Laprak Diels Alder Rev 1 Dty
Laprak Diels Alder Rev 1 Dty
Dosen Pengampu:
Nurrizka Kurniawati, S,Si., M.Sc
NIS : 20220198
Asisten Laboratorium:
Ersaid Akbar
202108024
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Reaksi Sikloadisi Diels-Alder”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ................................................................................................ 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
dyhidroanthracene-9,10-endo-a3-succinic anhydride sesuai yang tertera
dalam penuturan Mc-Murry.
1.2 TUJUAN
a. Mengetahui pengertian reaksi sikloadisi Diels-Alder
b. Mengetahui pola dasar dari reaksi sikloadisi Diels-Alder
c. Mengetahui mekanisme reaksi Diels-Alder
d. Mengetahui contoh reaksi Diels-Alder
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Reaksi terjadi dalam 2 langkah:
Pada umumnya, dienofil bereaksi dengan diena terkonjugasi melalui adisi 1,4
membentuk cincin. Proses ini disebut [4+2] sikloadisi, yang dinamai berdasarkan
nomor atom dari masing-masing reaktan yang berikatan dengan cincin. Posisi
manapun dikedua sisi diena atau dienofil dapat mengalami substitusi. Contoh reaksi
Diels-Alder adalah sebagai berikut:
4
Reaksi sikloadisi yang paling umum adalah siklisasi [4π + 2π] yang dikenal
sebagai reaksi Diels-Alder. Dalam terminologi Diels-Alder, dua reaktan disebut
sebagai diena dan dienofil. Diagram tersebut menunjukkan dua contoh siklus [4π +
2π], dan dalam persamaan kedua cahaya berikutnya menginduksi siklus [2π + 2π].
Dalam setiapkasus reaktan diena diwarnai biru, dan ikatan σ baru dalam hasil adisi
diberi warna merah. Stereospesifitas reaksi ini harus terbukti. Pada dasarnya semua
reaksi Diels-Alder adalah proses satu langkah. Jika reaksinya bersifat stereogenik,
maka sering muncul dengan stereokimia yang dapat diprediksi. Misalnya, cis,
trans-1,4-disubstitusi 1,3-butadiena Menghasilkan sikloheksena dengan pengaturan
trans- substituen pada C3 dan C6. Sebaliknya, 1,3-butadiena trans, trans-
1,4terdisubstitusi menghasilkan sikloheksena di mana substituen pada C3 dan C6
adalah cis terhadap satu sama lain. Dengan demikian, reaksi Diels-Alder
menunjukkan stereospesifikitas ke diena. Pada contoh pertama, substituen
asetoksi pada diena memiliki konfigurasi-E yang identik, dan substituen tersebut
tetap cis satu sama lain dalam hasil adisi siklik. Demikian juga, substituen ester
pada dienofil memiliki konfigurasi trans yang dipertahankan dalam hasil adisi.
Reaktan dalam persamaan kedua bersifat monosiklik, sehingga hasil adisi
sikloadisi memiliki tiga cincin. Orientasi cincin beranggota enam kuinon terhadap
sistem bicycloheptane (berwarna biru) adalah endo, yang berarti berorientasi cis ke
5
jembatan terpanjang atau lebih tak jenuh. Konfigurasi alternatif disebut exo (Edy,
et al, 2020).
Dua contoh reaksi sikloadisi ditampilkan berikut ini. Reaksi 3 adalah reaksi
Diels-Alder intramolekul. Diena dan dienofil bergabung dengan rantai atom,
sikloadisi [4 + 2] yang dihasilkan sebenarnya membentuk dua cincin baru, satu dari
sikloadisi dan yang lainnya dari rantai penghubung. Penambahan bersifat
stereospesifik, mengabaikan substituen isopropil, fusi cincin menjadi cis dan endo.
Reaksi ke-4 adalah sikloadisi [6 + 4] (Edy, et al, 2020).
6
➢ Reaksi anatara pirol dan akrilonitril :
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat: Bahan :
8
BAB IV
HASIL
9
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam kimia organik , reaksi Diels-Alder dianggap sebagai salah satu reaksi
yang paling penting. Reaktan reaksi ini adalah alkena tersubstitusi (umumnya
dikenal sebagai dienofil) dan diena terkonjugasi. Reaksi Diels-Alder menghasilkan
sintesis senyawa organik siklik beranggota enam yang dikenal sebagai
sikloheksena. Jadi kita dapat mendefinisikan reaksi Diels-Alder secara sederhana
sebagai reaksi antara alkena tersubstitusi dan diena terkonjugasi menghasilkan
sikloheksena (Solomons, 2014).
Mekanisme reaksi Diels Alder bergantung pada fakta bahwa reaksi tersebut
merupakan reaksi tunggal (reaksi perisiklik) yang terjadi antara molekul diena dan
molekul dienofil. Reaksi ini umumnya melibatkan tumpang tindih orbital molekul
terisi tertinggi (HOMO) yang mengandung 4π elektron dari molekul diena dengan
orbital molekul kosong terendah (LUMO) yang mengandung 2π elektron dari
molekul dienofil untuk membentuk produk adisi siklo, sehingga reaksi ini disebut
juga sebagai reaksi adisi siklo [4+2], meskipun sekarang banyak variasi lain yang
dikenal seperti reaksi adisi siklo [2+2], dll. Kekuatan pendorong reaksi ini adalah
pembentukan ikatan σ baru, yang bersifat energetik lebih stabil dibandingkan ikatan
π (Edy, et al, 2020).
Reaksi Diels Alder yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah antara
antrasen dengan anhidrida maleat. Dalam reaksi ini, antrasen adalah diena
terkonjugasi yang akan diserang oleh anhidrida maleat yang bertindak sebagai
dienofil. Berikut adalah gambar struktur kedua molekul ini:
Dari struktur ini dapat diamati bahwa antrasen adalah diena yang bersifat
cis, dan sturkturnya yang tidak berubah-ubah membuat antrasen tidak mempunyai
kecenderungan untuk menjadi trans. Fakta ini membuat antrasen memiliki
10
kereaktifan ratusan kali lebih baik terhadap anhidrida maleat daripada 1,3 butadiena
biasa (234:1).
11
tidak bereaksi. Kristal yang terbentuk hasil reaksi adalah 9,10-dihidroantrasen-
9,10-a,b asam susinik anhidrida.
Berat kristal yang didapat adalah sebesar 1 gram. % rendemen yang didapat
cukup tinggi, hal ini dikarenakan hampir semua kristal yang larut dapat diambil.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut (Wade, 1998):
12
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan agar praktikum lebih teliti saat
melakukan percobaan dan dalam melakukan percobaan harus sesuai dengan
prosedur yang seharusnya agar hasil percobaan yang dilakukan memperoleh hasil
yang akurat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mayo, D. W., Pike, R. M., Forbes, D.C. (2011), Microscale Organic Laboratory:
with Multistepand and Multiscale Synthesis, 5th Edition,John Wiley & Sons,
New York, p.
Verma, N. K., et al. 2012. Comprehensive Practical Chemistry. New Delhi: Laxmi
Publications. Halaman 72.
14
LAMPIRAN
• Perhitungan rendemen
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan reaksi Diels-Alder, massa
produk sebesar 4,5 gram jika dibandingkan dengan massa yang seharusnya
diperoleh dengan perhitungan berikut :
Data penimbangan zat reaktan :
Antrasen (C14H10)
Massa Antrasen = 3 gram
Mr Antrasen = 178,23 gr/mol
massa
Mol Antrasen = mr
3 gram
=
178,23 gram
= 0,016 mol
15
Massa Teoritis
Mol produk (C18H12O3) = 0,016 mol
Mr produk (C18H12O3) = 276,29 gr/mol
Massa produk (teoritis) = Mol x Mr
= 0,016 x 276,29
= 4,42 gram
Perhitungan rendemen
Massa kertas saring = 0,66 gram
Massa total (endapan + kertas saring) = 4,5 gram
Massa endapan = massa total – massa kertas saring
= 4,5 – 0,66
= 3,84 gram
Massa teoritis = 4,42 gram
Massa percobaan
% Rendemen = x 100%
massa teoritis
3,84 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 4,42 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100 %
= 86,8%
16
➢ Bahan-bahan yang digunakan
17