BAB I
PENDAHULUAN
karena gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat. Penyakit tersebut antara
kronis gagal ginjal kronis, penyakit sendi dan gangguan akibat kecelakaan
dan tindak kekerasan. Saat ini kasus-kasus penyakit tidak menular (PTM)
multi faktor, sehingga tidak bisa diterangkan dengan hanya satu mekanisme
diobati, serta sekitar satu dari lima orang dewasa (21%) dengan penyakit
sebesar 33% di antara tahun 2010 dan 2030 (World Health Organization,
2023).
Diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena
hipertensi serta di setiap tahunnya ada 9,4 juta jiwa orang yang meninggal
tahun 2020 diperoleh dari data Riskesdas Tahun 2018 dimana angka
3
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun
tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan
hipertensi tidak minum obat antara lain karena penderita hipertensi merasa
(11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%), terdapat efek samping obat (4,5%),
pasien berusia 60 tahun ke atas. Belakangan ini kita mulai sering mendapati
kejadian hipertensi pada usia yang relatif lebih muda di masyarakat kita.
Kejadian ini dapat kita lihat dari data menurut Profil Kesehatan Provinsi
Lampung Tahun 2019, prevalensi hipertensi pada penduduk dengan usia ≥15
usia ≥15 tahun sebesar 16,71% dengan capaian pelayanan kesehatan bagi
4
et al., 2017).
pada sistem saraf pusat dan linalyl asetat narkotika agen (Widaryanti &
mampu mempengaruhi kerja sistem limbik, saat molekul seperti linalool dan
Dan berdasarkan hasil pre survey yang dilakukan oleh peneliti pada
terjadi pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Natar Kab. Lampung
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan umum pada penelitian ini
tekanan darah pada penderita hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan.
Lampung Selatan.