Disusun oleh :
dr. M. Iqbal Al-Islamy
Pendamping :
Halaman
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus
Oleh
dr. M. Iqbal Al-Islamy
Pembimbing
Banjarbaru, 2021
Telah setuju diajukan
.……………………….
dr. Hesti Sasmila Wardani
PENDAHULUAN
Tumor hati terbagi atas tumor primer dan sekunder. Tumor hati primer dapat bersifat
jinak atau ganas dan dapat berasal dari sel parenkim hati (karsinoma hepatoseluler), epitel
sekunder (metastase) paling sering berasal dari tumor saluran cerna, mamma atau paru. 1
Kanker hati primer merupakan kanker keenam yang paling umum terjadi diseluruh
dunia dan 90% diantaranya adalah HCC. Menurut World Health Organization (WHO), HCC
menduduki peringkat kelima didunia dan peringkat kedua sebagai penyebab kematian terkait
kanker. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 782.000 kasus di seluruh dunia, dan 83%
Karsinoma hepatoselular (KH) atau Hepatoma. Insidensi tumor ganas hati yang pernah
didiagnosis adalah sekitar 85% merupakan hepatoma, 10% kolangiosarkoma, dan 5% adalah
jenis lainnya. Hal tersebut disebabkan bertambahnya angka alkoholisme, prevalensi hepatitis
B dan C, dan obesitas. HCC merupakan tumor padat agresif yang ditandai dengan
pertumbuhan infiltrasi cepat, metastasis awal, dan prognosis yang buruk. Umumnya HCC
berkembang dari sirosis hepatik, namun sekitar 20% dapat berkembang dari non-sirosis
hepatic.1,3 Berdasarkan hal tersebut, pada makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
tubuh total atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata dewasa. Hati menempati sebagian
besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolism tubuh
dengan fungsi yang sangat kompleks. Batas hati sejajar dengan ruang intercostalis
V kanan dan batas bawah menyerong keatas dari costa IX kanan kecosta VIII kiri.
sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Omentum minor terdapat mulai dari
sistem porta yang mengandung arteri hepatika, vena porta, dan duktus koledokus.
Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu.4
Aliran darah ke hati sekitar 20-25% berasal dari arteri hepatica dan 75-
80% dari vena porta. Pada hati normal, ratio oksigen arteri hepatik dan vena porta
Pasokan darah hepar sebagian besar dari arteri hepatik, hanya darah untuk bagian
3
4
Ket:
1. Ligamentum coronarium
2. Lobus hepatis dextra
3. Vesica biliaris
4. Diafragma
5. Lobus hepatis sinistra
6. Ligamentum falciforme
Ket:
Ket:
7
1. Vena hepatika sinistra
2. Vena cava inferior
3. Pulmo dexter lobus inferior
1 4. Diafragma
6
5. Vena hepatika dextra
5 2
6. Vena hepatika intermedia
4 7. Dinding abdomen
3
B. DEFINISI
Karsinoma hati primer dibedakan atas karsinoma yang berasal dari sel-sel
dan campuran keduanya. Karsinoma juga dapat berasal dari jaringan ikat hati
berasal dari hepatosit.1,6 Secara makroskopis, HCC dapat dijumpai dalam bentuk:
1. Masif yang biasanya di lobus kanan, berbatas tegas, dapat disertai nodul-nodul
kecil di sekitar masa tumor dan dengan atau tanpa sirosis; 2. Noduler, dengan
6
nodul diseluruh hati; 3. Difus, seluruh hati terisi sel tumor. Sedangkan, secara
mikroskopis, sel-sel tumor biasanya lebih kecil dari sel hati yang normal
atipik.6
HCC dianggap terjadi dari hasil interaksi sinergis antara multifaktor dan
multifasik melalui inisiasi, akselerasi, dan transformasi, serta peran onkogen dan
gen terkait. Walaupun penyebab pasti belum diketahui, tetapi sudah dapat
dengan gen hati. Siklus sel dapat diaktifkan secara tidak langsung oleh
ekspresi berlebihan suatu atau beberapa gen yang berubah akibat HBV.
bahwa risiko terjadinya hepatoma pada pengidap infeksi HCV adalah 17 kali
3. Sirosis hati
melatarbelakangi lebih dari 8%. Komplikasi yang sering terjadi pada sirosis
adalah asites, perdarahan saluran cerna bagian atas, ensefalopati hepatika, dan
sindrom hepatorenal.
4. Aflatoksin
utama yang mampu membentuk ikatan dengan DNA maupun RNA. Salah satu
5. Obesitas
berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian dapat berlanjut menjadi HCC.
6. Diabetes mellitus
insulin dan insulin-like growth hormone faktors (IGFs) yang merupakan faktor
7. Alkohol
Bahan atau kondisi lain yang merupakan faktor risiko HCC namun
Kontrasepsi oral
D. EPIDEMIOLOGI
kematian terkait kanker dan peringkat keenam dalam hal kasus insiden.
Berdasarkan data tahunan, WHO memperkirakan >1 juta pasien akan meninggal
karena kanker hati pada tahun 2030. Di Amerika Serikat, tingkat kematian akibat
kanker hati meningkat sebesar 43% (dari 7,2 menjadi 10.3 kematian per 100.000)
antara tahun 2000 hingga 2016. Kanker hati memiliki survival rate 5 tahun
sebesar 18%, sehingga merupakan tumor paling mematikan kedua, setelah kanker
pankreas. Mayoritas HCC terjadi pada pasien dengan penyakit hati, terutama
akibat dari infeksi virus atau hepatitis B atau C (HBV atau HCV) atau
penyalahgunaan alkohol.10
E. PATOFISIOLOGI
Hampir semua tumor hati berada dalam konteks kejadian cedera kronik
(chronic injury) dari sel hati, peradangan dan meningkatnya kecepatan perubahan
timbulnya sirosis, yang kemudian diikuti oleh mutasi pada hepatosit dan
berkembang menjadi HCC. Faktor HBV atau HCV mungkin ikut terlibat dalam
reversibel, termasuk steatosis dan inflamasi lalu timbul suatu fibrosis yang
yang membesar akibat respons terhadap nekrosis dan dikelilingi oleh septa
fibrosis.6
Selain proses di atas, pada waktu periode panjang yang tipikal dari infeksi
pada berbagai tempat dimana genom virus secara acak masuk ke dalam DNA
hepatosit. Salah satu produk gen, protein x HBV (Hbx) akan mengaktifkan
transkripsi dan pada periode infeksi kronik, produk ini meningkatkan ekspresi gen
F. MANIFESTASI KLINIS1,6,10
HCC fase subklinis atau satdium dini adalah pasien tanpa gejala dengan
tanda fisik HCC yang jelas, biasanya ditemukan melalui pemeriksaan AFP dan
teknik pencitraan.
HCC fase klinis terdiri atas stadium sedang dan lanjut. Manifestasi utama
o Nyeri abdomen kanan atas. Pasien sering datang berobat dengan keluhan
kembung dan tak nyaman atau nyeri samar diabdomen kanan atas. Nyeri
umumnya bersifat tumpul atau menusuk dan durasi intermitten atau terus-
12
menerus, sebagian merasa area hati terbebat kencang. Nyeri terjadi sebagai
peritoneum Jika nyeri abdomen bertambah hebat atau timbul akut abdomen
dibawah arcus costa tanpa nodul. HCC lobus kanan dapat menyebabkan
batas atas hati bergeser keatas; HCC segmen inferior lobus kanan sering
dapat langsung teraba massa dibawah arcus costa kanan; dan HCC lobus kiri
gastrointestinal.
tumor, apabila tanpa bukti infeksi disebut demam kanker, umumnya tidak
disertai menggigil.
obstruktif.
13
kanan, edema kedua tungkai bawah, kulit gatal dan sebagainya. Manifestasi
ensefalopati. Pada HCC stadium akhir sering timbul metastasis paru, tulang,
G. DIAGNOSA
laboratorium.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi Abdomen
akustik posterior. HCC berupa nodul kecil cenderung bersifat homogen dan
densitas tinggi dan dikelilingi oleh gema berdensitas rendah. Gambaran ini
hati pada penderita dengan sirosis yang lanjut memberikan hasil bahwa 34 dari
tumor dengan ukuran kecil pada pasien risiko tinggi, USG lebih sensitif
antara 70-80%.1
CT Scan
dan sifat HCC. CT dapat menunjukkan dengan jelas lokasi, jumlah dan ukuran
modalitas terapi.10
MRI
saluran empedu dalam hati, juga cukup baik memperlihatkan struktur internal
jaringan hati dan hepatoma, serta sangat membantu dalam menilai efektivtas
metode penting dalam diagnosis HCC. Namun, metode ini tergolong invasif
17
dalam arteria hepatika, zat kontras ini dapat masuk kedalam nodul tumor hati.
a. Penanda Tumor
oleh sel hati fetal, sel yolk-sac dan sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal
fetal. Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/mL. Kadar AFP meningkat
pada 60-70% pasien HCC, dan kadar lebih dari 400 ng/mL adalah diagnostic
b. Biopsi hati
Sampel diambil dari daerah lokal dengan bantuan ultrasound atau CT.
fase multidetector atau MRI kontras, pemeriksaan tersebut ditujukan pada pasien
dengan sirosis atau HBV kronis tanpa sirosis. Adanya hiper-enhancement arteri
dengan akhir media kontras di fase vena atau delayed mengkonfirmasi diagnosis
HCC.7
atau biopsi lesi. Selain itu, pasien dengan hasil CT/MRI meragukan atau terdapat
lesi hepatik tanpa sirosis juga harus menerima biopsi hati. Pemeriksaan biopsi
dapat negatif palsu (hingga 30%), karena pengambilan sampel yang tidak
memadai, sehingga meskipun biopsi negatif tetap dilakukan pengawasan lesi pada
interval 3-6 bulan terhadap perubahan karakteristik untuk HCC atau pembesaran
lesi. Lesi <1 cm sulit untuk dinilai bahkan dengan kombinasi pencitraan dan
biopsy.7
transformasi ganas hepatosit, dimana lesi jinak (mis., regeneratif dan nodul
Gambar 10. Algoritma diagnosis nodul hati pada pasien dengan sirosis.10
H. KRITERIA DIAGNOSIS
adanya KHS.
Diagnosa KHS didapatkan bila ada ≥ dua dari lima kriteria atau hanya satu
(USG/CT-Spiral/Angiografi):
I. STAGING HCC
batas tumor tetapi juga tingkat disfungsi dan status fungsi hepar. Semua
(gambar 10).10
Tx Nx
Primary tumor cannot Regional lymph nodes
22
Stadiu
23
IA T1a N0 M0
IB T1b N0 M0
II T2 N0 M0
IIIA T3 N0 M0
IIIB T4 N0 M0
IVA Any T N1 M0
J. TATALAKSANA1,6,8,9
Terapi Bedah
3. Reseksi Hepatik
Pilihan terapi utama pada pasien kelompok non sirosis yang biasanya
4. Transplantasi Hati
Milan telah digunakan secara klinis dan menunjukkan angka harapan hidup
- Jumlah lesi ≤ 3 yang terpisah dan tidak ada yang berukuran >3 cm.
Terapi Non-Bedah
operasi karena stadium tumor yang telah lanjut, derajat sirosis yang berat, atau
PEI pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986. Teknik terapi PEI
Kerugian metode ini adalah tingkat rekurensi lokal yang tinggi dan
25
kebutuhan akan sesi terapi berulang kali (multipel) agar didapatkan ablasi
lengkap dari lesi. PEI dilakukan dengan cara menyuntikkan etanol murni
mendapatkan efek nekrosis dari tumor. Tindakan ini efektif untuk tumor
berukuran kecil (<3 cm). PEI tidak dianjurkan untuk penderita dengan
asites, koagulopati sedang atau berat dan lesi permukaan. Efek PEI adalah
peritoneal.
3. Chemoembolism
nutrisi dan oksigen kejaringan tumor, sehingga terjadi nekrosis tumor akibat
dan kolagen.
Efek samping yang sering terjadi antara lain adalah demam, nausea,
dengan PEI.
4. Kemoterapi sistemik
Sitostatika yang sering dipakai sampai saat ini adalah 5-fluoro uracil (5-
FU). Zat ini dapat diberikan secara sistematik atau secara lokal (intra-arteri).
atau adriblastina. Dosis yang diberikan adalah 60-70 mg/m 2 luas badan yang
diberikan secara intra-vena setiap 3 minggu sekali atau dapat juga diberikan
dengan dosis 20-25 mg/m2 luas badan selama 3 hari berturut-turut dan
sangat baik untuk tumor hati dan ekstrahepatik, sekitar 18% penderita yang
awalnya tidak dapat direseksi dapat direseksi dan 50% menunjukkan remisi
toksisitas sistemik dan kontak antara obat dengan tumor berlangsung lebih
lama. Pada teknik ini kateter dimasukkan per kutaneus kedalam arteri
27
6. Radiasi
Terapi radiasi jarang digunakan sebagai terapi tunggal sebab HCC tidak
sensitif terhadap radiasi dan sel-sel hati yang normal sangat peka terhadap
dengan cedera minimal pada jaringan hati yang nonneoplastik. Dosis proton
therapy 70- 80 Gy sangat aman karena sel target hanya sel tumor. Ukuran
tumor dapat berkurang sampai 50% dari sebelumnya, dan efek samping
yang terjadi sangat minimal sehingga memberikan kualitas hidup yang lebih
baik.
28
7. Tamofixen
Prinsip dan cara kerja metode ini sama dengan injeksi etanol perkutan,
hanya saja zat yang disuntikkan adalah larutan asam asetat 15-50%.
tahun sebesar 83%, dan 4 tahun sebesar 64%. Efek samping tidak dijumpai.
K. PROGNOSIS
rata-rata terjadi sesudah 6-7 bulan setelah timbul keluhan pertama. Bila karsinoma
hati dapat dideteksi secara dini, usaha pengobatan seperti pembedahan dapat
penderita HCC fase lanjut mempunyai masa hidup yang lebih singkat. Kematian
umumnya disebabkan karena koma hepatik, hematemesis dan melena, syok yang
pada faktor-faktor terkait seperti ukuran tumor, adanya lesi satelit, kurangnya
kapsul tumor, invasi vaskular, grading, reseksi inkomplit, infeksi HBV dan
jumlaht ransfusi darah intraoperatif. Prognosis jelek pada pasien yang menjalani
reseksi dengan transfusi darah, usia >65 tahun, dan tumor multiple. HCC memiliki
angka harapan hidup 5 tahun sekitar 70% dengan reseksi bedah sedangkan untuk
penyakit yang tidak dapat dioperasi, survival rate 5 tahun adalah 0-5% dengan
rata-rata 12 bulan.1
membagi kadar AFP berdasarkan empat level: <10 ng/mL, 10-150 ng/mL, 150-
500 ng/mL dan >500 ng/mL; hal tersebut menjadi prediktor untuk prognosis HCC
non-sirosis hepatik. Witjes et al, menunjukkan bahwa peningkatan kadar AFP pra-
operasi berkaitan dengan hasil yang lebih buruk dan tingkat kekambuhan yang
tinggi. Nilai batas AFP 9 ng/mL, menunjukkan survival rate 1 dan 3 tahun
masing-masing adalah 53% dan 21% pada pasien dengan AFP tinggi, sedangkan
PENUTUP
berasal dari hepatosit. WHO memperkirakan >1 juta pasien akan meninggal karena
kanker hati pada tahun 2030. Kanker hati memiliki survival rate 5 tahun sebesar 18%,
Mayoritas HCC terjadi pada pasien dengan penyakit hati, terutama akibat dari infeksi
virus atau hepatitis B atau C (HBV atau HCV) atau penyalahgunaan alkohol.
pengobatan yang ideal. Namun, banyak kesulitan dijumpai karena pasien datang pada
stadium yang sudah lanjut sehingga tidak dapat dilakukan reseksi dan transplantasi.
Pada umumnya prognosis karsinoma hati jelek. Oleh karena itu, yang paling baik
hepatitis dan bila telah terjadi infeksi, dilakukan pencegahan terjadinya sirosis
30
DAFTAR PUSTAKA
5. Guyton dan Hall. Hati Sebagai Organ. Dalam Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC. 2007.
9. European Association for the Study of the Liver. EASL Clinical Practice
Guidelines: Management of hepatocellular carcinoma. Journal of
Hepatology. 2018; 69: 182–236.
31
32
32