Anda di halaman 1dari 6

PAPER

PENGGOLONGAN DISORDER

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Psikologi Konseling
Dosen Praktisi Pengampu : Dra. Anna Simbolon, M.Psi., Kons.

Disusun Oleh :

MUHAMMAD IKHSAN
NIM. 223310010007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan “ Paper Penggolongan
Disorder” dengan tepat waktu. Paper ini disusun agar dapat memenuhi permintaan tugas
Psikologi Konseling dari Ibu Dra. Anna Simbolon, M.Psi., Kons., selaku Dosen Praktisi dari
mata kuliah Psikologi Konseling di Universitas Prima Indonesia. Saya berterima kasih kepada
Dra. Anna Simbolon, M.Psi., Kons., atas bimbingan dan arahan yang diberikan dalam
menyelesaikan paper ini.
Dalam penulisan paper ini, saya menyadari masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu Saya dengan senang hati menerima segala masukan berupa ide, saran dan kritik membangun
Paper ini menjadi lebih baik. Saya berharap Paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 24 November 2023


Penulis

MUHAMMAD IKHSAN

1
PENGGOLONGAN DISORDER

Golongan Penanganan oleh :


No. Definisi Disorder Neurotik Psikotik Psikolog Klinis Konselor

1 Neuro Developmental Disorders (NDD) menurut DSM-V adalah gangguan


perkembangan syaraf yang didalamnya meliputi ADHD, autisme, epilepsi, retardasi
√ √ √
mental, cerebral palsy, dan kelainan berbicara, penglihatan dan pendengaran.

2 Schizophrenia Spectrum and Other Psychotic Disorders menurut DSM-V adalah


kelainan pada satu atau lebih dari lima domain berikut: delusi, halusinasi, pemikiran
(ucapan) yang tidak terorganisir, perilaku motorik yang sangat tidak terorganisir atau √ √
tidak normal (termasuk katatonia), dan perilaku negatif.

3 Bipolar and Related Disorders menurut DSM-V adalah kelainan otak yang
menyebabkan perubahan suasana hati, energi, dan kemampuan berfungsi seseorang.
Orang dengan gangguan bipolar mengalami keadaan emosi yang intens yang biasanya √ √
terjadi selama periode hari hingga minggu tertentu, yang disebut episode suasana hati.

4 Depressive Disorders menurut DSM-V adalah sindrom yang ditandai dengan


perasaan tertekan atau hilangnya ketertarikan atau perasaan senang dalam kebanyakan
√ √ √
aktivitas.

5 Anxiety Disorders menurut DSM-V adalah gangguan suasana perasaan seperti


depresi, sering ada bersamaan dengan depresi, dan bila tidak segera diatasi maka
√ √ √
berpotensi memburuk seiring berjalannya waktu.

6 Obsessive Compulsive and Related Disorders menurut DSM-V adalah perilaku atau
tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau mengurangi kecemasan atau
kesusahan, atau mencegah peristiwa atau situasi yang menakutkan; namun, perilaku √ √ √
atau tindakan mental ini tidak terhubung secara realistis dengan apa yang dirancang
untuk dinetralisir atau dicegah, atau jelas-jelas berlebihan.

1
7 Trauma and Stresor Related menurut DSM-V adalah sekelompok gangguan
kejiwaan yang muncul setelah peristiwa stres atau traumatis. Gangguan tersebut
meliputi gangguan stres akut ,gangguan stres pasca trauma, dangangguan
penyesuaian. Ketiga kondisi ini sering kali muncul serupa dengan gangguan kejiwaan
lainnya, seperti depresi dan kecemasan meskipun adanya peristiwa pemicu
√ √
diperlukan untuk memastikan diagnosis. Karena gangguan yang berhubungan dengan
trauma dan stres memiliki banyak kesamaan, penting untuk memahami sifat peristiwa
pemicu, hubungan temporal antara peristiwa pemicu dan kejadian gejala, serta tingkat
keparahan gejala. Perawatan umumnya terdiri dari psikoterapi dan farmakoterapi.

8 Dissociative Disorders menurut DSM-V adalah melibatkan masalah memori,


identitas, emosi, persepsi, perilaku, dan perasaan terhadap diri sendiri. Gejala
disosiatif berpotensi mengganggu setiap area fungsi mental. Contoh gejala disosiatif
termasuk pengalaman terlepas atau merasa seolah-olah berada di luar tubuh, dan √ √ √
kehilangan ingatan atau amnesia. Gangguan disosiatif sering dikaitkan dengan
pengalaman trauma sebelumnya.

9 Somatic Symptom Disorders menurut DSM-V adalah manifestasi satu atau lebih
gejala fisik yang diiringi dengan pikiran, emosi, dan/atau perilaku yang berlebihan
terkait gejala tersebut. Akibatnya, timbul stres dan/atau disfungsi yang signifikan. √ √ √
Gejala-gejala ini dapat atau tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis.

10 Feeding and Eating Disorders menurut DSM-V adalah kondisi perilaku yang
ditandai dengan gangguan perilaku makan yang parah dan terus-menerus serta pikiran
dan emosi yang menyusahkan. Ini bisa menjadi kondisi yang sangat serius yang
mempengaruhi fungsi fisik, psikologis dan sosial. Jenis gangguan makan antara lain
anoreksia nervosa, bulimia nervosa, gangguan makan berlebihan, gangguan asupan √ √ √
makanan yang membatasi penghindaran, gangguan makan dan makan tertentu
lainnya, gangguan pica dan ruminasi.

2
11 Elimination Disorders menurut DSM-V adalah gangguan yang berpusat pada
eliminasi feses atau urin dari tubuh yang pada umumnya tidak disadari. Penyebabnya
dapat berasal dari fisik maupun psikologis. Elimination disorder ini terbagi menjadi √ √ √
2, yaitu enuresis (mengompol) dan encopresis (BAB di celana).

12 Sleep Wake Disorders menurut DSM-V adalah melibatkan masalah kualitas, waktu,
dan jumlah tidur, yang mengakibatkan tekanan di siang hari dan gangguan fungsi.
Gangguan tidur-bangun sering kali terjadi bersamaan dengan kondisi medis atau
kondisi kesehatan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan kognitif.
√ √ √
Ada beberapa jenis gangguan tidur-bangun, yang paling umum adalah insomnia.
Gangguan tidur-bangun lainnya termasuk apnea tidur obstruktif, parasomnia,
narkolepsi, dan sindrom kaki gelisah.

13 Sexual Disfuctions menurut DSM-V adalah sekelompok gangguan yang ditandai


dengan adanya gangguan klinis yang signifikan dalam hal ketidakmampuan seseorang
√ √
merespon secara seksual atau merasakan kenikmatan seksual.

14 Gender Dysphoria menurut DSM-V adalah tekanan psikologis yang diakibatkan oleh
ketidaksesuaian antara jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir dan identitas gender
seseorang. Meskipun disforia gender sering kali dimulai pada masa kanak-kanak, √ √ √
beberapa orang mungkin baru mengalaminya setelah pubertas atau lebih lama lagi.

15 Disruptive, Impulse-Control and Conduct Disorders menurut DSM-V adalah


sekelompok gangguan yang dihubungkan oleh berbagai kesulitan dalam
mengendalikan perilaku agresif, pengendalian diri, dan impuls. Biasanya, perilaku
atau tindakan yang dihasilkan dianggap sebagai ancaman terutama terhadap
keselamatan orang lain dan/atau norma-norma sosial. Beberapa contoh permasalahan
√ √ √
ini termasuk perkelahian, perusakan properti, pembangkangan, pencurian,
kebohongan, dan pelanggaran aturan.

3
16 Subtance Relate and Addictive Disorders menurut DSM-V adalah melibatkan pola
gejala yang disebabkan oleh penggunaan suatu zat yang terus dikonsumsi seseorang
√ √
meskipun ada dampak negatifnya.

17 Neuro Cognitive Disorders menurut DSM-V adalah penurunan kemampuan mental


yang cukup parah sehingga mengganggu kemandirian dan kehidupan sehari-hari. √ √

18 Personality Disorder menurut DSM-V adalah pola perilaku dan pengalaman batin
jangka panjang yang berbeda secara signifikan dari apa yang diharapkan √ √ √

19 Paraphilic Disorder menurut DSM-V adalah fantasi, dorongan, atau perilaku yang
berulang, intens, dan membangkitkan gairah seksual yang menyusahkan atau
melumpuhkan dan melibatkan benda mati, anak-anak atau orang dewasa yang tidak
√ √ √
menyetujuinya, atau penderitaan atau penghinaan terhadap diri sendiri atau pasangan
yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Anda mungkin juga menyukai