Anda di halaman 1dari 2

TEORI SOSIAL POSTMODERN DAN POSTKOLONIAL

REGINA PRISKILA TAKAALI


21606017
Semester III/A
Pendidikan sosiologi Universitas Negeri Manado
Takaalir@gmail.com

PENDAHULUAN

Bicara tentang postmodern tidak bisa dilepaskan dari bicara tentang modernitas. Ini disebabkan
postmodern umumnya dipahami sebagai kelanjutan dari modernitas. Memang ada orang yang
mengatakan bahwa berpikir linier semacam ini tentang postmodern adalah sesuatu yang
menyesatkan. Ia menyesatkan karena seolah-olah manusia sudah meninggalkan suatu tahapan
kehidupan, sebut saja modernitas, dan telah beralih kepada post atau pasca modern. Padahal
kehidupan manusia hari ini masih campur baur antara modern dan postmodern, bahkan elemen-
elemen pra-modernpun masih saja ada di banyak tempat di muka bumi ini, berinteraksi dengan
kemodernan di sekelilingnya.

Apa karakteristiknya? Beberapa teoretisi sosial klasik memberikan pemahaman yang berbeda.
Bergerak di ranah politik ekonomi. osiologi sebenarnya adalah sebuah disiplin ilmu yang
menjelaskan perubahan-perubahan yang dikaitkan dengan modernitas, khususnya kemunculan
kapitalisme industri dan kemerosotan.

Teori-teori sosiologi yang muncul sejak zaman klasik sampai modern sejatinya berusaha
menjelaskan hal-hal itu. Teori sosial postmodern berbeda dari itu. Teori ini justru, menurut Turner,
mengkritik sosiologi itu sendiri, khususnya sosiologi sebagai ilmu dan selanjutnya

PEMBAHASAN

identitas-identitas sosial dari mereka yang memilih atau memperoleh otoritas (kekuasaan) untuk
mengumumkan masalah-masalah itu dan sebab-sebabnya; dan kisikisi spesifikasi atau pola
intelektual yang dipakai untuk memisahkan objek-objek tertentu yang diperhatikan dari yang
lainnya.

cara sederhana, discourse adalah sebuah tubuh pernyataan-pernyataan yang koheren yang
memproduksi suatu penjelasan yang sah tentang realitas dengan cara mendefinisikan suatu objek
yang menjadi bahan perhatian dan menghasilkan konsep-konsep untuk menganalisis objek tersebut.
Konsep ini pertama-tama merupakan metode kritik filosofis dan sastra yang dikembangkan oleh
Jacques Derrida dengan tujuan menyingkapkan dan mendestabilisasi upaya-upaya untuk secara
sistematis mendasarkan ilmu pada suatu makna.

Postkolonialisme adalah istilah yang diliputi awan debat tak kunjung pudar. Sampai saat ini belum
tersedia suatu definisi yang disetujui semua pihak yang terlibat dalam debatnya. Meski ada upaya
untuk melihat postkolonialisme sebagai arena diskursus kritis transdisipliner yang umum
diasosiasikan dengan membangun teori-teori dan aktivisme yang terkait dengan globalisasi dan
politik representasi ras, kelas, jender/seksualitas, etnisitas, nasionalisme, dan agama
Ciri lain dari pemikiran postkolonialisme adalah pengakuan bahwa kolonisasi merupakan suatu
proses ideologis yang canggih dan multi level, yang beroperasi baik secara eksternal maupun
internal. Oleh karena itu postdernisme banyak memiiki ggasasan Dua hal penting dilakukan
postkolonialisme kepada studi-studi sosial-antropologis. Pertama, pada ranah epistemologis
postkolonialisme menyerang otoritas peneliti untuk berbicara bagi kebudayaan atau masyarakat lain

Postmodernisme, yang memandang setiap orang “terposisikan” dan hanya bisa melihat satu sudut
pandang tertentu saja, sehingga dengan ini semua opini pada dasarnya adalah relatif dan subjektif.

KESIMPULAN

Postmodernisme dan Postkolonialisme menandai suatu babak baru dalam memahami dan
menjelaskan hakikat dan perubahan masyarakat kontemporer. Berbeda dari teoriteori sosial
sebelumnya yang berupaya menjelaskan perubahan-perubahan masyarakat yang terjadi sebagai
akibat revolusi industri dan ekonomi yang menyertainya, teoriteori sosial postmodern dan
postkolonial lebih memusatkan perhatiannya kepada masyarakat yang dihasilkan oleh perubahan-
perubahan revolusi media dan sains serta akibat.

Perlengkapan analisis sosial yang diberikan oleh ahli-ahli lain lebih merupakan sebuah sistem analisis
yang terpecah-pecah, dengan memanfaatkan dan mengolah kembali konsep-konsep sosiologi era
sebelumnya dan memberinya isi dan muatan epistemologis yang barU.

pendekatan klasik untuk memahami masyarakat kontemporer sudah tidak memadai lagi. Ia tidak
memadai lagi karena tugas sosiologi bukan lagi sekedar menjelaskan atau memaparkan tetapi lebih
daripada itu, seperti yang dipahami. sosiologi kontemporer dan selanjutnya adalah untuk memberi
orang kebebasan, walau sekecil apapun itu.

DAFTAR PUSTAKA

Rey, Terry. Bourdieu on Religion: Imposing Faith and Legitimacy. London: Equino

Anda mungkin juga menyukai