Anda di halaman 1dari 12

TEMPERAMENT DAN PERKEMBANGAN

(FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TEMPERAMENT DAN KESTABILAN
TEMPERAMENT)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Sosial dan Emosional Anak
Yang dibina oleh Dwi Aminatus Sa’adah, M.Pd.

Oleh:
DIANI LESTARI (2113019)
MARLINA DWI WAHYUNI (2113014)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) TUBAN


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah Swt, Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Temperamen dan Perkembangan (Faktor
Yang Mempengaruhi Temperamen dan Kestabilan Temperamen)”. Dan sholawat serta salam
tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai figur pendidik dan teladan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Aminatus Sa’adah, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Sosial dan Emosional Anak , yang telah membimbing
kami sehingga dapat menambah wawasan kami. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tuban, 26 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Temperamen ......................................................................................... 3

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Temperamen ................................................. 4

2.3 Stabilitas Temperamen ........................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8

A. Simpulan ................................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Anak usia dini yang berusia sekitar 3-6 tahun diharapkan sudah mencapai
perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek seperti perkembangan kognitif, sosial
emosional, fisik motorik, nilai agama dan moral, Bahasa. Pada anak usia prasekolah,
perkembangan sosial emosi tidak hanya penting untuk meningkatkan perkembangan
kognitif saja melainkan juga penting bagi kesehatan mental dan kesejahteraan anak.

1.1 Latar Belakang


Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan oleh kualitas
anak yang baik. Anak sebagai investasi masa depan bangsa perlu mendapat kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik sejak dini. Periode usia dini merupakan
periode golden age dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat (Suryana, 2016). Anak usia 3-6 tahun diharapkan sudah mencapai perkembangan
secara optimal dalam berbagai aspek seperti perkembangan kognitif, sosial emosional,
fisik motorik, nilai agama dan moral, Bahasa.
Pada anak usia prasekolah, perkembangan sosial emosi tidak hanya penting
untuk meningkatkan perkembangan kognitif saja melainkan juga penting bagi
Kesehatan mental dan kesejahteraan anak, mendukung kesiapan sekolah, serta
keberhasilan akademik. Anak yang memiliki perkembangan sosial dan emosional yang
baik mendorong anak untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dalam
berbagai macam aspek perkembangan dan akan terbentuk individu dewasa yang
berperilaku positif. Begitu juga sebaliknya, jika anak kurang dalam memiliki
perkembangan sosial dan emosional maka akan menghambat anak dalam
menyampaikan sesuatu hal.
Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional
anak salah satunya yakni temperamen anak. Erdasarkan teori kepribadian yang
dikemukakan oleh Allport , temperamen sebagai salah satu komponen kepribadian
yang mengacu pada gambaran karakteristik dari sifar emosional individu yang
diwariskan secara genetic, mencakup kerentanan terhadap stimulasi emosi, kekuatan
dan kecepatan dalam merespons, dan kualitas suasana hati.
Temperamen memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang.
Temperamen mempengaruhi tindak balas individu yang memberi kesan terhadap
tingkah laku, hubungan sosial, personality kesehatan fisikal, kebolehan berbahasa dan

1
2

kejayaan dalam akademik. Perbincangan dimulakan dengan sejarah temperamen diikuti


dnegan penyinaran definisi dari pada beberapa orang penyelidik. Pengklasifikasikan
dalam temperamen oleh para penyelidik turut dibincangkan , diikuti penilaian dan
pengukuran dalam temperamen.
Secara tradisi temperamen dikaitkan dengan faktor biologi yang menyebabkan
perbedaan tindak balas tingkah laku individu terutama semasa zaman perkembangan
kanak-kanak. Sehingga kini, penyelidikan berkaitan dengan temperamen telah
diintegrasikan dan diterapkan dalam berbagai aspek yang lebih kompleks seperti
kognisi, interaksi dengan konteks persekitaran serta perubahan dan berkesinambunga
dari semasa ke masa merentasi sempadan geografi dan budaya.
Dengan demikian, pada makalah ini akan dijelaskan secara detail mengenai
temperamen dan perkembangan, yang mana didalamnya dijelaskan dengan beberapa
faktor yang mempengaruhi temperamen dan stablitas temperamen. Guna orang tua dan
pendidik dapat mengetahui pemahamanan mengenai temperamen dengan baik
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, rumusan masalah dalam
makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari temperamen?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi temperamen?
3. Apa saja stabilitas temperamen?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, maka tujuan penulisan makalah
ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian temperamen.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor temperamen.
3. Untuk mengetahui stabilitas temperamen.
BAB II
PEMBAHASAN

Temperamen sangat terkait erat dengan kepribadian, karakter pribadi yang menetap pada
diri seseorang. Bahkan sering kali batasan antara temperamen dan kepribadian ini sangat kabur.
Temperamen dapat dianggap sebagai dasar biologis dan emosional dari kepribadian. Dalam
makalah ini, akan dijelaskan lebih mendalam mengenai temperamen dan perkembangan yang
didalamnya akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi temperamen dan
kestabilan temperamen.

2.1 Pengertian Temperamen


Temperamen adalah hal di mana jiwa dan roh mempengaruhi tubuh, karena jiwa itu selalu
bekerja melalui atau di dalam tubuh. Sudarsono mengartikan temperamen sebagai tabiat atau
watak. Temperamen adalah sifat-sifat batin yang tetap mempengaruhi perbuatan, perasaan dan
sifat batin yang tetap mempengaruhi perbuatan, perasaan dan pikiran. Salah satu segi bawaan
yang ikut menentukan konsistensi psikis dari individu (Sudarsono, 1993).
Dapat disimpulkan tempramen merupakan sifat yang sudah melekat pada diri seseorang
yang mempengaruhi perbuatan, perasaan serta perilaku yang ia bawahi sebagai perilaku
khasnya.
Temperamen didenifisikan sebagai gaya perilaku dan cara khas pemberian respon
seseorang. Temperamen bukan saja cara anak mendekati dan bereaksi terhadap dunia luar
tetapi juga cara mereka meregulasi fungsi mental dan emosional (Santrock, 2009).
Temperamen juga merupakan gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk juga
mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas
kekuatan suasana hatinya, segala cara dari suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor dari
keturunan.
Menurut G. Ewald, dalam buku deteksi kepribadian (Ghazali & Ghazali: 2016)
temperamen adalah konstitusi kejiwaan yang berhubungan dengan fisiologi. Hal yang
menentukannya adalah faktor hereditas dan generitas.
Jadi, faktor turunan yang menentukan kualitas temperan dan bersifat tetap pada diri
seseorang. Tidak mengalami perubahan dan perkembangan karena temperamen bergantung
pada konstitusi tubuh dan. Pengaruh lingkungan dan Pendidikan menurut pandangan ewald
sedikit sekali dalam wujud temperamen.

3
4

Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi kepada konstitusi


tubuh. Yang dimaksud dengan konstitusi tubuh disini adalah keadaan jasmani seseorang yang
terlihat dalam hal-hal yang khas baginya. Oleh karena itu, temperamen sukar diubah atau
dididik. Tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa temperamen merupakan gaya perilaku
atau kepribadian seseorang dan cara khasnya dalam merespon sesuatu. Biasanya anak yang
mengalami temperamen dapat berperilaku sedih, tenang, bahkan marah.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Temperamen


Walaupun relatif stabil sepanjang hidup, temperamen dapat berubah dan berkembang
bersamaan dengan pengalaman dan kedewasaan. Temperamen seseorang pasti akan
berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Berbagai macam temperamen membantu menjelaskan mengapa anak berperilaku
berbeda-beda. Menurut Santrock (2021) dalam buku pola asuh orang tua (Victoranto:
2023), temperamen dan perkembangan sosial emosional anak usia dini, bahwa faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi temperamen seseorang yaitu pengaruh biologis, gender,
dan perbedaan budaya serta pengaruh lingkungan, dan pola pengasuhan.
1. Pengaruh Biologis
Karakter fisiologis yang beragam dianggap memiliki keterkaitan dengan
temperamen yang terhambat diasosiasikan dengan pola fisiologis yang unik yaitu
denyut jantung yang tinggi dan stabil, tingginya hormon kortisol, dan aktivitas
yang tinggi pada otak depan bagian kanan. Temperamen yang terhambat atau
afektif negatif dapat dikaitkan dengan rendahnya tingkat neurotransmitter
serotonin, yang dapat membuat individu rentan terhadap rasa takut dan frustasi.
Kebanyakan anak dengan temperamen sulit pada usia 3 sampai 5 tahun tidak
memiliki penyesuaian diri yang baik ketika dewasa. Faktor biologis dan keturunan
merupakan hal yang sangat mungkin mempengaruhi adanya kontinuitas.
Keterkaitan antara temperamen pada masa kanak-kanak dan kepribadian pada
masa dewasa berbeda-beda tergantung dari konteks intervensi pada pengalaman
individu.
2. Gender dan Budaya
Gender mungkin juga merupakan faktor penting dalam pembentukan konteks yang
mempengaruhi temperamen. Dalam sebuah penelitian seseorang ibu akan lebih
responsif terhadap tangisan bayi perempuan yang merasa terganggu, ketimbang
5

tangisan bayi laki-laki. Berkaitan dengan hal tersebut, reaksi terhadap temperamen
bayi juga bergantung pada budaya.
Sebagai contoh, temperamen yang aktif mungkin lebih dihargai pada kebudayaan
tertentu (seperti Amerika Serikat) tetapi tidak dengan kebudayaan lain (seperti
Cina). Perbedaan budaya pada temperamen terkait dengan perilaku dan sikap orang
tua. Bahkan, temperamen anak sangat berbeda-beda antar kebudayaan.
3. Goodness of Fit dan Pola Pengasuhan
Goodness of Fit adalah kesesuaian antara temperamen anak dan tuntutan
lingkungan yang harus dihadapi anak. Sebagai contoh, anak yang aktif diharuskan
duduk diam dalam jangka waktu yang lama, sedangkan anak yang lambat selalu
dihadapkan dengan situasi yang baru. Ketidaksesuaian antara temperamen dengan
tuntutan lingkungan dapat menimbulkan masalah penyesuain diri pada anak.
Beberapa karakteristik temperamen menimbulkan tantangan yang lebih besar bagi
orang tua dibandingkan dengan karakteristik yang lain. Ketika seorang anak yang
rentan stress, dan menunjukkan gejala rewel atau sering menangis, orang tua
mereka mungkin merespons dengan mengabaikan anak atau memaksa anak untuk
berperilaku sopan. Seharusnya orang tua lebih meningkatkan interaksinya kepada
anak, sehingga bisa meningkatkan kesesuaian antara temperamen anak dan
lingkungan.
Sedangkan menurut Victoranto (2023), secara umum temperamen dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan, antara lain:
1. Faktor keturunan
Faktor keturunan adalah kondisi temperamen yang dibawa sejak kelahiran anak
yang bersangkutan dan ini bersifat stabil, permanen atau menetap. Menurut
penelitian Geurin dan Gottfried ditemukan bahwa anak-anak yang lahir dari
orang tua yang tak mampu menyesuaikan diri, ternyata juga tak mampu
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan hidupnya. Anak-anak
yang memiliki orang tua yang mudah cenderung mudah untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan hidupnya.
Faktor biologis berpengaruh besar terhadap pembentukan dan perkembangan
temperamen yaitu temperamen dipengaruhi oleh sistem syaraf, proses emosi
maupun temperamen terjadi pada setiap makhluk hidup, guguhan dan
pengaturan diri berhubungan erat dengan sistem kerja fisiologis (organ tubuh
manusia).
6

2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan adalah sejauhmana lingkungan mempengaruhi kondisi
temperamen individu, misalnya perlakuan anak dari orang tua. Banyak anak
yang Ketika lahir mengekspresikan perilaku menangis dan emosi negatif
selama 3 bulan pertama, karena hubungan orang tua yang tidak harmonis. Hal
ini akan berubah setelah hubungan orang tua menjadi harmonis. Anak-anak
menjadi tenang, mudah tersenyum dan tertawa.
Temperamen anak merupakan sesuatu yang didapat dari bawaan atau
keturunan, namun kondisi lingkungan juga dapat membantu membentuk
kepribadian anak. Anak yang didukung dengan kondisi lingkungan yang
positif, temperamen anak umbuh menjadi pribadi yang menyenangkan.
Tingkat pengaruh temperamen anak tergantung pada respon orang tua terhadap
anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam
lingkungan sekitar.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi temperamen antara lain pengaruh biologis, gender dan budaya,
goodness of fit dan pola pengasuhan, keturunan, serta lingkungan.

2.3 Stabilitas Temperament


Sejak lahir, anak-anak menunjukkan perbedaan individu yang nyata dengan cara
mereka merespon terhadap lingkungan dan orang lain. Suatu dasar umum yang
menyebabkan perbedaan temperamen pada anak. Menurut psikiater Alexender Chess
dan Sella Thomas yang telah mengidentifikasikan tiga tipe dasar dari temperamen
(Santrock, 2012), diantaranya:
1. Anak bertemperamen mudah (easy chil)
Anak yang pada umumnya memiliki suasana hati yang positif, cepat membangun
rutinitas yang teratur pada masa bayi. Mudah beradaptasi dengan pengalaman-
pengalaman baru dan mudah tersenyum pada orang asing. Sekitar 40% bayi
dapat dikategorikan dalam temperamen tipe ini.
Anak yang bertemperamen mudah ditandai dengan karakteristik atau sifat-sifat
yang mudah untuk diajak kerjasama dengan lingkungan sosial (mudah
berhubungan dengan orang asing). Pada umumnya sikap penerimaan lingkungan
sosial cenderung menyenangkan dan penuh dukungan terhadap anak yang
bertemperamen mudah.
7

2. Anak bertemperamen sulit (difficult child)


Anak bereaksi secara negative dan sering menangis, cepat merasa frustasi,
melibatkan diri dalam hal-hal rutin sehari-hari secara teratur,dan lambat untuk
menerima pengalaman-pengalaman baru. Anak-anak pada golongan ini sering
menampilkan temper tantrum. Sekitar 10% bayi dapat dikategorikan dalam
temperamen ini.
Anak yang bertemperamen sulit adalah anak yng cenderung memiliki
karakteristik negative, sehingga merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan sosial. Anak sulit menjalin hubungan dengan orang asing.
Ia juga mengalami kesulitan dalam elakukan aktivitas rutin. Anak yang memiliki
temperamen sulit, cenderung mengekspresikan kondisi emosi yang buruk, sering
menangis, dan menghindar dari pengalama-pengalaman baru.
3. Anak bertemperamen lambat (slow to warm up child)
Anak memiliki tingkat aktivitas rendah, seseorang yang agak negatif,
tanggapannya lambat terhadap pengalaman baru, dan memperhatikan suasana
hati yang intensitasnya rendah. Sekitar 15% bayi dapet diktegorikan dalam
temperamen ini. Anak bertemperamen lambat adalah anak yang cenderung tidak
stabil kondisi emosinya dalam merespons stimulus dari lingkungan hidupnya.
Terkadang ia merasa mudah tetapi kadang merasa sulit menyesuaikan diri
terhadap tuntutan lingkungan sosial. Anak mungkin akan menarik diri dengan
temperamen lambat agak lamban dalam merespon terhadap suatu stimulus.
Ketiga tipe dasar temperamen in cukup stabil sepanjang masa kanak-kanak.
Dapat disimpulakan bahwa anak yang bertemperamen mudah pada umumnya
siap menerima pengalaman baru karena mudah untuk beradaptasi. Anak dengan
temperamen sulit akan mengalami banyak masalah karena sulit beradptasi dan
menerima pengalaman baru. Sedangkan anak yang bertemperamen lambat sulit
beradaptasi dengan situasi yang baru dan merespon perubahan dengan lambat.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa anak memiliki jenis stabilitas yang
berbeda. Diantaranya yaitu ada anak yang bertemperamen mudah, anak bertemperamen
sulit, dan anak yang bertemperamen lambat
8

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Temperamen merupakan gaya perilaku atau kepribadian seseorang dan cara
khasnya dalam merespon sesuatu. Biasanya anak yang mengalami temperamen
dapat berperilaku sedih, tenang, bahkan marah.
2. Faktor yang mempengaruhi temperamen antara lain pengaruh biologis, gender dan
budaya, goodness of fit dan pola pengasuhan, keturunan, serta lingkungan.
3. Anak memiliki jenis stabilitas yang berbeda. Diantaranya yaitu ada anak yang
bertemperamen mudah, anak bertemperamen sulit, dan anak yang bertemperamen
lambat.

3.2 Saran
Dengan mempelajari materi tentang temperamen dan perkembangan yang
didalamnya dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi temperamen dan
stabilitas temperamen, kami berharap pembaca dapat memiliki pemahaman yang baik
tentang temperamen pada anak. Selanjutnya dengan pemahaman yang baik dan benar
diharapkan pembaca dapat mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaa
DAFTAR RUJUKAN

Ghazali, Muin., Nurseha Ghazali. 2016. Deteksi Kepribadian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Santrock, J. W. 2009. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

------------. 2012. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Sudarsono. 1993. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana, D. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak.
Jakarta: Kencana Premada Media Group.

Victoranto Amseke, Fredericksen. 2023. Pola Asuh Orang Tua, Temperamen dan
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Cilacap: PT Media Pustaka Indo.

Anda mungkin juga menyukai