Anda di halaman 1dari 8

Sigma Teknika, Vol. 6, No.

2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR


SUMBER DAYA AIR DI BATAM

Alpano Priyandes1)
1)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kepulauan
E-mail: alpano@ft.unrika.ac.id1)

ABSTRAK

Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di wilayah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas (KPBPB) Batam diperlukan dukungan infrastruktur salah satunya adalah infrastruktur sumber
daya air dengan ketersediaan air bersih yang memadai. Peningkatan investasi yang masuk ke Batam
memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi yang bertumbuh semakin pesat, namun daya
dukung lingkungan dinilai mengalami permasalahan dengan kondisi ketersediaan air bersih yang ada di
Kota Batam mulai berkurang. Pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif perkiraan
kebutuhan pengembangan utilitas. Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga masih dapat terpenuhi pada
tahun 2025, namun diperkirakan pada tahun 2040 akan terjadi kekurangan pasokan air bersih. KEK
Aero City Hang Nadim diperkirakan membutuhkan jumlah air bersih yang lebih banyak dibandingkan
KEK lainnya, sedangkan KEK MRO membutuhkan air bersih paling sedikit diantara KEK lainnya.

Kata kunci: Kawasan Ekonomi Khusus Batam, Infrastruktur Sumber Daya Air, Ketersediaan Air Bersih.

ABSTRACT

The development of Special Economic Zones (SEZ) in the Batam Free Trade and Free Port Zone
(KPBPB) area requires infrastructure support, one of which is the infrastructure of water resources
with adequate availability of clean water. The increase in investment coming into Batam has had a good
impact on economic growth which is growing more rapidly, but the carrying capacity of the environment
is considered to be experiencing problems with the condition that the availability of clean water in
Batam City is starting to decrease. Qualitative descriptive analysis approach and utility development
needs forecast quantitative analysis. Clean water needs for households can still be met in 2025, but it is
estimated that in 2040 there will be a shortage of clean water supply. Aero City Hang Nadim SEZ is
estimated to require a larger amount of clean water than other SEZs, while MRO SEZ requires the least
amount of clean water among other SEZs.

Keywords: Batam Sepecial Economic Zone, Water Resources Infrastructure, Clean Water Supply.

503
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

1. PENDAHULUAN Kota Batam mulai berkurang. Maka untuk


Dilihat dari posisi geografis Batam yang menangani permasalahan ini, diperlukan
berbatasan langsung dengan Singapura dan dukungan salah satunya adalah meningkatkan
Malaysia membuat Pulau Batam berada di jalur infrastruktur terkait pengelolaan ketersediaan
strategis perdagangan dan pelayaran internasional. sumber daya air.
Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 87 Tahun 2011 telah ditetapkan Kawasan
Strategis Nasional (KSN) Batam-Bintan-Karimun 2. TINJAUAN PUSTAKA
(BBK).
Sebelumnya Batam juga telah ditetapkan 2.1 Daya Dukung Lingkungan
sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun
Pelabuhan Bebas (KPBPB) berdasarkan Peraturan 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan kehiduan manusia beserta lingkungan hidup
Bebas Batam. Adapun, wilayah KPBPB Batam lainnya. Didukung dalam peraturan menteri
meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau lingkungan hidup nomor 17 tahun 2009 terdapat
Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau beberapa unsur dalam daya dukung lingkungan
Galang dan Pulau Galang Baru, serta dibentuknya hidup yakni:
Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk mengelola • Kemampuan lahan untuk alokasi
wilayah KPBPB Batam. Sesuai dengan pemanfaatan lahan,
kewenangannya, maka BP Batam mengusulkan • Ketersediaan dan kebutuhan lahan, dan
bagian dari KPBPB Batam menjadi Kawasan • Ketersediaan dan kebutuhan air.
Ekonomi Khusus (KEK).
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah 2.2 Pengelolaan Air Bersih
kawasan dengan batas tertentu yang tercakup Aktivitas konversi telah memberikan dampak
dalam daerah atau wilayah untuk buruk baik terhadap lingkungan seperti rusaknya
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan ekosistem (Rudianto dan Isdianto, 2020),
memperoleh fasilitas tertentu. Melihat potensi- berkurangnya kawasan tangkapan air yang
potensi yang ada di lapangan, maka Badan diperlukan untuk mengisi air baku (Pamekas,
Pengusahaan Batam (BP Batam) berusaha 2011) dan menurunnya kapasitas dan kualitas air
mengambil peran dalam pengembangan kawasan- di Kota Batam (Chalil, 2013).
kawasan ekonomi khusus yang ada di Pulau Daya dukung lingkungan Kota Batam dinilai
Batam, meliputi KEK Kesehatan Internasional, mengalami permasalahan. Hal ini ditunjukkan
KEK Nongsa Digital Park (NDP) dan KEK dengan kondisi ketersediaan air bersih yang ada di
Maintenance Repair and Overhaul (MRO) serta Kota Batam mulai berkurang. Berdasarkan data
KEK Aero City Hang Nadim. BPS Kota Batam, jumlah penggunaan air bersih di
Disamping itu, Kota Batam juga memiliki Kota Batam mengalami peningkatan yang
infrastruktur dalam menunjang pengembangan signifikan dari tahun ke tahun. Data yang
KEK yang dibangun berstandar internasional diperoleh tersebut kemudian dianalisis, dalam hal
sehingga menjadikan kota ini sangat menarik bagi ini dikaji adalah pengunaan air bersih untuk
investor untuk berinvestasi di Kota Batam. kebutuhan non komersial seperti rumah tangga
Peningkatan investasi yang masuk ke Kota tinggal, instansi pemerintah, dan fasilitas umum
Batam memberikan dampak yang baik bagi seperti tempat peribadatan, kesehatan, sosial serta
pertumbuhan ekonomi yang bertumbuh semakin industri.
pesat. Untuk dapat tetap mempertahankan dan
meningkatkan aktivitas investasi di Kota Batam 3. METODE PENELITIAN
adalah konversi lahan. Namun tidak dipungkiri Teknik analisis data yang digunakan, sebagai
daya dukung lingkungan Kota Batam dinilai berikut:
mengalami permasalahan. Hal ini ditunjukkan 1) Analisis deskriptif kualitatif, digunakan
dengan kondisi ketersediaan air bersih yang ada di untuk mengolah data yang sifatnya deskriptif

504
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

sebagai cara untuk melakukan pengamatan pada Pn = Po + cn atau Pn = Po (1+ rn)


objek yang akan diamati khususnya terkait dimana:
infrastruktur pariwisata, perhubungan dan Pn : Penduduk pada tahun n
kawasan industri dan KEK, sehingga dapat Po : Penduduk pada tahun awal
menjelaskan dan menganalisis kebutuhan, c : Jumlah pertambahan penduduk konstan
ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan. (nilai absolut)
r : Angka pertambahan penduduk (%)
2) Analisis perkiraan kebutuhan n : Periode (waktu) antara tahun awal dan tahun
pengembangan utilitas, termasuk di dalam sistem
prasarana wilayah salah satunya yaitu prasarana 2) Geometric
air minum. Metode kebutuhan prasarana Pertumbuhan penduduk secara geometric,
dilakukan berdasarkan: dimana pertumbuhan penduduk yang
a) Penetapan jenis dan jumlah prasarana; menggunakan dasar bunga majemuk angka
b) Standar teknis perencanaan kebutuhan pertumbuhan penduduk dianggap sama untuk
prasarana berdasarkan jumlah penduduk setiap tahun.
pendukung prasarana tersebut;
c) Standar perhitungan masing-masing Pn = Po (1 + r) n
prasarana mengacu pada SNI 03-1733- dimana:
2004 tentang Tata Cara Perencanaan Pn : Penduduk pada tahun n
Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Po : Penduduk pada tahun awal
Metode penempatan dilakukan berdasarkan: r : Angka pertumbuhan penduduk (%)
a) Jaringan atau penempatan prasarana yang n : Waktu dalam tahun (periode proyeksi)
ada pada saat ini;
b) Kebijakan pembangunan prasarana 3) Eksponensial
wilayah; Pertumbuhan penduduk secara terus menerus
c) Kriteria lokasi prasarana; setiap hari dengan angka pertumbuhan konstan.
d) Hubungan fungsional antara sarana dan
prasarana dan antar prasarana melalui Pn = Po x e rn
matrik hubungan fungsional. dimana
Secara umum dapat dilakukan analisis Po : penduduk pada tahun aal
dengan metode/teknik seperti berikut: n : waktu dalam tahun (periode proyeksi)
r : angka pertumbuhan penduduk (%)
• Proyeksi Penduduk Pn : penduduk pada tahun n
Untuk memperkirakan proyeksi jumlah e : bilangan pokok sistem logaritma natural
penduduk hingga 20 tahun mendatang. Ada = 2,7182818
beberapa metode yang akan digunakan sesuai Hasil metode eksponensial dan geometrik
dengan karakteristik perkembangan/pertumbuhan hamper sama jika laju pertumbuhannya (r) relative
penduduk dimasa lampau (5 tahun terakhir), rendah (antara 1-2%)
diantaranya adalah: 4) Polinomial
Asumsi dalam metode ini adaah
1) Linear Aritmatik kecenderungan dalam laju pertumbuhan pendudk
• Pertumbuhan penduduk relative tetap/ dianggap tetap atau dengan kata lain hubungn
konstan setiap tahun masa lampau digunakan untuk memperkiraka
• Digunakan jika hanya jumlah penduduk perkembangan yang akan datang. Rumus Kura
total yang ingin diketahui Polinomial adalah sebagai berikut:
• Digunakan jika data yang lebih spesifik
untuk metode lain tidak tersedia Pt -Q = Pt + b (Q)
• Kelemahan: fertilitas, mortalitas, dan Dimana:
migrasi tidak dipertimbangkan Pt : Jumlah penduduk pada tahun dasar.
Pt – Q : Jumlah penduduk pada tahun (t – Q)

505
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

Q : Selang waktu pada tahun dasar ke tahun Tabel 3. Laju Pertumbuhan Penduduk di Wilayah
(t – Q) KPBPB Batam
Jumlah Penduduk (Jiwa) Rata - Rata
Wilayah
Laju
No KPBPB
2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
Batam
(%)
b nq -1 = b/ Q-1 1. Pulau Batam 987.141 1.010.753 1.016.350 1.033.557 1.059.801 5,27
Pulau Tonton,
Dimana: 2 Pulau Nipah, 2.851 2.827 2.829 2.851 2.903 0,46
Pulau Setokok
b : Rata-rata pertambahan jumlah penduduk Pulau
Rempang,
tiap tahun 3 Pulau Galang,
Pulau Galang
13.360 13.331 13.041 13.776 13.211 2,22

bn : Tambahan penduduk n tahun. Baru


Jumlah (Jiwa) 1.003.352 1.026.911 1.032.220 1.050.184 1.075.915 5,22

• Air Bersih (Sumber: Analisis)


Dari tabel laju pertumbuhan penduduk
Tabel 1. Kriteria Kebutuhan Air Bersih tertinggi ada di Pulau Batam sebesar 5,27% dan
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa)
500.000
100.000 s/d
20.000 laju pertumbuhan penduduk terendah ada di Pulau
> 1.000.000 s/d s/d < 20.000
Uraian
1.000.000
500.000
100.000 Tonton, Pulau Nipah dan Pulau Setokok adalah
Kota
Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil Desa
Konsumsi
Metropolitan 0,46%.
Domestik,
Sambungan > 150 150 - 120 90 - 120 80 - 120 60 - 80
2) Analisis Proyeksi Penduduk
Rumah (SR)
(liter/org/hari) Analisis perkembangan penduduk ini
Konsumsi Unit
Non Domestik merupakan analisis perhitungan proyeksi
a. Industri besar
0,2 - 0,8 0,2 - 0,8 0,2 - 0,8
(liter/detik/ha)
b. Pariwisata (liter
penduduk sampai dengan akhir tahun
0,1 - 0,3 0,1 - 0,3 0,1 - 0,3
/ detik /ha)
perencanaan, yaitu pada tahun 2040. Hasil
(Sumber: Analisis) perhitungan proyeksi ini akan menjadi acuan
Adapun standar pelayanan minimal kawasan untuk melakukan berbagai analisis kebutuhan
industri dimana pendekatan kebutuhan infrastruktur di wilayah KPBPB Batam.
infrastruktur di KEK mengikuti ketentuan Tabel 4. Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah
KPBPB Batam 2020 - 2040
terhadap standar teknik pelayanan umum di No Wilayah KPBPB Batam
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
2020 2025 2030 2035 2040
Kawasan Industri. 1. Pulau Batam 1.115.690 1.442.578 1.865.241 2.411.741 3.118.361
Pulau Tonton, Pulau Nipah,
2 3.056 3.951 5.109 6.606 8.542
Pulau Setokok
Pulau Rempang, Pulau
3 13.908 17.983 23.251 30.064 38.872
Tabel 2. Standar Teknis Pelayanan Umum di Galang, Pulau Galang Baru
Jumlah (Jiwa) 1.132.654 1.464.512 1.893.602 2.448.411 3.165.775
Kawasan Industri
Sumber PDAM/ air (Sumber: Analisis)
tanah usaha sendiri Sementara itu, juga di proyeksikanjumlah
Air Bersih 0,55 – 0,75 liter/ha
sesuai ketentuan yang rumah tangga di wilayah KPBPBBatam.
berlaku Tabel 5. Proyeksi Jumlah Rumah Tangga di Wilayah
(Sumber: Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri KPBPB Batam 2020 – 2040
(Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001) No Wilayah KPBPB Batam
Proyeksi Jumlah Rumah Tangga (RT), 1 RT = 5 Jiwa
2025 2030 2035 2040
1. Pulau Batam 288.516 373.048 482.348 623.672
Pulau Tonton, Pulau Nipah,
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 2
Pulau Setokok
790 1.022 1.321 1.708
Pulau Rempang, Pulau
Analisis Kependudukan 3
Galang, Pulau Galang Baru
3.597 4.650 6.013 7.774
Jumlah (Jiwa) 292.902 378.720 489.682 633.155
1) Laju Pertumbuhan Pendudukan
Proyeksi penduduk diartikan perhitungan (Sumber: Analisis)
ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen- Analisis Kebutuhan Infrastruktur
komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu 1) Kebutuhan Sumber Daya Air
kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Ketiga Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa
komponen inilah yang menentukan besarnya sumber air baku di wilayah KPBPB Batam berasal
jumlah penduduk dan struktur penduduk di masa dari waduk yang tersebar di wilayah Pulau Batam.
yang akan datang.
Laju pertumbuhan penduduk secara alami
dipengaruhi oleh angka kelahiran, kematian dan
migrasi. Angka persentase digunakan untuk
menghitung, memperkirakan atau
memproyeksikan jumlah penduduk untuk waktu
yang akan datang.

506
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

Tabel 6. Ketersedian Sumber Daya Air di Wilayah 2.852,14 lt/detik. Sementara itu, air bersih yang
KPBPB Batam (Badan Usaha Fasilitas dan dibutuhkan pada tahun 2025 mencapai 2.543
Lingkungan, BP Batam, 2020) lt/detik. Sehingga pada tahun 2025 masih dapat
KAPASITAS KAPASITAS
KAPASITAS
DESAIN WTP
No NAMA WADUK/WTP VOLUME (M3)
WTP TERPASAN
PRODUKSI terjadi surplus (kelebihan) supply air bersih
(L/Detik)
(L/Detik) G (L/Detik)
1 Waduk Sei Harapan 3.600.000,00 210,00 210,00 194,66
sebesar 309,58 lt/dt. Namun, apabila sampai
2 Waduk Sei Ladi 9.490.000,00 240,00 270,00 218,87
3 Waduk Muka Kuning 12.270.000,00 310,00 310,00 284,64 tahun 2040 dengan kebutuhan yang terus
4 Waduk Sei Nongsa 720.000,00 60,00 110,00 31,46
5 Waduk Duriangkang 78.180.000,00 3.000,00 2.200,00 2.122,51 meningkat maka diperkirakan supply air bersih
6 Waduk Sei Baloi 270.000,00 30,00 60,00
7
Waduk Tembesi (Belum
41.876.080,00 600,00
untuk rumah tangga tidak mencukupi lagi. Tahun
Beroperasi)
8
Rencana Waduk
5.166.400,00 232,00
2040 diperkirakan kekurangan supply air bersih
Rempang
9
Rencana Bendungan Sei
472,00
sebesar 2.644,00 lt/dt.
Gong
Jumlah 151.572.480,00 5.154,00 3.160,00 2.852,14

Tabel 8. Ketersediaan Supply Kebutuhan Air Bersih


(Sumber: Analisis) Rumah Tanggaa di Wilayah KPBPB Batam
Kriteria yang diambil untuk menghitung Jumlah (liter/org/detik)

Wilayah Kapasitas
kebutuhan air bersih mengikuti standar Kota KPBPB Air
Kebutuhan Air Ketersediaan Air
Batam
Metropolitan. Tahun
2019
Tahun
2025
Tahun
2030
Tahun
2035
Tahun
2040
Tahun
2025
Tahun
2030
Tahun
2035
Tahun
2040
Pulau Batam
Pulau Tonton,
Pulau Nipah,
Tabel 6. Kriteria Kebutuhan Air Bersih di Wilayah Pulau Setokok
Pulau 2.852,14 2.543 3.288 4.251 5.496 309,58 -435,36 -1.398,57 -2.644,00
KPBPB Batam Rempang,
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa) Pulau Galang,
500.000 s/d 100.000 s/d 20.000 s/d Pulau Galang
> 1.000.000 < 20.000
Uraian 1.000.000 500.000 100.000 Baru
Kota
Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil Desa
Metropolitan
Konsumsi Domestik,
Sambungan Rumah (SR) > 150 150 - 120 90 - 120 80 - 120 60 - 80 (Sumber: Analisis)
(liter/org/hari)
Konsumsi Unit Non Domestik Wilayah KPBPB Batam memiliki kawasan
a. Industri besar
0,2 - 0,8 0,2 - 0,8 0,2 - 0,8
(liter/detik/ha)
b. Pariwisata (liter / detik
pariwisata dan kawasan industri yang menyebar
0,1 - 0,3 0,1 - 0,3 0,1 - 0,3
/ha)
diseluruh kawasan. Tentunya kawasan pariwisata
(Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya, dan kawasan industri memerlukan air bersih.
Kemen PU 1996 dan diolah dari berbagai sumber) Perhitungan kebutuhan air bersih untuk
Dari kriteria perencanaan kebutuhan air Kawasan Industri dan Kawasan Pariwisata,
bersih, untuk konsumsi domestik digunakan mempunyai cara perhitungan yang berbeda dari
asumsi yaitu 150 liter/org/hari. Sehingga, dapat perhitungan kebutuhan air bersih untuk wilayah
diperoleh proyeksi kebutuhan air bersih untuk KPBPB Batam. Kawasan industri dihitung dengan
wilayah KPBPB Batam sampai tahun 2040 mengikuti standar 0,8 lt/dt/ha dan kawasan
dibutuhkan sekitar 5.496 liter/org/detik. pariwisata mengikuti standar 0,3 lt/dt/ha.

Tabel 7. Jumlah Kebutuhan Air Bersih Rumah Tabel 9. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Pada
Tangga di Wilayah KPBPB Batam Kawasan Industri dan Kawasan Pariwisata di
Wilayah KPBPB Batam
No
Wilayah KPBPB Kebutuhan Air Bersih (150 liter/orang/hari) Kebutuhan
Batam 2025 2030 2035 2040
1 Pulau Batam 216.386.656 279.786.154 361.761.180 467.754.210 No. KPBPB Batam Luas (ha) Air Bersih
Pulau Tonton,
2 Pulau Nipah, Pulau 592.725 766.388 990.934 1.281.269 (lt/dt/ha)
Setokok
Pulau Rempang, Kawasan Industri
3 Pulau Galang, Pulau 2.697.378 3.487.688 4.509.551 5.830.812 1 1.690,30 1.352
Galang Baru (0,8 lt/dt/ha)
Jumlah
219.676.759 284.040.230 367.261.665 474.866.291 Kawasan
(liter/org/hari)
Jumlah
(liter/org/detik)
2.543 3.288 4.251 5.496 2 Pariwisata 887,18 266
(0,3 lt/dt/ha)
(Sumber: Analisis) (Sumber: Analisis)
Setelah mendapati kebutuhan air untuk Jumlah kebutuhan air bersih digabungkan
rumah tangga, maka akan dihitung ketersediaan dari kebutuhan air untuk wilayah KPBPB Batam,
air bersih untuk saat ini dan masa yang akan Kawasan Industri dan Kawasan Pariwisata untuk
datang. Dari hasil data yang ada bahwa tahun 2020 masih terpenuhi. Namun, diperkirakan
ketersediaan air bersih untuk rumah tangga di kebutuhan air bersih tidak dapat terpenuhi atau
wilayah KPBPB Batam tahun 2019 mencapai defisit air bersih akan terjadi pada tahun 2025.

507
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

Dukungan Infrastruktur Kawasan Ekonomi perkerasan


Khusus (KEK) minimal 8 m
Tabel 10. Luas (Ha) dan Jenis Kegiatan di KEK Batam 2 arah dengan
Kawasan b. Jalan
perkerasan
Ekonomi Luas lingkungan
No Kegiatan minimal 7 m
Khusus (Ha) (Sumber: Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan
(KEK) Industri (Industrial Estate) di Daerah, Ballitbang Indag -
IT Digital, Puslitbang, 2001)
Nongsa
1 166,45 pariwisata dan 1) Infrastruktur Sumber Daya Air
Digital Park
sarana pendukung
Dukungan infrastruktur sumber daya air
Maintanace,
repair and
Industri perbaikan untuk KEK Nongsa Digital Park, MRO, Aero City
2 30,00 dan perawatan Hang Nadim, Kesehatan Internasional Sekupang
overhaul
pesawat berupa dukungan adanya sumber air baku yang
(MRO)
Pergudangan, tersebar di seluruh wilayah KPBPB Batam.
distribusi, add
value services, Tabel 12. Kebutuhan Air Bersih di KEK Batam
3 Aero City 1.763,00 halal hub, non Kawasan Air Bersih
resident inventory, No. Ekonomi Khusus Luas (ha) (0,75
e-commerce, (KEK) liter/ha)
TOD/CBD Nongsa Digital
1 166,45 124,84
Kesehatan Industri Kesehatan Park
4 Internasional 44,50 (rumah sakit, Maintenance,
Sekupang pabrik farmasi) 2 Repair and 30 22,50
(Sumber: BP Batam, 2020) Overhaul (MRO)
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 4 Kawasan 3 Aero City 1.763 1.322,25
Ekonomi Khusus (KEK) yang akan Kesehatan
dikembangkan. Kegiatan dalam kawasan KEK, 4 Internasional 44,5 33,38
lebih berorientasi pada kegiatan perindustrian. Sekupang
Oleh karena itu, pendekatan kebutuhan Jumlah 1.502,96
(Sumber: Analisis)
infrastruktur mengikuti ketentuan terhadap
standar teknis pelayanan umum di Kawasan
Strategi Pembangunan Infrastruktur
Industri.
Strategi pembangunan infrastruktur yang
Tabel 11. Standar Teknis Pelayanan Umum di direncanakan, telah tertuang dalam dokumen
Kawasan Industri Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengusahaan
Teknis Batam Tahun 2020 – 2024, sudah berupaya
Standar membuat rancangan rencana program
No Pelayan Keterangan
Kebutuhan
an pembangunan. Dalam hal ini, arah pembangunan
0,15-0,2 Sumber dari PLN infrastruktur sebagai berikut:
1 Listrik
MVA/Ha atau swasta 1. Pengembangan jaringan dan infrastruktur
Teleko Termasuk darat untuk meningkatkan aksesibiltas ke pusat-
2 munika 4-5 SST/Ha faxmile/telex, pusat aktivitas sektor prioritas berupa:
si Telepon umum 1 • Pengembangan jaringan drainase untuk
SST/16 ha
mengurangi potensi banjir dan menambah
Sumber
Air 0,55-0,75 PDAM/air tanah potensi air baku, pembangunan jaringan
3 drainase primer di Kawasan Industri Kabil,
Bersih liter/ha Usaha sendiri
sesuai ketentuan Tanjung Uncang, Batam Center, Pelabuhan
yang berlaku Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil serta
2 jalur 1 arah jaringan drainase sekunder di kawasan Batu
4
Jaringa
a. Jalan utama
dengan perkiraan Aji dan Bengkong berkoordinasi dengan
n Jalan 2x7 m, atau 1 pemerintah kota.
jalur dengan

508
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

2. Pengelolaan air baku dan limbah di • Pariwisata: 266 lt/dt


wilayah KPBPB Batam untuk menunjang c) Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga
pengelolaan kawasan yang berwawasan masih dapat terpenuhi pada tahun 2025,
lingkungan dan berkelanjutan, yaitu sebagai namun diperkirakan pada tahun 2040 akan
berikut: terjadi kekurangan pasokan/suply air bersih.
• Pemanfaatan potensi air baku pada Sei. Prediksi ini akan memungkinkan terjadi,
Gong hingga 150 liter/detik dan Sungai apabila tidak ada upaya peningkatan jumlah
Rempang hingga 320 liter/detik, sebagai ketersediaan sumber air baku dan produksi
cadangan air minum bagi pengembangan air berih.
Pulau Rempang dan Pulau Galang. 2. Ketersediaan dan kebutuhan infrastruktur
• Menjaga dan meningkatkan potensi dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK):
ketersediaan air baku yang saat ini • Kebutuhan air bersih di 4 KEK Batam
pertumbuhannya sekitar 4 hingga 5 % mencapai 1.502,96 liter/ha. KEK Aero City
pertahun dengan memanfaatkan tujuh waduk Hang Nadim diperkirakan membutuhkan
existing sebagai sumber air bersih serta jumlah air bersih yang lebih banyak
menjaga kualitas dan kuantitas dibandingkan KEK lainnya yaitu 1.322,25 liter
pengembangan air di Batam serta mencari /ha. Sedangkan KEK MRO membutuhkan air
potensi-potensi sumber daya air baku baru. bersih paling sedikit diantara KEK lainnya
• Peningkatan potensi ketersedian air baku yaitu 22,50 liter/ha.
dengan rencana operasional waduk tembesi
yang diharapkan mampu melayani sekitar DAFTAR PUSTAKA
250 ribu jiwa dengan kapasitas 600 liter/ [1] Chalil TM (2017). Pemodelan Dampak
detik serta penyempurnaan operasional Pembangunan Jembatan Batam-Bintan
waduk. Terhadap Dinamika Kependudukan,
• Pembangunan WTP Tembesi dan Ekonomi, dan Guna Lahan Batam dan
Rempang serta jaringan distribusi primer Sei Bintan. Journal of Regional and City
Gong-Sei Rempang Tembesi dan Tembesi- Planning 2013;23:241. Tersedia:
Batu Aji. https://doi.org/10.5614/jpwk.2012.23.3.5.
• Peningkatan kapasitas Instalasi Dalamhttps://www.ojs.ummetro.ac.id/inde
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari 2.850 x.php/tapak/article/view/419
m3/ hari menjadi 20.000 m3/hari. [2] Hadi, Nor. 2013. “Pasar Modal: Acuan
• Perluasan dan penataan Kawasan Teoritis dan Praktis Investasi” dalam
Pengolahan Limbah Industri (KPLI) B3 Instrumen Keuangan Pasar Modal.
Kabil untuk meningkatkan kapasitas layanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[3] Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan
5. KESIMPULAN DAN SARAN Pasar Modal. Yogyakarta: UPP-STIM
1) Ketersediaan dan kebutuhan infrastruktur YKPN.
sumber daya air/air bersih di Batam, sebagai [4] Pamekas R. 2011. Kinerja Pengelolaan
berikut: Sumber Air Baku Untuk Penyediaan Air
a) Pada Tahun 2019 Ketersediaan produksi Minum Kota Batam. Jurnal Sumber Daya Air
air bersih melalui WTP di Batam mencapai 2011;7:1–14. Tersedia:
2.852,14 lt/dt. Semantara itu, kebutuhan air https://jurnalsda.pusair-
bersih untuk rumah tangga mencapai: pu.go.id/index.php/JSDA/article/view/377
• Tahun 2025: 2.543 lt/dt [5] Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011
• Tahun 2030: 3288 lt/dt tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
• Tahun 2035: 4.251 lt/dt Batam, Bintan, Dan Karimun.
• Tahun 2040: 5.496 lt/dt [6] Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007
b) Kebutuhan air bersih untuk non rumah tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
tangga mencapai: Pelabuhan Bebas Batam.
• Industri: 1.352 lt/dt

509
Sigma Teknika, Vol. 6, No.2: 503-510
November 2023
E-ISSN 2599-0616
P-ISSN 2614-5979

[7] Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015


tentang Peraturan Presiden No. 38 Tahun
2015.
[8] Rudianto & Isdianto, A. 2020. Management
of Sustainable Coastal Reclamation Areas: A
Case Study of the Reclamation of Tering Bay
in Batam Island, Indonesia. Journal of
Aquaculture and Fish Health, 9(February),
57–68. Tersedia:
https://e-
journal.unair.ac.id/JAFH/article/download/1
5379/9034
[9] Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
[10] Peraturan menteri lingkungan hidup nomor
17 tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan
Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam
Penataan Ruang.

510

Anda mungkin juga menyukai