar, contohnya adalah dietil eter
(C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), dan benzena (Herlina and Ginting, 2002).
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota golongan lipid yaitu
merupakan lipid netral (Ketaren, 1986 dalam Maharani, 2017). Berdasarkan
sifat fisiknya, minyak dan lemak merupakan senyawa yang tak larut dalam
air yang diestrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang
kepolarannya lemah atau pelarut non polar (Ngili, 2009). Minyak dan lemak
merupakan campuran lipid yang terdiri dari triacylglycerols 95% dan sisanya
adalah diacylglycerols, monoacylglycerols dan free fatty acids (FFA)
(Gunstone, 2004 dalam Maharani, 2017). Minyak memiliki struktur ester,
sedangkan lemak memiliki struktur asam karboksilat dengan rantai
hidrokarbon yang berkisar mulai dari 4 hingga 36 C4 – C36. Minyak banyak
mengandung ikatan rangkap sedangkan lemak banyak mengandung ikatan
tunggal (Nelson and Cox, 2005 dalam Maharani, 2017) Karakteristik fisik
minyak dan lemak dapat dilihat berdasarkan (Gunstone, 2004, 2008 dalam
Maharani, 2017):
Minyak dan lemak dapat berbahaya bagi lingkungan apabila melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan. Minyak dan lemak yang terdapat di
perairan akan berada di lapisan permukaan karena memiliki massa jenis
yang lebih rendah dari air. Lapisan minyak dan lemak yang terakumulasi
akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air sehingga
tumbuhan air tidak mampu melakukan fotosintesis. Selain itu, minyak dan
lemak mampu mengikat oksigen yang dibutuhkan biota air untuk respirasi.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 67


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Penurunan estetika ekosistem perairan juga akan terjadi apabila ada
pencemaran minyak dan lemak (Maharani, 2017).

h. Coliform
Bakteri patogen yang menjadi indikator kondisi lingkungan adalah
bakteri Coliform yang menunjukkan sumber utama pencemaran berasal dari
limbah rumah tangga. Mikroorganisme yang pada umumnya terdapat pada
limbah domestik dalam jumlah banyak yaitu bakteri kelompok Coliform
(Wahyuni, 2015). Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena
densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini
dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit.
Bakteri Coliform dapat ditemukan di dalam air, tanah, bahkan tanaman.
Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada
patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Waluyo, 2016).
Bakteri Coliform digolongkan menjadi 2 grup yaitu Coliform fecal, contohnya
Escherichia coli, dan Coliform non-fecal, contohnya Enterobacter aerogenes
dan Klebsiella sp. Coliform fecal berasal dari tinja manusia atau hewan
berdarah panas, sedangkan Coliform non-fecal ditemukan pada hewan atau
tanaman-tanaman yang telah mati (Rahmawati et al., 2018). Mikroba yang
paling berbahaya adalah mikroba yang berasal dari feses yaitu bakteri
Escherichia coli. Mikroba yang berasal dari air yang tercemar dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia.

i. MBAS (Methylen Blue Active Surfactant )


MBAS adalah metode Analisa kadar deterjen dalam air dengan cara
menambahkan metilen biru yang diberikan surfaktan dan di analisis dengan
spektofotometer UV – Vis.

j. Fosfat
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat dan fosfat organik. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam
bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air.
Fosfat terlarut adalah salah satu bahan nutrisi yang menstimulasi

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 68


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
pertumbuhan yang sangat luar biasa pada alga dan rumput-rumputan
dalam danau, estuaria, dan sungai berair tenang. Batas konsentrasi fosfat
terlarut yang diijinkan adalah 10 mg/L.

Baku mutu air limbah pada Rumah Sakit Inmedika termasuk dalam
baku mutu air limbah kegiatan domestik. Baku mutu air limbah kegiatan
domestik yang akan disalurkan ke badan air permukaan ini mengacu pada
Lampiran I PerMenLHK No. 68 Tahun 2016. Parameter pH dengan nilai 6-9,
parameter BOD dengan kadar maksimum 30 mg/L, parameter TSS dengan
kadar maksimum 30 mg/L, dan minyak dan lemak dengan kadar maksimum
5 mg/L, ammonia nitrogen dengan kadar maksimum 10 mg/L dan Total
Coliform dengan kadar maksimum nilai 3000. Khusus untuk parameter COD
mengacu pada Lampiran VI Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016
yakni parameter COD dengan kadar maksimum 80 mg/L. Baku mutu lainnya
seperti suhu, senyawa aktif ditambahkan untuk akreditasi rumah sakit
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan juga
tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016.
Parameter suhu dengan kadar maksimum Suhu Udara + 3 oC dan Senyawa
Aktif Biru Metilen dengan kadar maksimum 10 mg/L. Phospat dengan kadar
maksimum 10 mg/L. Untuk lebih jelasnya, baku mutu air limbah bagi
kegiatan domestik dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 1.15. Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
Suhu oC Suhu Udara + 3 oC
TSS mg/L 30
BOD mg/L 30
COD mg/L 80
Senyawa Aktif Biru Metilen mg/L 10
(MBAS)
Minyak dan Lemak mg/L 5
Ammonia Nitrogen mg/L 10
Phosphat mg/L 10

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 69


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Parameter Satuan Kadar Maksimum
Total Coliform Jumlah / 100 mL 3000
Sumber:
1. Lampiran I PerMenLHK No. 68 Tahun 2016
2. Lampiran VI Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016

1.3 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pada bagian ini akan dijelaskan rencana pengelolaan lingkungan yang


dilakukan pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar. Rencana pengelolaan
lingkuangan tersebut terdiri dari instalasi pengolahan air limbah serta
pengelolaan lumpur dan gas yang dihasilkan dari pengolahan air limbah
tersebut.
1.3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) merujuk pada seperangkat
struktur, teknik, dan peralatan yang dibuat untuk memproses serta
mengelola limbah sehingga limbah tersebut bisa dibuang ke lingkungan
tanpa dampak merugikan. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater
treatment plant, WWTP), juga dapat diartikan sebagai sebuah struktur yang
dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga
memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
IPAL memiliki manfaat untuk semua komponen yang ada di area
instalasi. Bukan hanya berguna untuk manusia, bangunan, tetapi juga
untuk makhluk hidup lain yang tinggal di kawasan tersebut. Ada beberapa
manfaat IPAL, yaitu:
• Mengelola limbah terutama yang mengandung zat kimia atau racun
berbahaya agar ketika dibuang tidak mencemari sekitarnya
• Mengelola cairan limbah baik industri maupun domestik agar dapat
digunakan kembali
• Melindungi ekosistem dan makhluk hidup yang tinggal di sungai atau
saluran pembuangan lainnya

1.3.1.1 Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah


Berdasarkan hasil perhitungan neraca air, total kebutuhan air
bersih yang diperlukan mencapai 31,580 m3/hari dan kebutuhan air
maksimal per hari sebesar 34,738 m3/hari. Debit air limbah rata-rata yang

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 70


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dihasilkan per hari yakni sebesar 30,001 m3/hari, dengan menambahkan
debit yang dihasilkan dari bahan penolong, dihasilkan debit air limbah total
sebesar 30,061 m3/hari. Untuk menghitung kapasitas instalasi pengolahan
air limbah, maka digunakan Qmaks harian (dikalikan faktor 1,1). Sehingga
total Qmax sebesar 34,570 m3/hari, dan untuk kapasitas instalasi
pengolahan air limbah yang terdapat pada Rumah Sakit Inmedika dibulatkan
menjadi 35 m3/hari. Berikut merupakan hasil perhitungan kapasitas
instalasi pengolahan air limbah.

Tabel 1.16 Hasil Perhitungan Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah


FAKTOR
DEBIT AIR DEBIT AIR
KEBUTUHAN AIR KEBUTUHAN KEBUTUHAN AIR EVAPORASI, DEBIT AIR BAHAN
JUMLAH LIMBAH LIMBAH
NO JENIS KEGIATAN JUMLAH (UNIT) (L/ORANG.UNIT. AIR TOTAL MAKSIMAL KEBOCORAN, LIMBAH PENOLONG
(ORANG/UNIT) TOTAL MAKS
HARI) (M3/HARI) (M3/HARI) DLL. (M3/HARI) (M3/HARI)
(M3/HARI) (M3/HARI)
(M3/HARI)
f=c xd xe
a b c d e g = f x 1,1 h = f x 5% i = f - viii x xi = ix + x xii = xi * 1,1
/1000
A KEGIATAN UTAMA
1 DAPUR * 1 180 20 3,6 3,96 0,18 3,42 0,008 3,428 3,942
2 POLIKLINIK 12 50 5 3 3,3 0,15 2,85 0,027 2,877 3,309
3 PERKANTORAN 1 50 30 1,5 1,65 0,075 1,425 0,002 1,427 1,641
4 R.OPERASI 2 6 40 0,48 0,528 0,024 0,456 0,001 0,457 0,526
5 R. PERAWATAN 60 1 200 12 13,2 0,6 11,4 0,006 11,406 13,117
6 LABORATORIUM 1 100 30 3 3,3 0,15 2,85 0,008 2,858 3,286
B KEGIATAN PENUNJANG
1 CAFETARIA 1 100 20 2 2,2 0,1 1,9 0,005 1,905 2,190
2 LAUNDRY 1 60 100 6 6,6 0,3 5,7 0,003 5,703 6,559
TOTAL 31,580 34,738 1,579 30,001 0,060 30,061 34,570

1.3.1.2 Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah

Teknologi sistem pengolahan air limbah yang terdapat pada Rumah


Sakit Inmedika yakni dengan menggunakan sistem anaerobik-aerobik
biofilter. Pengolahan air limbah dengan sistem biofilter atau biofilm
dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor yang diisi
dengan media yang mempunyai luas permukaan yang besar dimana film
mikrobiologis (biofilm) melekat di permukaan media tersebut. Air limbah di
dalam reaktor dikontakkan dengan biofilm yang akan menguraikan polutan
yang ada di dalam air limbah tersebut.
Di dalam reaktor sistem biofilter, mikroorganisme tumbuh melapisi
keseluruhan permukaan media. Pada saat operasi, air yang mengandung
senyawa polutan mengalir melalui celah media dan kontak langsung dengan
lapisan massa mikroba (biofilm). Mikroorganisme yang menempel pada
permukaan media merupakan grup yang sama dengan organisme yang ada
di dalam sistem lumpur aktif. Sebagian besar adalah organisme heterotropik

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 71


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dengan bakteri fakultatif sebagai organisme yang utama.
Biofilm yang terbentuk pada lapisan atas media dinamakan zoogleal
film, yang terdiri dari bakteri, fungi, alga, protozoa (Biiton 1994). Fungi dan
protozoa banyak terdapat pada permukaan media bagian dalam, sedangkan
alga banyak terdapat pada permukaan media pada bagian atas trickling filter
dimana bagian tersebut terkena sinar matahari. Metcalf dan Eddy (1991)
mengatakan bahwa sel bakterilah yang paling berperan dan banyak dipakai
secara luas di dalam proses pengolahan air limbah, sehingga struktur sel
mikroorganisme lainnya dapat dianggap sama dengan bakteri. Binatang –
binatang kecil seperti rotifera, cacing, larva serang, serta siput kecil juga
sering ditemukan pada sistem biakan melekat. Organisme penitrifikasi
(nitrifying organism) dapat ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak
hanya bila air limbah mengandung konsentrasi organik yang rendah.
Proses yang terjadi pada pembentukan biofilm pada air limbah sama
dengan yang terjadi di lingkungan alami. Mikroorganisme yang ada pada
biofilm akan mendegradasi senyawa organik yang ada di dalam air.
Lapisan biofilm yang semakin tebal akan mengakibatkan berkurangnya
difusi oksigen ke lapisan biofilm yang di bawahnya hal ini mengakibatkan
terciptanya lingkungan anaerob pada lapisan biofilm bagian atas (Metcalf and
Eddy, 1991).
Pertumbuhan mikroorganisme akan terus berlangsung pada slime
yang sudah terbentuk sehingga ketebalan slime bertambah. Difusi makanan
dan O2 akan berlangsung sampai ketebalan maksimum. Pada kondisi ini,
makanan dan O2 tidak mampu lagi mencapai permukaan padat atau bagian
terjauh dari fase cair. Hal ini menyebabkan lapisan biomassa akan terbagi
menjadi dua bagian, yaitu lapisan aerob dan lapisan anaerob. Jika lapisan
biofilm bertambah tebal maka daya lekat mikroorganisme terhadap media
penyangga tidak akan kuat menahan gaya berat lapisan biofilm dan akan
terjadi pengelupasan lapisan biomassa. Koloni mikroorganisme yang baru
sebagai proses pembentukan lapisan biofilm akan terbentuk pada bagian
yang terkelupas ini. Pengelupasan dapat juga terjadi karena pengikisan
berlebihan cairan yang mengalir melalui biofilm. Senyawa polutan yang ada
di dalam air limbah misalnya senyawa organik (BOD, COD), amoniak,

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 72


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
phospor dan lainnya akan terdifusi ke dalam lapisan atau film biologis yang
melekat pada permukaan medium. Pada saat yang bersamaan dengan
menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air limbah senyawa polutan
tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di dalam lapisan
biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah menjadi biomasa. Suplai
oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya
dengan cara kontak dengan udara luar dengan aliran balik udara, atau
dengan menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi (Viessman and
Hamer, 1985 ; Hikami, 1992).
Jika lapisan mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar
lapisan mikrobiologis akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada
bagian dalam biofilm yang melekat pada medium akan berada dalam kondisi
anaerobik. Pada kondisi anaerobik akan terbentuk gas H2S, dan jika
konsentrasi oksigen terlarut cukup besar maka gas H2S yang terbentuk
tersebut akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri sulfat yang ada di
dalam biofilm. Selain itu pada zona aerobik nitrogen–amoniak akan diubah
menjadi nitrit dan nitrat dan selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang
terbentuk mengalami proses denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Oleh karena
di dalam sistem bioflilm terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang
bersamaan maka dengan sistem tersebut maka proses penghilangan
senyawa nitrogen menjadi lebih mudah.
Pada proses aerobik efisiensi akan menurun dengan bertambahnya
ketebalan lapisan bofilm dan semakin tebalnya lapisan anaerob. Walaupun
lapisan biomassa mempunyai ketebalan beberapa milimeter tetapi hanya
lapisan luar setebal 0,05-0,15 mm yang merupakan lapisan aerob. Hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menegaskan bahwa
penghilangan substrat oleh lapisan mikroba akan bertambah secara linier
dengan bertambahnya ketebalan film sampai dengan ketebalan maksimum,
dan penghilangan tetap konstan dengan bertambahnya ketebalan lebih
lanjut (Winkler,1981). Ketebalan lapisan aerob diperkirakan antara 0,06 – 2
mm, sedangkan ketebalan kritis berkisar antara 0,07 – 0,15 mm yang
tergantung pada konsentrasi substrat (Winkler, 1981).

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 73


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Fenomena modeling biofilm umumnya diasumsikan sebagai biofilm
homogen dengan ketebalan dan kerapatan masa mikro-organisme yang
homogen dan konstan. Hal ini di dalam kenyataanya tidak selalu demikian
(Christensen,1988). Sampai saat sedikit sekali informasi tentang faktor yang
dapat mempengaruhi bentuk biofilm seperti kerapatan dari biomasa. Sampai
saat ini kemampuan untuk memperkirakan ketebalan biofilm adalah masih
sangat terbatas. Sebagai konsekuensinya kontrol ketebalan dalam reaktor
biofilm masih berdasarkan pada penelitian murni secara empiris (Arvin and
Harremoes, 1990).
Proses tersebut dapat dilakukan dalam kondisi aerobik, anaerobik
atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses aerobik dilakukan dengan
kondisi adanya oksigen terlarut di dalam reaktor air limbah, dan proses
anaerobik dilakukan dengan tanpa adanya oksigen dalam reaktor air limbah.
Sedangkan proses kombinasi anaerob-aerob adalah merupakan gabungan
proses anaerobik dan proses aerobik. Proses ini biasanya digunakan untuk
menghilangkan kandungan nitrogen di dalam air limbah. Pada kondisi
aerobik terjadi proses nitrifikasi yakni nitrogen ammonium diubah menjadi
nitrat (NH4 + -> NO3) dan pada kondisi anaerobik terjadi proses denitrifikasi
yakni nitrat yang terbentuk diubah menjadi gas nitrogen (NO3 ->N2).
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter
tercelup dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor
biologis yang di dalamnya diisi dengan media penyangga untuk
pengembangbiakan mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Untuk proses
anaerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau oksigen. Posisi media
biofilter tercelup di bawah permukaan air. Arvin dan Harremoes (1990) telah
mengembangkan model reaksi biokimia (reaksi redoks) yang terjadi di dalam
biofilm sebagai fungsi beban substrat. Di dalam lapisan biofilm tersebut
terdapat empat zona atau lapisan yang menggambarkan kondisi reaksi
redoks yang ada di dalam biofilm, yaitu zona aerobik, zona micro-aerophilic,
zona fakultatif anaerobik serta zona anaerobik.
Lapisan yang paling luar adalah zona aerobik dimana terjadi reaksi
oksidasi heterotrofik terhadap zat organik, reaksi nitrifikasi dan oksidasi
sulfida. Dibawah lapisan aerobik terdapat lapisan atau zona micro-aerophilic

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 74


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dimana terjadi reaksi denitrifikasi dan reaksi fermentasi zat organik. Di
bawah lapisan micro-aerophilic terdapat zona atau lapisan fakultatif
anaerobik dimana di dalam zona tersebut terjadi reaksi reduksi sulfat dan
reaksi fermentasi organik. Lapisan yang paling bawah yang berbatasan
dengan media penyangga adalah zona anaerobik dimana terjadi reaksi
fermentasi zat organik dan reaksi metanogenesis.
Di dalam tiap lapisan biofilm tersebut terdapat beberapa grup
mikroorganisme yang berbeda tergantung dari tingkat kompetisi
pertumbuhannya di dalam lapisan biofilm. Selain itu ketebalan lapisan
biofilm serta kondisi di dalam lapisan biofilm tergantung dari konsentrasi
substrat yang ada di dalam air. Untuk konsentrasi substrat yang rendah
misalnya konsentrasi zat organik rendah, maka ketebalan lapisan biofilm
pada permukaan media sangat tipis dan zona yang ada di dalam biofilm
hanya terdapat zona aerobik dan reaksi yang terjadi didominasi oleh reaksi
nitrifikasi. Walaupun prosesnya secara aerobik, ketebalan lapisan atau zona
aerobik di dalam biofilm hanya sekitar 0,1 – 0,2 mm (Viessman and Hamer,
1985).
Senyawa polutan yang ada di dalam air limbah, misalnya senyawa
organik (BOD, COD), amoniak, fosfor dan lainnya akan terdifusi ke dalam
lapisan atau film biologis yang melekat pada permukaan medium. Pada saat
yang bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air
limbah, senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang
ada di dalam lapisan biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah menjadi
biomasa. Suplai oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan
beberapa cara misalnya pada sistem biofilter, yakni dengan cara
menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi.
Jika lapisan mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar
lapisan mikrobiologis akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada
bagian dalam biofilm yang melekat pada medium akan berada dalam kondisi
anaerobik. Pada kondisi anaerobik akan terbentuk gas H2S, dan jika
konsentrasi oksigen terlarut cukup besar, maka gas H2S yang terbentuk
tersebut akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri sulfat yang ada di
dalam biofilm.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 75


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Selain itu, pada zona aerobik amonium akan diubah menjadi nitrit
dan nitrat dan selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang terbentuk
mengalami proses denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Karena di dalam sistem
biofilm terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang bersamaan,
maka dengan sistem tersebut proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi
lebih mudah.
Posisi media biofilter tercelup di bawah permukaan air. Media
biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa bahan material organik
atau bahan material anorganik. Untuk media biofilter dari bahan organik
misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur
(random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan lain-lain.
Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split),
kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara (kokas) dan lainnya.
Beberapa cara yang sering digunakan antara lain aerasi samping,
aerasi tengah (pusat), aerasi merata seluruh permukaan, aerasi eksternal,
aerasi dengan “airlift pump”, dan aerasi dengan sistem mekanik. Masing-
masing cara mempunyai keuntungan dan kekurangan. Sistem aerasi juga
tergantung dari jenis media maupun efisiensi yang diharapkan. Penyerapan
oksigen dapat terjadi disebabkan terutama karena aliran sirkulasi atau
aliran putar kecuali pada sistem aerasi merata seluruh permukaan
media (Hikami,1992).
Di dalam proses biofilter dengan sistem aerasi merata, lapisan
mikroorganisme yang melekat pada permukaan media mudah terlepas,
sehingga seringkali proses menjadi tidak stabil. Tetapi di dalam sistem aerasi
melalui aliran putar, kemampuan penyerapan oksigen hampir sama
dengan sistem aerasi dengan menggunakan diffuser, oleh karena itu untuk
penambahan jumlah beban yang besar sulit dilakukan. Berdasarkan hal
tersebut di atas belakangan ini penggunaan sistem aerasi merata banyak
dilakukan karena mempunyai kemampuan penyerapan oksigen yang besar.
Jika kemampuan penyerapan oksigen besar maka dapat digunakan
untuk mengolah air limbah dengan beban organik (organic loading) yang
besar pula. Oleh karena itu diperlukan juga media biofilter yang dapat
melekatkan mikroorganisme dalam jumlah yang besar. Biasanya untuk

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 76


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
media biofilter dari bahan anorganik, semakin kecil diameternya luas
permukaannya semakin besar, sehingga jumlah mikroorganisme yang dapat
dibiakkan juga menjadi besar pula.
Jika sistem aliran dilakukan dari atas ke bawah (down flow) maka
sedikit banyak terjadi efek filtrasi sehingga terjadi proses penumpukan
lumpur organik pada bagian atas media yang dapat mengakibatkan
penyumbatan. Oleh karena itu perlu proses pencucian secukupnya. Jika
terjadi penyumbatan maka dapat terjadi aliran singkat (short pass) dan juga
terjadi penurunan jumlah aliran sehingga kapasitas pengolahan dapat
menurun secara drastis.
Pengolahan air limbah dengan proses Biofilter Anaerob-Aerob adalah
proses pengolahan air limbah dengan cara menggabungkan proses biofilter
anaerob dan proses biofilter anaerob. Dengan menggunakan proses biofilter
anaerob, polutan organik yang ada di dalam air limbah akan terurai menjadi
gas karbon dioksida dan methan tanpa menggunakan energi (blower udara),
tetapi amoniak dan gas hidrogen sulfida (H2S) tidak hilang.
Oleh karena itu jika hanya menggunakan proses biofilter anaerob
saja hanya dapat menurunkan polutan organik (BOD, COD) dan padatan
tersuspensi (TSS). Agar supaya hasil air olahan dapat memenuhi baku mutu
maka air olahan dari proses biofilter anaerob selanjutnya diproses
menggunakan biofilter aerob. Dengan proses biofilter aerob polutan organik
yang masih tersisa akan terurai menjadi gas karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O), amoniak akan teroksidasi menjadi nitrit selanjutnya akan menjadi
nitrat, sedangkan gas H2S akan diubah menjadi sulfat. Dengan
menggunakan proses biofilter anaerob-aerob maka akan dapat dihasilkan air
olahan dengan kualitas yang baik dengan menggunakan konsumsi energi
yang lebih rendah.
Proses dengan biofilter “anaerob-aerob” ini mempunyai beberapa
keuntungan antara lain :
• Adanya air buangan yang melalui media penyangga yang terdapat pada
biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan mikroorganisme yang
menyelimuti permukaan media atau yang disebut juga biological film. Air
limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 77


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami
proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas
kontak antara air limbah dengan mikro- organisme yang menempel pada
permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka
efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar.
Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD,
cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau
suspended solids (SS) , detergen (MBAS), ammonium dan posphor.
• Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui
media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended
solids dan bakteri e-coli setelah melalui filter ini akan berkurang
konsentrasinya. Efisiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan
adanya biofilter upflow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari
bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada
air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan
mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerob ini
sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia
serta kebutuhan energinya sangat kecil. Proses ini cocok digunakan
untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar
• Dengan kombinasi proses “anaerob-aerob”, efisiensi penghilangan
senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan proses
anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob,
senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikroorganisme
akan keluar sebagai akibat hidrolisa senyawa phospor. Sedangkan
energi yang dihasilkan digunakan untuk

Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter


anaerob-aerob antara lain yakni :
• Perawatannya sangat mudah.
• Biaya operasinya rendah.
• Jumlah lumpur yang dihasilkan relatif lebih sedikit bila dibandingkan
dengan proses lumpur aktif.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 78


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
• Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan
eutrofikasi.
• Kebutuhan energi lebih kecil.
• Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup
besar.
• Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

1.3.1.3 Unit Proses atau Unit Operasi

Pengolahan air limbah pada Rumah Sakit menggunakan sistem


Anaerobic-Aerobic Biofilter. Unit IPAL akan dibuat berupa bak-bak yang
dibentuk persegi panjang dan terbuat dari beton. Bak-bak IPAL tersebut
dibuat kedap air untuk mencegah terjadinya pencemaran. Diagram alur
pengolahan air limbah rumah sakit dengan sistem Anaerobik-Aerobik
Biofilter dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pre-treatment
Laundry

Collecting Equalization Sedimentation


Grease Tap
Tank Tank Tank

Seondary Anaerobic
Aerobic Filter Aeration Tank
Clarifier Filter

Intermediate Multimedia UV
Final Tank
Tank Water Filter Sterilisation

Gambar 1.32. Diagram Alur Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan
Sistem Anaerobik - Aerobik Biofilter

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 79


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
a. Grease Trap
Grease Trap adalah alat perangkap grease (lemak) atau minyak. Alat ini
membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak
menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa
tersumbat. Lemak yang terbentuk pada grease trap ini akan diangkat secara
manual, ditampung pada drum plastik dan dikerjasamakan dengan pihak
ketiga. Bangunan grease trap ini berupa bak berbentuk persegi panjang yang
terbuat dari beton dan kedap air, bangunan ini terdapat pada area dekat
dengan dapur sentral rumah sakit. Peruntukkan grease trap ini untuk
menjebak lemak dan minyak yang berasal dari dapur sentral rumah sakit
dan cafetaria. Debit alir limbah untuk desain grease trap ini dengan
menjumlahkan debit air limbah maksimal pada cafetaria dan dapur sentral,
sehingga debit air limbah yang digunakan untuk desain yakni 7 m3/day.
Kriteria Desain :
HRT = > 140 menit

Perhitungan Desain :
Debit Air Limbah 7 m3/hari
=
Maksimum (Q Maks)
= 0,583 m3/jam
= 9,72 L/menit
HRT = 140 menit
Volume Bak = Debit x HRT
= 1,361 m3
Kedalaman Air = 1 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 1,361 m2
Lebar = 0,8 m
Panjang = Luas : Lebar
= 1,701 m
= 1,8 m

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 80


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Volume Efektif = 1,44 m3
Jumlah Kompartemen = 3 buah
Panjang Satu = Volume Efektif : Jumlah Kompartemen
Kompartemen
= 0,6 m
= 0,8 m
Freeboard = 0,3 m
Volume Efektif = Panjang Satu Kompartemen x Jumlah
Kompartemen x Lebar x Kedalaman
= 1,92 m3
HRT Cek = Volume Efektif : Debit Air Limbah Maks
= 197,48 menit OK !!

Panjang kompartemen pada bak grease trap ini hasil perhitungan


panjang satu kompartemen yaitu 0,6 m dirubah menjadi 0,8 m untuk
diterapkan di lapangan. Hal ini dipertimbangkan mudah saat
pembersihan/pengangkatan lemaknya.

b. Pre - Treatment Laundry


Pada Rumah Sakit Inmedika ini terdapat aktivitas atau kegiatan
laundry, oleh karena itu perlu dibuatkan pre-treatment laundry sebelum air
limbah di alirkan menuju STP / IPAL. Pre-treatment Laundry berupa bak
berbentuk persegi panjang yang terbuat dari beton dan kedap air. Pada
limbah cair laundry terdapat zat kimia seperti surfaktan, builder, dan bahan
adiktif. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang tidak ramah
lingkungan. Bahan aktif yang banyak terkandung pada limbah cair deterjen
salah satunya adalah fosfat dan MBAS (Methylen Blue Active Substance).
Kadar fosfat yang terdapat di dalam limbah cair laundry memiliki
konsentrasi yang sangat tinggi melebihi batas baku mutu air limbah yaitu
mencapai 253,03 mg/L (Puspitahati, 2012). Namun bila keberadaan unsur
fosfat berlebihan di suatu perairan akan mengakibatkan terjadinya proses
eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan ledakan (blooming) pertumbuhan
tanaman air dan zooplankton dalam perairan sehingga menyebabkan air

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 81


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
menjadi keruh dan berbau, akibat dari pembusukan tumbuhan (Widiyanti,
2011).
Selain fosfat limbah cair laundry juga mengandung kandungan MBAS
(surfaktan) yang dapat membahayakan lingkungan perairan. Keberadaan
deterjen dalam suatu badan air dapat merusak organ pernapasan ikan.
Kerusakan organ pernapasan ikan ini menyebabkan toleransi ikan terhadap
badan air yang kandungan oksigen terlarut rendah menjadi menurun.
Keberadaan busa-busa di permukaan air diduga menyebabkan menurunnya
oksigen terlarut dalamair tidak bisa bertambah karena hubungan dengan
udara bebas terhambat. Dengan demikian organisme dalam badan air akan
mati bukan karena keracunan namun karena kombinasi kerusakan organ
pernapasan dan kekurangan oksigen. Selain merusak insang dan organ
pernapasan ikan yang pada gilirannya dapat menyebabkan kematian ikan
tersebut (Tugiyono,2009).
Salah satu upaya untuk menurunkan polutan yang terdapat pada
limbah cair laundry yaitu dengan cara melakukan pengolahan secara biologis
melalui pemanfaatan biofilter. Sistem biofilter merupakan suatu sistem
pengolahan limbah secara biologis yang memanfaatkan peranan
mikroorganisme (bakteri) yang melekat pada media-media yang terdapat
pada reaktor biofilter untuk mendegradasi polutan yang terkandung di dalam
limbah cair laundry (Waluyo, 2005).
Pada pre-treatment laundry di RS Inmedika menggunakan sistem
Anaerobik Biofilter, sistem ini bagus untuk digunakan pengolahan awal dari
air limbah Laundry. Berdasarkan penelitian Saputra,dkk. (2018), sistem
anaerobik filter mampu mereduksi parameter MBAS air limbah laundry
dengan efisiensi removal 60,96% dan mereduksi parameter fosfat air limbah
laundry dengan efisiensi removal 64,94%. Pre-treatment laundry di RS
Inmedika yakni sebagai berikut.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 82


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Limbah Equalization Sedimentation


Laundry Tank Tank

IPAL RS Secondary Anaerobic


Inmedika Clarifier Filter

Gambar 1.33. Diagram Alur Pengolahan Air Limbah Laundry dengan Sistem
Anaerobik Biofilter

Berdasarkan hasil perhitungan air limbah pada neraca air, sehingga debit air
limbah yang digunakan untuk desain yakni 7 m3/day.
Ø Equalization Tank
Bak ini berfungsi untuk menampung air sebelum dilakukan pengolahan
lebih lanjut. Bak Ekualisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar
yang mudah mengendap yang terkandung dalam air baku, seperti pasir atau
dapat juga disebut partikel diskret. Penggunaan unit Ekualisasi selalu
ditempatkan pada awal proses pengolahan air, sehingga dapat dicapai
penurunan kekeruhan. Bak ekualisasi berupa bak berbentuk persegi
panjang yang terbuat dari beton dan kedap air.
Bak ekualisasi adalah bak sederhana yang digunakan untuk mencapai
aliran yang konstan yang nantinya dipergunakan untuk pengolahan
selanjutnya. Bak Ekualisasi juga dipegunakan untuk meredakan aliran
puncak dan beban organik di air limbah (Metcalf and Eddy, 2004).
Kriteria Desain :
HRT = 4 - 8 jam

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 83


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Perhitungan Desain :
Debit Air Limbah 7 m3/hari
=
Maksimum (Q)
HRT = 8 jam
Volume Bak = Debit x HRT
= 4,667 m3
Kedalaman Air = 1,5 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 3,11 m2
Lebar = 1,5 m
Panjang = Luas : Lebar
= 2,07 m
= 2,1 m

Volume efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman


= 4,725 m3
HRT Cek = Volume Efektif : Debit Air Limbah Maks
= 8,1 jam OK !!

Ø Sendimentation Tank
Sedimentasi (sendimentation) adalah proses membiarkan materi
tersuspensi mengendap karena gravitasi. Biasanya materi tersuspensi yang
disebut flok terbentuk dari materi yang ada dalam air dan bahan kimia yang
digunakan dalam koagulasi atau proses-proses pengolahan lainnya. Padatan
akan mengendap pada cairan yang densitasnya lebih rendah dibandingkan
densitas padatan tersebut. Karakteristik pengendapan dalam proses
sedimentasi salah satunya dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel
yang cenderung memiliki sedikit muatan listrik (Prima Kristijarti, 2013).
Bak sedimentasi berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat
dari beton dan kedap air.
Kriteria Desain :
HRT = 1,5 - 2 jam
Overflow Rate (OR) = 24 – 32 m3/m2.day

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 84


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Perhitungan Desain :
Debit Air Limbah 7 m3/hari
=
Maksimum (Q)
Overflow Rate (OR) = 28 m3/m2.day
Luas Permukaan = Debit air limbah : OR
= 0,25 m2
Kedalaman Air = 1,5 m
Lebar = 1,5 m
Panjang = Luas permukaan : Lebar
= 0,167 m
Panjang (dibulatkan) = 0,5 m
Volume Efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman
= 1,125 m3
Overflow Rate (OR) = Debit air limbah : Panjang x Lebar
= 9,33 m3/m2.day
HRT Cek = Volume Efektif : Debit Air Limbah Maks
= 1,928 jam OK !!

Ø Anaerobic Biofilter

Anaerobic filter yang didesain sedemikian rupa dengan memasang bio


media filter yang difungsikan sebagai tempat melekat dan tumbuh mikro
organisme anaerob. Mikroorganisme yang menempel pada bio media filter
akan mampu menguraikan zat organik yang terdapat dalam air limbah dan
efisien untuk menyisihkan padatan terlarut. Proses pengolahan biologis
secara anaerob adalah ,merupakan proses biologis yang membutuhkan
bakteri (mikroorganisme) anaerob yang tidak membutuhkan O2 bebas. Proses
anaerob pada dasarnya dipengaruhi oleh pH dan temperatur lingkungan.
Pada proses anaerob, penguraian senyawa organik berlangsung secara
bertahap dan pada setiap tahapan terdapat aktivitas suatu jenis bakteri
tertentu yang dominan dan setiap jenis bakteri mempunyai kondisi
lingkungan optimum yang menjadi salah satu parameter penting. (Amri,
2015.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 85


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Bak anaerobik filter berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat
dari beton dan kedap air. Pada bak ini juga terdapat media batu lahar
kintamani yang berfungsi sebagai tempat tinggal bakteri/mikroorganisme.
Kriteria Desain :
HRT = 0,5 – 4 hari
Kriteria beban organik = 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari
Persentase BOD removal = 80%

Perhitungan Desain :
Debit air limbah = 7 m3/hari
= 0,583 m3/jam
BOD in = 250 mg/L
Persentase Removal = 80%
BOD out = BOD in x (100% - Persentase Removal)
= 50 mg/L
Kriteria beban organik = 0,4 - 4,7 kg BOD/m3.hari
Beban Organik yang = 0,4 kg BOD/m3.hari
digunakan
Beban BOD dalam air = 1,75 kg/hari
limbah
Volume media yang = Beban BOD air limbah : Beban Organik
diperlukan yang digunakan
= 4,375 m3

Volume media = 60% dari total volume reaktor


Volume reaktor yang = 100% : 60% x volume media yang
diperlukan diperlukan
= 7,292 m3

Lebar = 1,5 m
Kedalaman Efektif = 2 m
Area = Volume Reaktor : Kedalaman
= 4,083 m2

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 86


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Panjang = Luas : Lebar
= 2,722 m
Jumlah ruang/bak = 2 bak
Panjang satu ruangan = Panjang : Jumlah Bak
= 1,36 m
(dibulatkan) = 1,4 m

Cek!!!
Volume efektif = Panjang (dibulatkan) x Lebar x
Kedalaman x Jumlah Bak
= 8,4 m3
Tinggi ruang lumpur = 0,30 m
Tinggi air di atas media = 0,20 m
Tinggi beton dudukan =
media 0,10 m
Tinggi Bed Media = 1,40 m
BOD loading = Beban BOD air limbah : Volume
efektif
= 0,208 kg BOD/m3.hari
v up flow = Debit air limbah : Luas
= 0,14 m/jam
Volume Media = Panjang (dibulatkan) x Lebar x
Tinggi Bed Media x Jumlah Bak
= 5,88 m3

Ø Secondary Clarifier
Bak Pengendap Kedua atau Secondary Clarifier memiliki fungsi yang
hamper sama dengan Bak Pengendap Pertama, hanya saja pada Bak
Pengendap Kedua ini konsentrasi pengendapan adalah pada pengendapan
flok dalam bentuk Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS) dari hasil proses
Biologis atau tahap kedua pengolahan air limbah.
Bak secondary clarifier berupa bak berbentuk persegi panjang yang
terbuat dari beton dan kedap air.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 87


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Kriteria Desain :
Kriteria HRT = 2 - 5 jam
Beban permukaan = 10 – 50 m3/m2.hari (Metcalf and Eddy, 2003)

Perhitungan Desain :
Jumlah bangunan = 1 buah
Debit air limbah = 7 m3/hari
HRT desain = 2 jam
Kedalaman = 1,5 m
Volume = Debit Air Limbah x (HRT/12 jam)
= 1,167 m3
Luas = Volume x Kedalaman
= 0,778 m2
Lebar = 1,5 m
Panjang = Luas : Lebar
= 0,52 m
(dibulatkan) = 0,6 m
Volume efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman
= 1,35 m3
Cek HRT = Volume efektif : Debit air limbah
= 0,19 hari
= 2,31 jam OK !!
Cek Beban = 7,778 m3/m2.hari
Permukaan

c. Collecting Tank
Unit ini berfungsi untuk mengumpulkan air limbah dari berbagai
sumber. Pada dasarnya pengelolaan limbah cair/air limbah fasilitas
penginapan disesuaikan dengan sumber serta karakteristik limbahnya.
Untuk limbah cair/air umumnya mengandung polutan senyawa organik
yang cukup tinggi sehingga proses pengolahannya dapat dilakukan dengan
proses biologis. Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 88


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
air limbah yang lain, dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan
secara biologis.
Bak collecting tank berupa bak berbentuk persegi yang terbuat dari
beton dan kedap air. Pada bak ini juga terdapat screen yang berfungsi untuk
menyaring sampah yang terdapat pada air limbah.
Perhitungan Desain :
Debit Air Limbah = 35 m3/hari
Maksimum (Q Maks)
= 1,458 m3/jam
HRT = 10 menit
= 0,17 jam
Volume = Debit air limbah x HRT
= 0,24 m3
Kedalaman = 1,0 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 0,24 m2
Lebar = 0,8 m
Panjang = Luas : Lebar
= 0,3 m
(dibulatkan) = 0,8 m3
Volume Efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman
= 0,64 m3
HRT Cek = Volume : Debit Air Limbah
= 26,33 menit OK !!

d. Equalization Tank
Bak ini berfungsi untuk menampung air sebelum dilakukan pengolahan
lebih lanjut. Bak Ekualisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar
yang mudah mengendap yang terkandung dalam air baku, seperti pasir atau
dapat juga disebut partikel diskret. Penggunaan unit Ekualisasi selalu
ditempatkan pada awal proses pengolahan air, sehingga dapat dicapai
penurunan kekeruhan. Ekualisasi merupakan bak pengendapan material

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 89


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen, serta merupakan
pengolahan fisik yang kedua.
Bak Ekualisasi pada umumnya berbentuk segi empat. Pada unit ini,
pengendapan secara gravitasi dan tidak ada penambahan bahan kimia.Bak
ini digunakan untuk mengatasi adanya masalah operasional, adanya variasi
debit dan menangani adanya masalah penanganan kualitas limbah cair yang
akan masuk ke unit-unit pengolahan limbah (Saraswati, 1996). Bak
ekualisasi adalah bak sederhana yang digunakan untuk mencapai aliran
yang konstan yang nantinya dipergunakan untuk pengolahan selanjutnya.
Bak Ekualisasi juga dipegunakan untuk meredakan aliran puncak dan
beban organik di air limbah (Metcalf and Eddy, 2004).
Bak ekualisasi berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat dari
beton dan kedap air.
Kriteria Desain :
HRT = 4 - 8 jam

Perhitungan Desain :
Debit Air Limbah 35 m3/hari
=
Maksimum (Q)
HRT = 8 jam
Volume Bak = Debit x HRT
= 11,667 m3
Kedalaman Air = 2,0 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 5,833 m2
Lebar = 3 m
Panjang = Luas : Lebar
= 1,94 m
= 2,00 m

Volume efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman


= 10,548 m3

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 90


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
HRT Cek = Volume Efektif : Debit Air Limbah Maks
= 7,23 jam OK !!

e. Sendimentation Tank
Sedimentasi (sendimentation) adalah proses membiarkan materi
tersuspensi mengendap karena gravitasi. Biasanya materi tersuspensi yang
disebut flok terbentuk dari materi yang ada dalam air dan bahan kimia yang
digunakan dalam koagulasi atau proses-proses pengolahan lainnya. Padatan
akan mengendap pada cairan yang densitasnya lebih rendah dibandingkan
densitas padatan tersebut. Karakteristik pengendapan dalam proses
sedimentasi salah satunya dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel
yang cenderung memiliki sedikit muatan listrik (Prima Kristijarti, 2013).
Partikel dalam air limbah dapat diklasifikasikan menjadi partikel
tersuspensi dan partikel koloid. Partikel tersuspensi pada umumnya lebih
besar dari 1 µm dan dapat disisihkan dengan sedimentasi secara gravitasi.
Partikel koloid yang ada dalam air limbah biasanya memiliki muatan
permukaan total negatif dan berukuran sekitar 0,01-1 µm sehingga gaya-
gaya tarikan antar partikel jauh lebih kecil dibandingkan gaya-gaya tolakan
dari muatan listriknya. Dalam kondisi yang stabil seperti itu, Brownian
motion membuat partikel-partikel koloid tersuspensi. Brownian motion
berasal dari bombardir termal konstan dari molekul-molekul air yang
mengelilingi partikel koloid tersebut (Prima Kristijarti, 2013). Karena
permukaan koloid memiliki muatan listrik, koloid tersebut sulit untuk
bersatu membentuk partikel ukuran yang lebih besar sehingga partikel
menjadi stabil dan sulit mengendap.
Partikel-partikel koloid yang tersuspensi tersebut dapat berupa
senyawa organik atau anorganik yang dapat menimbulkan efek terhadap
kesehatan, estetika, dan proses desinfeksi sehingga perlu untuk disisihkan.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi karakteristik partikel koloid
dalam air limbah yaitu:
1. Ukuran dan jumlah partikel
2. Bentuk dan fleksibilitas partikel

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 91


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
3. Karakteristik permukaan termasuk karakteristik listriknya
4. Interaksi-interaksi partikel-partikel
5. Interaksi-interaksi partikel-pelarut
Partikel koloid tidak dapat disisihkan dengan sedimentasi dalam waktu
yang relatif singkat sehingga dibutuhkan metode kimiawi untuk membantu
laju pengendapan partikel-partikel tersebut. Unit-unit proses dalam
pengolahan air limbah yang perubahan di dalamnya dipicu dengan atau
melalui reaksi-reaksi kimia disebut sebagai unit proses kimiawi (Prima
Kristijarti, 2013).
Bak sedimentasi berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat
dari beton dan kedap air.
Perhitungan Desain :
Debit air limbah = 35 m3/hari
BOD in = 200 mg/L
COD in = 250 mg/L
TSS in = 260 mg/L
Efisiensi = 20%
BOD out = 160 mg/L
HRT kriteria desain = 2 --- 4 jam
HRT desain = 2,5 jam
Volume bak = Debit air limbah x HRT
= 3,646 m3

Dimensi ditetapkan
Lebar = 3 m
Kedalaman air efektif = 2 m
Tinggi ruang bebas = 0,3 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 1,823 m2
Panjang = Luas : Lebar
= 0,608 m
(dibulatkan) = 0,7 m

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 92


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Cek!!!
Volume efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman
= 4,2 m3
HRT = Volume : Debit air limbah
= 2,88 jam
Beban permukaan = Debit air limbah : (Panjang x Lebar)
= 16,67 m3/m2.hari

• Anaerobic Biofilter
Anaerobic filter yang didesain sedemikian rupa dengan memasang bio
media filter yang difungsikan sebagai tempat melekat dan tumbuh mikro
organisme anaerob. Mikroorganisme yang menempel pada bio media filter
akan mampu menguraikan zat organik yang terdapat dalam air limbah dan
efisien untuk menyisihkan padatan terlarut. Proses pengolahan biologis
secara anaerob adalah ,merupakan proses biologis yang membutuhkan
bakteri (mikroorganisme) anaerob yang tidak membutuhkan O2 bebas. Proses
anaerob pada dasarnya dipengaruhi oleh pH dan temperatur lingkungan.
Pada proses anaerob, penguraian senyawa organik berlangsung secara
bertahap dan pada setiap tahapan terdapat aktivitas suatu jenis bakteri
tertentu yang dominan dan setiap jenis bakteri mempunyai kondisi
lingkungan optimum yang menjadi salah satu parameter penting. (Amri,
2015.
Bak anaerobik filter berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat
dari beton dan kedap air. Pada bak ini juga terdapat media batu lahar
kintamani yang berfungsi sebagai tempat tinggal bakteri/mikroorganisme.
Kriteria Desain :
HRT = 12 - 96 jam
Kriteria beban organik = 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari
Persentase BOD removal = 80%

Perhitungan Desain :
Debit air limbah = 35 m3/hari

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 93


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
= 1,458 m3/jam
BOD in = 160 mg/L
Persentase Removal = 80%
BOD out = BOD in x (100% - Persentase Removal)
= 32 mg/L
Kriteria beban organik = 0,4 - 4,7 kg BOD/m3.hari
Beban Organik yang = 0,4 kg BOD/m3.hari
digunakan
Beban BOD dalam air = 5,6 kg/hari
limbah
Volume media yang = Beban BOD air limbah : Beban Organik
diperlukan yang digunakan
= 14 m3

Volume media = 60% dari total volume reaktor


Volume reaktor yang = 100% : 60% x volume media yang
diperlukan diperlukan
= 23,333 m3

Lebar = 3 m
Kedalaman Efektif = 2,5 m
Area = Volume Reaktor : Kedalaman
= 10,5 m2
Panjang = Luas : Lebar
= 3,5 m
Jumlah ruang/bak = 3 bak
Panjang satu ruangan = Panjang : Jumlah Bak
= 1,167 m
(dibulatkan) = 1,2 m

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 94


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Cek!!!
Volume efektif = Panjang (dibulatkan) x Lebar x
Kedalaman x Jumlah Bak
= 27 m3
Tinggi ruang lumpur = 0,50 m
Tinggi air di atas media = 0,20 m
Tinggi beton dudukan =
media 0,10 m
Tinggi Bed Media = 1,70 m
BOD loading = Beban BOD air limbah : Volume
efektif
= 0,305 kg BOD/m3.hari
v up flow = Debit air limbah : Luas
= 0,405 m/jam
Volume Media = Panjang (dibulatkan) x Lebar x
Tinggi Bed Media x Jumlah Bak
= 18,36 m3

• Aerobic Biofilter
Aerobic filter diisi dengan bio media filter sehingga mikro organisme
aerob dapat tumbuh dan melekat pada bio media filter tersebut. Mikro
organisme yang menempel pada bio media filter dapat menguraikan zat
organik yang terdapat pada air limbah dan mempercepat proses nitrifikasi.
Pada kondisi aerobik terjadi proses nitrifikasi yakni nitrogen ammonium
diubah menjadi nitrat (NH4 + -> NO3). Selanjutnya terjadi proses
denitrifikasi yakni nitrat yang terbentuk diubah menjadi gas nitrogen
(NO3->N2). Biofilter aerobik dioperasikan dengan tambahan pasokan oksigen
melalui injeksi udara dari unit kompressor atau blower. Bak aerobik filter
berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat dari beton dan kedap
air. Pada bak ini juga terdapat media batu lahar kintamani yang berfungsi
sebagai tempat tinggal bakteri/mikroorganisme.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 95


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Kriteria Desain :
HRT Aerasi = 3-4 jam
Kriteria beban organik = 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari
Persentase BOD removal = 60%

Perhitungan Desain :
Debit air limbah masuk = 35 m3/hari
= 1,46 m3/jam
BOD in = 32 mg/L
Persentase Removal = 60%
BOD out = BOD in – (100% - Persentase Removal)
= 12,8 mg/L
Beban BOD air limbah = Debit air limbah x BOD in
= 1,1 kg BOD/hari
Beban BOD yang = 0,7 kg BOD/m3.hari
dihilangkan
Beban BOD per volume = 0,4 Kg. BOD/m3.hari
media yang digunakan
Volume media yang = Beban BOD air limbah : Beban
diperlukan organik yang digunakan
= 2,8 m3
Volume media = 40% dari volume reaktor
Volume reaktor biofilter = Volume media yang diperlukan x
aerob yang diperlukan 100%/40%
= 7,000 m3

i. Aeration Tank
Aeration Tank/ Tanki Aerasi adalah menambahkan oksigen ke dalam air
sehingga oksigen terlarut di dalam air semakin tinggi. Pada prinsipnya aerasi
itu mencampurkan air dengan udara atau bahan lain sehingga air yang
beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau udara. Aerasi termasuk
pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur mekanisasi
dari pada unsur biologi. Aerasi merupakan proses pengolahan dimana air

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 96


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dibuat mengalami kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan
kandungan oksigen dalam air tersebut. Dengan meningkatnya oksigen zat-
zat mudah menguap seperti hidrogen sulfida dan metana yang
mempengaruhi rasa dan bau dapat dihilangkan. Kandungan karbondioksida
dalam air akan berkurang.
Mineral yang larut seperti besi dan mangan akan teroksidasi
membentuk endapan yang dapat dihilangkan dengan sedimentasi dan
filtrasi. Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air.
Efektifitas dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang
bersinggungan langsung dengan udara. (Hartini, 2012.) Fungsi utama aerasi
adalah melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen
terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan gas-gas yang terlarut dalam
air, serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat dipergunakan untuk
menghilangkan kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan mangan dalam air,
mereduksi ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi. Proses aerasi sangat
penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan
biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok
bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses
metabolismenya.
Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi,
maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan
bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah.
(Bary, 2013) Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob,
kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa
kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi alami
merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air
secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk
meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan mechanical aerator,
cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator.
Kriteria Desain :
HRT Aerasi = 3-4 jam

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 97


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Perhitungan Desain :
Volume Aeration Tank = 45% x Volume reaktor biofilter aerob
= 3,150 m3
Lebar = 3,00 m
Kedalaman air efektif = 2,00 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 1,575 m2
Panjang = Luas : Lebar
= 0,525 m
(dibulatkan untuk = 1,00 m
memenuhi HRT)
v up flow = Debit air limbah : (Panjang x Lebar)
= 0,49 m/jam
HRT ruang aerasi = (Panjang x Lebar x Kedalaman) : Debit air
limbah x 24 jam
= 4,11 jam OK !!
Jumlah ruangan = 1 buah

KEBUTUHAN OKSIGEN (OK!)


Debit air limbah = 35 m3/hari
Y = 0,6 g VSS/g BOD
kd = 0,1 g VSS/g VSS.hari
SRT = 10 hari
Y obs = 0,30 g VSS/g BOD
MLVSS = 0,202 kg/hari
Kebutuhan O2 berdasarkan = 0,99 kg/hari
BOD ultimate
Pengurangan dari Px = 0,29 kg/hari
(MLVSS)

Oksigen untuk Nitrifikasi


Debit air limbah = 35 m3/hari

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 98


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
TKN influent = 40 mg/L
TKN efluen =0 mg/L
Kebutuhan O2 untuk = 6,4 kg/hari
nitrifikasi
Rekapitulasi Keb. Oksigen
Kebutuhan oksigen teoritis = 7,10 kg/hari

Volume udara yang


dibutuhkan
Koefisien transfer oksigen = 8%
Faktor keamanan =2
Udara mengandung = 0,232 O2
Suhu udara = 20 C
Tekanan atmosfer = 101325 N/m2
Mol udara = 28,97 kg/kg.mol
Konstanta gas = 8314 Nm/kg.mol.K
Temperatur = 293,15 K
Massa jenis udara pada = 1,2044 kg/m3
suhu tertentu
Kebutuhan udara teoritis = 25,4099 m3/hari
Kebutuhan udara aktual = 317,6237 m3/hari
Kebutuhan udara desain = 635,2475 m3/hari
= 35,2915 m3/jam
= 36 m3/jam
Rasio debit udara dan air = 18
limbah

Suplai udara pada aeration tank RS Inmedika - Denpasar berasal dari jet
aerator / submersible blower dengan kapasitas minimal 36 m3/jam. Pada
lokasi nantinya terdapat 2 unit jet aerator / submersible blower yang akan
bekerja secara bergantian (1 unit duty, 1 unit standby).

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 99


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
ii. Ruang Bed Media
Kriteria Desain :
Kriteria beban organik = 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari
Perhitungan Desain :
Volume yang diperlukan = 55% x Volume reaktor biofilter
aerob
Volume yang diperlukan = 3,85 m3
Kedalaman air efektif = 2,00 m
Lebar = 3,00 m
Luas = Volume : Kedalaman
= 1,93 m2
Panjang = Luas : Lebar
= 0,64 m
= 0,80 m
Jumlah bangunan = 2 buah
Tinggi ruang lumpur = 0,50 m
Tebal beton dudukan media = 0,10 m
Tinggi air di atas media = 0,20 m
Tinggi bed media = 1,2 m

Cek!!!
HRT = Volume : Debit air limbah
= 10,70 jam
Beban BOD dalam air = 1,12 kg BOD/hari
limbah
Volume efektif biofilter aerob = 15,6 m3
Beban organik loading = Beban BOD air limbah :
(Panjang x Lebar x Kedalaman)
= 0,389 kg BOD/m3.hari
v up flow = Debit : (Panjang x Lebar)
= 0,61 m/jam
Volume media aerobik = Panjang x Lebar x Tinggi Bed Media
= 5,76 m3 OK !!

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 100


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
• Secondary Clarifier
Bak Pengendap Kedua atau Secondary Clarifier memiliki fungsi yang
hamper sama dengan Bak Pengendap Pertama, hanya saja pada Bak
Pengendap Kedua ini konsentrasi pengendapan adalah pada pengendapan
flok dalam bentuk Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS) dari hasil proses
Biologis atau tahap kedua pengolahan air limbah.
Lapisan biofilm dari pengolahan biologis kemungkinan dapat terlepas
dan dapat menyebabkan air olahan menjadi keruh. Untuk mengatasi hal
tersebut air limpasan dari biofilter aerob dialirkan ke bak pengendap akhir.
Bak pengendap akhir berfungsi untuk memisahkan atau mengendapkan
kotoran padatan tersuspensi (TSS) yang ada di dalam air limbah agar air
olahan IPAL menjadi jernih. Waktu tinggal hidrolik di dalam bak pengendap
akhir umumnya sekitar 2-4 jam. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif,
lumpur yang berasal dari biofilter anerob-aerob lebih sedikit dan lebih mudah
mengendap, karena ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air limpasan
(over flow) dari bak pengendap akhir relatif sudah jernih, selanjutnya
dialirkan ke final tank.
Bak secondary clarifier berupa bak berbentuk persegi panjang yang
terbuat dari beton dan kedap air.
Kriteria Desain :
Kriteria HRT = 2 - 5 jam
Beban permukaan = 10 – 50 m3/m2.hari

Perhitungan Desain :
Jumlah bangunan = 1 buah
Debit air limbah = 35 m3/hari
HRT desain = 2,5 jam
Kedalaman = 2,00 m
Volume = Debit air limbah x HRT
= 3,646 m3
Luas = Volume : Kedalaman
= 1,823 m2

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 101


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Lebar = 3 m
Panjang = Luas : Lebar
= 0,607 m
(dibulatkan) = 0,6 m
Volume efektif = Panjang x Lebar x Kedalaman
= 3,6 m3
Cek HRT = Volume : Debit air limbah
= 0,10 hari
= 2,47 jam OK !!
Cek Beban = Debit air limbah : (Panjang x
Permukaan Lebar)
= 19,44 m3/m2.hari

• Intermediate Tank
Secara umum fungsi Intermediate Tank adalah tempat penampungan
sementara sebelum dilanjutkan ke tahapan proses pengolahan berikutnya.
Intermediate Tank berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat dari
beton dan kedap air. Pada bak ini terdapat pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan air limbah ke multimedia water filter dan UV sterilization.
Perhitungan Desain :
Jumlah bangunan = 1 buah
Debit air limbah = 35 m3/hari
Panjang = 0,6 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Volume = 3,6 m3
Cek HRT = 2,468 jam

• Multimedia Water Filter


Multimedia filter merupakan jenis pengolahan air dengan proses
penyaringan air yang terdiri dari bebera palapisan media filter. Setiap lapisan
secara progresif terdiri dari beberapa ukuran kekasaran dan kedalaman
lapisan. Lapisan media filter ditumpuk secara progresif dengan media paling

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 102


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
kasar dan padat seperti kerikil di bagian bawah dan media yang lebih ringan
dan lebih halus di bagian atas. Filter Multimedia digunakan untuk
mengurangi tingkat TSS (Total Suspended Solids / Total Padatan
Tersuspensi) dalam air limbah. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel kecil
seperti lumpur, tanah, pasir, bahan organik, ganggang dan mikroorganisme
lainnya. Sand Filter berfungsi untuk menyaring pasir, lumpur, dan
kekeruhan yang terkandung dalam air limbah. Carbon Filter berfungsi untuk
menghilangkan kandungan organik yang menyebabkan warna, bau, dan
rasa.
Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar menggunakan 2 (dua) tabung
FRP yang mana tabung pertama berisi media karbon dan tabung kedua berisi
media karbon. Tipe tabung multimedia filter yang sesuai yakni FRP 1865.

• UV Sterilization (Desinfeksi)
Desinfeksi dalam pengolahan air limbah dilakukan untuk melindungi
pemakai air dari bahaya mikroorganisme yang terkandung dalam keluaran
sistem pengolahan air limbah. Metode yang umum digunakan dalam
pengolahan desinfeksi adalah kimiawi, fisik, dan radiasi. Untuk pengolahan
air limbah pada umumnya menggunakan desinfeksi secara kimiawi dan
beberapa dengan radiasi. Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar
menggunakan sistem desinfeksi menggunakan radiasi sinar ultraviolet.

• Final Tank/Storage
Secara umum fungsi Final Tank adalah menampung hasil olahan dari
Sistem Pengolahan Air Limbah sebelum digunakan untuk penyiraman. Bak
final tank berupa bak berbentuk persegi panjang yang terbuat dari beton dan
kedap air. Pada bak ini terdapat pompa yang berfungsi untuk mengalirkan
air limbah yang sudah diolah ke titik penyiraman.
Perhitungan Desain :
Jumlah bangunan = 1 buah
Debit air limbah = 35 m3/hari
HRT desain = 24,23077 jam

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 103


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Volume = 131,25 m3
Lebar = 3,00 m
Panjang = 2,00 m
Kedalaman = 2,00 m

Tabel 1.17. Rangkuman Ukuran Dimensi Unit Proses


No Dimensi Unit Proses
1 Grease Trap
Jumlah Bak = 3 bak
Panjang masing-masing bak = 0,8 m
Lebar = 0,8 m
Kedalaman = 1 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 197 menit
2 Pretreatment Laundry
Ø Equalization Tank

Jumlah Bak = 1 bak


Panjang = 2,1 m
Lebar = 1,5 m
Kedalaman = 1,5 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 8,1 jam
Ø Sedimentation Tank

Jumlah Bak = 1 bak


Panjang = 0,5 m
Lebar = 1,5 m
Kedalaman = 1,5 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 1,9 jam
Ø Anaerobic Filter

Jumlah Bak = 2 bak


Panjang = 1,4 m
Lebar = 1,5 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 104


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Dimensi Unit Proses
HRT = 14,4 jam
Ø Secondary Clarifier

Jumlah Bak = 1 bak


Panjang = 0,6 m
Lebar = 1,5 m
Kedalaman = 1,5 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 2,31 jam

3 Collecting Tank
Jumlah Bak = 1 bak
Panjang = 0,8 m
Lebar = 0,8 m
Kedalaman = 1 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 26,33 menit
4 Equalization Tank
Jumlah Bak = 1 bak
Panjang = 2 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 7,13 jam
5 Sedimentation Tank
Jumlah Bak = 1 bak
Panjang = 0,7 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 2,88 jam
6 Anaerobik Filter
Jumlah Bak = 3 bak
Panjang masing-masing bak = 1,2 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2,5 m
Freeboard = 0,3 m

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 105


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Dimensi Unit Proses
Volume Media = 18,36 m3
HRT = 18,51 jam
7 Aerobik Filter
a. Aeration Tank
Jumlah Bak = 1 bak
Panjang = 1 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 4,11 jam
b. Ruang Bed Media
Jumlah Bak = 2 bak
Panjang = 0,8 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m
Volume Media = 5,76 m3
8 Secondary Clarifier
Jumlah Bak = 1 bak
Panjang = 0,6 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
HRT = 2,47 jam
9 Intermediate Tank
Jumlah Bak = 1 bak
Panjang = 0,6 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 2,47 jam
10 Multi Media Filter
Jumlah Tangki Filter = 2 tangki
Tipe Tangki = FRP 1865
Media = Silika (1 tangki) dan Carbon (1
tangki)
12 Final Tank
Jumlah Bak = 1 bak

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 106


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Dimensi Unit Proses
Panjang = 2 m
Lebar = 3 m
Kedalaman = 2 m
Freeboard = 0,3 m
HRT = 8,23 jam

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 107


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Tabel 1.18. Efisiensi Removal Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan sistem Anaerobik – Aerobik Biofilter

Concen- Concen- Concen- Concen- Concen- Concen- Baku


Inlet An Outlet
Parameter GT tration PL tration S tration tration AF tration MF tration UV Mutu
(mg/L) F (mg/L)
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)

BOD 200 - 200 - 200 20% 160 80% 32 60% 12,8 80% 2,56 - 2,56 30
COD 250 - 250 - 250 22% 195 80% 39 60% 15,6 80% 3,12 - 3,12 100
TSS 260 - 260 - 260 22% 202,8 80% 40,56 60% 16,22 80% 3,24 - 3,24 30

Minyak
dan 70 90% 7 - 7 - 7 - 7 - 7 80% 1,4 - 1,4 5
Lemak

Amoniak 100 - 100 - 100 - 100 - 100 90% 10 80% 2 - 2 10

Total
21000 - 21000 - 21000 - 21000 90% 2100 - 2100 - 2100 90% 210 3000
Coliform

MBAS 39,4 - 39,4 61% 15,38 - 15,38176 80% 3,08 - 3,08 - 3,08 - 3,08 10
Sumber : (Metcalf and Eddy, 2003), (Sase, 1998), (Yuliana dan Alfhons, 2020)

Keterangan :
GT = Grease Trap
PL = Pre-Treatment Laundry
S = Sedimentation Tank
An F = Anaerobic Filter
AF = Aerobic Filter
MF = Multimedia Filter
UV = Ultraviolet

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 108


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.3.1.4 Kriteria Desain Setiap Unit Operasi
Kriteria desain dari setiap unit operasi pada IPAL Rumah Sakit
Inmedika - Denpasar yakni sebagai berikut. (Metcalf and Eddy., 2003), (Sase,
1998).
a. Collecting Tank
HRT (Hydraulic Retention Time) = 10 menit
a. Grease Trap
HRT = 140 menit
b. Equalization Tank
HRT = 4 - 8 jam
c. Anaerobic Biofilter
HRT = 12 - 96 jam
Kriteria beban organik = 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari
d. Aerobic Biofilter
HRT Aerasi = 3-4 jam
Kriteria beban organik = 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari
e. Secondary Clarifier
HRT = 2 - 5 jam
Beban permukaan = 10 – 50 m3/m2.hari
f. Final Tank
HRT = 2 jam

1.3.1.5 Alur Proses dan Layout Instalasi Pengolahan Air Limbah

Debit air limbah rata-rata yang dihasilkan per hari yakni sebesar
30,001 m3/hari, dengan menambahkan debit yang dihasilkan dari bahan
penolong, dihasilkan debit air limbah total sebesar 30,061 m3/hari. Untuk
menghitung kapasitas instalasi pengolahan air limbah, maka digunakan
Qmaks harian (dikalikan faktor safety 1,1). Sehingga total Qmax sebesar
34,570 m3/hari, dan untuk kapasitas instalasi pengolahan air limbah yang
terdapat pada Rumah Sakit Inmedika dibulatkan menjadi 35 m3/hari.
Instalasi Pengolahan Air Limbah yang menggunakan sistem Anaerob-Aerob
Biofilter.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 109


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Pre-treatment
Laundry

Collecting Equalization Sedimentation


Grease Tap
Tank Tank Tank

Seondary Anaerobic
Aerobic Filter Aeration Tank
Clarifier Filter

Intermediate Multimedia UV
Final Tank
Tank Water Filter Sterilisation

Gambar 1.34 Diagram Skematik Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit


Inmedika dengan Sistem Anaerobik - Aerobik Biofilter

Alur pengolahan air limbah Rumah Sakit Inmedika menggunakan


sistem Anaerobik-Aerobik Biofilter yakni sebagai berikut. Air limbah dari
dapur dan cafetaria akan dialirkan menuju grease trap. Pada grease trap,
lemak dari air limbah dapur dan cafetaria akan dijebak pada grease trap ini
agar tidak lolos dan mengganggu proses pengolahan berikutnya. Air Limbah
dari Laundry dialirkan menuju ke pre-treatment laundry untuk menurunkan
kadar detergen dan fosfat yang terkandung di dalam air limbah. Selanjutnya
air limbah dari effluen grease trap dan pre-treatment laundry akan dialirkan
menuju collecting tank IPAL/STP. Sedangkan air limbah yang berasal selain
dari dapur, cafetaria dan laundry pada kegiatan operasional Rumah Sakit
Inmedika akan langsung dialirkan menuju collecting tank IPAL/STP.
Pada collecting tank ini air limbah yang masuk akan melewati basket
screen atau bar screen untuk menyaring benda-benda padat maupun
sampah yang terbawa oleh air limbah. Selanjutnya air limbah akan dialirkan
menuju ke Equalization Tank dengan bantuan pompa, pada bak equalization

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 110


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
tank ini aliran air limbah dikontrol dan diselaraskan. Air limbah selanjutnya
dialirkan menuju sedimentation tank, yang bertujuan untuk mengendapkan
partikel lumpur, dan materi organik, serta padatan tersuspensi. Dari
sedimentation tank, air limbah dialirkan menuju Anaerobik Filter, pada unit
ini proses pengolahan air limbah terjadi dalam kondisi anaerobik,
mikroorganisme anaerobik berperan penting untuk membantu proses
pengolahan air limbah. Pada bak ini dilengkapi dengan media filter yang
berfungsi tempat tinggal mikroorganisme tersebut. Selanjutnya air limbah
dialirkan menuju ke Aeration Tank, dalam bak aerasi terjadi pengolahan
secara aerobik terdapat suplai aliran udara dari blower ataupun jet aerator
untuk menumbuhan mikroorganisme aerobik sehingga nantinya terjadi
proses perubahan amonia menjadi senyawa nitrat. Selanjutnya air limbah
dialirkan menuju ke Aerobik Filter, pada unit ini air limbah diolah dalam
kondisi aerobik, terdapat media filter yang berfungsi sebagai tempat
mikroorganisme aerobik berkembang dan melakukan proses pengolahan air
limbah. Air limbah dari Aerobik Filter selanjutnya dialirkan menuju ke
Secondary Clarifier, pada unit ini air limbah padatan tersuspensi hasil dari
pengolahan air limbah oleh bakteri diendapkan. Air limbah tersebut
selanjutnya ditampung pada intermediate tank sebelum dilakukan proses
filtrasi dengan multimedia water filter. Setelah pompa hidup otomatis, air
limbah akan tersalurkan menuju Multimedia Water Filter dan mengalami
proses filtrasi kemudian mengalir menuju proses desinfeksi dengan UV
Sterilization. Setalah selesai proses tersebut air limbah yang telah mengalami
proses pengolahan (effluen IPAL) akan ditampung pada Final Tank. Dari Final
Tank air limbah dialirkan dengan pompa menuju distribusi untuk
penyiraman tanaman dan lahan. Gambar desain grease trap, pre-treatment
laundry dan STP dapat dilihat pada Gambar 1.35 – Gambar 1.40.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 111


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Inlet Pipe from kitchen, Venting out to Outlet Pipe to STP,


PVC 4" Odor Eliminator Pipe
PVC 4"

A COLLECTING
TANK
GREASE
TRAP 1
GREASE
TRAP 2
GREASE
TRAP 3 A
E

1200
E E E E E E E E E E E E E E E E E E

800
E E

H = 1.3 m H = 1.3 m H = 1.3 m H = 1.3 m

200 800 150 800 150 800 150 800 200


4050

PLAN GREASE TRAP


NTS

Gambar 1.35 Layout Plan Grease Trap

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 112


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Venting out to
Inlet Pipe from Kitchen, Odor Eliminator Pipe Outlet Pipe to STP,
PVC 4" Medium duty cast iron manhole
60 x 60 cm PVC 4"
Medium duty cast iron manhole
Diameter 60 cm

150
200 300 300
100

1650
1000 COLLECTING GREASE GREASE GREASE
TANK TRAP 1 TRAP 2 TRAP 3
H = 1.3 m H = 1.3 m H = 1.3 m H = 1.3 m

200
200 800 150 800 150 800 150 800 200
4050

SECTION A-A GREASE TRAP


NTS

Gambar 1.36 Section A-A Grease Trap

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 113


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Inlet Pipe from Laundry,


PVC 4" Outlet Pipe to STP,
Venting out to PVC 4"
Odor Eliminator Pipe

SEDIMENTATION ANAEROBIC FILTER 1 ANAEROBIC FILTER 2 SECONDARY


TANK H = 2.3 m H = 2.3 m CLARIFIER
EQUALIZATION
A TANK
H = 1.8 m
A
E 1900 1500
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E

H = 1.8 m H = 1.8 m

200 2100 150500150 1400 150 1400 150 600 200


7000

PLAN PRE TREATMENT LAUNDRY


NTS

Gambar 1.37 Layout Plan Pre-Treatment Laundry

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 114


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Venting out to
Medium duty cast iron manhole Odor Eliminator Pipe
60 x 60 cm Outlet Pipe to STP,
Inlet Pipe from Laundry, Medium duty cast iron manhole
Diameter 60 cm PVC 4"
PVC 4"
150 150
200 300 310 320 330 340 330
100
170

EQUALIZATION SEDIMENTATION ANAEROBIC FILTER 1 ANAEROBIC FILTER 2 SECONDARY


1500 TANK TANK H = 2.3 m H = 2.3 m CLARIFIER
2650 H = 1.8 m H = 1.8 m 1400 H = 1.8 m 1400 2650

200 100
300
500
200
200 2100 150500150 1400 150 1400 150 600 200
7000
Buis beton Ø 40 cm Media Filter Batu Balok Praktis
Lahar Kintamani Penyangga Media
Batu Lahar

SECTION A-A PRE TREATMENT LAUNDRY


NTS

Gambar 1.38 Section A-A Pre-Treatment Laundry

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 115


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Inlet Pipe from Toilet, Grease


Trap and Pre Treatment Laundry, Outlet Pipe STP
PVC 4" PVC 2"
Venting out to
Odor Eliminator Pipe
14000
200 2000 150 700 150 1200 150 1200 150 1200 150 1000 150 800 150 800 150 600 150 600 150 2000 200
200

950 EQUALIZATION TANK SEDIMENTATION


TANK
ANAEROBIC
FILTER 1
ANAEROBIC
FILTER 2
ANAEROBIC
FILTER 3
AEROBIC
FILTER 1
AEROBIC
FILTER 2
SECONDARY INTERMEDIATE
CLARIFIER TANK
FINAL TANK
H = 2.3 m H = 2.8 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m
H = 2.3 m H = 2.8 m H = 2.8 m H = 2.3 m
800
150
A AERATION TANK A
E

3400 800
E E E E E E
COLLECTING
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E

H = 2.3 m
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E

TANK
H = 1.3 m
150

950

200

Outlet Pipe to Multimedia Inlet Pipe from Multimedia


Water Filter FRP 1865, Water Filter FRP 1865,
PVC 2" PVC 2"

PLAN STP
NTS

Gambar 1.39 Layout Plan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/STP) RS Inmedika 35 CMD

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 116


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Inlet Pipe from Toilet, Grease


Trap and Pre Treatment Laundry, Venting out to
PVC 4" Odor Eliminator Inlet Pipe from Multimedia
Medium duty cast iron manhole
Water Filter FRP 1865,
Medium duty cast iron manhole PVC 2"
60 x 60 cm 60 x 60 cm Outlet Pipe STP
Medium duty cast iron manhole Medium duty cast iron manhole
Diameter 60 cm Diameter 60 cm
PVC 2"

150
200 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390 300

1100 COLLECTING AERATION TANK


TANK ANAEROBIC ANAEROBIC ANAEROBIC AEROBIC AEROBIC SECONDARY INTERMEDIATE FINAL TANK
FILTER 1 FILTER 2 FILTER 3 H = 2.3 m FILTER 1 FILTER 2 CLARIFIER TANK
H = 1.3 m SEDIMENTATION
TANK H = 2.8 m H = 2.8 m H = 2.8 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m H = 2.3 m
3150 150 H = 2.3 m

EQUALIZATION TANK
850
H = 2.3 m 500
200
500
500

200 2000 150 700 150 1200 150 1200 150 1200 150 1000 150 800 150 800 150 600 150 600 150 2000 200
14000
Buis beton Ø 40 cm Media Filter Batu Dudukan Jet Aerator Submersible Pump Submersible Pump
Lahar Kintamani Jet Aerator
Transfer to Multimedia Transfer to Irrigation
Balok Praktis Penyangga Water Filter 1865
Media Batu Lahar

SECTION A-A STP


NTS

Gambar 1.40 Section A-A Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/STP) RS Inmedika 35 CMD

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 117


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.3.1.6 Pengelolaan Lumpur dan/atau Gas yang Dihasilkan
Pengelolaan lumpur yang dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah Rumah Sakit Inmedika - Denpasar, yaitu dengan metode
penampungan dan pengurasan. Lumpur yang dihasilkan dari proses
pengolahan dengan sistem Anaerobik Aerobik Biofilter sebagian besar
dibuang. Apabila Sedimentation tank dan secondary clarifier sudah penuh
akan lumpur maka dilakukan pengurasan dengan truk tinja untuk dibuang
ke IPLT.
Gas yang dihasilkan dari sistem, Anaerob-Aerob.tidak seperti pada
pengolahan air limbah dengan sistem extended aeration Menurut Gupta dan
Singh (2012), air limbah dari pabrik pengolahan dapat menjadi sumber
metana (CH4) saat diolah atau diproses secara anaerobik dan juga dapat
menjadi sumber dinitrogen oksida (N2O) dan karbon dioksida (CO2).
Pengolahan limbah cair domestik seperti ini potensi produksi gas metana
dengan hasil sebagian besar tersimpan di dasar kolam dan endapan (sludge)
dan yang tertransfer ke permukaan dan menjadi emisi tidak lebih dari 1%.
Namun angka pasti dari potensi emisi gas metana dari kolam anaerob hanya
bisa dipastikan dari pengukuran secara langsung. Untuk instalasi
pengolahan air limbah Rumah Sakit Inmedika - Denpasar, karena sistem
pengolahannya secara anaerobik, maka nanti pada masing-masing baknya
terdapat lubang venting/udara dan terdapat 1 lubang venting berupa pipa
yang dipasang pada aeration tank menuju ke odor eliminator untuk
pengelolaan gasnya. Pada odor eliminator ini terjadi proses adsorpsi gas oleh
media yang terdapat di dalamnya, sehingga gas yang dihasilkan menjadi CO2
dan hasil sampingnya berupa air (H2O).

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 118


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Gambar 1.41 Odor Eliminator

1.3.2 RENCANA PEMANFAATAN AIR LIMBAH

Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar, air limbah yang telah


mengalami proses pengolahan pada instalasi pengolahan air limbah akan
digunakan kembali untuk siram tanaman. Hal ini disebabkan karena lahan
yang tersedia untuk tanaman sangat luas, selain itu hal ini juga berdampak
positif dalam efisiensi penggunaan air untuk siram tanaman dan lahan.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 119


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.3.2.1 Karakteristik Air Limbah Yang Akan Dimanfaatkan
Karakteristik air limbah pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar
mengacu pada Lampiran I PerMenLHK No. 68 Tahun 2016. Parameter pH
dengan nilai 6-9, parameter BOD dengan kadar maksimum 30 mg/L,
parameter TSS dengan kadar maksimum 30 mg/L, dan minyak dan lemak
dengan kadar maksimum 5 mg/L, ammonia nitrogen dengan kadar
maksimum 10 mg/L dan Total Coliform dengan kadar maksimum nilai 3000.
Khusus untuk parameter COD mengacu pada Lampiran VI Peraturan
Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016 yakni parameter COD dengan kadar
maksimum 80 mg/L. Baku mutu lainnya seperti suhu, senyawa aktif
ditambahkan untuk akreditasi rumah sakit sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan juga tercantum dalam Lampiran VI
Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016. Parameter suhu dengan kadar
maksimum Suhu Udara + 3 oC dan Senyawa Aktif Biru Metilen dengan kadar
maksimum 10 mg/L. Adapun baku mutu air tersebut sebagai berikut.

Tabel 1.19. Karakteristik Air Limbah yang Dimanfaatkan


Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
Suhu oC Suhu Udara + 3 oC
TSS mg/L 30
BOD mg/L 30
COD mg/L 80
Senyawa Aktif Biru Metilen mg/L 10
(MBAS)
Minyak dan Lemak mg/L 5
Ammonia Nitrogen mg/L 10
Phosphat mg/L 10
Total Coliform Jumlah / 100 mL 3000

• Karakteristik fisik
Air limbah yang akan dimanfaatkan biasanya lebih jernih dibandingkan
dengan air limbah yang belum diolah. Nilai TSS-nya di bawah baku mutu air

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 120


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
limbah. Selain itu, air yang sudah diolah dan siap dimanfaatkan tidak
berbau.
• Karakteristik kimia
Karakteristik yang dapat dilihat dari zat-zat kimia ini antara lain,
Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), pH
(keasaman air), Amoniak, Nitrit, MBAS, phosphat. Karakteristik kimia dari
air limbah yang dimanfaatkan dibawah baku mutu air limbah.
• Karakteristik biologi
karakteristik biologi dari air limbah yang dimanfaatkan yakni total
coliformnya di bawah baku mutu air limbah sehingga aman digunakan untuk
penyiraman.
Kualitas air limbah domestik mengandung 99,9% air dan 0,1%
bahan lain berupa bahan padat terambang, koloid, dan terlarut yang
mengandung unsur hara utama untuk tumbuhan (Nitrogen, Fosfor, dan
Kalium) dan unsur hara runut (seperti tembaga, besi, seng). Jumlah
kandungan nitrogen dalam air limbah tak terolah berkisar antara 10-100
mg/L dan dan fosfor antara 5-25 mg/L, serta kalium antara 10-40 mg/L. Air
limbah domestik juga mengandung 60% zat organik yang dapat mencegah
kerusakan tanah dan memperbaiki kondisi fisik tanah melalui interaksinya
dengan penukar kation zat anorganik, serta merupakan sumber energi bagi
mikroorganisme yang berfungsi menstabilkan butiran tanah. Namun, air
limbah domestik juga mengandung parasit dan mikroba yang dapat
mengganggu kesehatan. Oleh karena itu dalam pedoman penggunaan ulang
air limbah domestik dipersyaratkan untuk melakukan pengolahan terlebih
dahulu (Sutriati & Ginting, 2019).

1.3.2.2 Lahan yang dimanfaatkan


Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar luas area lahan yang
digunakan untuk penyiraman dapat dilihat pada tabel berikut.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 121


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.20. Luas Lahan yang Dimanfaatkan Untuk Penyiraman

LOKASI LUAS (m2)

PARKING AREA DAN JALAN AKSES 3413,896


GARDEN 522,36
LUAS LAHAN UNTUK PENYIRAMAN 3936,256

1.3.2.3 Karakteristik, Jenis Tanam Pohon

Keragaman spesies pohon yang nantinya akan dibuat (pertamanan)


di Rumah Sakit Inmedika - Denpasar vegetasi intrukduksi sebagai tanaman
hias dan perindang dengan pemeliharaan yang baik melalui kegiatan
penyiraman, pemupukan dan penataan sehingga lebih subur, hijau dan
tertata dengan rapi. Kebanyakan tanaman direncanakan merupakan
tanaman perindang seperti jenis pohon palem, ketapang kencana, dan
tanjung. Usia pohon palem sadeng (Saribus rotundifolius), ketapang kencana
(Terminalia mantaly) dan tanjung (Mimusops elengi) yang akan ditanam yakni
2-5 tahun. Jenis tanaman yang akan ditanam pada area RS Inmedika dapat
dilihat pada Gambar 1.42. Adapun ilustrasi parking area dan jalan akses
yang nantinya akan dibuat disajikan pada gambar 1.43 berikut.

Palem Sadeng Ketapang Kencana


(Saribus rotundifolius) (Terminalia mantaly)

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 122


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Tanjung
(Mimusops elengi)
Gambar 1.42 Jenis Tanaman pada RS Inmedika

Gambar 1.43 Ilustrasi Parking Area dan Jalan Akses di RS Inmedika

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 123


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.3.2.4 Metode Pemanfaatan Air Limbah Pada Tanah
Metode pemanfaatan air limbah pada tanah yang dilakukan di
Rumah Sakit Inmedika - Denpasar yakni dengan menggunakan sistem
distribusi pipa yang disalurkan dari final tank IPAL menuju ke titik-titik
penyiraman yang telah ditentukan lokasinya. Air limbah pada final tank yang
telah memenuhi baku mutu tersebut akan di pompa menuju titik-titik lokasi
tersebut.

1.3.2.5 Layout Pengelolaan Air Limbah


Pada Gambar 1.44 dijelaskan lokasi IPAL Rumah Sakit Inmedika -
Denpasar. Selain itu pada gambar tersebut juga terdapat jalur perpipaan air
limbah menuju IPAL dan jalur perpipaan air effluent IPAL untuk penyiraman
tanaman yang letaknya bersebelahan/berdekatan. Garis berwarna oranye
dan hijau merupakan jalur perpipaan air limbah menuju IPAL sedangkan
garis berwarna biru merupakan jalur perpipaan untuk kegiatan penyiraman.
Lahan untuk area penyiraman pada area yang diarsir berwarna kuning.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 124


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

LAYOUT PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

KETERANGAN:
PIPA AIR LIMBAH
PIPA DISTRIBUSI PENYIRAMAN
TAP POIN PENYIRAMAN
AREA PENYIRAMAN
TITIK PENAATAN
TITIK

Outlet Pipe to STP,


PVC 4"

SECONDARY

H = 1.8 m

3400
CLARIFIER
Venting out to
Odor Eliminator Pipe

PVC 4"
Trap and Pre Treatment Laundry,
Inlet Pipe from Toilet, Grease
ANAEROBIC FILTER 2

COLLECTING
H = 1.3 m
H = 2.3 m

TANK

EQUALIZATION TANK
H = 2.3 m
ANAEROBIC FILTER 1
H = 2.3 m

SEDIMENTATION
7000

H = 2.3 m
TANK
SEDIMENTATION

H = 1.8 m
TANK
Inlet Pipe from Laundry,

ANAEROBIC
H = 2.8 m
FILTER 1
EQUALIZATION

H = 1.8 m
TANK

ANAEROBIC
H = 2.8 m
FILTER 2
PVC 4"

1900

H = 2.8 m

ANAEROBIC
FILTER 3

Odor Eliminator Pipe


14000

Venting out to
Outlet Pipe to STP,

AERATION TANK
H = 2.3 m
PVC 4"

800

H = 2.3 m

AEROBIC
FILTER 1
H = 1.3 m
TRAP 3
GREASE
Venting out to
Odor Eliminator Pipe

PVC 2"
Water Filter FRP 1865,
Outlet Pipe to Multimedia

H = 2.3 m

AEROBIC
FILTER 2
H = 1.3 m
TRAP 2
GREASE

SECONDARY INTERMEDIATE
H = 2.3 m H = 2.3 m
4050

CLARIFIER
H = 1.3 m
TRAP 1
GREASE
Inlet Pipe from kitchen,

TANK
COLLECTING

H = 1.3 m

Inlet Pipe from Multimedia


PVC 2"
Water Filter FRP 1865,
TANK
PVC 4"

FINAL TANK
H = 2.3 m
1200

PVC 2"
Outlet Pipe STP
PEMILIK PROYEK PEKERJAAN LOKASI Gambar 1.44. Layout
MENGETAHUI Pengelolaan Air Limbah
MENYETUJUI DIPERIKSA OLEH TEAM PERENCANA JUDUL GAMBAR DIKELUARKAN UNTUK

NAMA PARAF FOR TENDER


DISCLAIMER / SANGGAHAN :
Indriyananto Ariyo Anggoro GAMBAR PERENCANAAN DARI PERENCANA
Tenaga Ahli Arsitek Site Plan HANYA MERUPAKAN GAMBAR ACUAN
DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN
Lokasi IPAL KONTRAKTOR WAJIB MEMBUAT GAMBAR
Jl. Danau Tempe No. 99, Sidakarya, PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) UNTUK
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Ir. I Putu Didik Sulistiana, ST., MT PENYESUAIAN TERHADAP KONDISI NYATA
PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG Bali Tenaga Ahli Struktur
DI LAPANGAN
125
SKALA KODE GAMBAR NO. GAMBAR FORMAT
Alvi Yusnadi Edyarto Arya Wirawan Yoyok Umar Cahyo Nugroho
PT INTARAN 16 GEMILANG RS INMEDIKA Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Teknis Tenaga Ahli ME NTS M - DWG A3
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.3.2.6 Prosedur Operasional Standar Pemanfaatan Air Limbah Untuk
Penyiraman dan Pencucian
A. Tata Cara dan Jadwal Rotasi Pengaliran Air Limbah ke Tanah
Kedalaman tanah yang memadai diperlukan untuk retensi konstituen
air limbah pada partikel tanah, untuk perkembangan akar tanaman, dan
untuk aksi mikroba. Kedalaman yang memadai juga diperlukan untuk dapat
memisahkan zona pengolahan air limbah dari lapisan tanah jenuh. Retensi
konstituen air limbah, merupakan fungsi dari waktu tinggal air limbah di
dalam tanah (Crites, 2006). Waktu tinggal tergantung pada tingkat aplikasi
dan permeabilitas tanah. Berikut ini hal yang mempengaruhi pengaliran air
limbah ke tanah :
1. Tingkat Infiltrasi
Tingkat infiltrasi berhubungan dengan luasnya ruang pori yang besar
dan saling berhubungan di dalam tanah. Tanah bertekstur kasar
dengan banyak pori-pori besar memiliki laju infiltrasi yang lebih tinggi
daripada tanah bertekstur halus atau tanah yang ruang porinya
berkurang karena pemadatan atau pemecahan agregat tanah.
2. Pemasukan Air Limbah
Pada irigasi alur laju pemasukan dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk
alur. Oleh karena itu, ketika konfigurasi permukaan tanah
mempengaruhi laju masuknya air, istilah laju pemasukan harus
digunakan daripada istilah laju infiltrasi (yang mengacu pada
permukaan yang relatif datar yang tertutup air).
3. Permeabilitas
Permeabilitas atau konduktivitas hidrolik adalah kecepatan aliran yang
disebabkan oleh gradien unit hidrolik. Permeabilitas merupakan sifat
intrinsik tanah, tidak dipengaruhi oleh gradien, dan ini merupakan
perbedaan penting antara infiltrasi dan permeabilitas.
4. Transmisi
Transmisifitas akuifer adalah produk dari permeabilitas (K) dan
ketebalan akuifer. Ini adalah tingkat di mana air ditransmisikan
melalui satu satuan lebar akuifer di bawah gradien hidrolik satuan.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 126


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
5. Hasil Spesifik
Hasil spesifik adalah volume air yang dilepaskan dari volume tanah
jenuh yang diketahui di bawah gaya gravitasi dan tegangan tanah yang
melekat. Hasil spesifik juga disebut sebagai koefisien penyimpanan dan
rongga yang dapat dikuras.
6. Kapasitas Penahan Air
Air tanah dapat diklasifikasikan menjadi higroskopis, kapiler, dan
gravitasi. Air higroskopis adalah lapisan yang sangat tipis pada
permukaan partikel tanah dan tidak dihilangkan oleh gravitasi atau
oleh gaya kapiler. Air kapiler adalah air yang ditahan oleh tegangan
permukaan dalam pori-pori tanah melawan gravitasi.
7. Kapasitas lapangan
Pada kondisi ini, air telah keluar dari pori makro dan digantikan oleh
udara di profil permukaan. Dalam prakteknya kapasitas lapangan
diukur dua hari setelah aplikasi air dan dapat berkisar dari 3 persen
kelembaban untuk pasir halus sampai 40 persen untuk tanah liat.

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, karakteristik tanah yang terdapat


dilokasi kegiatan yakni sebagai berikut.

Tabel 1.21. Karakteristik Tanah di RS Inmedika


Kedalaman (m) Deskripsi Tanah
0-1 Lempung keabu-abuan lunak
1-3 Pasir gradasi halus sampai sedang
kehitaman
3-8 Pasir gradasi halus sampai sedang
kehitaman bercampur karang
8-11 Karang putih kecoklatan, lepas,
bercampur pasir
11-20 Karang putih kecoklatan, keras,
kompak

Cara pembagian air irigasi ada tiga cara yaitu: sistem serentak, sistem
golongan dan sistem rotasi. Penerapan ketiga cara tersebut tergantung pada
jumlah air yang tersedia.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 127


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
• Sistem Serentak
Sistem serentak pembagian air irigasi dilakukan jika jumlah air yang
tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan air tanaman yang
dinyatakan dengan nilai k lebih besar atau sama dengan satu.
Pembagian air dilakukan secara bersamaan keseluruh areal yang
ditanami.
• Sistem Golongan
Pemberian air dengan sistem golongan dapat mengurangi kebutuhan
puncak air irigasi. Pada musim kemarau keadaan air mengalami
penurunan atau kritis, maka pemberian air tanaman akan diberikan
kepada tanaman yang telah direncanakan. Cara ini dilakukan apabila
jumlah air yang tersedia cukup terbatas, sementara kebutuhan air
sangat besar. Idealnya satu daerah irigasi dibagi menjadi tiga sampai
lima golongan dengan jarak waktu tanam dua sampai tiga minggu.
• Sistem Rotasi
Metode rotasi irigasi adalah apabila kebutuhan air irigasinya besar
sementara air yang tersedia kurang, maka perlu dilakukan pemberian
air secara sistem rotasi atau bergilir. Idealnya waktu giliran dua sampai
tiga hari dan tidak boleh lebih dari satu minggu karena akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar, menggunakan sistem serentak


untuk penyiraman tanamannya setiap hari. Hal ini karena air yang tersedia
cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem penyiraman
tanaman dan lahan yakni air limbah pada final tank dialirkan dengan
bantuan pompa menuju titik-titik penyiraman. Apabila kran pada titik-titik
lahan penyiraman dibuka maka pompa final tank akan bekerja dan air pada
final tank akan disalurkan ke titik penyiraman tersebut. Frekuensi
pemanfaatan air limbah pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar untuk
keperluan penyiraman dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari
yakni pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 5 sore hari. Pada Tabel 1.22

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 128


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dijelaskan frekuensi Penyiraman Tanaman dan Lahan. Pada Gambar 1.45
berikut dijelaskan tata cara pengaliran air limbah untuk penyiraman.

Tabel 1.22. Frekuensi Penyiraman Tanaman dan Lahan


KEBUTUHAN
FREKUENSI
DOSIS AIR UNTUK
LOKASI LUAS (m2) PENYIRAMAN
(L/m2) PENYIRAMAN
(kali/hari)
(m3/hari)
GARDEN 522,36 3 3 4,70
PARKING AREA 3413,896 3 3 30,73
DAN JALAN
AKSES
TOTAL 3936,256 35,43

Penyiraman Penyiraman
dilakukan 3 kali dilakukan dengan Tenaga yang bertugas
sehari yakni pada bantuan pompa final untuk penyiraman
jam 7 pagi, jam 1 tank yang disalurkan yaitu Housekeeping
siang dan jam 5 sore ke titik penyiraman

Tenaga tersebut pada


Air limbah dari final Pada saat kran titik
tank akan mengalir penyiraman dibuka, akan memasangkan
ke titik penyiraman pompa pada final selang pada titik-
tersebut tank akan bekerja titik penyiraman
secara bergantian

Apabila air di final Penyiraman akan


tank sudah habis, dilakukan kembali
pompa otomatis akan pada jadwal
mati selanjutnya

Gambar 1.45. Tata Cara Pengaliran Air Limbah untuk Penyiraman

B. Tata Cara dan Jadwal Pembersihan Sisa Endapan Pada Tanah yang
Diaplikasikan
Lumpur limbah, juga disebut sebagai biosolid, adalah produk
sampingan dari proses pengolahan limbah. Aplikasi lahan dari lumpur
limbah adalah salah satu alternatif pembuangan yang penting (Singh, 2008).
Karakteristik lumpur limbah tergantung pada kualitas limbah dan jenis
proses pengolahan yang diikuti. Endapan lumpur pada tanah memodifikasi
sifat fisik-kimia dan biologinya dalam lumpur yang diubah tanah pada

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 129


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
tingkat aplikasi yang berlebihan selama bertahun-tahun (Wang, 1997).
Pemanfaatan lahan yang tepat dari lumpur limbah yang distabilkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi pertanian, kehutanan, hortikultura, dan
pembangunan kota. Logam berat, polutan organik, dan patogen yang
terkonsentrasi dalam lumpur limbah selama pengolahan air limbah
merupakan hambatan utama untuk aplikasi lumpur limbah di lahan.
Penggunaan daur ulang air limbah dapat menjadi pupuk yang berharga bagi
tanah. Mereka dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi tanaman dan juga
dapat memperbaiki struktur tanah dan kapasitas menahan air. Dalam
kondisi realistis, kompos dan residu biogas dari limbah rumah tangga yang
dipisahkan sumbernya dibandingkan dengan pupuk mineral tradisional
(Odlare, 2011).
Pada RS Inmedika, dengan adanya sistem pengolahan STP filtrasi
dengan multimedia water filter di akhir sistem sehingga kecil kemungkinan
adanya endapan yang terdapat pada tanah yang diaplikasikan. Namun untuk
tetap memastikannya dengan baik dilakukan pengecekan secara periodik
setiap seminggu sekali pada tanah di titik-titik penyiraman. Pengecekan ini
akan dilakukan oleh pihak engineering. Pada Gambar 1.46 berikut dijelaskan
tata cara pembersihan sisa endapan pada tanah yang diaplikasikan.

Pengecekan dilakukan
Pengecekan Sisa Endapan Lokasi pengecekan secara visual dengan
Tanah dilakukan minimal merupakan area tanah membandingkan kondisi
seminggu sekali oleh yang dilakukan tanah saat pengecekan
pihak engineering penyiraman dan kondisi tanah
sebelumnya

Sisa endapan yang Apabila terdapat sisa


ditampung selanjutnya Dilakukan pengisian endapan, maka dilakukan
dikerjasamakan pada logbook pemantauan pembersihan dan
pihak ketiga ditampung pada trashbag

Gambar 1.46. Tata Cara Pembersihan Sisa Endapan pada Tanah yang
Diaplikasikan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 130


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
C. Logbook Pemantauan

Tabel 1.23. Logbook Pemantauan


No Tanggal Lokasi Frekuensi Kualitas Tanah Tanda
Pemantauan Pemantuan Ada Tidak Tangan

1.4 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


1.4.1 PEMANTAUAN AIR LIMBAH

1.4.1.1 Titik Penaatan (Outlet)


Titik pengambilan contoh uji air limbah pada Rumah Sakit Inmedika
- Denpasar dapat diambil pada outlet terakhir IPAL sebelum menuju ke lahan
yang disiram. Pengambilan contoh uji air limbah tepatnya diambil pada bak
final tank yakni dengan koordinat 8°42'25.06"S-115°14'30.71"E. Pada titik
penaatan ini juga akan dipasang water meter untuk memantau debit air
limbah yang digunakan untuk penyiraman. Pemantauan debit ini dilakukan
tiap hari untuk mengetahui jumlah debit yang digunakan untuk penyiraman
setiap harinya. Pada RS Inmedika saluran air limbah dipisah dengan saluran
limpasan air hujan. Selain itu, pada titik penaatan ini juga terdapat titik
sampling air limbah.

1.4.1.2 Mutu Air Limbah

Mutu air limbah pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar mengacu


pada Baku mutu air limbah ini mengacu pada Lampiran I PerMenLHK No. 68

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 131


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tahun 2016. Parameter pH dengan nilai 6-9, parameter BOD dengan kadar
maksimum 30 mg/L, parameter TSS dengan kadar maksimum 30 mg/L, dan
minyak dan lemak dengan kadar maksimum 5 mg/L, ammonia nitrogen
dengan kadar maksimum 10 mg/L dan Total Coliform dengan kadar
maksimum nilai 3000. Khusus untuk parameter COD mengacu pada
Lampiran VI Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016 yakni parameter
COD dengan kadar maksimum 80 mg/L. Baku mutu lainnya seperti suhu,
senyawa aktif ditambahkan untuk akreditasi rumah sakit sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan juga tercantum dalam
Lampiran VI Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016. Parameter suhu
dengan kadar maksimum Suhu Udara + 3 oC dan Senyawa Aktif Biru Metilen
dengan kadar maksimum 10 mg/L. Phospat dengan kadar maksimum 10
mg/L. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.24. Baku Mutu Air Limbah


Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
Suhu oC Suhu Udara + 3 oC
TSS mg/L 30
BOD mg/L 30
COD mg/L 80
Senyawa Aktif Biru Metilen mg/L 10
(MBAS)
Minyak dan Lemak mg/L 5
Ammonia Nitrogen mg/L 10
Phosphat mg/L 10
Total Coliform Jumlah / 100 mL 3000

Selain itu debit maksimal air limbah yang boleh dibuang yakni
sebesar 35 m3/hari sesuai dengan hasil perhitungan debit air limbah
maksimal sebelumnya. Debit air limbah harus dicek setiap harinya untuk
memastikan air limbah yang dibuang tidak lebih dari 35 m3/hari. Beban
pencemar air maksimal yang dapat dibuang dengan debit maksimal 35
m3/hari dapat dilihat pada tabel berikut.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 132


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.25. Beban Pencemar Air
Parameter Satuan Beban Pencemar Air
BOD kg/hari 2,25
COD kg/hari 6
TSS kg/hari 2,25
Minyak dan Lemak kg/hari 0,375
Ammonia Nitrogen kg/hari 0,75
Phospat kg/hari 0,75
Senyawa Aktif Biru Metilen kg/hari 0,75
(MBAS)

1.4.1.3 Metode Pengambilan Contoh Uji


Pengambilan contoh uji dilakukan dengan mengacu pada SNI
6989.59-2008 tentang Metode Pengambilan Contoh Air Limbah. Air limbah
diuji di laboratorium yang sudah terakreditasi KAN dan teregistrasi KLHK.

1.4.1.4 Frekuensi Pemantauan

Frekuensi pemantauan effluen instalasi pengolahan air limbah


dilakukan 1 (satu) kali tiap bulan pada titik penaatan. Pengambilan contoh
uji dilakukan sesuai dengan SNI 6989.59-2008 tentang Metode Pengambilan
Contoh Air Limbah dan diuji pada laboratorium yang sudah terakreditasi dan
teregistrasi.

1.4.1.5 Dosis, Debit dan Rotasi Pemanfaatan Air Limbah

Dosis pemanfaatan air limbah merupakan volume air limbah yang


diaplikasikan untuk keperluan tertentu, dalam hal ini yaitu penyiraman.
Dosis penyiraman air limbah yang telah diolah diperkirakan sebesar 3
Liter/m2. Frekuensi pemanfaatan air limbah pada Rumah Sakit Inmedika -
Denpasar untuk keperluan penyiraman dapat dilakukan sebanyak tiga kali
dalam sehari yakni pada pagi, siang dan sore hari. Debit air limbah yang
digunakan untuk penyiraman tanaman yakni sebesar 35 m3/hari.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 133


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.4.2 PEMANTAUAN AIR TANAH
1.4.2.1 Sumur Pantau

Sumur pantau atau sumur yang dilakukan untuk memantau


kualitas air tanah. Berikut merupakan sumur pantau pada Rumah Sakit
Inmedika – Denpasar.
- Sumur Pantau Upstream dengan koordinat 8°42'22.36"S-115°14'32.77"E
- Sumur Pantau Downstream dengan koordinat 8°42'25.49"S-
115°14'32.03"E
Sumur pantau dibuat dengan tujuan untuk memastikan tidak adanya
pencemaran air tanah akibat dari air limbah yang dihasilkan. Berdasarkan
penelitian Tirtomihardjo dan Setiawan (2011) dan Peta Penampang
Hidrogeologi Provinsi Bali, aliran air tanah yakni dari utara ke selatan
sehingga sesuai dengan posisi sumur pantau tersebut.

1.4.2.2 Metode Pengambilan Contoh Uji dan Parameter yang dipantau

Metode pengambilan contoh uji air tanah mengacu pada SNI


8995:2021 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Air untuk Pengujian
Fisika dan Kimia.
Parameter air tanah yang digunakan untuk uji kualitas air tanah
mengacu pada parameter air bersih yang diatur pada Permenkes RI No. 32
Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum. Adapun parameter air untuk
keperluan higiene sanitasi yang dimaksud diantaranya :

Tabel 1.26. Standar Baku Mutu Kualitas Air untuk Higiene Sanitasi
Kadar
Maksimum
No Parameter Satuan Keterangan
Yang
Diperbolehkan
§ Fisika

1. Bau - - Tidak Berbau


2. Jumlah Zat Padat Mg/L 1000 -
Terlarut (TDS)
3. Kekeruhan Skala NTU 25 -
4. Rasa - - Tidak berasa

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 134


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Kadar
Maksimum
No Parameter Satuan Keterangan
Yang
Diperbolehkan
5. Suhu 00 C Suhu udara ± 30 -
C
6. Warna Skala TCU 50 -
A. Kimia

8. wajib

1. pH mg/L 65-8,5
2. Besi mg/L 1
3. Fluorida mg/L 1,5
4. Kesadahan (CaCO3 ) mg/L 500
5. Mangan mg/L 0,5
6. Nitrat, sebagai N mg/L 10
7. Nitrit, sebagai N mg/L 1
8. Sianida mg/L 0,1
9. Deterjen mg/L 0,05
10. Pestisida Total mg/L 0,1
9. Tambahan

1. Air raksa mg/L 0,001


2. Arsen mg/L 0,05
3. Kadmium mg/L 0,005
4. Kromium (valensi 6) mg/L 0,05
5. Selenium mg/L 0,01
6. Seng mg/L 15
7. Sulfat mg/L 400
8. Timbal mg/L 0,05
9. Benzene mg/L 0,01
10. Zat organik (KMNO4) mg/L 10
B. Biologi

1. Total Koliform (MPN) CFU per 100 50


ml
2. E.Coli CFU per 100 0
ml

1.4.2.3 Frekuensi Pemantauan


Berdasarkan pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan, frekuensi pemantauan air tanah
harus mewakili periode musim kering (kemarau) dan periode musim basah
(hujan) atau paling sedikit 2 kali dalam satu tahun. Pemantauan air tanah

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 135


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
dilakukan dengan melakukan uji laboratorium dengan memperhatikan
parameter air bersih yang diatur dalam Permenkes RI No. 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per
Aqua, Dan Pemandian Umum.

1.4.3 PEMANTAUAN TANAH

Menurut Peta Jenis Tanah Tinjau Bali (Dai dan Rosman, 1970), lokasi
kegiatan berada pada areal yang berjenis tanah Regosol Coklat Kelabu. Tanah
Regosol Coklat Kelabu di lokasi studi memiliki bahan induk Abu Volkan
Intermedier (Dai dan Rosman, 1970). Tanah regosol adalah tanah berbutir
kasar dan berasal dari material gunung api atau hasil endapan. Material jenis
tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah regosol merupakan
hasil erupsi gunung berapi, bentuk wilayahnya berombak sampai
bergunung, bersifat subur, tekstur tanah ini biasanya kasar, berbutir kasar,
peka terhadap erosi, berwarna keabuan, kaya unsur hara seperti P dan K
yang masih segar, kandungan N kurang, pH 6-7, cenderung gembur,
umumnya tekstur makin halus makin produktif, kemampuan menyerap air
tinggi, dan mudah tererosi.
Ciri-ciri fisik tanah regosol adalah memiliki butiran kasar, ditandai
masih banyak kandungan batu dan kerikil yang belum melapuk secara
sempurna. Ciri lainnya adalah tanah regosol belum menampakkan adanya
horizon-horizon tanah. Sifat tekstur kasar pada tanah regosol ditentukan
oleh bahan induknya yang pada akhirnya menentukan tingkat permeabilitas
tanah yang sedang sampai cepat dan kapasitas tukar kation yang rendah.
Warna tanah regosol bervariasi dari merah kuning, coklat kemerahan, coklat,
dan coklat kekuningan. Warna tersebut bergantung pada material dominan
yang dikandungnya. Tanah Regosol yang berasal dari abu vulkanik biasanya
bertekstur kasar dan kaya hara tanaman kecuali N tapi belum terlapuk
sehingga perlu pupuk organik, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Akan
tetapi, bila tanah regosol yang memiliki tekstur makin halus biasanya
memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 136


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.4.3.1 Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Berdasarkan pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan, lokasi pengambilan sampel
ditetapkan berdasarkan:
(a) lahan yang terpengaruh dampak (lahan yang disiram dengan air limbah
yang telah mengalami pengolahan), dan
(b) lahan kontrol,
Pengambilan contoh uji tanah dilakukan pada 6 (enam) kedalaman sebagai
berikut:
a) 0 - 20 cm
(b) 20 - 40 cm
(c) 40 - 60 cm
(d) 60-80cm
(e) 80 - 100 cm
Untuk meneliti sifat-sifat fisika kimia tanah diperlukan dua jenis contoh uji
tanah yaitu:
(a) lahan yang terpengaruh dampak, dan
(b) lahan kontrol.
Lokasi pengambilan contoh uji tanah yakni pada koordinat 8°42'20.17"S -
115°14'32.41"E.

1.4.3.2 Parameter yang Dipantau


Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi
Biomassa, tanah merupakan salah satu komponen lahan, berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 137


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Berdasarkan pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan, parameter yang dipantau meliputi:
pH, C-organik, N Total, P tersedia, Kation dapat ditukar K, Na, Ca, Mg,
Kapasitas tukar kation, Kejenuhan Basa (Ca+Mg+K+Na)/KTK, Logam-logam
berat (Pb, Cu, Cd, Zn), Tekstur (pasir, debu, liat), Minyak lemak, Soklet.
Adapun kriteria penilaian sifat kimia tanah berdasarkan sifat umum
tanah yang didapat secara empiris adalah sebagai berikut (Lestari D, 2017) :

Tabel 1.27. Kriteria sifat kimia tanah


Sifat Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Tanah Rendah Tinggi
C-organik < 1,0 2,0 3,3 5,0 > 5,0
(%)
N Total (%) < 0,1 0,2 0,5 0,75 > 0,75
P2O5 HCl < 10 20 40 60 > 60
25% (ppm)
K2O HCl < 10 20 40 60 > 60
25% (ppm)
K2O HCl < 0,1 0,2 0,5 1,0 > 1,0
25% (ppm)
Na (%) < 0,1 0,4 0,7 1,0 > 1,0
Ca (%) <2 5 10 20 > 20
Mg (%) < 0,4 1,0 2,0 8,0 > 1,0
Kejenuhan < 20 35 50 70 > 1,0
Basa (%)
Kejenuhan < 10 20 30 60 > 1,0
Aluminium
(%)
Cadangan <5 10 20 40 > 1,0
Mineral (%)

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 138


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Sifat Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Tanah Rendah Tinggi
pH sangat Asam 5,5 Agak Netral 7,5 Agak basa Basa > 8,5
asam < 4,5 asam 6,5 8,5

Sedangkan kriteria umum untuk kandungan logam berat yang terdapat di


dalam tanah telah diteliti oleh (Ferguson, 1990) dalam (Lestari, 2017)
mengemukakan batas beberapa kandungan logam berat yang tidak tercemar
di dalam tanah, yaitu:

Tabel 1.28. Kriteria kandungan logam berat dalam tanah


Rerata Tanah yang
Batas Batas
No Logam Berat Tidak
Minimum Maksimum
Terkontaminasi
1. Cadmium (Cd) 0,62 µg/g 0,1 µg/g 1,0 µg/g
2. Mercury (Hg) 0,098 µg/g 0,01 µg/g 0,06 µg/g
3. Arsenic (As) 6,03 µg/g 5 µg/g 10 µg/g
4. Lead (Pb) 29,2 µg/g 10 µg/g 20 – 50 µg/g
5. Selenium (Se) 0,4 µg/g Angka ini akan meningkat
pada daerah asam dan semi
asam

Metode Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara sebagai berikut


(Suganda dkk, 2006) :
- Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.
- Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon
tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.
- Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan
permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang
diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per
empat bagian masuk ke dalam tanah.
- Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm
masuk ke dalam tanah.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 139


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
- Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.
- Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus
lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut
terangkat.
- Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar
permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian
tutuplah tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia.
Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara
yang sama dan tutuplah tabung.
- Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang
berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh
tanah

1.4.3.2 Frekuensi Pemantauan


Frekuensi pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 140


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Gambar 1.47. Layout Lokasi Pemantauan Lingkungan (Air Limbah, Air Tanah dan Tanah) Pada Rumah Sakit Inmedika

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 141


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
1.5 SISTEM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
Sistem tanggap darurat yang perlu dilengkapi meliputi :
1. Sistem keamanan fasilitas
Untuk memenuhi sistem keamanan fasilitas ini, maka IPAL perlu :
• Memiliki sistem penjagaan 24 jam
• Mempunyai pagar pengaman atau penghalang lain yang memadai
• Mempunyai tanda (sign-sign) yang mudah terlihat dari jarak 10
meter
• Mempunyai penerangan yang memadai disekitar lokasi
2. Sistem pencegahan terhadap kebakaran
Kebakaran pada pengoperasian IPAL sering kali terjadi disebabkan oleh
konslet arus listrik, kerusakan akibat gigitan tikus, tumpahan bahan
bakar dll. Untuk itu, dalam bangunan IPAL perlu :
• Memasang sistem arde (Electronic-Spark Grounding)
• Memasang tanda peringatan dari jarak 10 meter
• Memasang peralatan pendeteksi bahaya kebakaran outomatis
selama 24 jam :
• Alat deteksi peka asap (smoke sensing alarm)
• Alat deteksi peka panas (heat sensing alarm)
• Tersedia alat pemadam kebakaran
• Jarak antara bangunan yang memadai bagi kendaran pemadam
kebakaran
3. Sistem penanggulangan keadaan darurat
Kejadian darurat dalam pengoperasian dan pemeliharaan IPAL terjadi
secara tiba-tiba. Untuk itu, maka guna mencegah dan meminimalisir
dampak yang terjadi, perlu dielakkan hal-hal sebagai berikut :
• Ada Petugas (koordinator) penanggulangan keadaan darurat IPAL
• Jaringan komunikasi atau pemberitahuan kepada:
¨ Tim penanggulangan keadaan darurat RS (Pos Satpam)
¨ Dinas pemadam kebakaran setempat
¨ Pelayanan kesehatan darurat (IGD)
• Memiliki prosedur evakuasi

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 142


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
• Mempunyai peralatan penanggulangan kedaruratan
4. Sistem pengujian peralatan
Pengoperasian peralatan mekanikal dan elekrikal IPAL akan
menghadapi gangguan sistem akibat kerusakan peralatan yang tidak
terkontrol pemeliharaannya. Untuk itu perlu dilakukan upaya sebagai
berikut :
• Semua alat pengukur, peralatan operasi pengolahan dan
perlengkapan pendukung operasi harus diuji minimum sekali dalam
setahun
• Hasil pengujian harus dituangkan dalam berita acara
5. Pelatihan karyawan
Reaksi cepat dan tepat perlu diterapkan dalam pengoperasian IPAL guna
untuk mencegah dan mengendalikan dampak akibat keadaan darurat
IPAL. Peran operator dalam kondisi ini akan menempati posisi strategis.
Untuk itu, maka terhadap operator IPAL perlu dibekali pengetahuan
melalui pelatihan sebagai berikut :
• Pelatihan dasar : seperti pengenalan limbah, peralatan pelindung,
keadaan darurat, prosedur inspeksi, P3K, K3 dan peraturan
perundangan limbah B3
• Pelatihan khusus : seperti pemeliharaan peralatan, pengoperasian
alat pengolahan air limbah, pengendalian pencemaran air dan
lingkungan, dokumentasi dan pelaporan
Sistem Komunikasi Tanggap Darurat sangat perlu terapkan guna
mempercepat respon operator dalam menangani keadaan darurat pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Adapun Sistem Komunikasi
yang dapat Diterapkan pada penanggulangan keadaan darurat pada
Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah diantaranya :
• Sistem Komunikasi menggunakan bantuan alat Handie Talkie.
Unit engineering yang bertanggung jawab terhadap penanganan
kondisi darurat melakukan koordinasi yang dipimpin oleh
Engineering Manager untuk menangani kondisi darurat. Tahapan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 143


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
penanganan kondisi darurat dilakukan sesuai SOP Penanganan
Kondisi darurat yang tercantum dalam dokumen ini.
• Menggunakan Papan Informasi yang menyediakan informasi
terkait Site Plan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
berfungsi memberikan informasi terkait alur serta komponen yang
terdapat di dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta
Papan Informasi untuk memberikan informasi SOP (Standard
Operational Procedure) penanganan kondisi darurat.
• Menggunakan sistem Label dengan menggunakan stiker yang
ditempel pada setiap komponen IPAL guna mempermudah
Operator dalam mengenali komponen yang terinstal pada IPAL.

1.5.1 UNIT YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PENANGANAN


KONDISI DARURAT
Unit yang akan bertanggung jawab akan penanganan kondisi darurat
yang terdapat di Rumah Sakit Inmedika - Denpasar yakni tim unit
Engineering Unit ini akan melakukan kontrol, operasional, pemeliharaan dan
perbaikan peralatan elektrikal dan mekanikal IPAL. Selain itu, unit ini yang
memantau kondisi sistem pengolahan IPAL, memastikan air effluen yang
akan dimanfaatkan sesuai dengan baku mutu, mengecek debit air yang
digunakan untuk penyiraman tanaman. Unit ini akan dipimpin oleh Kepala
Unit Engineering dan IPAL yang berperan penting dalam pengambilan
keputusan dalam operasional IPAL maupun saat penanganan kondisi
darurat.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 144


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Kepala Unit
Engineering
dan IPAL

Teknisi 1 Teknisi 2 Sanitarian

Gambar 1.48. Struktur Organisasi Unit yang Bertanggung Jawab terhadap


Penanganan Kondisi Darurat

Tugas dan tanggung jawab:


1. Kepala Unit Engineering dan IPAL
- Memimpin koordinasi antar staf atau tim terkait permasalahan pada
kondisi darurat.
- Mengambil keputusan langkah yang harus dilakukan dalam
penanganan kondisi darurat setelah mempertimbangkan tanggapan
dan masukkan dari masing-masing staf.
- Melakukan komunikasi antar bidang atau departemen yang berkaitan
dalam penanganan kondisi darurat.
- Melakukan kontrol rutin dan evaluasi antar staf atau tim untuk
pencegahan pencemaran lingkungan.
2. Teknisi
- Melakukan penanganan langsung, pengecekan dan perbaikan apabila
terjadi kondisi darurat sesuai dengan SOP Penanganan kondisi
darurat.
- Melakukan koordinasi langsung kepada Kepala Unit Engineering dan
IPAL apabila terjadi kondisi darurat yang belum terdapat di SOP agar
dapat melakukan penanganan selanjutnya.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 145


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
3. Sanitarian
- Menganalisis penyebab terjadinya setiap permasalahan kondisi darurat
dan mengusulkan solusi penanganan yang dapat dilakukan kepada
Kepala Unit Engineering dan IPAL.
- Melakukan pemantauan secara intensif apabila terjadi pencemaran
lingkungan.
- Mengusulkan atau menyusun SOP penanganan kondisi darurat yang
belum ada SOP untuk mempermudah penanganan saat terjadinya
permasalahan tersebut kembali.

1.5.2 RENCANA DAN PROSEDUR TANGGAP DARURAT


Standar operasional dan pemeliharaan (SOP) instalasi pengolahan
air limbah dibuat agar operasional dapat berjalan dengan baik dan hasil air
limbah yang telah diolah memenuhi baku mutu yang ditetapkan sehingga
tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. Berikut merupakan standar
operasional dan prosedur instalasi pengolahan air limbah pada Rumah Sakit
Inmedika - Denpasar.

Tabel 1.29. SOP Instalasi Pengolahan Air Limbah Pada Rumah Sakit Inmedika
- Denpasar
No Deskripsi Penjelasan
A Cara Pengoperasian
1. Grease Trap Sebagai perangkap minyak atau
lemak yang terkandung didalam air
limbah, agar tidak mengalir masuk
ke dalam saluran pipa sehingga
mencegah terjadinya penyumbatan
pipa saluran dan siap untuk
dilakukan untuk proses
penggolahan selanjutnya
2. Pre-Treatment Laundry Sebagai unit pengolahan awal untuk
limbah laundry.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 146


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan sistem gravitasi.
3. Collecting Tank Sebagai bak pengumpul dari air
limbah yang dihasilkan.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan sistem gravitasi.
4. Equalization Tank Fungsi utama Equalization Tank
adalah sebagai bak pengontrol dan
penyelaras aliran limbah sebelum
masuk ke unit pengolahan
berikutnya. Sehingga air limbah
lebih siap untuk diolah pada IPAL.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan gravitasi. Tidak
terdapat peralatan mekanikal dan
elektrikal dalam unit ini.
5. Sedimentation Tank Fungsi utama dari Sedimentation
Tank adalah sebagai sistem
pengendapan zat atau material yang
bersifat tersuspensi yang
terkandung di dalam air limbah,
misanlnya: pasir, sisa makanan,
lumpur dan lain sebagainya.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan gravitasi. Tidak
terdapat peralatan mekanikal dan
elektrikal dalam unit ini.
6. Anaerobic Biofilter Anaerobic filter yang didesain
sedemikian rupa dengan memasang
bio media filter yang difungsikan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 147


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
sebagai tempat melekat dan tumbuh
mikro organisme anaerob. Mikro
organisme yang menempel pada bio
media filter akan mampu
menguraikan zat organik yang
terdapat dalam air limbah dan
efisien untuk menyisihkan padatan
terlarut.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan gravitasi. Tidak
terdapat peralatan mekanikal dan
7. Aeration Tank Aeration Tank berfungsi sebagai
pengolahan air limbah secara
biologis yaitu untuk melarutkan
udara ke dalam air agar bakteri
aerob menjadi aktif. Fungsi lain dari
bak ini adalah menguraikan zat-zat
organik terlarut (seperti P, N, S, O,
Na, K dll) yang terdapat dalam air
limbah.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan gravitasi. Terdapat
unit blower yang menyuplai udara
dan mengalirkannya ke bak aerasi
ini melalui pipa dan melalui diffuser.
Suplai udara juga dapat dilakukan
menggunakan jet aerator.
8. Aerobic Biofilter Aerobic filter diisi dengan bio media
filter sehingga mikro organisme
aerob dapat tumbuh dan melekat
pada bio media filter tersebut. Mikro
organisme yang menempel pada bio

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 148


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
media filter dapat menguraikan zat
organik yang terdapat pada air
limbah dan mempercepat proses
nitrifikasi.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan gravitasi. Tidak
terdapat peralatan mekanikal dan
elektrikal dalam unit ini.
9. Secondary Clarifier Berfungsi sebagai bak pengendapan
material hasil proses pengolahan
oleh mikro organisme dari hasil
proses biologis. Bak ini juga sering
disebut sebagai bak pengendapan
terakhir.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan gravitasi. Tidak
terdapat peralatan mekanikal dan
elektrikal dalam unit ini.
10 Intermediate Tank Sebagai bak penampungan air
limbah yang akan diproses
selanjutnya.
Aliran dari satu tangki (chamber) ke
tangki selanjutnya adalah dengan
menggunakan sistem pompa.
11. Multimedia Water Filter Multimedia Filter Air adalah jenis
pengolahan air dengan proses
penyaringan air yang terdiri dari
beberapa lapisan media filter. Setiap
lapisan secara progresif terdiri dari
beberapa ukuran kekasaran dan
kedalaman lapisan. Lapisan media
filter ditumpuk secara progresif

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 149


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
dengan media paling kasar dan
padat seperti kerikil di bagian
bawah dan media yang lebih ringan
dan lebih halus di bagian atas.
Filter Multimedia digunakan untuk
mengurangi tingkat TSS (Total
Suspended Solids / Total Padatan
Tersuspensi) dalam air limbah.
Padatan tersuspensi terdiri dari
partikel kecil seperti lumpur, tanah,
pasir, bahan organik, ganggang dan
mikroorganisme lainnya.
Sand Filter berfungsi untuk
menyaring pasir, lumpur, dan
kekeruhan yang terkandung dalam
air limbah.
Carbon Filter berfungsi untuk
berfungsi untuk menghilangkan
kandungan organik yang
menyebabkan warna, bau, dan rasa.
12. UV Sterilization Desinfeksi dalam pengolahan air
limbah dilakukan untuk melindungi
pemakai air dari bahaya
mikroorganisme yang terkandung
dalam keluaran sistem pengolahan
air limbah. Metode yang umum
digunakan dalam pengolahan
desinfeksi adalah kimiawi, fisik, dan
radiasi. Untuk pengolahan air
limbah pada umumnya
menggunakan desinfeksi secara
kimiawi dan beberapa dengan
radiasi. Pada RS Inmedika
menggunakan sistem desinfeksi

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 150


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
menggunakan radiasi sinar
ultraviolet
13. Final Tank Berfungsi menampung effluent hasil
pengolahan IPAL.
Air pada final tank ini akan
dialirkan dengan pompa menuju
taman dan lahan untuk
penyiraman.
B Pemeliharaan
1. Grease Trap • Sampah dan lemak padat yang
terperangkap dalam bak Grease
Trap harus dibersihkan
sekurangnya satu kali dalam
sehari untuk mencegah
penebalan dan pengerasan
lemak yang dapat merusak
proses pengolahan air pada
tahap selanjutnya.
• Pembersihan dilakukan secara
manual dengan menggunakan
serok dan atau peralatan lain.
Sampah dan lemak yang
terkumpul kemudian
dimasukan kedalam kantong
plastik sampah, yang
selanjutnya dikerjasamakan
dengan pihak ketiga.
• Untuk membantu proses
penguraian limbah lemak
terlarut, dapat juga dengan
menuangkan bakteri Power Fat
sebagai pengurai lemak soluble
yang dapat dibeli pada spesialis
pengolahan limbah.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 151


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
2. Pre-treatment Laundry • Pembersihan screen dilakukan
secara manual dengan
menggunakan serok dan/atau
peralatan lain. Sampah yang
terkumpul kemudian
dimasukan ke dalam kantong
plastik sampah, yang
selanjutnya dikerjasamakan
dengan pihak ketiga.
• Dilakukan pembersihan dan
pengecekan ketebalan lumpur
minimal 1 (satu) bulan sekali.
3. Collecting Tank • Pembersihan dilakukan secara
manual dengan menggunakan
serok dan/atau peralatan lain.
Sampah dan Lemak yang
terkumpul kemudian
dimasukan ke dalam kantong
plastik sampah, yang
selanjutnya dikerjasamakan
dengan pihak ketiga.
4. Equalization Tank • Pada 3 bulan pertama setelah
STP beroperasi, dilakukan
pengecekan tinggi level lumpur.
Apabila sudah penuh maka
dilakukan pengurasan pada
Equalization Tank. Pengurasan
dapat dilakukan dengan
menggunakan jasa truk kuras
limbah dan dibuang ke Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
• Pembersihan sampah
dilakukan secara manual

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 152


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
dengan menggunakan serok
dan atau peralatan pendukung
lainnya. Material padatan
sampah kemudian dimasukan
kedalam kantong plastik
sampah, yang selanjutnya
dikerjasamakan dengan pihak
ketiga.
5. Sedimentation Tank • Pada 3 bulan pertama setelah
STP beroperasi, dilakukan
pengecekan tinggi level lumpur.
Apabila sudah penuh maka
dilakukan pengurasan pada
Sedimentation Tank.
Pengurasan dapat dilakukan
dengan menggunakan jasa truk
kuras limbah dan dibuang ke
Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT).
• Pembersihan sampah
dilakukan secara manual
dengan menggunakan serok
dan atau peralatan pendukung
lainnya. Material padatan
sampah kemudian dimasukan
kedalam kantong plastik
sampah, yang selanjutnya
dikerjasamakan dengan pihak
ketiga.
6. Anaerobic Biofilter • Pada unit sistem Anaerobik
Filter ini disarankan untuk
melakukan penjadwalan wajib
untuk melakukan pengecekan
kadar lumpur. Pengecekan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 153


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
kadar lumpur sebaiknya
dilakukan tiap 3 bulan sekali.
• Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan truk pengangkut
tinja untuk menghisap lumpur.
Lumpur di pompa keluar dari
dalam chamber kemudian
dibuang ke IPLT (Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja).
7. Aeration Tank • Disarankan untuk melakukan
penuangan bakteri yang dapat
membantu proses penguraian
zat Bioliza secara rutin, 2 liter
setiap 6 (enam) hari sekali.
Bakteri pengurai tersebut
berfungsi untuk mengoptimal-
kan proses pengolahan air
limbah pada tangki aerasi,
terutama untuk menurunkan
kadar fosfat dan ammonia pada
air buangan.
• Pemeliharaan Diffuser dan Ring
Blower sangat diperlukan
karena unit sistem ini bekerja
secara kontinyu, suplai udara
tidak boleh berhenti total
karena dapat berdampak pada
matinya bakteri aerobik
didalam tangki aerasi. Alat ini
memerlukan perawatan khusus
yang harus dilakukan oleh
engineering terlatih.
8. Aerobic Biofilter • Pada unit sistem Aerobik Filter
ini disarankan untuk

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 154


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
melakukan penjadwalan wajib
untuk melakukan pengecekan
kadar lumpur. Pengecekan
kadar lumpur sebaiknya
dilakukan tiap 3 bulan sekali.
• Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan truk pengangkut
tinja untuk menghisap lumpur.
Lumpur di pompa keluar dari
dalam chamber kemudian
dibuang ke IPLT (Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja).
9. Secondary Clarifier • WAJIB melakukan pengecekan
dan pembersihan sampah yang
mengapung secara manual dan
lumpur yang mengendap pada
unit sistem ini dapat dikuras
dengan menggunakan jasa truk
kuras limbah dan dibuang ke
Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja.
• Pengontrolan dan pembersihan
dapat dilakukan bersamaan
dengan pengontrolan unit
sistem Sedimentation Tank.
10. Intermediate Tank • Dilakukan pembersihan dan
pengecekan pompa transfer
minimal 1 (satu) minggu sekali.
11.. Multimedia Water Filter • Pemeliharaan pada tabung filter
dilakukan setiap 7 hari sekali
untuk mencegah terjadinya
blocking/penebalan kotoran
hasil filtrasi dari setiap tabung.
Pemeliharaan yang dilakukan

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 155


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
adalah pencucian media filter
diantaranya Backwash dan
Fastrinse pada setiap tabung
media yang ada. Pencucian
media dilakukan manual oleh
engineering yang bertugas
12. UV Sterilization • Pemeliharaan lampu UV
dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan lampu
secara berkala setiap 1 bulan
sekali. Pemeliharaan lampu UV
sangat diperlukan karena unit
system ini sangat diperlukan
untuk proses sterilisasi air dari
bakteri colliform. Pengecekan
lampu UV dilakukan oleh
engineering yang bertugas.
13. Final Tank • Bersihkan sampah baik yang
terapung maupun mengendap
pada bak ini minimal 1 (satu)
minggu sekali.
C Schedule Pemeliharaan Waktu
1. Grease Trap Sampah dan lemak yang
terperangkap dalam bak Grease
Trap harus dibersihkan
sekurangnya 1 (satu) kali dalam
sehari untuk mencegah penebalan
dan pengerasan lemak yang dapat
mengganggu proses pengolahan air
pada tahap selanjutnya.
2. Pre-treatment Laundry Sampah yang terperangkap dalam
unit Pre-Treatment Laundry harus
dibersihkan sekurangnya 1 (satu)
kali dalam sehari untuk mencegah

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 156


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
penebalan yang dapat mengganggu
proses pengolahan air pada tahap
selanjutnya.
3. Collecting Tank Sampah dan lemak yang
terperangkap dalam bak Collecting
Tank harus dibersihkan
sekurangnya 1 (satu) kali dalam
sehari untuk mencegah penebalan
dan pengerasan lemak yang dapat
mengganggu proses pengolahan air
pada tahap selanjutnya.
4. Equalization Tank Sampah dan lemak yang
terperangkap dalam bak
Equalization harus dibersihkan
sekurangnya 1 (satu) kali dalam
sehari untuk mencegah penebalan
dan pengerasan lemak yang dapat
mengganggu proses pengolahan air
pada tahap selanjutnya.
5. Sedimentation Tank Sampah dan lemak yang
terperangkap dalam bak
Sedimentation harus dibersihkan
sekurangnya 1 (satu) kali dalam
sehari untuk mencegah penebalan
dan pengerasan lemak yang dapat
mengganggu proses pengolahan air
pada tahap selanjutnya.
6. Anaerobic Biofilter Bila dirasa perlu, endapan lumpur
yang terdapat dalam dasar
anaerobik filter dapat
dibersihkan/dikuras 1 (satu) kali
dalam setahun untuk mencegah
penumpukan lumpur yang dapat

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 157


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
mengganggu proses pengolahan air
limbah pada tahap selanjutnya.
7. Aeration Tank Lakukan pengecekan rutin
Dissolved Oxygen (DO). Nilai DO
optimal yang mendukung
pertumbuhan lumpur aktif adalah 2
mg/L - 4 mg/L.
8. Aerobic Biofilter Bila dinilai perlu, endapan lumpur
yang terdapat dalam dasar
Anaerobic Filter dibersihkan 1 (satu)
kali dalam satu tahun untuk
mencegah menumpukan lumpur
yang dapat mengganggu proses
pengolahan air pada tahap
selanjutnya.
9. Secondary Clarifier Wajib melakukan pengecekan dan
pembersihan sampah yang
mengapung secara manual dan
lumpur yang mengendap pada unit
sistem ini dapat dikuras dengan
menggunakan jasa truk kuras
limbah dan dibuang ke Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja.
10. Intermediate Tank Dilakukan pembersihan dan
pengecekan pompa transfer minimal
1 (satu) minggu sekali.
11. Multimedia Water Filter Pemeliharaan pada tabung filter
dilakukan setiap 7 hari sekali untuk
mencegah terjadinya blocking/
penebalan kotoran hasil filtrasi dari
setiap tabung. Pemeliharaan yang
dilakukan adalah pencucian media
filter diantaranya Backwash dan
Fastrinse pada setiap tabung media

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 158


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
yang ada. Pencucian media
dilakukan manual oleh engineering
yang bertugas
12. UV Sterilization Pemeliharaan lampu UV dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan
lampu secara berkala setiap 1 bulan
sekali.
13. Final Tank Bersihkan sampah baik yang
terapung maupun mengendap pada
bak ini minimal 1 (satu) kali sehari.
D Cara Pengoperasian Elektrikal
1. Pompa a. Pengoperasian secara
Automatic
• Posisikan selector switch ke
Auto
• Setting time switch dan
disesuaikan dengan yang
dikehendaki agar memenuhi
standar 2-4 mg/l.
b. Pengoperasian secara Manual
• Posisikan selector switch ke
Manual.
• Tekan push button ON
(hijau) untuk menjalankan
pompa.
• Tekan push button OFF
(merah) untuk menghentikan
pompa.
2. Blower a. Pengoperasian secara
Automatic.
• Posisikan semua selector
switch ke “AUTO”.
• Setting time switch dan
disesuaikan dengan yang

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 159


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
dikehendaki agar memenuhi
standar 2-4 mg/l.
b. Pengoperasian secara Manual.
• Posisikan selector switch ke
“MANUAL”.
• Tekan push button ON
(hijau) untuk menjalankan
blower.
• Tekan push button OFF
(merah) untuk menghentikan
blower.
E Troubleshooting
1 Pompa a. Apabila hasil pemompaan kecil
atau tidak ada:
• Lakukan pemeriksaan pada
pipa instalasi, kemungkinan
saluran tersumbat
• Lakukan pemeriksaan
terhadap tekanan
• Lakukan pemeriksaan pada
motor pompa transfer
b. Apabila pompa tiba-tiba mati:
• Lakukan pemeriksaan pada
tegangan listrik yang masuk

2 Blower a. Apabila blower bekerja, namun


tidak ada gelembung :
• Lakukan pemeriksaan pada
pipa instalasi, kemungkinan
saluran udara masuk
tersumbat.
• Lakukan pemeriksaan fisik
pada blower dengan cara

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 160


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
mengangkat blower keluar
tangki.
b. Apabila blower bekerja, namun
tiba-tiba mati :
• Lakukan pemeriksaan pada
tegangan listrik yang masuk,
apakah sudah terpasang
pada tegangan yang telah
ditentukan sebelumnya.
• Lakukan pemeriksaan pada
indikator trip pada panel,
kemudian lakukan reset
pada overload.
• Lakukan pemeriksaa pada
motor.
3 Control Panel a. Apabila lampu indikator “Pump
Fault” pada panel menyala :
• Lakukan pemeriksaan pada
tegangan listrik yang masuk.
• Lakukan pemeriksaan
terhadap aliran air, apakah
air yang masuk terlalu
sedikit (atau terlalu banyak).
• Lakukan pemeriksaan
terhadap tekanan.
• Lakukan pemeriksaan pada
bearing blower/motor
pompa.
• Lakukan pemeriksaan pada
instalasi (indikasi tersumbat
atau bocor).
b. Apabila lampu indikator Phase
Failure pada panel menyala :

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 161


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Penjelasan
• Kemungkinan terjadi
kehilangan phase, lakukan
pemeriksaan pada indikator
trip pada panel kemudian
lakukan reset pada overload.
• Lakukan pemeriksaan pada
tegangan, pakah telah
terpasang pada tegangan
yang telah ditentukan
sebelumnya.
• Lakukan pemeriksaan
terhadap power.

Rencana dan prosedur tanggap darurat dalam pengoperasian


ataupun pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah untuk pengendalian
pencemaran lingkungan Pada Rumah Sakit Inmedika - Denpasar adalah
sebagai berikut.

Tabel 1.30. SOP Prosedur Tanggap Darurat Pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah
No Deskripsi Kasus Penyebab Solusi
1 Sistem tidak bekerja • Listrik mati • Cek panel utama
• Panel Standby • Tekan tombol START
2 Sistem otomatis tidak • Relay pada control • Dilakukan
berjalan panel rusak atau penggantian pada
floating switch komponen yang
rusak mengalami
kerusakan
3 Pompa tidak bekerja • Tegangan listrik • Lakukan pemeriksaan
tidak stabil pada tegangan listrik
yang masuk
4 Lampu indikator Pump • Terjadi Fault pada • Lakukan pemeriksaan
Fault pada panel menyala pompa/blower pada tegangan listrik
yang masuk

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 162


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Kasus Penyebab Solusi
• Tegangan tidak • Lakukan pemeriksaan
stabil terhadap aliran air,
apakah air yang
masuk terlalu sedikit
(atau terlalu banyak)
• Lakukan pemeriksaan
terhadap tekanan
• Lakukan pemeriksaan
pada motor pompa
• Lakukan pemeriksaan
pada instalasi,
kemungkinan
tersumbat atau bocor
5 Air hasil olahan secara • Bakteri atau • Dilakukan
visual kotor mikroorganisme pengurasan kemudian
pada aeration tank ditambahkan bakteri
mati kembali
• Effisiensi dari • Penggantian media
multimedia filter filter
menurun
• Endapan lumpur • Dilakukan
pada masing- pengurasan
masing bak penuh
6 Hasil pemompaan kecil • Terdapat • Lakukan pemeriksaan
atau tidak ada sumbatan pada pipa instalasi,
kemungkinan saluran
tersumbat
• Lakukan pemeriksaan
terhadap tekanan
• Lakukan pemeriksaan
pada motor pompa
transfer

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 163


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
No Deskripsi Kasus Penyebab Solusi
7 Warna air pada aeration • Bakteri atau • Dilakukan
tank hitam mikroorganisme pengurasan kemudian
mati ditambahkan bakteri
kembali
• Suplai oksigen • Dilakukan
dari blower penambahan blower
berkurang atau jam kerja blower
ditambah
8 Sistem Tidak Bekerja • Kerusakan pada • Sementara dilakukan
dalam Waktu yang lama Alat Elektrikal dan pengurasan dengan
Mekanikal menggunakan Jasa
dari Pihak ke-3.

1.6 INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN

Pada internalisasi biaya lingkungan ini dimaksudkan sebagai biaya


rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan terutama pengendalian
Pencemaran Air terhadap Usaha dan/atau Kegiatan. Biaya tersebut, antara
lain biaya pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, tanggap darurat
pengembangan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia.
Estimasi internalisasi biaya lingkungan pada Rumah Sakit Inmedika -
Denpasar yakni sebagai berikut.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 164


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tabel 1.31. Internalisasi Biaya Lingkungan Rumah Sakit Inmedika – Denpasar
No Bentuk Biaya Satuan Estimasi Jumlah
Pengendaliaan (Rupiah)
Pencemaran
1 Biaya Pembangunan per proyek 1.300.000.000
Struktur dan Sistem
Instalasi IPAL
2 Biaya Pengoperasian, per tahun 6% dari total nilai
Pemeliharaan IPAL, investasi IPAL
Pengelolaan dan
Pemantauan Kualitas
Lingkungan
3 Biaya Tanggap Darurat per tahun 10.000.000
4 Biaya Pengembangan per tahun 20.000.000
Sumber Daya Manusia
5 Biaya Pengembangan per tahun 10.000.000
Teknologi

Rumah Sakit Inmedika juga akan melakukan program CSR (Corporate


Social Responsibility) sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat
sekitar RS Inmedika. Bentuk kegiatan CSR akan menyesuaikan kebutuhan
masyarakat sekitar. Estimasi biaya yang akan digunakan untuk program
kegiatan CSR Rp. 20.000.000 per tahun.

1.7 PERIODE WAKTU UJI COBA

Periode waktu kegiatan persiapan desain hingga uji coba IPAL pada
Rumah Sakit Inmedika - Denpasar yakni sebagai berikut.

Tabel 1.32. Periode Waktu Uji Coba Rumah Sakit Inmedika - Denpasar
Tahun 2023 Tahun 2024
Kegiatan 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
Pekerjaan
Bangunan Sipil

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 165


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Tahun 2023 Tahun 2024
Kegiatan 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
Pekerjaan Instalasi
Peralatan STP
Uji Coba

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 166


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
BAB II
STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

2.1 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi perusahaan yang menunjukkan adanya unit kerja


yang menangani lingkungan hidup dan pengendalian pencemaran yakni
merupakan Unit Engineering. Unit ini akan melakukan kontrol, operasional,
pemeliharaan dan perbaikan peralatan elektrikal dan mekanikal IPAL. Selain
itu, unit ini yang memantau kondisi sistem pengolahan IPAL, memastikan air
effluen yang akan disalurkan sesuai dengan baku mutu, mengecek air yang
masuk ke IPAL dan air yang akan disiram agar memenuhi baku mutu. Unit
ini akan dipimpin oleh Kepala Unit Engineering dan IPAL yang berperan
penting dalam pengambilan keputusan dalam operasional IPAL. Struktur
organisasi unit yang bertanggungjawab terhadap IPAL dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut.

Kanit
Engineering
& IPAL

Teknisi

Sanitarian

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Inmedika - Denpasar

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 167


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

Kepala Unit
Engineering
dan IPAL

Teknisi 1 Teknisi 2 Sanitarian

Gambar 2.2. Struktur Organisasi IPAL Rumah Sakit Inmedika - Denpasar

2.2 SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia yang harus dipenuhi untuk masing-masing
bagian pada struktur organisasi Unit IPAL adalah sebagai berikut:
1. Kepala Unit Engineering dan IPAL
Kepala Unit Engineering dan IPAL memiliki minimal pendidikan D3/S-1
dengan pengalaman di bidang pengolahan air limbah minimal 3 (tiga) tahun.
Kepala Unit Engineering dan IPAL bertanggung jawab sebagai pengendaliaan
pencemaran air dan operasional pengolahan air limbah serta bertanggung
jawab untuk melakukan penanganan dalam kondisi darurat.
2. Teknisi
Teknisi minimal pendidikan SMK/D3 dengan pengalaman minimal 1 (satu)
tahun pada pengolahan air limbah. Teknisi bertanggung jawab sebagai
berikut:
- Mampu memperbaiki masalah kelistrikan dari mesin blower, pompa,
panel atau peralatan lainnya yang ada untuk kelancaran operasional
IPAL.
- Melakukan pemeliharaan rutin yang pada seluruh peralatan listrik di
IPAL beserta bak penunjang lainnya.
- Melakukan pengoperasian mesin blower, pompa, serta instalasi dan panel
listrik.
- Melakukan SOP Pemeliharaan IPAL
- Melakukan pencatatan water meter air limbah yang dihasilkan per
harinya
- Membuat laporan pekerjaan harian

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 168


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
3. Sanitarian
Sanitarian minimal pendidikan D3/S1 Kesehatan Lingkungan dengan
pengalaman minimal 1 (satu) tahun pada pengolahan air limbah. Sanitarian
bertanggung jawab sebagai berikut:
- Melakukan pemantauan atau pengecekan atau sampling air limbah,
sampling air tanah dan melakukan uji ke laboratorium teregistrasi KLHK
dan terakreditasi KAN.
- Melakukan pemantauan sisa endapan
- Mampu dan memahami kondisi adanya pencemaran air limbah dan
adanya permasalahan kedaruratan berkaitan dengan IPAL dan
penanganannya
- Membuat laporan pekerjaan harian

Persyaratan penanggung jawab usaha/kegiatan yang harus dipenuhi 1


(satu) tahun setelah diterbitkannya SLO.
a. Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air: Personil yang
memiliki Kompetensi PPA
b. Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah: Operator IPAL
c. Standar Kompetensi PPA meliputi kemampuan:
1) Melakukan identifikasi sumber pencemaran air;
2) Menentukan karakteristik sumber pencemaran air limbah;
3) Menilai tingkat pencemaran air limbah;
4) Menentukan peralatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL);
5) Mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah;
6) Melaksanakan daur ulang olahan air limbah;
7) Menyusun rencana pemantauan kualitas air limbah;
8) Melaksanakan pemantauan kualitas air limbah;
9) Mengidentifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah; dan
10) Melakukan tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
bahaya dalam pengolahan air limbah.
d. Standar kompetensi Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air
Limbah meliputi kemampuan:
1) Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 169


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
2) Menilai tingkat pencemaran air limbah;
3) Melakukan perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
4) Mengidentifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah; dan
5) Melakukan tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
terhadap bahaya dalam pengolahan air limbah.

Penanggung jawab usaha harus melakukan sertifikasi PPA dan POPAL


kepada penanggung jawab yang ditunjuk pada masing-masing bidang
tersebut agar memenuhi standar kompetensi yang dijelaskan di atas
maksimal 1 tahun setelah diterbitkannya SLO.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 170


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

BAB III

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

3.1 PERENCANAAN

1. Perencanaan:
a. Menentukan lingkup dan menerapkan sistem manajemen lingkungan
terkait pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran;
b. Menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air dan pengendalian
pencemaran;
c. Memastikan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak
terhadap pengendalian pencemaran pencemaran air dan pengendalian
pencemaran;
d. Memastikan adanya struktur organisasi yang menangani pengendalian
pencemaran air dan pengendalian pencemaran;
e. Menetapkan tanggungjawab dan kewenangan untuk peran yang sesuai;
f. Menentukan aspek menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran
air, pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan laut dan
dampaknya;
g. Identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan
h. Menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani;
i. Merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan peluang
serta evaluasi efektifitas dari kegiatan tersebut;
j. Menetapkan sasaran menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran
air dan menentukan indikator dan proses untuk mencapainya.

3.2 PELAKSANAAN

2. Pelaksanaan:
a. Menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian
pencemaran air;

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 171


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

b. Menentukan sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi


pengendalian pencemaran air;
c. Menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses yang dibutuhkan
untuk komunikasi internal dan eksternal;
d. Memastikan kesesuaian metode untuk pembuatan dan pemutakhiran
serta pengendalian informasi terdokumentasi;
e. Menetapkan, menerapkan, dan mengendalikan proses pengendalian
operasi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan sistem
manajemen lingkungan terkait pengendalian pencemaran air; dan
f. Menentukan potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan.

3.3 PEMERIKSAAN
3. Pemeriksaan:
a. Memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja
menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air dan pengendalian
pencemaran;
b. Mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan menetapkan
kebijakan pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran;
c. Melakukan internal audit secara berkala; dan
d. Mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkait menetapkan
kebijakan pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran
untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan.

3.4 TINDAKAN
4. Tindakan:
a. Melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian; dan
b. Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem
manajemen lingkungan yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan
kinerja pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 172


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Lampiran SOP Pencucian Alat Laboratorium

1. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan pencucian peralatan gelas were di
laboratorium agar peralatan gelas were bersih sesuai dengan fungsinya dan
tidak terkontaminasi.

2. Ruang Lingkup
Membersihkan, mengeringkan dan menyimpan gelas were laboratorium

3. Prosedur
1. Setelah selesai menggunakan gelas were untuk uji laboratorium, cairan
kimia yang terdapat di gelas were ditampung pada jerigen yang dilengkapi
dengan standar pewadahan limbah B3 seperti simbol, label dan lain-lain.
2. Tuangkan aquades ke dalam gelas were untuk dibilas. Setelah dibilas,
buang air bilasan tersebut pada jerigen wadah limbah B3.
3. Ulangi pembilasan pada langkah 2 sekali lagi dan buang air bilasan pada
jerigen wadah limbah B3.
4. Bersihkan peralatan gelas dengan menggunakan bahan pembersih
detergen khusus untuk peralatan gelas laboratorium
5. Gunakan alat pembersih yang lembut agar tidak tergores dan rusak/
pecah
6. Bilas dengan pelarut yang tepat sesuai penggunaan peralatan gelas atau
larutan pencuci
7. Kemudian selesaikan dengan beberapa bilasan dengan air suling
(aquades) diikuti oleh bilasan akhir dengan air deionisasi jika perlu.
8. Keringkan / tiriskan gelaswere yang telah dibersihkan
9. Simpan pada tempat yang telah ditentukan untuk parameter masing-
masing
Catatan; Air hasil cucian pada bilasan pertama dan kedua ditampung pada
container dan ditempatkan pada TPS B3, air limbah cucian alat laboratorium
yang boleh masuk ke IPAL hanya air limbah pada bilasan ketiga dan keempat.

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 173


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR
Flow Chart SOP Pencucian Alat Laboratorium
RS Inmedika - Denpasar

GELAS WERE YANG


DITAMPUNG CAIRAN
SUDAH DIPAKAI UJI DAN
KIMIA DI JERIGEN
MASIH BERISI CAIRAN
LIMBAH B3
KIMIA

DIBILAS AQUADES KE-2 DIBILAS AQUADES KE-1


(BILAS 2) DAN (BILAS 1) DAN
DITAMPUNG DI JERIGEN DITAMPUNG DI JERIGEN
LIMBAH B3 LIMBAH B3

BERSIHKAN DENGAN BILAS DENGAN AIR


BAHAN PEMBERSIH MENGALIR PADA
KHUSUS PERALATAN WASTAFEL ATAU BAK
GELAS LABORATORIUM CUCI

DIKERINGKAN /
DITIRISKAN DAN
BILAS TERAKHIR
DISIMPAN PADA TEMPAT
DENGAN AQUADES
YANG SESUAI STANDAR
MASING-MASING ALAT

PT. INTARAN ENAM BELAS GEMILANG 174


PENAPISAN SECARA MANDIRI

PEMANFAATAN AIR LIMBAH UNTUK APLIKASI KE TANAH

RUMAH SAKIT INMEDIKA - DENPASAR

NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN


1. Apakah Air Limbah yang akan Ö
dimanfaatkan mengadung polutan
infeksius?
2. Apakah Air Limbah akan Ö
dimanfaatkan untuk proses?
3. Apakah Air Limbah akan Ö
dimanfaatkan untuk penunjang?
4. Apakah Air Limbah akan Ö
dimanfaatkan untuk produk samping?
5. Apakah Air Limbah akan Ö
dimanfaatkan untuk menambah nutrisi
pada tanah?
6. Apakah Air Limbah akan Ö Disusun Standar
dimanfaatkan untuk penyiraman dan Teknis
pencucian?
12

IV. KOMENTAR DAN SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes sondir, maka dapat disimpulkan
bahwa penetrasi konus maksimal 250 kg/cm2 rata-rata terdapat pada kedalaman
4.20 meter sampai dengan 8.40 meter dari muka tanah setempat. Adanya
perbedaan kedalaman penetrasi konus antara sondir S-1 dan S-2, kemungkinan
disebabkan oleh penetrasi konus sondir pada lokasi S-1 terkena lapisan pasir
yang bercampur karang yang cukup padat, sehingga tidak mampu ditembus oleh
penetrasi konus.

Sedangkan berdasarkan tes boring dapat disimpulkan bahwa dari


kedalaman 0.00 meter sampai 1.00 meter berupa lempung kelanauan keabu-
abuan. Kemudian dari kedalaman 1.00 meter sampai 3.00 meter berupa pasir
gradasi halus sampai sedang kehitaman. Kemudian dari kedalaman 3.00 meter
sampai 8.00 meter berupa pasir gradasi halus sampai sedang kehitaman
bercampur karang lepas. Kemudian dari kedalaman 8.00 meter sampai
11.00 meter karang putih kecoklatan, keras, bercampur pasir. Kemudian dari
kedalaman 11.00 meter sampai 20.00 meter berupa karang putih kecoklatan,
keras dan kompak. Muka air tanah berada pada kedalaman – 1.00 meter dari
muka tanah setempat.

Maka dalam Proyek Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Inmedika


Danau Tempe yang berlokasi di Jalan Danau Tempe, Sidakarya, Denpasar
Selatan, Denpasar, Bali, dengan berdasarkan daya dukung tanah ijin yang ada,
kondisi lapisan tanahnya, serta bangunan gedung yang akan dibangun berlantai
3, maka dapat disarankan sebaiknya memakai:

a. Untuk beban yang tidak begitu besar (bangunan lantai 1) dapat memakai
pondasi menerus dari pasangan batu kali dengan kedalaman 0.60 meter
sampai dengan 0.80 meter dari muka tanah setempat.
b. Untuk beban yang cukup besar (bangunan lantai 2 atau lebih) : Jika daya
dukung tanah ijin yang diperlukan berkisar antara 0,267 kg/cm2 sebesar
0,400 kg/cm2 dengan dengan asumsi lebar (B) pondasi = 1.00 meter, maka
dapat memakai pondasi telapak dari bahan beton bertulang dengan
kedalaman 1.50 meter sampai dengan 2.00 meter dari muka tanah
13

setempat. Tetapi jika daya dukung tanah ijin yang diperlukan lebih besar
maka dapat memperbesar lebar (B) atau kedalaman (Df) pondasi sampai
daya dukung tanah ijin terpenuhi. Atau jika daya dukung tanah ijin yang
diperlukan cukup besar, maka sebaiknya memakai:
c. Pondasi dalam (pondasi tiang pancang / pondasi bore pile) dengan
kedalaman berkisar antara 11.00 meter sampai dengan 12.00 meter dari
muka tanah setempat atau dengan kedalaman sampai dengan daya dukung
tanah terpenuhi. Untuk kedalaman pondasi tiang pancang / pondasi bore
pile sebaiknya diberikan faktor aman terhadap bahaya horizontal sebesar
1.00 meter sampai 2.00 meter masuk kedalam lapisan tanah keras dan
solid.
d. Untuk perhitungan dimensi, kedalaman serta daya dukung pondasi dalam
dapat diihat pada tabel 3 dan tabel 4 diatas tentang perhitungan daya
dukung tanah ijin berdasarkan data sondir dan SPT untuk pondasi dalam.
e. Untuk jumlah serta dimensi pondasi dalam (pondasi tiang pancang /
pondasi bore pile) sebaiknya dihitung kembali disesuaikan dengan beban
yang bekerja pada pondasi tersebut.
f. Untuk penetrasi tiang pancang sebaiknya berkoordinasi dengan
pelaksana pemancangan (kontraktor tiang pangcang) mengenai teknik
pemancangan, mengingat kondisi lapisan tanah bagian atasnya didominasi
oleh pasir lepas yang bercampur karang serta karang lepas yang berpasir,
sehingga dapat menyulitkan dalam pemancangan sampai pada kedalaman
yang diinginkan.
g. Sebaiknya juga pada akhir pemancangan/pengecoran dilakukan tes untuk
menentukan kekuatan riil pondasi tiang pancang atau pondasi bore pile
yang terpancang, misalnya dengan melakukan loading test atau PDA test.
h. Kedalaman pondasi dalam (pondasi tiang pancang / pondasi bore pile)
dapat diperbaharui (direvisi) disesuaikan dengan besarnya beban-beban
yang bekerja serta daya dukung tanah ijin yang diperlukan setelah
dilakukan pengetesan terhadap kekuatan riil pondasi tiang pancang /
pondasi bore pile dilapangan baik dengan tes PDA maupun pembebanan
langsung/loading test.
14

V. PENUTUP

Demikian buku laporan hasil penyelidikan tanah pada Proyek Perencanaan


Pembangunan Rumah Sakit Inmedika Danau Tempe yang berlokasi di Jalan
Danau Tempe, Sidakarya, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, yang telah kami
susun berdasarkan pada hasil penyelidikan lapangan yang berupa sondir dan
boring, yang kemudian dilanjutkan dengan analisa-analisa teknis (Engineering
Analysis) serta diberikan komentar dan saran.

Apabila dari pihak perencana dan atau pengawas menganggap perlu untuk
mendiskusikan isi laporan ini lebih lanjut, maka kami pihak Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Udayana bersedia untuk itu.

Sebagai akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih atas


kepercayaan dan kerjasama yang baik dalam mengikutsertakan kami pada proyek
pembangunan tersebut di atas.
15

LAMPIRAN
DENAH LOKASI SONDIR DAN BORING
1

LAMPIRAN
HASIL PENELITIAN SONDIR DAN GRAFIKNYA
1

LAMPIRAN
HASIL PENELITIAN BORING
1

LAMPIRAN
PHOTO-PHOTO LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai