Anda di halaman 1dari 12

KITAB-KITAB SUCI NABI & RASUL

Mata Pelajaran: Ilmu Tauhid


Dosen Pengampu: Muslim Pohan, S.Th.I., MA

Disusun Oleh:
Ima Sania Nur Rizky (0104222129)
Khoiril Ardi (0104222171)
Mas Pupah Penarik (0104222137)
Muhammad Hafiz (0104222133)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “KITAB-KITAB SUCI NABI & RASUL”. Atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
Bapak Muslim Pohan, S.Th.I., MA selaku dosen matakuliah Al-Qur’an yang banyak
memberikan materi, masukan dan bimbingan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Medan , Oktober 2022

Kelompok 2

ii
Daftar isi

Daftar isi ................................................................................................................................................. 1


BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 2
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Definisi Kitab-kitab Suci .......................................................................................................... 3
B. Beriman Kepada Kitab-kitab .................................................................................................. 3
C. Dalil-dalil atas Kewajiban Beriman Kepada kitab-kitab: .................................................... 3
D. Macam-macam kitabullah ....................................................................................................... 4
E. Keutamaan Al Qur’an .............................................................................................................. 7
BAB III................................................................................................................................................... 9
Penutup .................................................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Adalah mengakui, mempercayai dan
meyakinibahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya
yang berisi ajaranAllah SWT. Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing.
Mengimani kitab Allah SWT,wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah
SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para
Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWTsendiri. Iman kepada kitab-kitab
suci dalam islam, merupakan kesatuan yang tak terpisahkandengan iman kepada
Allah Yang Maha Esa, Malaikat dan Rasul.
Maka kita wajib beriman kepada kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari
rukun iman.Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada
para rasul-Nya,sebagaimana sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran
terhadap salah satu kitab Allah,sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab
Allah.
Sebab itulah kita wajib beriman kepada kita yang diturunkan kepada Nabi
Ibrahim, Tauratyang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil
kepada Nabi Isa, dan yangterakhir kitab al-qur’an yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kitab suci?
2. Mengapa kita harus beriman kepada kitab suci?
3. Apa saja dalilnya agar kita beriman kepada kitab suci?
4. Apa saja kitab-kitab Allah?
5. Apa saja keutamaan Al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui defenisi dari kitab suci
2. Untuk mengetahui kenapa harus beriman kepada kitab suci
3. Untuk mengetahui apa saja dalil agar kita beriman kepada kitab suci
4. Untuk mengetahui apa saja kitab Allah
5. Untuk mengetahui apa saja keutamaan Al-Qur’an itu

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Kitab-kitab Suci
Secara bahasa, ‫ ُكتُب‬adalah bentuk jamak dari ‫ ِكتَاب‬. Sedang kan kitab adalah
mashdar yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulisi di dalamnya. Ia
pada awalnya adalah nama shahifah (lembaran) bersama tulisan yang ada di
dalamnya. Sedangkan menurut syariat, ‫ ُكت ُب‬adalah kalam Allah subhanahu wa ta’ala
yang diwahyukan kepada rasul-rasulNya agar mereka menyampaikannya kepada
manusia dan membacanya bernilai ibadah.1
Kitab dalam arti bahasa berarti sesuatu yang ditulis. Kitab yang berarti
perintah atau ketentuan-ketentuan. Sehingga Kitabullah berarti perintah atau
ketentuan-ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala. Di samping itu ada juga yang disebut
suhuf yang berarti wahyu yang diturunkan kepada para Nabi yang dikumpulkan
dalam lembaran-lembaran seperti yang terdapat dalam Nabi Adam, Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, dan sebagainya, yang apabila dikumpulkan dalam jumlah yang lebih
besar disebut kitab.
B. Beriman Kepada Kitab-kitab
Beriman kepada kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala adalah salah satu rukun
iman. Maksudnya yaitu membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah
subhanahu wa ta’ala mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-
hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas. Dan bahwasanya ia
adalah kalam Allah subhanahu wa ta’ala yang Dia firmankan dengan sebenarnya,
seperti apa yang Dia kehendaki dan menurut apa yang Dia ingini. Iman kepada-Nya
adalah wajib, secara ijmal (global) dalam hal yang diijmalkan dan secara tafshil
(rinci) dalam hal yang dirincikan.2

C. Dalil-dalil atas Kewajiban Beriman Kepada kitab-kitab:


Pertama: dalil-dalil beriman kepadanya secara umum;
A. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surah al-Baqarah,
ْۤ
َ ‫اْل ْس َباطِ َو َم ْۤا ا ُ ْوت‬
‫ِى ُم ْوسٰ ى‬ َ ‫قُ ْولُ ْۤ ْوا ٰا َم َّنا ِباّٰلله ِ َو َم ْۤا ا ُ ْن ِز َل اِلَ ْينَا َو َم ْۤا ا ُ ْن ِز َل ا ِٰلى اِب ْٰر ٖه َم َواِسْمٰ ِع ْي َل َواِسْحٰ قَ َو َي ْعقُ ْو‬
َ ْ ‫ب َو‬
َ ‫َو ِعيْسٰ ى َو َم ْۤا ا ُ ْوت‬
َ‫ِى النَّ ِبي ُّْونَ مِ ْن َّر ِب ِه ْۚ ْم ََل نُف َِر ُق بَيْنَ ا َ َح ٍد ِم ْن ُه ْۖ ْم َونَحْ نُ لَهٗ ُم ْس ِل ُم ْون‬

Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan
apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa
dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya".(Qs. Al-Baqarah [2]: 136

B. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam ayat lainnya,

1 Muhammad Yusuf Harun., Agus Hasan Bashoru, Lc, Kitab Tauhid 2, hl.63
2 Muhammad Yusuf Harun., Agus Hasan Bashoru, Lc, Kitab Tauhid 2, hl. 63

3
ْۤ
ُ ‫س ْو ُل ِب َم ْۤا ا ُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه مِ ْن َّر ِب ٖه َو ْال ُمؤْ مِ نُ ْو َۗنَ ُك ٌّل ٰا َمنَ ِباّٰلله ِ َو َم ٰل ِٕٮ َكت ِٖه َو ُكت ُ ِب ٖه َو ُر‬
‫سل ٖ َِۗه ََل نُف َِر ُق َبيْنَ اَ َح ٍد ِم ْن‬ َّ َ‫ٰا َمن‬
ُ ‫الر‬
‫صي ُْر‬ ْ
ِ ‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َواِلَيْكَ ال َم‬ ُ ‫ط ْعنَا‬ َ َ ‫سمِ ْعنَا َوا‬ ُ
َ ‫سل ٖ َِۗه َوقَال ْوا‬
ُ ‫ُّر‬
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami
taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah
tempat kembali".(QS. Al-Baqarah: 285)

D. Macam-macam kitabullah
1. Taurat,
Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam abad 15
SM kepada bani israil Dan berbahasa Ibrani.
Berikut Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwasanya kitab taurat diturunkan kepada
Nabi Musa ‘alaihi,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫ب َوا ْلفُ ْرقَا نَ لَعَلَّ ُك ْم تَ ْهتَد ُْون‬ َ ‫َواِ ذْ ٰات َ ْينَا ُم ْو‬
َ ‫سى ْال ِك ٰت‬
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa Kitab dan Furqan agar
kamu memperoleh petunjuk."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 53)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ص ِدقًا ِل َما َبيْنَ َيدَ ْي ِه َوا َ ْنزَ َل الت َّ ْو ٰرٮةَ َوا ْ ِْل ْن ِج ْي َل‬ ِ ‫ب ِبا ْل َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ع َليْكَ ْالـ ِك ٰت‬
َ ‫ن ََّز َل‬
Artinya:"Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung
kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan
Injil,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 3)
• Kandungan Kitab taurat:
1. Perintah mengesakan Allah SWT.
2. Larangan membuat dan menyembah patung berhala.
3. Larangan menyebut Nama Allah SWT. Dengan sia-sia.
4. Perintah mensucikan hari Sabtu.
5. Perintah menghormati ayah dan ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan berbuat zina.
8. Larangan mencuri.
9. Larangan menjadi saksi palsu.
10. Larangan mengambil istri orang lain. (Adya Sukma Dewi, 2016)

2. Zabur
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud ‘Alaihi salam pada abad 10 SM untuk bani
israil Dan berbahasa Qibthi.

4
Berikut ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tentang kitab Zabur.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ْۤ
َ ‫ح َّوا لنَّ ِب ٖينَ مِ ْۢ ْن َب ْعد ِٖه ْۚۚ َوا َ ْو َح ْين َْۤا ا ِٰلى اِب ْٰر ِهي َْم َواِ سْمٰ ِع ْي َل َواِ سْحٰ قَ َو َي ْعقُ ْو‬
َ ْ ‫ب َوا‬
‫ْل ْس َبا ط‬ ٰ
ٍ ‫اِنَّ ْۤا اَ ْو َح ْين َْۤا اِلَيْكَ َك َم ْۤا ا َ ْو َح ْين َْۤا اِلى نُ ْو‬
‫سلَيْمٰ نَ ْۚۚ َو ٰا تَ ْينَا دَ ٗاودَ زَ ب ُْو ًرا‬ ُ ‫س َو ٰه ُر ْونَ َو‬ َ ُ‫ب َوي ُْون‬ َ ‫َو ِعيْسٰ ى َوا َ ي ُّْو‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana
Kami telahmewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah
mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, lsmail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya; 'Isa,
Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur
kepada Daud."(QS. An-Nisa' 4: Ayat 163)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٍ ‫ع ٰلى َب ْع‬
‫ض َّو ٰاتَ ْينَا دَ ٗاودَ زَ ب ُْو ًرا‬ َ ‫ض َۗۚ َولَقَدْ فَض َّْلنَا َب ْع‬
َ َ‫ض النَّ ِب ٖين‬ َ ْ ‫ت َوا‬
ِ ‫ْل ْر‬ ِ ‫َو َربُّكَ ا َ ْعلَ ُم ِب َم ْن فِى السَّمٰ ٰو‬
Artinya: "Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan
sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian
(yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud."(QS. Al-Isra' 17: Ayat 55)
• Kandungan kitab Zabur :
1. Do’a
2. Dzikir
3. Nasihat
4. Hikmah
5. Menyeru kepada ketauhidan
6. Tidak berisi syari’at.

3. Injil
Injil diturunkan kepada Nabi Isa ‘Alaihi salam, pada awal abad ke 1 M untuk Bani
Israil dan berbahasa Suryani.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ص ِدقًا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه َوا َ ْنزَ َل الت َّ ْو ٰرٮةَ َوا ْ ِْل ْن ِج ْي َل‬ ِ ‫ب بِا ْل َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫علَيْكَ ْالـ ِك ٰت‬
َ ‫ن ََّز َل‬
Artinya: "Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang
mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan
Taurat dan Injil,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 3)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٰۤ
ِ ْ ُ‫ص ِدقًا ِل َما َبيْنَ َيدَ ْي ِه مِ نَ التَّ ْورٮ ِِۖة َواتَيْنه‬
َ ‫اْل ْن ِج ْي َل ِف ْي ِه هُدًى َّونُ ْو ٌۙر َّو ُم‬
‫ص ِدقًا ِل َما‬ َ ‫سى اب ِْن َم ْر َي َم ُم‬ ِ َ ‫على اث‬
َ ‫ار ِه ْم ِب ِع ْي‬ َ ‫َوقَفَّ ْينَا‬
ْ
َ‫ظةً لِـل ُمت َّ ِقيْن‬
َ ‫بَيْنَ يَدَ ْي ِه مِ نَ الت َّ ْورٮ ِة َوهُدًى َّو َم ْو ِع‬

Artinya: Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah

5
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya
(yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Ma'idah
: 46)
• Kandungan kitab Injil :
a) Seruan tauhid kepada Allah SWT.
b) Ajaran hidup zuhud dan menjauhi kerusakan terhadap dunia.
c) Merevisi sebagian hukum Taurat yang sudah tidak sesuai.
d) Berita tentang akan datangnya Nabi akhir zaman bernama Ahmad atau Muhammad

4. Al-Qur’an
• Definisi Al-Qur’an
Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam.

َ ‫ٰذلِكَ ْال ِك ٰتبُ َْل َري‬


َ‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛهُدًى ل ِْل ُمت َّ ِقيْن‬
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, ( Qs. Al-Baqarah [2]: 2)
Secara etimologi, ada beberapa pendapat tentang asal-usul kata al-Quran.
Namun, secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga:
(1) Kata al-Qur‘an adalah isim ‘alam (nama) yang digunakan untuk menyebut
kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Ia tak ubahnya
seperti Taurat dan Injil yang digunakan untuk menyebut kitab yang
diberikan kepada Musa dan Isa. Menurut pendapat ini, al-Qur‘an bukan
turunan (musytaqq) dari kata apapun, melainkan isim murtajal, yakni kata
yang terbentuk seperti itu sejak semula. Pendapat ini dikemukaan antara
lain oleh Al-Syafi‘i.3
(2) Kata Al-Qur‘an berasal dari qarana yang berarti “menghimpun atau
Menggabung”. Hal ini sesuai dengan sifat al-Qur‘an yang menghimpun
huruf, ayat, dan surat. Pendapat ini dikemukakan oleh Abu al-Hasan al-
Asy‘ary (260-324 H/767-820 M). Pendapat yang hampir sama
dikemukakan oleh al-Farra (w.207 H/823 M) yang mengatakan al-Qur‘an
berasal dari kata qara’in (jamak qarinah). Secara morfologis, kata qara’in
juga berasal dari qarana. Qara’in berarti pasangan, bukti, atau sesuatu
yang menjelaskan. Dinamakan demikian karena ayat-ayat al-Qur‘an
bersifat saling berhubungan dan saling menjelaskan dengan satu lainnya4.
(3) Kata Al-Qur‘an adalah bentuk masdar dari qara’a yang berarti “membaca”
Qur’an merupakan masdar yang juga bermakna maf‘ul, sehingga artinya
“bacaan”. Bentuk ini sama dengan ghufran (ampunan) yang merupakan
masdar dari ghafara (mengampuni), atau rujhan yang merupakan masdar

3
Subhi al-shabi, mahahits fi ulum al-Qur’an beirut: Dar al-ilmi li al-malayin), hal 18
4
Jalaluddin alsuyuthy, al-itqan fi ulum al-Qur’an (beirut: muassasatu al-Risalah Nasyirum, 2008) hal 116

6
dari rajaha. Pendapat ini disampaikan oleh Al-Lihyany (w. 215 H/831 M)
dan Al-Zajjaj (w. 311 H/928 M). Hanya saja, Al-Zajjaj “memilih dan
mengumpulkan”
sebagai makna qara’a. Meskipun begitu, antara “membaca dan
mengumpulkan” sesungguhnya memiliki kaitan makna, karena membaca
hakikatnya adalah mengumpulkan huruf dan kata dalam ucapan, sehingga
antara keduanya bisa berarti sama. Pendapat ini juga didasarkan pada ayat
al-Qur‘an yang berbunyi: Sesungguhnya tanggungan Kamilah
mengumpulkannya (didadamu)dan (membuatmu pandai) membacanya.
Maka, apabila Kami selesai membacakannya, ikutilah bacaannya itu. (al-
Qiyamah: 17-18).
Secara terminologi, al-Qur‘an memiliki beberapa definisi. Banyaknya
definisi al-Qur‘an tidak lepas dari sudut pandang ulama yang
menyusunnya atau kepentingan kajiannya. Meskipun demikian, definisi-
definisi itu memiliki esensi yang sama. Beberapa di antaranya:
(1) Al-Qur‘an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw untuk melemahkan orang yang menentangnya
sekalipun hanya dengan surat terpendek, dan membacanya dianggap
sebagai ibadah5.
(2) Al-Qur‘an ialah firman Allah yang berfungsi sebagai mu‘jizat,
diturunkan kepada penutup nabi dan rasul melalui perantara malaikat
Jibril As, ditulis dalam mushaf, dinukilkan kepada kita secara
mutawatir, membacanya dianggap ibadah6,
(3) Al-Qur‘an ialah wahyu Allah yang diturunkan dari sisi Allah kepada
Rasul-Nya Muhammad bin ‗Abdillah sang penutup para nabi, yang
dinukilkan secara mutawatir baik lafal maupun maknanya, dan
merupakan kitab samawi terakhir yang diturunkan.
(4) Al-Qur‘an adalah: firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara
mutawatir, membacanya bernilai ibadah, dan berfungsi sebagai
mu‘jizat meski hanya dengan satu surat darinya7.
E. Keutamaan Al Qur’an
1. Tidak pernah mengalami perubahan.
2. Terpelihara kemurniannya hingga akhir zaman
3. Tak ada satupun makhluk yang dapat menandingi kehebatan Al Quran.
4. Memuat petunjuk tentang segala segi kehidupan manusia.
5. Mengoreksi segala kekeliruan kitab-kitab sebelumnya akibat penyelewengan.
6. Telah tertulis sejak zaman Rasulullah masih hidup.
7. Memiliki gaya bahasa yang sangat tinggi.
8. Berlaku hingga hari kiamat dan bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia ini.
9. Selalu memuliakan akal pikiran sertamnggunakannya sebagai dasar dalam memahami
kandungannya.

5
al-Suyuthy, al-Itqan, hal. 2
6
Muhammad A ̳ li al-Shabuni, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Dar al-
Shabuni, 2003), hal. 7
7
Dr. Nuruddin A̳ tar, Ulum Al-Qur’an al-Karim (Damaskus: As-shabah, 1414 H/1993 M), hal.
20

7
10. Memandang hakekat manusia adalah sama.
11. Memadukan antara ilmu, iman dan keyakinan.
12. Menjanjikan kebahagiaan dunia akhirat bagi yang mengamalkannya.
13. Membacanya sebagai ibadah dan berpahala, baik yang mahir maupun belum.
14. Sebagai mukjizat Nabi dan Rasul yang terbesar.
15. Sebagai obat dan rahmat bagi yang beriman.

8
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‘an sebagai kitab suci terakhir
merupakan kelanjutan dari kitab-kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa
ta’ala sebelumnya. Misi yang dibawa al-Qur‘an tidak jauh berbeda dengan kitab-kitab
sebelumnya, yaitu sebagai petunjuk bagi manusia. Hanya saja, sebagai kitab suci terakhir, al-
Qur‘an memiliki misi yang lebih luas dibanding kitab-kitab suci sebelumnya. Keluasan misi
al-Qur‘an itu sejalan dengan status Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pembawa
kitab suci tersebut yang diutus untuk seluruh manusia hingga akhir zaman.
Terkait fungsi al-Qur‘an bagi manusia, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan
untuk kitab suci ini sejumlah nama yang mencerminkan fungsinya. Di antaranya adalah Al-
Huda (petunjuk), Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil), Al-Burhan (bukti
kebenaran), Al-Dzikr atau Al-Tadzkirah (peringatan), Al-Syifa (obat penyembuh), Al-
Mau’idhah (nasihat, pelajaran), Al-Rahmah (rahmat). Juga Al-Nur (cahaya), Al-Bayan
(keterangan), Al-Balagh (keterangan yang cukup), Al-Bashair (bukti atau keterangan yang
jelas), Al-Busyra (berita gembira), Al-Basyir (pemberi kabar gembira), dan Al-Nadzir
(pemberi peringatan).
Sementara itu, terkait statusnya sebagai kitab suci terakhir, al-Qur‘an memiliki fungsi
yang secara umum dapat disimpulkan menjadi tiga: Pertama, sebagai petunjuk bagi seluruh
manusia hingga akhir zaman. Ini berbeda dari kitab-kitab sebelumnya yang rata-rata
diturunkan untuk umat dan zaman tertentu; Kedua, penyempurna bagi kitab-kitab suci
sebelumnya. Dalam hal ini al-Qur‘an berfungsi melengkapi, meluruskan, dan menggantikan
kitab-kitab tersebut; Ketiga, sumber pokok ajaran agama Islam baik dalam masalah aqidah
(keyakinan), syariah (ibadah dan mu‘amalah), dan akhlak.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami berjudul “Kitab-kitab Suci, Nabi dan Rasul” penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan dan kesalahan penulisan
yang masih belum lengkap. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna perbaikan dalam makalah ini, sehingga makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi dan menambah wawasan bagi para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Yusuf Harun., Agus Hasan Bashoru, Lc, Kitab Tauhid 2, 2022
Subhi al-shabi, mahahits fi ulum al-Qur’an beirut: Dar al-ilmi li al-malayin),

Jalaluddin alsuyuthy, al-itqan fi ulum al-Qur’an (beirut: muassasatu al-Risalah Nasyirum,


2008
al-Suyuthy, al-Itqan,

Muhammad ̳Ali al-Shabuni, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Dar al-


Shabuni, 2003),

Dr. Nuruddin ̳Atar, Ulum Al-Qur’an al-Karim (Damaskus: As-shabah, 1414 H/1993 M),

10

Anda mungkin juga menyukai