Anda di halaman 1dari 3

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam ras, etnis dan suku bangsa yang

banyak tak terhingga. Dengan keanekaragaman tadi membuat berbagai macam budaya yang sangat
luas dan tiada tara, sehingga menjadi sebuah budaya yang indah tak ternilai harganya.

Di tengah penduduk yang ada ini, tentunya ada budaya seperti festival, dan perayaan atau sejenisnya
yang merupakan ekspresi dari masing-masing kelompok dan golongan yang mewarnai keberagaman
ini.

Kehidupan yang diisi oleh berbagai macam budaya tentunya memiliki tantangan tersendiri dan bisa
saja menjadi malapetaka bila tak bisa diselesaikan dengan sebagaimanamestinya.

Negara Indonesia merupakan negara dengan kesatuan dan sistem yang telah terbentuk sehingga
sudah mengalami berbagai macam gejolak sehingga dengan adanya budaya yang macam macam tadi
tidak menjadi masalah jika disikapi dengan cara yang baik dan bijaksana.

Diantara kemajemukan yang telah ada lahirlah moderasi beragama. Yang dijadikan beberapa solusi
dalam menghadapi keberagaman dalam bangsa Indonesia ini. Sebelum kita berlanjut kepada makna
yang terkandung dari kata tersebut, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa pengertian dan
istilah yang berkaitan dengan kata tersebut.
Kata moderasi berasal dari bahasa Latin moderatio, yang berarti ‘kesedangan’, ‘tidak berlebihan dan
tidak kekurangan’. Kata ini juga berarti ‘penguasaan diri dari sikap sangat berlebihan dan kekurangan’.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moderasi memiliki dua pengertian, yakni
‘pengurangan kekerasan’ dan ‘penghindaran keekstreman’. Adapun kata moderat diartikan sebagai:
(1) Selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstream (2) ‘berkecendrungan ke arah
dimensi atau jalan tengah’.
Dalam bahasa Inggris, kata moderation sering digunakan dalam pengertian average (‘rata-rata’), core
(‘inti’), standard (‘baku’), atau nonaligned (‘tidak berpihak’). Bila dilihat secara umum, moderat juga
bisa dikatakan mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan, moral, dan watak, entah itu
ketika kita berinteraksi dengan orang lain saat di masyarakat atau dengan lembaga apapun yang ada
di masyarakat.
Sejatinya dalam masyarakat, ketika terjadi perbedaan dalam apapun akan menimbulkan sebuah
bahan atau omongan sehingga membuat isu atau desas desus yang terkadang kurang enak didengar.
Sehingga seolah olah berita apapun yang tersebar merupakan suatu yang benar. Sehingga
dibutuhkan keberanian dalam membangun dan menginformasikan kembali bila memang itu tidak
benar adanya. Sehingga bila perbedaan yang timbul itu hanya karena salahnya penilaian sebagian
masyarakat tentunya akan lebih indah untuk di arahkan sehingga tidak terjadi kerusuhan atau
sesuatu yang tidak diinginkan.

Semisal contoh ada di sebuah negara lain yang dikisahakn hanya memilki beberapa suku atau
kelompok. Kemudian muncullah sebuah prolem ketika ada sebuah masalah yang terjadi suatu waktu,
sehingga menyebabkan gesekan yang menyebabkan negara terkena dampak yang sangat buruk atas
hal itu. Dimulai dari fasilitas publik yang dirusak, keamanan publik yang berkurang, serta
terhambatnya aktivitas sosial yang kesemuanya sangat berpengaruh pada stabilitas sebuah negara.
Sehingga menyebabkan konflik berekepanjangan yang tidak diinginkan oleh berbagai pihak.

Sudah selayaknya hal tersebut bisa menjadi contoh bagi kita bahwa dengan adanya konflik tentunya
bukan hanya mengganggu satu kelompok saja. Bahkan bisa berepengaruh pada struktu yang telah
dibentuk.
Kemudian, bagaimana sikap kita semisal hal tersebut terjadi atau muncul di tengah tengah kita.
Padahal banyak sekali kesuliatan atau hambatan yang tentunya menghadang dalam menghadapi hal
tersebut. Makanya muncullah diantara solusi tersebut yaitu moderasi beragama yang telah kita
bahas pada paragraf sebelumnya.

Merujuk makna moderasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris, kita menemukan padanannya dalam
bahasa Arab melalui kata wasat yang berarti ‘adil’, ‘baik’,’tengah’, dan ‘seimbang’. Seseorang yang
adil akan berada di tengah dan menjaga keseimbangan dalam menghadapi dua keadaan yang
ekstream. Atau wasat bisa dimaknai dengan bagian tengah dari kedua ujung sesuatu dalam bahasa
arab.

Sehingga bila disatukan dalam sebuah pemahaman, maka bisa dikatakan moderasi beragam ialah
sikap yang terbaik dalam mengahdapi sebuah permasalahan tanpa mengganggu sistem sosial yang
telah dibentuk.

Penetapan makna seperti ini memang perlu dipertahankan. Banyak sekali hal yang bisa membantu
dalam memberikan pemahaman yang pas seperti ini. Karena diantara hal yang sangat penting ialah
menjaga ketertiban yang telah ada sebelumnya. Dan ini memang bukan tugas yang mudah, namun
perlu keseriusan dalam menjadikannya sebuah pemahaman yang baik di masyarakat secara umum.

Namun, bila dikaji lebih dalam. Perbedaan cara pandang masyarakat antara satu kelompok dengan
kelompok lain bisa hanya berdasarkan pemahaman masing. Dan kebenaran yang sejati hanyalah
milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan tentunya manusia harus bisa memilih sikap yang baik sehingga
bisa menjadikan lingkungan sekitarnya aman dan tentram.

Bersikap moderat yang sedang dibahas ialah sikap menjaga keseimbangan agar salah satu kutub
ekstrem tidak terlalu mengabaikan dan menafikan yang lainnya. Bukan berarti tidak mengambil sikap
diantara dua kelompok ekstream, atau menolak secara mentah mentah kedua kelompok tersebut.
Yang diambil dari kedua kelompok yang berhadapan.

Perhatian dalam mewujudkan moderasi ini tentunya memiliki tujuan yang sangat dalam. Karena
tidak hanya menjaga situasi antara dua kelompok. Tetapi, menjaga agar keberlangsungan dan
ketentraman tersebut tetap terjaga hingga lintas generasi. Sehingga muncullah peradaban yang
dapat menciptakan generasi yang selalu mewarisi adat dan tradisi yang baik.

Semisal dalam menghadapi sebuah permasalahan, tentunya dikedepankan musyawaroh yang juga
berkaitan yang bagaimana perwakilan dalam setiap kelompok bisa menyampaikan kendala kendala
dalam hidup berdampingan satu kelompok atau lebih yang memiliki berbagai macam budaya yang
berbeda.

Jika dikaji lebih dalam lagi, kelompok masyarakat tentunya mengedepankan kedamaian dan rasa
toleransi yang tinggi. Hanya saja, terkadang ada saja hal yang memantik sebuah konflik sehingga
perlu adanya pemahaman dan saling memahami sehingga tidak terjadi salah faham yang berlebihan.
Sikap yang telah dibentuk dari setiap perwakilan kelompok dalam sebuah pembahasan tentunya
tidak bisa langsung mencair dan berubah mentoleransi secara umum. Namun, butuh waktu yang
bertahap sehingga bisa saling memahami dengan latarbelakang yang sangat dimaklumi.

Sehingga ketika dua perbedaan telah tampak dan alasan alasan itu telah tampil atau terlihat, maka
akan tampaklah dengan sendirinya jalan yang seharusnya diambil.
Karena sejatinya kebenaran ialah sesuatu yang menentramkan hati dan pikiran. Tidak terjadi saling
tuduh atau cercaan apapun. Sehingga kebenaran yang sejati muncul dengan sendirinya karena
kejernihan dari hati dari masing masing yang dibarengi sikap mengambil jalan yang terbaik.

Tentunya saat itu, nuranilah yang bermain sehingga adanya moderasi beragama hanyalah sebuah
jalur atau cara sehingga bisa dikatakan salah satu mode untuk menghadapi konflik yang ada.

Dan pada kesimpulannya dari pembahasan moderasi beragama, perlu adanya sosialisai yang tenang
dan bertahap. Karena terkadang ada saja alasan dari sebagian kecil yang menolak dengan berbagai
alasan tanpa melihat apa saja kebaikan atau sisi negatif yang akan terjadi bila praktek moderasi tidak
diterapkan secara bijak.

Anda mungkin juga menyukai