Panduan Pelatihan - PPI 73
Panduan Pelatihan - PPI 73
BELADIRI SHURULKHAN
DI PESANTREN PERSIS 73 GAROGOL
(Untuk Santri Putra)
Oleh :
Muflih Ramdani, S. Pd.
(Pembina ektrakurikuler beladiri Shurulkhan di Pesantren Persis 73 Garogol)
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah Sang Pencipta alam semesta. Kita memuji-Nya atas segala limpahan
nikmat kepada kita semua, semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur kepada-
Nya. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita, yaitu Nabi Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wa sallam Sang Nabi akhir zaman, beserta kepada keluarga dan para sahabatnya,
begitu pula orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak langkah mereka.
Beladiri Shurulkhan merupakan beladiri muslim yang berasal dari dataran Cina Utara yang
masuk dan berkembang pula di Indonesia terutama pada kalangan ustadz dan santri. Beladiri
Shurulkhan yang berkembang di Indonesia terdiri dari dua aliran, yaitu Thifan Pho Khan dan Syufu
Tae Syukhan.
Di kalangan asatidz dan para santri di pesantrean Persis, beladiri ini merupakan sesuatu yang
tidak asing lagi, karena saat perkembangannya di Indonesia, asatidz dan para santri Persis memiliki
hubungan yang erat dengan para pelopor yang memperkenalkan bela diri ini, di samping itu juga
karena adanya kesamaan prinsip yaitu senantiasa memegang teguh ajaran Islam dan antipati
terhadap berbagai hal yang dapat merusak Islam yang terdiri dari bid’ah, khurofat dan syirik.
Hingga sampai saat ini jam’iyyah Persatuan Islam telah menjadikan bela diri ini sebagai
beladiri resmi bagi jam’iyyah serta mengintruksikan agar beladiri ini menjadi bagian dari kurikulum
yang diajarkan di pesantren-pesantren Persis.
Pesantren Persis 73 Garogol yang merupakan salah satu pesantren Persis yang ada di Garut,
menyambut baik atas intruksi tersebut, di samping itu juga karena memandang adanya manfaat
untuk para santri jika beladiri tersebut diajarkan di pesantren. Maka Pesantrean Persis 73 Garogol
berupaya agar pelatihan beladiri tersebut bisa terselenggarakan.
Oleh karena itu di antara bagian dari upaya tersebut adalah sengaja disusunnya panduan
pelatihan ini, agar para santri selama berlatih memiliki arahan, konsep dan bimbingan yang jelas.
Maka selama berlatih para santri diharapkan bisa menjalaninya sesuai dengan panduan ini. Semoga
panduan pelatihan ini bisa bermanfaat dan semoga Allah subhaanahu wa ta’aalaa senantiasa
membimbing langkah kita. Aamiin.
1
PANDUAN PELATIHAN
A. LURUSKAN NIAT
Niat merupakan sebuah dorongan yang ada di dalam hati tentang untuk apa melakukan
suatu perbuatan itu. Niat merupakan perkara yang sangat penting saat kita dihadapkan kepada
suatu perbuatan, karena niat ini akan menjadi penentu nilai dari perbuatan itu. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallaahu ‘anh bahwasanya beliau
mendengar Rasulullah bersabda :
َ
َف َم أن َك َان أت ِه أج َرُت ُه ِإلى ُد أن َيا ُي ِص ُيب َها َا أو، َو ِإ َّن َما ِل ُك ِل أام ِر ٍئ َما َن َوى،ات َّ
ي الن ب ُ إ َّن َما أ َاْل أع َم
ال
ِ ِ ِ ِ
ََ أ َ َ َ أ ُ َ َ أ َ ُ ُ َ َ َ َ َ أ
ف ِهجرته ِإلى ما هاجر ِإلي ِه،ِإلى امرا ٍة ين ِكحها
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung)
apa yang diniatkan, Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau
karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa
dia diniatkan". (H. R. Bukhori)
Jadi balasan dari Allah terkait perbuatan seseorang itu tergantung apa yang diniatkannya.
Dalam hadits di atas Rasulullah mencontohkannya dengan hijrah. Jika seseorang hijrah dalam
rangka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh pahala di sisi Allah. Adapun
jika hijrahnya karena mencari dunia atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya maka
dia pun tidak memperoleh pahala hijrah di sisi Allah.
Adapun terkait dengan mempelajari beladiri, maka pada dasarnya mempelajari beladiri
itu boleh karena termasuk bagian dari perkara duniawi yang di dalamnya tidak mengandung sisi
pahala maupun dosa. Namun bisa saja saat mempelajarinya seseorang mendapatkan pahala atau
mendapatkan dosa, dan itu tergantung niatnya. Jika seseorang memiliki niat yang baik yang di
dalamnya mengarah kepada keridhoan Allah, maka mempelajari beladiri itu menjadi berpahala.
Dan jika seseorang memiliki niat yang buruk yang di dalamnya mengarah para kemurkaan Allah
maka mempelajarinya menjadi berdosa.
Oleh sebab itu seorang tamid hendaklah memiliki niat yang baik dalam mempelajari
beladiri agar memperoleh pahala di sisi Allah, misalnya mempelajarinya dengan niat agar
memiliki tubuh yang kuat supaya bisa membantu dalam belajar dan beribadah kepada Allah, atau
dengan niat untuk mensyukuri nikmatnya tubuh yang Allah berikan, atau dengan niat supaya bisa
menolong dan menyelamatkan orang lain saat ditimpa bencana dan saat terdzalimi, termasuk
juga berniat untuk membela agama Allah. Di samping itu harus menjauhi niat-niat yang buruk
yang dapat mengundang kemurkaan Allah, seperti belajar beladiri dengan tujuan untuk
mendzalimi orang lain, atau mempelajarinya agar ditakuti oleh orang lain serta menjadi orang
yang paling berkuasa yang dengannya dia mudah membanggakan diri, bersikap sombong serta
bertindak semena-mena kepada orang lain.
Catatan :
- Materi dasar ini belum masuk kepada salah satu aliran beladiri Shurulkhan, baik Thifan Pho
Khan maupun Syufu Tae Syukhan.
- Untuk masuk kepada Thifan Pho Khan atau Syufu Tae Syukhan maka harus melalui pelatih
resmi dari lembaga Lanah Shurulkhan dan mendaftar sebagai tamid.
- Thifan Pho Khan adalah salah satu aliran beladiri Shurulkhan yang gerakan jurusnya berupa
gerakan-gerakan tingkat tinggi, misalnya gerakan yang disertai perputaran dan loncatan.
Maka seorang tamid Thifan harus memiliki stamina tubuh yang kuat dan tidak mudah Lelah.
Beladiri Thifan cocok untuk semua kalangan dari anak kecil sampai orang dewasa, baik laki-
laki maupun perempuan.
4
- Adapun Syufu Tae Syukhan adalah salah satu aliran beladiri Shurulkhan yang gerakan
jurusnya berupa gerakan-gerakan sederhana namun efektif, semisal sapuan dan bantingan.
Tidak seperti Thifan, kalau Syufu tidak cocok untuk semua kalangan, karena yang mendalami
Syufu haruslah seseorang yang memiliki kriteria perawakan yang tinggi dan kekar.
5
baik. Mengambil penyelesaian dengan cara beradu fisik malah akan memperpanjang
masalah. Oleh karena itu bersikap bijaklah.
7. Jangan mudah terprovokasi. Jadilah orang yang pandai mengendalikan emosi dan tidak
mudah marah. Karena orang yang kuat itu bukanlah orang yang pandai bergulat, tapi orang
yang kuat itu adalah orang pandai mengendalikan dirinya di saat marah.
8. Bersikap sabarlah selama menjalani latihan dan jangan mudah berputus asa. Jalanilah latihan
secara konsisten dan tidak mudah menyerah. Jangan terburu-buru ingin memperoleh hasil.
Laluilah segala prosesnya hingga tuntas.
9. Gunakanlah segala kekuatan fisik kita di jalan kebaikan, seperti melerai orang yang
bertengkar, membantu orang lain memikulkan barangnya, melangkahkah kaki ke masjid dan
lain-lain. Serta hendaklah bersikap ikhlas dalam menjalaninya. Karena setiap sendi yang kita
gerakkan di jalan kebaikan itu akan dinilai sebagai sedekah di sisi Allah subhaanahu wa
ta’aalaa.
10. Jadilah orang yang mandiri, jangan suka bergantung dan menyusahkan orang lain dan jangan
pula menjadi orang yang selalu ingin diberi dan suka meminta-minta kepada orang lain.
Bertawakallah kepada Allah dalam menghadapi segala urusan, termasuk saat menghadapi
berbagai kesulitan ketika belajar dan berlatih. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan
sebaik-baik pelindung.
6
PENUTUPAN
Demikianlah panduan pelatihan Shurulkhan di PPI 73 Garogol. Panduan ini dibuat tak
lebih supaya bisa membimbing tamid selama berlatih, serta memiliki arah dan sikap yang jelas di
dalam pelatihan. Di samping itu juga dengan panduan ini diharapkan bisa membentuk tamid
secara fisik, sikap maupun mental untuk semakin siap dalam mendalami salah satu dari dua aliran
beladiri Shurulkhan, baik itu Thifan Po Khan maupun Syufu Tae Syukhan.
Ketika seseorang mendalami salah satu aliran beladiri Shurulkhan, maka dia akan
dihadapkan pada tugas, kewajiban dan tanggung jawab. Oleh karena itu hendaklah seorang
tamid punya sikap yang serius dan memiliki prinsip yang jelas. Jangan bersikap dan bertindak
asal-asalan dan tidak memiliki prinsip serta arah yang jelas.
Semoga kita senantiasa mendapat arahan dan bimbingan dari Allah subhaanahu wa
ta’aalaa dalam menyusuri jalan-jalan kebaikan. Kepada Allah-lah kita memohon pertolongan,
berlindung dan bertawakal. Allah adalah sebaik-baik penolong dan pelindung serta mencukupi
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.